0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan3 halaman
Penelitian ini menguji efektivitas pijat tradisional Thailand (TTM) dalam mengurangi spastisitas otot pada pasien stroke dibandingkan dengan terapi fisik. Pasien stroke secara acak dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima TTM atau terapi fisik selama enam minggu. Hasilnya menunjukkan tren penurunan spastisitas, kecemasan, dan depresi lebih besar pada kelompok TTM, meskipun perbedaannya tidak sign
Penelitian ini menguji efektivitas pijat tradisional Thailand (TTM) dalam mengurangi spastisitas otot pada pasien stroke dibandingkan dengan terapi fisik. Pasien stroke secara acak dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima TTM atau terapi fisik selama enam minggu. Hasilnya menunjukkan tren penurunan spastisitas, kecemasan, dan depresi lebih besar pada kelompok TTM, meskipun perbedaannya tidak sign
Penelitian ini menguji efektivitas pijat tradisional Thailand (TTM) dalam mengurangi spastisitas otot pada pasien stroke dibandingkan dengan terapi fisik. Pasien stroke secara acak dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima TTM atau terapi fisik selama enam minggu. Hasilnya menunjukkan tren penurunan spastisitas, kecemasan, dan depresi lebih besar pada kelompok TTM, meskipun perbedaannya tidak sign
Judul Jurnal “The Efficacy of Traditional Thai Massage in Decreasing Spasticity in Elderly Stroke Patients” (Thanakiatpinyo, et al., 2014). b. Tujuan
1) Untuk mengetahui efektivitas Traditional Thai Massage pada pasien stroke.
2) Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswaa keperawatan dalam intervensi terhadap pasien stroke. c. Resume Jurnal Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu dengan the control group. Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Rehailitasi Kedokteran, Rumah Sakit Siriraj Bangkok Thailand mulai dari Agustus 2011 sampai Juli 2013. Populasi dari penelitian ini adalah pasien stroke yang sudah terdaftar di Departemen Rehailitasi Kedokteran, Rumah Sakit Siriraj Bangkok Thailand yaitu sebanyak 220 pasien. Dan untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik the randomized trial (secara acak) yaitu sebanyak 50 pasien, yang dibagi 2 kelompok perlakuan, 24 pasien dengan perlakuan menerima Thai Tradisional Massage (TTM) dan 26 pasien dengan perlakuan menerima program Physical Therapy (TP). Kedua kelompok ini menerima perlakuan 2 kali seminggu selama 6 minggu. Thailand Traditional Massage (TTM) adalah salah satu metode pengobatan alternatif yang mudah diakses di Thailand. Orang memilih pijat dengan tujuan relaksasi otot-otot. Hal ini sangat populer di kalangan masyarakat Thailand dan pasien. Studi meneliti apakah Thailand Traditional Massage (TTM) efektif dalam menurunkan spastisitas otot pada pasien stroke. Studi saat ini menunjukkan bahwa persentase subyek yang Modified Ashworth Scale (MAS) telah menurun setidaknya satu kelas setelah pengobatan pada kelompok Thailand Traditional Massage (TTM) tampaknya lebih besar dari kelompok program Physical Terapy (PT). Setelah menggunakan analisis niat to treat (ITT), hasil yang ditampilkan lebih signifikan berbeda daripada mereka dari analisis per protocol. Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dari kedua analisis. Selain itu, jumlah pasien dalam kelompok Thailand Traditional Massage (TTM) yang melaporkan bahwa perasaan mereka spastisitas menurun lebih besar daripada kelompok Physical Terapy (PT). Hasil subjektif ini konsisten dengan jumlah pasien yang Modified Ashworth Scale (MAS) telah menurun setidaknya satu kelas. Namun, temuan ini tidak sejalan dengan penelitian Chen dan Li. Mereka melaporkan bahwa terapi latihan rehabilitasi dapat meningkatkan kelenturan otot pasca stroke hemiplegia secara signifikan lebih dari pijat tradisional Cina therapy. Hal ini disebabkan karena gaya yang berbeda, dosis dan teknik pemijatan Meskipun kedua program Thailand Traditional Massage (TTM) dan program Physical Terapy (PT) meningkatkan skor Barthel Index (BI) dengan kesimpulan penelitian, tidak ada perbedaan dalam skor Barthel Index (BI) antara kedua kelompok. Diasumsikan bahwa penurunan kelenturan pada kedua kelompok dapat mengakibatkan mata pelajaran menggunakan anggota badan yang terkena lebih mudah dan menyebabkan peningkatan fungsional setelah perawatan. Selain itu, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan melalui pemulihan motorik spontan pada pasien sub akut stroke dan adaptasi fungsional setelah program Physical Terapy (PT). Tren penurunan kecemasan dan depresi skor pada Minggu 6 hanya ditemukan pada kelompok dengan program Thailand Traditional Massage (TTM), sedangkan pada kelompok dengan program Physical Terapy (PT) menunjukkan tren peningkatan gantinya. Ini berarti bahwa hanya kelompok program Thailand Traditional Massage (TTM) yang melaporkan kecenderungan penurunan kecemasan dan depresi pasca-perawatan. Alasan untuk perbedaan hasil psikologis antara kelompok yang mungkin dari meningkatkan sistem saraf parasimpatis dan menghilangkan ketegangan otot pada kelompok program Thailand Traditional Massage (TTM). Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok program Thailand Traditional Massage (TTM) dengan kelompok program Physical Terapy (PT) dalam menurunkan spastisitas atau meningkatkan fungsi anggota tubuh. Meskipun tidak ada signifikansi statistik yang ditemukan, ada kecenderungan lebih efektif penurunan spastisitas, kecemasan, dan skor depresi pada kelompok program Thailand Traditional Massage (TTM) dibandingkan dengan kelompok program Physical Terapy (PT). Pijat dapat menjadi metode alternatif untuk pasien stroke untuk mengurangi spastisitas, memperbaiki kondisi psikologis dan kualitas hidup.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu