Oleh:
Tatik Noerhayati, S. Kep
Pengkajian dilakukan pada : Hari Senin, tanggal 05 Mei 2014, pukul 11.00 wib.
Di Ruang Kenanga RS Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 62 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bingkeng RT 02/08 Dayehluhur-Cilacap
Suku Bangsa : Jawa-Sunda / Indonesia
Diagnosa Medis preop : Peritonitis generalisata ec perforasi holoviscus
Diagnosa Medis postop : Peritonitis generalisata ec perforasi illeum
Nomor RM : 00739847
Masuk RS : 01 Mei 2014
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS pada tanggal 01 Mei 2014 dengan keluhan nyeri
pada lapang perut, pusing dan BAB sedikit. Pasien dipindah rawat ke ruang
HCU RSMS pada tanggal 02 Mei 2014 dan dilakukan tindakan operasi
laparatomi eksplorasi dan kolostomi pada tanggal 02 Mei 2014 pada jam
15.30-19.00 WIB. Kemudian pasien dipindah rawat ke ruang kenanga pada
tanggal 04 Mei 2014 pada pukul 11.0 WIB. Di ruang kenanga pasien
mengeluhkan nyeri pada luka jahitan post operasi laparatomi dan mengeluhkan
susah tidur. Pasien terpasang oksigen. Selain itu pasien juga terpasang
kolostomi, drainase, dan kateter. Dan diberikan terapi farmakologi sesuai
instruksi dokter.
Pengkajian nyeri:
P (Provokes) : luka jahitan post operasi laparatomi
Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk
R (Regio) : abdomen (luka jahitan post operasi laparatomi)
S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10)
T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu dan ketika dilakukan perawatan luka
jahitan post operasi laparatomi
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah dirawat di rumah sakit. Pada bulan September 2013 pasien
pernah mengalami jatuh dari tangga bambu dan jatuh dalam keadaan berdiri
menginjak tanah. Kemudian pasien mengeluh nyeri pada bagian punggung dan
pergi ke tukang urut untuk diurut. Pada bulan Oktober 2013 pasien mengeluhkan
nyeri hebat pada perut, mual, muntah dan akhirnya dibawa ke Puskesmas
Dayehluhur dan dirawat inap selama 7 hari. Pasien mengalami tekanan darah
rendah sehingga dirujuk ke RSUD Majenang dirawat inap 7hari dan dilakukan
transfusi. Kemudian pasien dilakukan USG, dan dinyatakan terdapat benjolan
atau tumor di ususnya. Sehingga dirujuk ke RSUD Banyumas dirawat inap 4
hari, dan nyeri berkurang serta BAB lancar. Pasien dipulangkan oleh dokter.
Akan tetapi pada bulan februari pasien mengeluhkan nyari hebat kembali dan
BAB sedikit sehingga berobat ke Puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD
Majenang dan pada akhirnya dirujuk ke RSMS.
1 Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien atau penyakit keturunan.
3. Diagnosa medik pada saat sebelum operasi yaitu peritonitis generalisata et
causa perforasi holoviscus dan diagnose medik pada saat setelah operasi yaitu
peritonitis generalisata et causa perforasi ileum.
C. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa pasien jika mengalami penurunan kesehatan
langsung berobat ke dokter. Tidak pernah mengkonsumsi obat di warung.
Dalam keluarga pasien, sehat merupakan kegiatan sehari-hari tanpa gangguan.
Pasien berharap kondisi pasien akan semakin membaik.
2. Nutrisi pola metabolik
Sebelum sakit : Makan: nasi, lauk pauk, sayur, porsi habis 3 kali makan
sehari
Minum: 6-8 gelas/hari, minum air putih dan jarang minum
teh.
Selama sakit : Makan: pasien hanya makan 3 sendok makan bubur.
Minum: minum 3 gelas/hari jenis air putih, jus, dan air
gula jawa.
3. Pola eliminasi
a. Pola defekasi
Sebelum sakit : BAB 1x/ hari, konsistensi lunak, warna khas.
Selama sakit : Pasien terpasang kolostomi, dan BAB dengan warna
khas konsistensi lunak.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5
2. Tanda vital
a. Pernafasan: 21 x/menit
b. Nadi : 98 x/menit
c. Suhu : 37 0 C
d. Tekanan darah: 110/60mmHg
3. Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal
1) Rambut : lurus dan sudah beruban, tidak ada luka
2) Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
3) Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
4) Mulut : mukosa lembab, bibir tidak sianosis, lidah kotor, tidak ada
stomatitis.
5) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
b. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Dada
1) Paru :
- Inspeksi : tidak ada luka, simetris
- Palpasi : tidak ada krepitasi
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara napas vesikuler, tidak ada wheezing
2) Jantung :
- Inspeksi : pergerakan dada simetris
- Palpasi : teraba dentyut jantung
- Perkusi : pekak di ICS 2 sampai ICS 5
- Auskultasi
: tidak ada murmur, tidak ada gallop.
d. Abdomen : tympani
- Inspeksi : ada luka laparatomi dan kolostomi
- Palpasi : nyeri tekan
- Auskultasi : peristaltik = 6x/menit
- Perkusi : tympani
e. Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis.
f. Genitalia : laki-laki.
g. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : pergerakan tidak terbatas, tidak edema ekstremitas
atas, ekstremitas teraba hangat, turgor kulit <2detik.
2) Ekstremitas bawah : terpasang infus RL, ada edema ekstremitas bawah,
ada pitting edema, ekstremitas teraba hangat.
3) Reflek dan kekuatan motorik ekstremitas :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(4) (4)
h. Kulit : Warna putih, turgor kulit <2detik dan lembab, akral hangat.
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Program Terapi
- IVFD RL
06 Mei 2014 - Inj Ceftriaxone 12 tpm IV
- Inj Ketorolac 1x2 g IV Antibiotik
- Inj Ranitidin 2x30 g IV Analgesik
- Inj Metrodinazol 2x50 g IV antiinflamasi
3x500 mg IV antibiotik
- IVFD RL
- Inj Ceftriaxone
07 Mei 2014 - Inj Ketorolac 12 tpm IV
- Inj Ranitidin 1x2 g IV Antibiotik
- Inj Metrodinazol 2x30 g IV Analgesik
2x50 g IV antiinflamasi
3x500 mg IV antibiotik
G. Laporan Operasi
Tanggal pembedahan : 2 Mei 2014
Pembedahan dimulai 15.30 WIB
Pembedahan selesai 19.00 WIB
- Pasien tidur terlentang dalam GA
- Diinspeksi : persempit duk steril
- Insisi di midline
- Eksplorasi ditemukan perforasi dr lis treitz 130 cm, 140 cm, 170 cm, 230 cm, 250
cm, 260 cm dengan diameter variasi dari 0,5-1 cm pada usus halus jarak 230-
250cm tidak sehat, kami putuskan reseksi usus 25 cm dan anatomose E to E
kirim sampel ke PA
- Perforasi lain dilakukan simple closure dan dilakukan proteksi dengan ileostomy
170 cm dari treitz
- Cuci cavum abdomen, pasang drain
- Tutup luka operasi lapis demi lapis
- Instruksi post op:
- IVFD RL II / D5%
- Injeksi Ceftriaxone 2x1g
- Injeksi metrodinazole 3x500mg
- Injeksi ketorolac 3x30g
- Injeksi ranitidine 3x50g
- puasa
- Rawat stoma
DO:
- Pengkajian nyeri :
P (Provokes) : luka
jahitan post operasi
laparatomi
Q (Quality) : Nyeri
terasa tertusuk-tusuk
R (Regio) : abdomen
(luka jahitan post
operasi laparatomi)
S (Severity) : Skala
nyeri 5 (1-10)
T (Time) : nyeri
muncul sewaktu-
waktu dan ketika
dilakukan perawatan
luka jahitan post
operasi laparatomi
Diagnosa
No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 1. Nyeri akut b.d NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Pain management
agen injury jam, pasien membaik, - Lakukan pengkajian nyeri (P Q R S T )
biologis dengan skala : - Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
1 = Tidak pernah - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
2 = Jarang pengalaman nyeri pasien
3 = Kadang-kadang - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan
4 = Sering nonfarmakologi)
5 = Konsisten menunjukkan - Ajarkan teknik non farmakologi
yang dibuktikan dengan indikator : - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat
N Tujuan - Monitor pasien tentang penerimaan manajemen nyeri
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 - Monitor TTV
1. Mampu mengenal 3 v
nyeri
2. Mampu 2 v
mengontrol nyeri
3. Melaporkan bahwa 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 3 v
normal
2. Insomnia b.d NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 - Kaji tidur yang dirasakan oleh pasien
ketidaknyamanan
jam, diharapkan pasien membaik - Kaji jam tidur pasien
(nyeri) dengan skala : - Kaji penyebab insomnia yang dirasakan oleh pasien
1 = Tidak pernah - Anjurkan tidak terlalu sering dan lama untuk tidur siang
2 = Jarang ataupun sore harinya
3 = Kadang-kadang - Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi seperti napas
4 = Sering dalan untuk memulai tidur
5 = Konsisten menunjukkan - Anjurkan tidur disaat mengantuk
yang dibuktikan dengan indikator : - Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur seperti
susu
N Tujuan
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5
1. Jam tidur bertambah 3 v
2. Mengenali 3 v
penyebab insomnia
3. Merasakan tidur 3 v
nyenyak
3 Resiko infeksi b.d NOC : NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Infection control
port de entry
jam, diharapkan pasien membaik - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
dengan skala : keperawatan kepada pasien
1 = Tidak pernah - Instruksikan keluarga untuk selalu mencuci tangan ketika
2 = Jarang berinteriksai dengan pasien
3 = Kadang-kadang - Ajarkan cuci tangan 6 langkah
4 = Sering - Jelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien dan keluarga
5 = Konsisten menunjukkan - Monitor tanda-tanda infeksi pada pasien
yang dibuktikan dengan indikator : - Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan antbiotik
N Tujuan
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5
1. Pengetahuan tentang 3 v
tanda-tanda infeksi
2. Tanda-tanda infeksi 3 v
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl Dx Implementasi/Respon Evaluasi Paraf
Senin, 05 1 - Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Diagnosa 1 :
Mei 2014 Respon : Tangan terbebas dari kuman S : Pasien mengeluh nyeri di bagian abdomen. Pasien mengatakan sulit
- Pengkajian nyeri: tidur nyenyak pada malam hari, sering terbangun karena nyerinya.
- P (Provokes) : luka jahitan post operasi
laparatomi O : Pengkajian nyeri :
- Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk. - P (Provokes) : luka jahitan post operasi laparatomi
- R (Regio) : abdomen - Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk.
- S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10) - R (Regio) : abdomen
- T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu - S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10)
dan ketika dilakukan perawatan luka - T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu dan ketika dilakukan
jahitan laparatomi perawatan luka jahitan laparatomi
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
Respon : ketika perawatan laparatomi pasien TTV :
merasakan kesakitan Pernafasan: 21 x/menit
- Memonitor vital sign Nadi : 98 x/menit
Respon : Suhu : 37 0 C
a. Pernafasan: 21
Tekanan darah: 110/60mmHg
x/menit
b. Nadi : 98
x/menit
A : Masalah belum teratasi
c. Suhu : 37 0 C
d. Tekanan darah: Tujuan
N
110/60mmHg Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
o
ini
- Tingkatkan isitrahat pasien 1. Mampu mengenal 3 3 v
Respon : pasien mengatakan sulit untuk tidur nyeri
nyenyak pada malam hari 2. Mampu mengontrol 2 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 2 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 2 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 3 3 v
normal
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Control lingkungan
- Berikan analgesik
- Ajarkan teknik non farmakalogi
- Monitor TTV
2
Diagnosa 2
S : Pasien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun.
- Kaji tidur yang dirasakan oleh pasien O : terdapat luka jahitan post laparatomi
Respon : pasien mengatakan sulit untuk tidur A : Masalah belum teratasi
dan sering terbangun N Tujuan
- Kaji jam tidur pasien Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
Pasien mengatakan tidur pada malam hari 1. Jam tidur 3 3 v
selama 10 menit kemudian terbangundan sulit bertambah
untuk tidur kembali 2. Mengenali 3 3 v
- Kaji penyebab insomnia yang dirasakan oleh penyebab
pasien insomnia
Respon : peasien merasakan ketidaknyamanan 3. Merasakan tidur 3 3 v
post operasi laparatomi nyenyak
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan tidak terlalu sering dan lama untuk tidur siang ataupun sore
- harinya
- Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi seperti napas dalan untuk
memulai tidur
- Anjurkan tidur disaat mengantuk
- Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur seperti susu
3 S: pasien dan keluarga mengatakan paham langkah cuci tangan yang
baik dan benar
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan kepada pasien O: pasien masih terpasang kolostomi dan jahitan laparatomi
- Menginstruksikan keluarga untuk selalu mencuci A:Masalah belum teratasi
tangan ketika sebelum dan sesudah berinteriksai N Tujuan
dengan pasien Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
Respon : keluarga memahami untuk mencuci 1. Pengetahuan 3 3 v
tangan tentang tanda-tanda
- Mengajarkan cuci tangan 6 langkah kepada pasien infeksi
dan keluarga 2. Tanda-tanda infeksi 3 3 v
Respon : pasien dan keluarga mengikuti yang
diajarkan P: Lanjutkan intervensi
- Jelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien dan keluarga
- Monitor tanda-tanda infeksi pada pasien
- Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan antbiotik
P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi tidur pasien
3 - Menjelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien dan - Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur seperti
keluarga susu
Respon : pasien dan keluarga memperhatikan - Evaluasi teknik napas dalam
apa yang dijelaskan perawat dan sedikit paham
- Memonitor tanda-tanda infeksi pada pasien S: pasien dan keluarga sedikit paham tentang tanda-tanda infeksi
Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), O : tanda-tanda infeksi : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-),
bengkak (-) bengkak (-)
- Meningkatkan istirahat pasien
Respon : pasien sulit tidur A : masalah teratasi sebagian
- Memberikan antbiotik N Tujuan
Respon: injeksi ceftriaxone 1x2g (IV) Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotik
Rabu, 07 1 - Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Diagnosa 1 :
Mei 2014 Respon : Tangan terbebas dari kuman S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan skala nyeri
- Monitor skala nyeri 2 (1-10)
Respon : pasien mengatakan bahwa nyeri sudah
berkurang yaitu 2 (1-10) O : pasien mampu melakukan teknik napas dalam yang diajarkan
- Berikan terapi nonfarmakologi/analgesik - Pernafasan: 24 x/menit
Respon : Inj Ketorolac 2x30 gram (IV) - Nadi : 75 x/menit
- Memonitor teknik napas dalam untuk mengurangi - Suhu : 36 0 C
nyeri - Tekanan darah: 120/70mmHg
Respon : pasien mampu melakukan teknik napas
dalam A : Masalah sebagian teratasi
- Memonitor vital sign Tujuan
N
Respon : Pernafasan: 24 x/menit Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
o
Nadi : 75 x/menit ini
Suhu : 36 0 C 1. Mampu mengenal 5 3 v
Tekanan darah: 120/70mmHg nyeri
2. Mampu mengontrol 5 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 4 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 5 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 5 3 v
normal
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Berikan analgesik
- Monitor teknik non farmakalogi
- Monitor TTV
Diagnosa 2
2 S : Pasien mengatakan jam tidur pasien sudah bertambah lebih dari 10
- Evaluasi tidur pasien
Respon : pasien mengatakan jam tidur menit dan sudah tidak sering terbangun. Pasien merasakan nyenyak
pasien sudah bertambah lebih dari 10 menit tidurnya
dan sudah tidak sering terbangun. Pasien O : pasien memahami yang dianjurkan perawat
merasakan nyenyak tidurnya A : Masalah sebagian teratasi
- Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein Tujuan
N
sebelum tidur seperti susu Indikator Awal 1 2 3 4 5 Saat
o
Respon : pasien memahami yang ini
dianjurkan perawat 1. Jam tidur 3 v 5
- Evaluasi teknik napas dalam bertambah
Respon : pasien menggunakan napas dalam 2. Mengenali 3 v 5
untuk memulai tidur penyebab
insomnia
3. Merasakan tidur 3 v 5
nyenyak
P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi tidur pasien
S :-
O: Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), bengkak (-)
3 - Memonitor tanda-tanda infeksi injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus A: masalah teratasi sebagian
(-), bengkak (-) N Tujuan
- Memberikan antibiotic Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
Respon : injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotic
- Perawatan kolostomi dan laparatomi
V. EVALUASI
Hari/tanggal Evaluasi paraf
Rabu, 07 Mei Diagnosa 1 :
2014 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan skala nyeri 2 (1-10)
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Berikan analgesik
- Monitor teknik non farmakalogi
- Monitor TTV
Diagnosa 2
S : Pasien mengatakan jam tidur pasien sudah bertambah lebih dari 10 menit dan sudah tidak sering terbangun. Pasien
merasakan nyenyak tidurnya
O : pasien memahami yang dianjurkan perawat
A : Masalah sebagian teratasi
Tujuan
N
Indikator Awal 1 2 3 4 5 Saat
o
ini
1. Jam tidur 3 v 5
bertambah
2. Mengenali 3 v 5
penyebab
insomnia
3. Merasakan 3 v 5
tidur
nyenyak
P : Lanjutkan intervensi
Evaluasi tidur pasien
Diagnosa 3
S :-
O: Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), bengkak (-)
injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
A: masalah teratasi sebagian
N Tujuan
Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotic
Perawatan kolostomi dan laparatomi