MENAHUN
Skenario 3
Blok Saraf dan Prilaku
KELOMPOK A-1
KETUA : Hielmy Auliya Hasyim (1102015091)
SEKRETARIS : Ainul Jihan Nur Anjali(1102016012)
ANGGOTA : Deni Rizki Kurniawan (1102014067)
Akbar Fitrianto (1102015013)
Abdul Halim (1102016001)
Alya Namira (1102016019)
Krisna Anwar Suwandi (1102016099)
Nyeri Kepala Menahun
Perempuan 35 tahun berkonsutasi dengan dokter keluarga dengan keluhan
sakit kepala berulang sejak 2 tahun lalu. Sakit kepala seperti tertimpa
beban berat dan nyeri pada tengkuknya. Sakit kepala ini disertai dengan
insomnia. Sakit kepala berawal sejak pasien diceraikan oleh suaminya 2
tahun yang lalu dan harus berpisah dari kedua anaknya. Oleh dokter pasien
disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut ke neurolog dan psikiater.
Neurolog mengatakan bahwa pasien mengalami nyeri kepala tipe
tegang,sedangkan psikiater menyimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri
somatoform (psikogenik). Walaupun ia sudah bercerai,tapi ia tetap
bertanggung jawab untuk membimbing anaknya sesuai dengan prinsip
keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah
Kata sulit
Setelah masuk ke medulla spinalis, maka akan membentuk Traktus Posterolateral (Lissauri). Lalu berlanjut ke
neuron orde kedua yang terletak pada kelompok sel substansia gelatinosa cornu posterius substansia grissea.
Axon dari orde kedua menyilang garis tengah pada commisura anterior substansia grisseadan substansia alba,
kemudian naik ke atas pada sisi kotralateral sebagai traktus spinothalamicus anterior. Traktus tsb berjalan
medialis dari traktus spinocerebrallisanterius. Sewaktu jalan ke atas, serabut syaraf baru terus bertambah sesuai
dengan banyaknya segmen medulla spinalis.
Saraf berlanjut pada medulla oblongata, traktus spinothalamicus anterior nantinya bergabung dengan Tractus
spinothalamicus lateralis & Tractus spinotectalis. Ketigatractus ini bersama-sama membentuk LEMNISCUS
SPINALIS
Berlanjut ke PONS, MESENCEPHALON, DAN DIENCEPHALON. Lemniscus spinalis beriringan dengan Lemnicus
Medialis bersinapsis pada neoron orde ketiga yaitu: Nucleus postlateral dari kelompok ventral thalamus (bagian
dari nucleus lateralis thalamus). DISINILAH TERJADI PENILAIAN KASAR SENTUHAN DAN TEKANANMULAI
DIINTERPRETASI.
Lanjut ke korteks cerebri, axon dari neuron orde ketiga memasuki Crus posteriorcapsula interna dan Corona
radiata untuk berakhir pada GYRUS POSTCENTRALIS (area brodmann 3,2,1) dari sini sensasi sentuhan dan
tekanan disadari.
Nyeri kepala atau cephalalgia adalah gejala dari berbagai macam penyakit
ringan hingga berat yang timbul sebagai hasil rangsangan terhadap area di
kepala dan batas leher yang peka terhadap nyeri.
Episodik Kronik
Serangan nyeri kepala klaster yang terjadi pada Serangan nyeri kepala klaster terjadi lebih dari 1
periode yang berlangsung 7 hari sampai 1 tahun, tahun tanpa remisi disertai remisi-remisi yang
dipisahkan oleh periode bebas nyeri yang berlangsung kurang dari 1 bulan.
berlangsungj 1 bulan atau lebih lama. Kriteria diagnostik :
2.5 Memahami dan
Menjelaskan
Patofisiologi Nyeri
Kepala
2.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Nyeri
Kepala
Nyeri Kepala Migrain
Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh
nyeri kepala unilateral dan kadang-kadang bilateral
yang dapat disertai muntah, berdenyut dan gangguan
visual
Migren dengan aura
Gejala visual meliputi pandangan gelap berupa kilasan gelap yang cepat
Aura umumnya membaik setelah 15 hingga 20 menit
Pasien lebih suka berbaring diruang gelap dan tidur
Gejala yang menyertai adalah fotofobia, mual, muntah, dan pucat
Tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah satu dari fotofobia dan
fonofobia
Gejala klinis : nyeri tumpul seperti diikat atau ditekan, tidak berdenyut,
nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher.
Diagnosis Nyeri Kepala Migren
Migren dengan aura harus terdapat paling tidak tiga dari empat karakteristik
berikut :
1.Migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi
serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak
2. Paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur-angsur lebih dari 4
menit
3.Aura tidak bertahan lebih dari 60 menit
4.Sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60
menit
Migren tanpa aura harus terdapat paling sedikit 5x serangan nyeri kepala seumur
hidup yang memenuhi kriteria berikut :
1.Berlangsung 4 – 72 jam
2.Paling sedikit memenuhi dua dari :
1. Unilateral
2. Sensasi berdenyut
3. Intensitas sedang berat
4. Diperburuk oleh aktivitas
5. Bisa terjadi mual muntah, fotofobia, dan fonofobia
Diagnosis Nyeri Kepala Cluster
Nyeri selalu unilateral dan biasanya terjadi pada region yang sama secara
berulang-berulang
Umumnya terjadi pada malam hari, membangunkan pasien dari tidur, terjadi
setiap hari, sering kali terjadi lebih dari sekali dalam satu hari
Nyeri kepala ini bermulai sebagai sensasi terbakar pada aspek lateral dari
hidung atau sebagai sensasi tekanan pada mata
Jenis obat
1. Ergotamin Dosis : 1-2 mg oral/jam, maksimal 3 dosis sehari, gunakan dosis efektif terkecil.
Suppos : 1 mg, dosis maks, 2-3/ hr dan 12/bulan
Kontra indikasi : pengguna triptans, hamil, menyusui, hipertensi, sepsis, coronary, cerebral,
peripheral vascular disease.
Adverse react: Increased incidence of migraines, daily headaches, tachycardia,arterial spasm,
numbness and tingling, vomiting, diarrhea, dizziness, abdominal cramps.
1. Caffeine plus Ergotamine Dosis: 2 tablet (100 mg caffeine/1mg ergot) pada saat onset, kemudian 1 tab tiap 30 menit,
dapat naik sampai 6 tab.(jangan lebih
10 tab/minggu nya).
Suppos (2 mg ergot/100 mg caff).
1. Dihydroergotamine (DHE) Dosis: 1 mg IM, SC Max initial dose: 0.5 to 1.0 mg; dapat diulang tiap jam sampai dosis max 3
mg IM atau 2 mg IV per hari, dan 6 mg per minggu.
Intranasal: 0.5-mg spray pada tiap nostril, dosis maksimal 4 spray (2 mg) per hari.
Triptans
1. Sumatriptan Dosis: 6 mg SC, dapat diulang dalam 1 jam, dosis maksimal 12 mg/hr. 25 -100 mg oral /2 jam,
dosis maks: 200 mg/hari
Max initial dose: 100 mg.
Intranasal: 5 -10 mg (1-2 spray) pada satu nostril; dapat diulang sesudah 2 jam, dosis maksimal
40 mg/hari.
Kontraindikasi : Ergotamine, hemiplegic atau basilar migraine, hamil, gangguan fungsi hepar,
CAD, MAOI
Adverse react : vomiting, vertigo, headache, chest pressure and heaviness.
1. Naratriptan Dosis: 1.0 - 2.5 mg ooral/4 jam, dosis max 5 mg per hari.
Kontra indikasi : Ergot-type medications, kontrasepsi oral, merokok, CAD.
Adverse react : Dizziness, nausea, fatigue.
1. Rizatriptan Dosis: 5 - 20 mg oral/2jam, dosis maks 30 mg per hari.
Kontra indikasi : Ergot-type medications, other triptans, propranolol, cimetidine, CAD
Adverse react : Tachycardia, throat tightness.
1. Zolmitriptan Dosis: 2.5-5.0 mg oral/2 jam, dosis maks 10 mg per hari.
Kontra indikasi: Ergot-type medications, other triptans, CAD.
Tatalaksana Nyeri Kepala Tension
Terapi Non-farmakologi
Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit.
Perubahan posisi tidur.
Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain.
Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah.
Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi.
Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising.
Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari.
(Price, 2006)
Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri. Seperti obat-obat OTC: aspirin,
acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek
analgesik.
Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau
depresi.
Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik
secara kronis memicu rebound headache.(Kowalak, 2011)
Tatalaksana Cluster headache
Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis).
Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral.
Obat terapi abortif: oksigen, ergotamin, sumatriptan (dosis sama dengan dosis migren).
Obat terapi profilaksis: verapamil, litium, ergotamin, metisergid, kortikosteroid, topiramat.
2.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Nyeri Kepala
Mengatur pola tidur yang sama setiap hari, berolahraga secara rutin, makan
makanan sehat dan teratur, kurang stress, menghindari pemicu sakit kepala
yang telah diketahui
Departemen Kesehatan R.I. 1993.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III cetakan pertama. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI :
Jakarta
Kaplan, H.l dan Saddock B.J. 1993. Comprehensive Textbook of Psychiatry vol.2 6th edition. USA:
Williams and Wilikins Baltimore.
Kurniawan, M.Suharjanti, I.Pinzon, Rizaldy T. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. 2016.
PERDOSSI
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan kesembilan. Airlangga University
Press : Surabaya
Nevid, J.S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal Jilid I.Edisi 5. PenerbitErlangga : Jakarta
Sjahrir, Hasan, et.all. Konsesus Nasional IV: Kelompok studi nyeri kepala. 2013. Surabaya: Pusat
Penerbit dan Percetakan Unair (AUP).
Sjahrir, H. Nyeri Kepala 1. 2004. Medan. Penerbit: USU Press.
Uddin, Jurnalis. (2009). Anatomi Susunan Saraf Manusia. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi.
Wiguna, Imade (editor). 1997. Sinopsis Psikiatri jilid 2. Jakrta: BinarupaAksara
http://mnj.ub.ac.id/index.php/mnj/article/download/146/271. [ Akses: 16 Desember 2018]