1 BLOK 13 KELOMPOK H
SKENARIO 2 BLOK 13
Plengen
Ny Irene, 44 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala yang tidak
sembuh-sembuh sejak empat bulan yang lalu. Sakit kepala kadang dirasa seperti
mencengkeram, kadang disertai rasa bergoyang-goyang dan jalan sempoyongan, dan kadang
terasa berdenyut. Pasien juga menjadi lebih mudah lelah, tidak nafsu makan hingga berat
badannya berkurang 7 kg dalam 3 bulan, tidur tidak nyenyak karena sering mimpi buruk, dan
beberapa kali merasa sesak serta gemetar saat sakit kepalanya muncul. Pasien sudah minum
obat dari beberapa dokter umum namun belum memberikan hasil yang memuaskan.
Suami pasien menyatakan pasien justru menjadi lebih sering sakit setahun terakhir
setelah pindah divisi di kantornya. Meski lingkungan kerja sebenarnya kondusif, tanpa alasan
yang jelas, pasien semakin lama semakin mudah kepikiran berbagai hal-hal remeh dan mudah
terkejut. Pasien juga tak lagi berminat melakukan hubungan suami-isteri. Menurut suaminya,
sebulan terakhir pasien jadi aneh karena tiba-tiba menjadi takut pada laba-laba yang
sebelumnya tidak ia takuti dan sering “nge-blank” atau tampak seperti mengantuk saat diajak
bicara. Pasien menambahkan bahwa ia sudah lama punya keluhan sakit lambung kambuhan,
dan keluhan ini akhir-akhir ini semakin sering muncul, bahkan disertai muntah yang
menyembur dalam dua hari terakhir. Sebelumnya beberapa dokter umum telah menyarankan
agar pasien dirujuk ke dokter spesialis untuk menangani konidisinya, tapi pasien selalu
menolak karena merasa sakitnya bukan sakit parah. Baru sebulan terakhir setelah aktivitas
kesehariannya sangat terganggu, pasien akhirnya mau dirujuk.
Klarifikasi Istilah
1. Plengen
Luthfiyyah Nuur Haniifah 202010101038
Nyeri kepala adalah nyeri yang dirasakan di daerah kepala atau
merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah
kepala.
Nyeri kepala disebabkan oleh perangsangan terhadap struktur peka nyeri
di daerah kepala atau leher berupa traksi, displacement, inflamasi, spasme
vaskular, dan distensi.
Nyeri kepala umumnya diklasifikasikan sebagai nyeri kepala primer dan
nyeri kepala sekunder, kemudian dibagi menjadi beberapa jenis nyeri
kepala tertentu.
Gangguan nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang sifatnya
“idiopatik”, nyeri kepala yang tidak terkait dengan kondisi patologi atau
penyebab lain yang mendasari. Berdasarkan pemeriksaan neurologis dan
tes pencitraan biasanya normal, tidak peduli seberapa parah gejala.
Kejadian nyeri kepala primer lebih sering terjadi dibandingkan nyeri
kepala sekunder.
Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang dikaitkan dengan kondisi
patologis yang mendasari, seperti adanya tumor otak, aneurisma, penyakit
inflamasi. Dengan pemeriksaan neurologis dan tes pencitraan telah
terbukti membantu dalam diagnostik nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala disebabkan oleh perangsangan terhadap struktur peka nyeri
di daerah kepala atau leher berupa traksi, displacement, inflamasi, spasme
vaskular, dan distensi.
Kusnul Amalia 18201010115
Plengen adalah sakit kepala atau pusing, menurut KBBI pusing adalah
1. Putar
2. Sakit kepala, pening
3. Dalam keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan sekitar berputar
4. Tidak dapat berpikir (karena bingung tidak keruan, sedih, dan sebagainya)
Akan tetapi dalam skenario dijelaskan bahwa sakit kepala yang dialami oleh pasien
kadang disertai rasa bergoyang-goyang (dizziness) merupakan keluhan yang paling
sering namun tidak spesifik. Istilah ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan
vertigo, tetapi juga digunakan untuk keluhan pusing, hendak pingsan, disorientasi,
mengantuk, gangguan visual atau ketidakseimbangan pada tungkai. Jadi penting
untuk membedakan rasa bergoyang dengan vertigo. Secara khas vertigo melibatkan
ilusi gerakan (yang semakin nyata apabila pasien menutup mata) disertai keluhan
mual-muntah dan ditemukan nystagmus.
Rumusan Masalah
1. Apa penyebab keluhan sakit kepala pada pasien sejak 4 bulan yang lalu?
Nicholas Jirezra Gianevan 202010101139
Primer: sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni
disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif
terhadap rasa sakit.
Jenis sakit kepala yang primer Tension-Type headache, migrain headache, Cluster
Type Headache.
Tension: Bilateral, kepala seperti terikat atau ditekan, tetapi tidak berdenyut/pulsatile
Migrain: episodik bersifat unilateral, nyeri seperti dipukul dan ada denyut (pulsatile)
Cluster: nyeri hebat seperti ditusuk jarum, disertai gejala otonom parasimpatis (rinore,
keringat, mata merah).
Sekunder: biasanya disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di bagian kepala akibat
adanya suatu penyakit.
Aneurisma otak.
Neuralgia trigeminal
Serangan panik.
Tumor otak
Stroke
Dll
2. Mengapa pasien mudah lelah, tidak nafsu makan, turun berat badan, mimpi buruk,
dan sedak gemetar saat kepala sakit?
Terang Sakti Anjaringrat 192010101007
Pertama harus memahami dulu terkait tahapan tidur
→Non REM
- Sleepwalker, 30 menit pertama dan masih mudah untuk dibangunkan
→REM
- Mimpi, tahap sulit dibangunkan. 30 menit setelah tidur
Penyebab insomnia dan mimpi buruk:
● Lingkungakn kerja yang lama ada masalah
● Obat obatan seperti beta blocker
● Narkotika seperti meperidin hidroklorida dan morfn
● Ansietas pasien
Gejala lain yang berhubungan
● Kondisi simpatis karena fight/flight mechanism →Energi menurun __>
Sakit kepala disertai mudah lelah pada pasien ini mungkin disebabkan karena aktivitas
yang terlalu berat. Dibuktikan dengan penjelasan bahwa pasien merasa lebih sering
sakit setelah pindah divisi di kantornya. Hal ini bisa disebabkan karena adanya
gangguan penyesuaian akibat pindah ke lingkungan yang baru, sehingga pasien
merasa kesulitan untuk beradaptasi walaupun lingkungan kerjanya sebenarnya
kondusif. Juga karena tekanan psikologis yang pasien alami selama berada di divisi
baru tersebut menjadi pemicu pasien mengalami sakit kepala yang tak kunjung
sembuh sejak 4 bulan terakhir yang disertai juga dengan gejala – gejala lainnya.
Pada skenario, tidak dijelaskan apakah pasien mengalami gangguan makan seperti
ketakutan kenaikan BB atau tidak, yaitu dengan cara mengurangi berat badan dengan
sengaja, seperti merangsang muntah oleh diri sendiri, memakai obat penekan nafsu
makan, menggunakan pencahar, dan olahraga berlebihan. Sebaliknya karena pasien
mengalami tekanan psikologis akibat gangguan penyesuaian pindah ke tempat kerja
yang baru dan mengalami keluhan sakit kepala disertai mudah lelah, maka dapat
diasumsikan bahwa rasa tidak nafsu makan yang berakibat pada penurunan berat
badan pada pasien dikarenakan oleh faktor psikologis, seperti stress atau depresi.
Dimana saat stres, tubuh memberi sinyal seakan sedang dalam bahaya. Otak
kemudian melepaskan hormon adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat
dan pencernaan melambat. Hal inilah yang membuat nafsu makan berkurang.
Namun, agar lebih pasti lagi pasien harus digali lebih lanjut informasinya jika
memang mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa.
Mimpi buruk
Gejala tidur tidak nyenyak karena sering mimpi buruk pada pasien merupakan gejala
gangguan tidur. Namun perlu penjelasan lebih lanjut apakah termasuk night terror
atau nightmare. Jika pada night terror, penderita saat bangun tidur berteriak karena
panik, seluruh tubuh bergetar disertai ansietas yang hebat, dan hiperaktivitas otonom,
seperti jantung berdebar, pupil melebar, nafas cepat, dan berkeringat. Dan biasanya
tidak ingat pada kejadian di mimpinya. Sedangkan pada nightmare, penderita saat
bangun segera sadar penuh, mampu mengenali lingkungannya, dan dapat mengingat
kembali kejadian di mimpinya. Oleh karena itu, untuk membedakan apakah pasien di
skenario mengalami night terror atau nightmare harus ditanyakan lebih lanjut.
Dokter akan menanyakan pola tidur pasien, meliputi berapa lama waktu tidur, apakah
sering terbangun ketika sedang tidur, atau apakah sering tertidur ketika sedang
beraktivitas di siang hari. Dokter juga dapat bertanya tentang kebiasaan pasien saat
tidur pada teman sekamar atau keluarga pasien.
Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki masalah emosional, pernah
atau sedang menderita penyakit tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan yang
dapat menurunkan kualitas tidur. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik, termasuk memeriksa saluran pernapasan pasien, seperti hidung, mulut, atau
tenggorokan.
Sesak dan gemetar pada pasien juga merupakan gejala dari gangguan kecemasan.
Atau bisa juga karena adanya gangguan pencernaan dimana di skenario disebutkan
adanya keluhan sakit lambung kambuhan. Misalnya gastroesophageal reflux disease
(GERD) merupakan gangguan pencernaan, di mana asam di lambung terus-menerus
naik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari
heartburn, sesak napas, nyeri dada, kesulitan menelan, hingga mulut terasa asam.
3. Apa pengaruh pasien pindah divisi di kantornya dengan keluhannya saat ini?
Mochammad Dyan Tambora Sudibyo 202010101118
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan disebabkan oleh stimuli lingkungan
spesifik. Pola berpikir yang salah, terdistorsi atau tidak produktif dapat mendahului
atau menyertai perilaku maladaptif dan ganggguan emosional. Penderita gangguan
cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat bahaya dalam situasi tertentu dan
menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman.
Philip Simon Mardame Marbun 202010101113
Kejadian pindah divisi dapat berpengaruh terhadap keluhan pasien saat ini. Dalam
skenario meskipun dikatakan bahwa lingkungan kerjanya saat ini setelah pindah divisi
cukup kondusif tetap saja ada kemungkinan bahwa pasien mengalami gangguan
adaptasi/penyesuaian yang dapat bermanifestasi menjadi ansietas/kecemasan seperti
keluhan yang ditunjukkan pasien.
4. Mengapa pasien mudah kepikiran berbagai hal remeh dan mudah terkejut?
Brilliantara Buaji 202010101074
Pasien mudah kepikiran berbagai hal remeh dan mudah terkejut bisa dikaitkan dengan
perubahan kondisi yang dirasakan pasien, yaitu perpindahan tempat serta lingkungan
kerja. Perubahan tempat dan lingkungan kerja dapat membuat pasien merasa tertekan
sehingga perlu usaha yang lebih agar mendapatkan situasi dan kondisi seperti tempat
sebelum dipindahkan. Oleh karena itu, pasien mulai menetapkan standar yang tinggi
terhadap hal-hal kecil untuk mendukung penyesuaian terhadap tempat dan lingkungan
baru tersebut. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pasien mengalami gangguan
penyesuaian. Di sisi lain, pasien yang memikirkan hal-hal remeh membuat pasien
fokus terhadap suatu hal, sehingga fungsi otak diproporsikan dalam kegiatan tersebut.
Pemusatan fungsi otak tersebut dapat membuat fungsi kognitif pasien menjadi lebih
menurun, sehingga pasien mendapatkan stimulus secara tiba-tiba akan merasakan
mudah terkejut.
anxiety
● Arachnopbia biasanya melihat sesuatu secara berlebihan dan cenderung
merespon sehingga akhirnya amigdala memberikan mekanisme pertahanan
berupa teriakan atau berlari
● Blank pada pasien muncul ketika pikiran penuh seperti menjelang
ujian.presentasi/ membentuk obrolan dengan orang baru ditambah dengan
anxietas, sehingga perlu digali etiologinya apakah karena pemikiran obsesif
yang akhirnya membentuk rasa cemas pasien.
Selain itu, ketika kondisi sakit kepala pada pasien dicurigai adanya tumor otak
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang juga berhubungan
dengan peningkatan sekresi asam lambung. Karena tumor otak
menyebabkan penurunan kerja saraf simpatis dan munculnya trias chusing.
Kemudian saraf parasimpatis menjadi aktif dimana banyak terdapat di system
digestive yang dapat menyebabkan pencernaan meningkat, seperti produksi
asam lambung yang berlebihan, hal ini juga berkaitan dengan stimulasi
nervus vagus oleh adanya baroreseptor di arcus aorta.
1. Sakit kepala, terutama migrain karena mekanismenya berkaitan dengan mual dan
muntah
2. Penyakit pada telinga bagian dalam, misalnya labirinitis, vertigo, atau penyakit
Meniere
3. Peningkatan tekanan pada bagian dalam kepala sehingga mempengaruhi bagian otak
yang mengatur mekanisme muntah
4. Bau, suara, dan trauma yang memicu reaksi mual atau muntah-muntah
5. Gangguan terkait panas, misalnya paparan panas berlebihan atau dehidrasi
lambung, hal ini bisa menyebabkan gastroparesis. Akibatnya, lambung tidak dapat
Diagnosis:
1. Sakit kepala sekunder ec Tumor otak yang mengakibatkan peningkatan TIK (lelah,
muntah proyektil, gangguan mood kepribadian, sesak serta gemetar saat sakit kepala,
dan cushing triad)
2. Parasomnia
3. Arachnophobia
4. Anxiety disorder
DD:
1. Vertigo Perifer
2. Trigeminal neuralgia
4. Gangguan somatisasi
5. Insomnia
2. Psikoterapi
Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur.