Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN


FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

disusun guna memenuhi tugas pada Program Profesi Ners (P2N)


Stase Keperawatan Bedah

oleh
Alisa Miradia Puspitasari, S.Kep.
NIM 122311101074

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny.N dengan Fraktur Femur di ruang
Seruni telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal : Oktober 2016
Tempat: Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember

Jember, Oktober 2016


Pembimbing Klinik Mahasiswa

(..................................................) (................................................)
NIP. NIM

Pembimbing Akademik ,

(...........................................................)
NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Alisa Miradia Puspitasari


NIM : 122311101074
Tempat Pengkajian : Seruni
Tanggal : 17 Oktober 2016

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. NH No. RM : 137061
Umur : 31 tahun Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 28 Agustus 2016
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2016
Alamat : Sumbercanting Sumber Informasi : Pasien dan keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
chronic wound dan R. Femur (s)
2. Keluhan Utama:
Nyeri pada area fraktur
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan roda 3,
terlempar sejauh 1 meter dan menghantam pembatas jalan. Pasien
mengalami kecelakaan tunggal pada tanggal 28 Agustus 2016 pukul 08.30.
Pasien langsung dibawa ke RSUD dr. Koesnadi Bondowoso kemudian
dirujuk ke RSD dr. Soebandi Jember. Pada tanggal 29 Agustus 2016,
pasien menjalani operasi dengan tindakan dembridement dan ORIF
dengan diagnosa OF Femur 1/3 tengah (s). Pada tanggal 31 Agustus 2016,
dengan diagnosa post ORIF Femur cord injury pasien dilakukan
eksplorasi. Pada tanggal 19 September 2016, dengan diagnosa fraktur
mandibula dan post ORIF femus (s) pasien dilakukan pemasangan plat dan
debridement femur. Dan pada tanggal 18 Oktober 2016 dengan diagnosa
chronic wound, pasien dilakukan operasi dengan tindakan debridement
dan tutup defect.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Ny.N mengatakan dia tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM,
asma dan thyroid. Saat sakit biasanya hanya mengeluh panas dan
pusing
b. Alergi
Ny.N mengatakan dia tidak memiliki alergi terhadap obat dan
makanan tertentu
c. Imunisasi
Ny.N tidak ingat tentang imunisasi yang telah diberikan
d. Kebiasaan
Ny.N adalah ibu rumah tangga. Kegiatannya sebelum MRS melakukan
pekerjaan rumah tangga saja.
e. Obat-obat yang digunakan
Klien mengatakan bahwa saat mengeluh sakit, klien langsung
memeriksakan ke mantri atau dokter
5. Riwayat penyakit keluarga:
Ibu Ny.N mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menular seperti TBC dan penyakit turunan seperti diabetes dan
hipertensi

6. Genogram

Keterangan:
= laki-laki = meninggal

= perempuan = pasien

= tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Ny.N dan keluarga cukup memperhatikan kesehatan dan mengetahui
masalah yang terjadi pada Ny.N. Hal ini ditunjukkan bahwa saat sakit,
Ny.N dan keluarganya selalu memeriksakan ke mantri dan Puskesmas.
Interpretasi: Ny.N sudah dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan, hal ini
menunjukkan bahwa Ny.N cukup menyadari pentingnya pemeriksaan pada
pelayanan kesehatan. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Ny.N dan
keluarga sudah cukup.

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


- Antropometeri
BB : 75 Kg
TB : 160 cm = 1,6 m
Interpretasi :
Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien adalah sebagai berikut:
IMT = BB/TB2 75 kg/(1,6m)2 = 75/2,56 = 29,2. Hal ini
menunjukkan bahwa IMT pasien berada pada kategori obesitas I. IMT
kelebihan berat badan tingkat obesitas I 25-29,9.
- Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat pada Ny.N adalah dilakukan
pemeriksaan penunjang pada Ny.N
Hb : 9,3
Albumin : 3,4
Kolesterol : -
OT/PT :-
- Clinical Sign :
Badan Ny.N terlihat gemuk
Perut Ny.N sedikit buncit
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Setelah MRS
1. Frekuensi makan 3 kali/hari 3 kali/hari
2 Porsi makan 1 piring/makan 1 porsi habis sesuai diit
makanan di rumah sakit
3 Varian makanan Nasi putih, nasi Sesuai diit makanan yang
jagung, ikan laut, diberikan di rumah sakit,
tahu, tempe, telur, (nasi putih, sayur-sayuran,
sayur-sayuran, daging. daging, telur, dan lainnya)
Diet TKTP
4 Nafsu makan Baik Baik
5 Lain-lain - -
Interpretasi : tidak terdapat perubahan pola nutrisi pada Ny.N jika
dibandingkan antara pola nutrisi pasien sebelum dan setelah MRS yaitu
terkait dengan nafsu makan pasien.

3. Pola eliminasi:
BAK
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 4-5 kali/hari 4-5 kali/hari
2 Jumlah - -
3 Warna Kuning Kuning
4 Bau Bau khas urin : Bau khas urin :
Amoniak Amoniak
5 Karakter - -
6 Bj - -
7 Alat bantu - -
8 Kemandirian mandiri Dibantu keluarga
9 Lain-lain - -

BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1-2 kali/hari -
2 Jumlah - -
3 Konsistensi Padat Padat
4 Warna Kuning Kuning kecoklatan
5 Bau Bau khas BAB Bau khas BAB
6 Karakter - -
7 Bj - -
8 Alat bantu - -
9 Kemandirian mandiri -
Lain-lain - -
Interpretasi : tidak terdapat perubahan pola eliminasi pada pasien jika
dibandingkan antara pola eliminasi pasien sebelum dan setelah MRS baik
pada BAK maupun BAB.

4. Pola aktivitas & latihan


c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Interpretasi: dilihat dari pola aktivitas harian pasien, kondisi pasien saat ini
dikatakan mengalami gangguan mobilitas fisik

5. Pola tidur & istirahat


No Pola Sebelum MRS Setelah MRS
tidur/istirahat
1 Durasi Tidur siang : terkadang Tidur siang: sering
Tidur malam : 6
tidur siang, durasi 1 jam
Tidur malam : 8 jam/hari jam/hari
2 Gangguan tidur - -
3 Keadaan bangun Lebih segar Lebih segar
tidur
4 Lain-lain - -
Interpretasi : pola tidur dan istirahat pasien saat ini dapat dikatakan cukup.
Dan tidak terdapat perbedaan yang berarti jika dibandingkan pola tidur
sebelum dan sesudah MRS yaitu pada durasi waktu tidur pasien.

6. Pola kognitif & perceptual


a. Fungsi Kognitif dan Memori :
Fungsi kognitif dan memori Ny.N masih baik
b. Fungsi dan keadaan indera :
Fungsi dan keadaan panca indra tidak mengalami gangguan
Interpretasi: memori jangka segera, pendek dan panjang pada pasien
masih baik

7. Pola persepsi diri


a. Gambaran diri :
Saat ini Ny.N menerima akan kondisi yang dialaminya, walaupun
begitu pasien tetap semangat. Hal ini juga dikarenakan dukungan dari
keluarga pasien yang senantiasa mendampinginya selama di rumah
sakit.
b. Identitas diri :
Ny.N merupakan istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya
c. Harga diri :
Ny.N mengatakan ingin segera sembuh dari sakitnya dan bisa kembali
berjalan
d. Ideal Diri :
Ny.N mengatakan bahwa seharusnya dia sudah bisa berada di rumah
e. Peran Diri :
Ny.N mengatakan sudah lama di rumah sakit dan tidak bisa melakukan
perannya di rumah
Interpretasi: Terjadi perubahan pola persepsi pada Ny.N

8. Pola seksualitas & reproduksi


a. Pola seksualitas
Tidak terkaji
b. Fungsi reproduksi
Ny.N sudah menikah dan mempunyai 2 anak

9. Pola peran & hubungan


Ibu pasien mengatakan bahwa Ny.N masih tetap berinteraksi baik dengan
suami dan anaknya.
Interpretasi: Ny.N tidak mengalami gangguan dalam perannya dan
mampu berespon adaptif dan tetap berinteraksi baik dengan keluarganya.

10. Pola manajemen koping-stress


Ny.N tidak mengalami ansietas terhadap tindakan operasi yang akan
dilaksanakan. Mekanisme koping yang digunakan pasien sebelum operasi
dilakukan yaitu dengan cara aktivitas konstruktif (rajin berdoa pada Allah,
rajin beribadah, dan tawakkal pada Allah).
Interpretasi : Ny.N menerima kondisi yang dideritanya saat ini

11. System nilai & keyakinan


Pasien tidak dapat menjalankan sholat 5 waktu dan hanya berdoa di dalam
hati akan diberikan kesembuhan. Ny.N mengatakan bahwa semua yang
mengatur hidup ini adalah Allah, jadi Ny.N hanya bisa menerima dan
berusaha untuk sembuh.
Interpretasi : sistem nilai dan keyakinan pasien tidak baik karenan tidak
menjalankan sholat 5 waktu.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum: compos mentis
GCS E4V5M6
Tanda vital:
a. Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg
b. Nadi : 82 X/mnt
c. RR : 21 X/mnt
d. Suhu : 36,5 oC
Interpretasi: TTV pasien dalam keadaan normal

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, distibusi rambut merata, warna rambut
hitam, tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak ada jejas.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada kepala.
2. Mata
Inspeksi: Bentuk mata simetris, pupil isokor miosis, sklera putih,
konjungtiva kemerahan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada mata
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada jejas, tidak ada
benjolan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
4. Hidung
Inspeksi: Hidung bersih, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak ada
pernapasan cuping hidung
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada hidung
5. Mulut
Inspeksi: Mukosa bibir lembab, gigi agak kotor, warna gigi agak
kekuningan, terdapat bekas jahitan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada mulut
6. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, leher bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
jejas, tidak ada pembesaran thyroid
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada leher
7. Dada
a. Paru
Inspeksi: Pengembangan dada simetris, tidak adanya otot bantu
pernapasan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Perkusi: sonor
Auskultasi: Vesikuler, tidak ada suara tambahan
b. Jantung
Inspeksi: tidak erlihat ictus cordis
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: pekak
Auskultasi: S1-S2 tunggal
8. Abdomen
Inspeksi : Abdomen bersih, tidak ada jejas
Auskultasi : Didapatkan bising usus 8 kali/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada benjolan
Perkusi : Didapatkan bunyi timpani
9. Urogenital
Inspeksi: BAK spontan dibantu keluarga
10. Ekstremitas
Nilai kekuatan otot
5555 5555

0111 0000
Inspeksi : Terdapat open fraktur femur 1/3 tengah. Terdapat luka pada
punggung kaki kiri dan luka pada paha kanan untuk debridement. LLD
dengan apparent method, kaki kiri 94 cm dan kaki kanan 96 cm.
Palpasi : ada nyeri tekan pada kaki pasien. Ny.N mengatakan nyeri pada
area fraktur dan luka dengan skala nyeri 5.
11. Kulit dan kuku
Inspeksi : Kulit warna sawo matang, kulit lembab, ada jejas pada bagian
kaki, kuku bersih, kuku sedikit panjang dan tidak terdapat clubing finger
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di kulit, turgor kulit normal
12. Keadaan lokal
Kondisi pasien saat ini compos mentis, terpasang selang infus di tangan
sebelah kanan.

V. Terapi
1. Meropenem 3x sehari
2. Antrain 3x sehari
3. Infus metromidazole 3x sehari

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboraotium


1. Pemeriksaan Rontgen
2. Pemeriksaan Laboratorium
Nama Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Normal
Hematologi
LED 55/88 mm/jam 0-25
Hb 9,3 g/dL 12-16
Hematokrit 27,9 % 36-46
Lekosit 12,8 /uL 4,5-11,0
Hitung jenis
Eosinofil 5 % 2-4
Basofil - % 0-1
Limfosit 22 % 25-40
Monosit 5 % 2-8
Trombosit 321 /uL 150-450
Faal Hati
Albumin 3,4 mg/dl <1,1

Jember, 17 Oktober 2016


Pengambil Data,

Alisa Miradia Puspitasari, S.Kep


NIM. 122311101074
B. PROBLEM LIST

No Data Penunjang Kemungkinan Masalah


Etiologi
1 DO: Terputusnya Nyeri akut
TD: 120/80 mmHg kontinuitas
RR: 21 x/menit jaringan
N: 82 x/menit
S: 36,5 C Spasme otot
Pasien tampak sesekali
meringis kesakitan Vasokontriksi
DS: pembuluh darah
Ny.N mengatakan sakit pada
area fraktur Nyeri akut
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri tertusuk
R: area fraktur dan luka
S: skala 5
T: nyeri hilang timbul
2 DO: Terputusnya Hambatan
Pasien bedrest kontinuitas mobilitas fisik
Aktivitas pasien dibantu jaringan
oleh keluarga
Kaki kiri terlihat balutan Kemampuan
Nilai kekuatan otot: pergerakan otot
5555 5555 sendi menurun

0111 0000 Hambatan


DS:
mobilitas fisik
Pasien mengatakan tidak
dapat bergerak banyak dan
hanya di atas tempat tidur
3 DO: Open fraktur Resiko infeksi
Open fraktur
Terdapat luka pada Pembedahan
punggung kaki dan paha
kanan Resiko infeksi
DS:
Pasien mengatakan lukanya
belum sembuh
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):


No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
perumusan pencapaian
1. Nyeri akut berhubungan 17 Oktober 20 Oktober
dengan spasme otot 2016 2016
ditandai dengan pasien
terlihat sesekali meringis
kesakitan dan skala nyeri
5
2. Hambatan mobilitas fisik 17 Oktober 20 Oktober
berhubungan dengan 2016 2016
menurunnya kemampuan
pergerakan otot sendi
ditandai dengan pasien
mengatakan tidak dapat
bergerak banyak dan
aktivitas hanya di tempat
tidur
3. Resiko infeksi 17 Oktober 20 Oktober
berhubungan dengan open 2016 2016
fraktur
D. NURSING CARE PLAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Mengetahui karakteristik
dengan spasme otot keperawatan selam 3x24 1. Lakukan pengkajian nyeri nyeri secara menyeluruh
ditandai dengan pasien jam, diharapkan pasien secara komprehensif termasuk untuk menentukan
terlihat sesekali meringis dapat mengontrol nyeri lokasi, karakteristik, durasi, intervensi selanjutnya
kesakitan dan skala nyeri 5 dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan faktor 2. Mengetahui perkembangan
1. mengenali faktor presipitasi respon nyeri
penyebab 2. Observasi reaksi nonverbal dari 3. Mengurangi peningkatan
2. menggunakan nafas ketidaknyamanan nyeri
dalam dan distraksi 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri 4. Meniminalkan nyeri yang
untuk mengurangi 4. Berikan lingkungan yang dirasakan
nyeri nyaman 5. Mengetahui keefektifan
3. skala nyeri hilang atau 5. Ajarkan tentang teknik non intervensi
berkurang menjadi 1 farmakologi (nafas dalam, 6. Pengobatan medis untuk
distraksi) mengurangi nyeri
6. Kolaborasikan dengan dokter
pemberian obat analgetik

2 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Latihan Kekuatan


berhubungan dengan keperawatan selama 3 x24 1. Bantu mengembangkan 1. Pasien dapat termotivasi
menurunnya kemampuan jam klien dapat program latihan kekuatan yang untuk melakukan program
menggerakkan sendi sesuai dengan kebugaran otot latihan
pergerakan otot sendi
ditandai dengan pasien dengan kriteria hasil: pasien 2. meningkatkan kekuatan otot
mengatakan tidak dapat 1. Pasien menggerakkan 2. Ajarkan dan berikan dorongan pada pasien
bergerak banyak dan sendi kaki pada klien untuk melakukan 3. agar otot tidak kram atau
2. Meningkatnya status program latihan secara rutin tegang
aktivitas hanya di tempat
kekuatan otot pada 4. memfasilitasi pasien
tidur (quadrisep set dan ankle
pasien
pump) melakukan gerakan latihan
3. Instruksikan untuk beristirahat 5. memfasilitasi pasien
sejenak setiap selesai satu set melakukan gerakan latihan
latihan 6. menghindari kram
4. Bantu pasien mempraktekkan 7. memfasilitasi pasien
gerakan meregangkan otot
5. Kolaborasikan dengan 8. melepaskan ketegangan
keluarga dan tenaga kesehatan
yang lain
Relaksasi Otot Progresif
1. Regangkan otot kaki tidak
lebih dari 5 detik untuk
menghindari kram
2. Bantu pasien untuk melakukan
ROM pasif
3. Instruksikan pasien untuk
nafas dalam untuk melepaskan
ketegangan
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi
berhubungan dengan open keperawatan selama 3 x24 1. Bersihkan lingkungan setelah 1. Untuk mencegah infeksi
fraktur jam klien dapat dipakai pasien lain yang ditularkan oleh pasien
melakukan mobilitas 2. Gunakan sabun antimikrobia lain
dengan kriteria hasil: untuk cuci tangan 2. Memotong rantai infeksi
1. Klien bebas dari tanda 3. Cuci tangan setiap sebelum 3. Memotong rantai infeksi
dan gejala infeksi dan sesudah tindakan 4. Tenaga kesehatan dapat
2. Menunjukkan keperawatan mencegah infeksi
kemampuan untuk 4. Gunakan baju, sarung tangan nosokomial
mencegah timbulnya sebagai alat pelindung 5. Resiko infeksi tidak terjadi
infeksi 5. Pertahankan lingkungan 6. Diet makanan tinggi protein
3. Jumlah leukosit dalam aseptik selama rawat luka untuk mempercepat
batas normal 6. Tingkatkan intake nutrisi penyembuhan luka
4. Menunjukkan perilaku 7. Berikan terapi antibiotik bila 7. Untuk mencegah atau
hidup sehat perlu mengobati infeksi
F. CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa: Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot ditandai dengan pasien
terlihat sesekali meringis kesakitan dan skala nyeri 5
Waktu Implementasi Paraf Evaluasi
Senin, 1. melakukan pengkajian Jam 12.00
17 Oktober nyeri secara S: Pasien menyatakan
2016 komprehensif masih nyeri pada bagian
Hasil: skala nyeri 5 pada Alisa paha
paha kiri dan bersifat O: Pasien terlihat sesekali
hilang timbul meringis kesakitan
2. mengobservasi reaksi A: Masalah belum teratasi
nonverbal dari P: Intervensi dilanjutkan
ketidaknyamanan menganjurkan nafas
3. mengajarkan tentang
dalam dan pemberian
teknik nafas dalam
analgesik
4. mengajak pasien
berbindang-bincang
sebagai teknik distraksi
5. melakukan kolaborasi
dengan dokter pemberian
analgesik antrain 3x1
Rabu, 19 1. melakukan pengkajian Jam 20.30
Oktober nyeri secara S: Pasien menyatakan
2016 komprehensif nyeri nya berkurang
Hasil: skala nyeri 5 pada Alisa O: Pasien terlihat mencoba
paha kiri dan bersifat tidur untuk
hilang timbul mengalihkan nyeri nya
2. mengobservasi reaksi A: Masalah teratasi
nonverbal dari sebagian
ketidaknyamanan P: Intervensi dilanjutkan
3. mengajarkan tentang
menganjurkan nafas
teknik nafas dalam
dalam dan pemberian
4. mengajak pasien
analgesik
berbindang-bincang
sebagai teknik distraksi
5. melakukan kolaborasi
dengan dokter pemberian
analgesik antrain 3x1
Kamis, 20
Oktober
2016

Diagnosa: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan menurunnya


kemampuan pergerakan otot sendi ditandai dengan pasien mengatakan tidak dapat
bergerak banyak dan aktivitas hanya di tempat tidur
Waktu Implementasi Paraf Evaluasi
Senin, 1. membantu Jam 12.30
17 Oktober mengembangkan S: Pasien menyatakan belum
2016 program latihan hafal dengan gerakan-
2. mengajarkan dan Alisa gerakan yang diajarkan
berikan dorongan pada O: Pasien kooperatif
melakukan program Masih ada tahanan
latihan quadrisep set A: Masalah belum teratasi
dan ankle pump P: Intervensi dilanjutkan
3. menganjurkan untuk membantu pasien
beristirahat sejenak melakukan latihan dan
setiap selesai satu set ROM pasif
latihan
4. memberi penjelasan
pada keluarga tentang
latihan yang dilakukan
5. membantu pasien untuk
melakukan ROM pasif
6. menginstruksikan
pasien untuk nafas
dalam
Rabu, 19 1. melakukan program Jam 20.10
Oktober latihan quadrisep set S: Pasien menyatakan
2016 dan ankle pump melakukan gerakan sedikit
2. menganjurkan Alisa susah karena masih nyeri
beristirahat sejenak O: Pasien melakukan sesuai
setiap selesai satu set batas kemampuannya
latihan Masih ada tahanan
3. memberi penjelasan A: Masalah belum teratasi
pada keluarga tentang P: Intervensi dilanjutkan
latihan yang dilakukan untuk membantu pasien
4. membantu pasien untuk
melakukan latihan dan
melakukan ROM pasif ROM pasif
5. menginstruksikan
pasien untuk nafas
dalam
Kamis, 20
Oktober
2016
Alisa

Diagnosa: Resiko infeksi berhubungan dengan open fraktur


Waktu Implementasi Paraf Evaluasi
Senin, 1. menggunakan sabun Jam11.00
17 Oktober antimikrobia untuk cuci S: Pasien menyatakan besok
2016 tangan akan dilakukan
2. mencuci tangan setiap Alisa debridement
sebelum dan sesudah O: Balutan bersih
tindakan keperawatan A: Masalah belum teratasi
3. menggunakan skort dan P: Intervensi dilanjutkan
sarung tangan sebagai untuk mengontrol infeksi
alat pelindung
4. meningkatkan intake
nutrisi
Rabu, 19 1. menggunakan sabun Jam 23.00
Oktober antimikrobia untuk cuci S: Pasien menyatakan
2016 tangan kemarin sudah dilakukan
2. mencuci tangan setiap Alisa debridement
sebelum dan sesudah O: Balutan bersih
tindakan keperawatan A: Masalah teratasi sebagian
3. menggunakan skort dan P: Intervensi dilanjutkan
sarung tangan sebagai untuk mengontrol infeksi
alat pelindung
4. meningkatkan intake
nutrisi
5. mememberikan
meropenem

Kamis, 20
Oktober
2016

Anda mungkin juga menyukai