Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN TERAPI KOMPLEMENTER DI NEGARA


THAILAND DAN TAIWAN

1. THAILAND

Pemulihan motorik spontan pada pasien sub akut stroke dan adaptasi fungsional
setelah program Physical Terapy (PT).Tren penurunan kecemasan dan depresi skor pada
Minggu 6 hanya ditemukan dengan program Thailand Traditional Massage (TTM),
sedangkan pada kelompok dengan program Physical Terapy (PT) menunjukkan tren
peningkatangantinya. Ini berarti bahwa hanya kelompok program Thailand Traditional
Massage(TTM) yang melaporkan kecenderungan penurunan kecemasan dan depresi
pasca-perawatan. Alasan untuk perbedaan hasil psikologis antara kelompok yang
mungkindari meningkatkan sistem saraf parasimpatis dan menghilangkan ketegangan
ototpada kelompok program Thailand Traditional Massage (TTM). Hasil ini
sejalandengan meta analisis penelitian terapi pijat oleh Moyer et al yang melaporkan
bahwabeberapa dosis terapi pijat dapat secara signifikan mengurangi sifat kecemasan
dandepression. Ika (2007) mengatakan pijat atau massage tak hanya ampuh mengusirlelah
dan stres, tapi juga berkhasiat mengembalikan kebugaran tubuh. Hampir senadadengan
pendapat tersebut, begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh CollenRyan, dkk
(2003) yang mengatakan bahwa massage thai dapat menyeimbangkanemosi dan mengurangi
stress, selain itu massage thai juga dapat menjaga kesehatankelenjar endokrin. sakit perut,
gangguan pencernaan, sakit kepala, leher kaku, nyeribahu, sakit punggung, demam, masalah
saluran kemih, penyakit hati, penyakit padakandung empedu, hernia, kaki dan kelumpuhan
lengan, nyeri lutut.arthritis, shock,sinusitis, epilepsi.Fokus pijat tradisional Thailand
benar-benar berbeda dari gaya pijat barat,seperti pijat swedia. Dalam pijat
tradisional Thailand perhatian diberikan kepadatubuh fisik sekunder; oleh karena itu,
meremas dan membelai intens karakteristik pijatBarat terasa ada. Dalam pijat tradisional
Thailand fokus utama adalah pada penciptaanenergi tubuh harmoni dan keseimbangan. Pijat
tradisional Thailand menggabungkanmenenangkan teknik pijat, termasuk peregangan otot
lembut Hatha yoga, yang energidan teknik membolak mirip dengan accupressure yang
merangsang. Pola goyang lembut, Thumbing, dan Palming berirama meringankan
tubuh ke dalam keadaansangat santai (Collen Ryan, dkk 2003).Dengan pijat tradisional
Thailand tidak ada tekanan berlebihan padakardiovaskular, tulang, pernafasan sistem
seperti yang ada di beberapa terapi Barat.Karena dari pemulihan dominasi parasimpatis dalam
tubuh bukan iritasi, ego-inflasi,dan ketegangan. pasien merasa tenang, menyenangkan,
gembira, dan santai. Hal inidapat memiliki efek jangka panjang dalam mengurangi stress
pada pasien (Collen Ryan, dkk 2003). Whichello (2000) mengatakan rasa sakit dan
nyeri pada otot,kelelahan serta rasa kaku, seluruhnya dapat dengan sukses disembuhkan
melalui senidari massage. Keram Otot berkurang, jaringan tisu yang rusak digantikan, serabut
ototbaru dapat dibentuk.Pada kasus lain yaitu Sindrom scapulocostal (SCS), sindrom
nyerimuskuloskeletal di posterior daerah bahu yang dilakukan pada 20
respondendilaporkan bahwa massage thai terbukti secara signifikan menurunkan rasa
nyeri.Selain itu juga dapat menurunkan ketegangan otot, dan kecemasan pada pasien
yangmemiliki poin memicu myofascial di wilayah scapula (The Massage
TherapyFoundation, 2012).Sembilan puluh persen (90 %) dari pasien dalam kelompok
program PhysicalTerapy (PT) merasakan puas dengan program pengobatan,
dibandingkan denganhanya 75% dari kelompok program Thailand Traditional Massage
(TTM) melaporkankepuasan. Alasan mengapa pasien kurang puas dengan program Thailand
TraditionalMassage (TTM) hal ini karena jumlah efek samping yang terjadi pada kelompok
pijat,terutama kekakuan otot dan nyeri otot. Hal ini konsisten dengan penelitian
kualitatifdengan van der Riet, et al pada program Thailand Traditional Massage
(TTM)digunakan pada stroke patients. Mereka melaporkan bahwa beberapa pasien
strokemengalami sakit setelah menerima pijat, dan pasien yang lebih muda untuk
latihandaripada untuk menerima pijat. Meskipun pijat tampaknya efektif dalam
mengurangikelenturan pada pasien stroke, disamping itu juga tenaga medis harus
mengakuibahwa tekanan selama pemijatan bisa mempengaruhi otot. Oleh karena itu,
teknikpijat standar, selain untuk pengembangan peralatan untuk mengukur tekanan
inisangat diperlukan. Tetapi hal ini bebeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
The MassageTherapy Foundation (2012), pada pasien Sindrom scapulocostal (SCS)
yangmengatakan bahwa pasien yang dilakukan Massage Thai Mengatakan
“sangatpuas/paling puas” dibandingkan kelompok yang diberikan terapi pack dan
ultrasoundpanas yang mengatakan hanya “puas” saja.III.2 Implikasi KeperawatanJurnal ini
memberikan referensi tambahan untuk perawat sebagai care giver ataupemberi pelayanan
kepada pasien. Teknik yang dapat digunakan untuk melatih pasienstroke selain Range of
Motion (ROM) dan Physical Therapy (PT) adalah ThaiTraditionel Massage (TTM).
Teknik pijat ini terbukti efektif untuk penurunanspastisitas, kecemasan, dan skor
depresi. Adapun teknik Thai Tradisional Massage (TTM) ini adalah:

Gerakan melipat lututPosisi kaki dilipat memperpendek otot glutealis. Pose ini kompres
piriformisdan glutes lainnya sementara juga peregangan aduktor. Ini adalah pose yang
sangatefektif untuk sindrom piriformis, nyeri pinggul, linu panggul dan keluhan lain
yangberasal dari memicu poin di glutes dan Rotator pinggul.Gerakan Backbend dengan kaki
pada Kembali GarisDalam pose ini, terapis kompres erectors tulang belakang sambil
bersandaruntuk membawa klien ke dalam backbend dibantu. Para erectors tulang
belakangsering membatasi ekstensi dengan menyakitkan tertular ketika mereka diminta
untukmempersingkat. Tekanan dari kaki terapis memberikan umpan balik ke
ototshortening dan menonaktifkan refleks nyeri normal. Teknik mengunci kaki ini adalah
pose yang sangat efisien dan kuat untuk terapis, sehinggamemungkinkan untuk
bersandar dan menggunakan berat badan untuk membawa kakiklien ke dalam tekanan kaki.
Sebuah teknik yang sangat efektif untuk memicu poin dipaha belakang medial dan medialis
vastus.Gerakan tekanan siku bagian bawahSebagai terapis bersandar, otot-otot anterior kaki
diperpendek. Ini adalah carayang sangat efektif dan ampuh untuk mengobati tibialis
anterior dan ekstensorpanjang kaki. Memperpendek otot membuat mereka lebih responsif
terhadap tekanandan memberikan pelatihan ulang sehingga otot belajar untuk mempersingkat
anggun.

2. TAIWAN

Saat ini, Complementary and Alternative Medicine (CAM) menjadi salah satu trend di
antara fenomena-fenomena terapi yang lain, seperti terapi konvensional dengan ramuan atau
terapi herbal, akupunktur maupun bekam. Di beberapa Rumah Sakit di Indonesia, terapi
komplementer sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti
bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional.

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA)


yang salah satu visinya unggul di bidang terapi komplementer di tahun 2020
menyelenggarakan webinar “Keperawatan Terapi Komplementer”. Acara yang dihadiri oleh
dosen, mahasiswa, alumni Keperawatan UNIMMA dan mahasiswa National Taipei
University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan diselenggarakan secara
virtual pada Sabtu (5/12).

Ns. Sumarno Adi Subrata, M.Kep., PhD, Ketua Panitia acara mengatakan bahwa
masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (medis) ke terapi
komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat populer diperbincangkan di
kalangan masyarakat. “Webinar kali ini bertujuan untuk memahami pembaruan implementasi
terapi komplementer dalam keperawatan,” ujar Adi.

Dalam webinar tersebut dihadirkan tiga keynote speaker, ialah Tsae-Jyy (Tiffany)
Wang, Ph.D., R.N., APRN dari National Taipei University of Nursing and Health Science
(NTUNSHS) Taiwan, Dr. Heni Setyowati ER.,S.Kp., M.Kes, Dekan FIKES UNIMMA dan
Ns. Sodiq Kamal, S.Kep., M.Sc, Dosen FIKES UNIMMA.

Prof Wang dalam materinya memaparkan tentang terapi komplementer yang popular di
Taiwan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Disarankan bahwa CAM, curcumin, dan
polyphenolic compound yang diekstraksi dari rempah-rempah dan kunyit sebagai pewarna
makanan dapat meningkatkan respon antibodi meskipun dalam dosis rendah. Curcumin
memiliki potensi tinggi untuk digunakan sebagai obat anti-influenza karena dapat mengatur
pertumbuhan dan respon sel kekebalan yang berbeda,” jelas Prof Wang.

Sementara itu, Dr. Heni memaparkan tentang Chromopressure Sebagai Terapi


Komplementer Mengatasi Kelelahan Kerja. “Penerapan terapi komplementer dalam
keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan.
Terapi komplementer juga meningkatkan kemungkinan perawat untuk menunjukan
kepedulian kepada klien,” jelas Dr Heni. Di akhir sesi, Ns Sodiq memaparkan tentang
Exercise Therapy For Diabetic Foot Ulcer Care.

Selaras dengan ciri-ciri kaunseling kanak-kanak, perkembangan terapi bermain di


Malaysia telah diperkenalkan dalam proses mula merekrut ahli dan membentuk badan
penasihat. Objektif terapi bermain ialah seperti menyediakan infrastruktur yang profesional
dan berkhidmat secara terapeutik bersama kanak-kanak. Pada tahun 2000, Ng Kee Seng telah
menubuhkan AGAPE dengan memperkenalkan Terapi Bermain Pemusatan Kanak-Kanak
dari Amerika. Beliau telah menubuhkan pusat perkhidmatan terapi bermain yang pertama di
Malaysia. Sejak tahun 2001 pengamal-pengamal terapi bermain dari Amerika dan Taiwan
seperti Dr. Linda Homeyer, Dr. Daniel Sweeney dan Dr. Kao telah bekerjasama,
menganjurkan latihan dan kursus di AGAPE. Tujuan mereka ialah memberi pendedahan dan
pemahaman terapi bermain kepada masyarakat awam di Malaysia. Bermula dari itu terapi
bermain telah mula berkembang bagi membantu untuk pertumbuhan dan perkembangan
kanak-kanak, ibu bapa dan guru. Hampir lapan tahun kanak-kanak telah didedahkan dengan
perkhidmatan terapi bermain dan jumlah bilangannya telah meningkat dari setahun ke
setahun. Perkembangan iniadalah disebabkan pesatnya perubahan sosial kanak-kanak dan
cabaran keluarga yang dinamik. Terapi bermain sesuai dan boleh dijalankan di negara ini
seperti di taman didikan kanak-kanak, sekolah kebangsaan, pusat kanak-kanak terencat akal,
pusat komuniti, wad kanak-kanak dan di institut pendidikan. Usia yang sesuai bagi kanak-
kanak ialah melebihi empat tahun ke atas (Allison, 1999).

Hasil investigasi tentang penggunaan obat tradisional Cina pada pasien pasca stroke di
Taiwan memperlihatkan bahwa pasien pasca stroke di Taiwan mengalami peningkatan
penggunaan obat tradisional Cina dari 2000 sampai tahun 2009. Penduduk yang
berpenghasilan tinggi dan juga kalangan muda serta karyawan yang menjalani rehabilitasi
mengalami peningkatan penggunaan obat tradisional. Penggunaan obat trasdisional Cina
lebih banyak digunakan oleh pasien pasca stroke dibandingkan dengan pasien dengan
penyakit umum ( Liao et al., 2012). Luqman et al. (2017) menambahkan bahwa alasan pasien
pasca stroke memilih pijat alternatif dikarenakan manfaat yang dirasakan dari pijat alterniatif.
Mereka merasakan adanya perubahan pada kondisi tubuh dari yang tidak memiliki kekuatan
mengalami kemajuan bisa lebih kuat dan merasa lebih baik.

Penelitian di University of Taiwan menunjukkan bahwa mendengarkan musik santai


(lembut) sebelum tidur menurunkan denyut jantung dan memperbaiki tidur 26% diakhir
minggu pertama. Musik yang ideal adalah musik lembut dan perlahan sekitar 60-80
denyut/menit seperti Mozart (Borba, 2009). Mendengarkan musik selama 1,5 jam sama
efeknya dengan memperoleh suntikan 10 ml gram valium (sejenis obat tidur) (Djohan 2009
dalam Astriawan 2016). Terapi musik dapat meningkatkan kadar melatonin yang mendorong
pasien untuk tidur nyenyak. Melatonin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar
pineal. Melatonin di sintesis dari serotonin oleh dua enzim yaitu N-asetiltrasnferase (NAT)
dan Hidroksidol-metiltransferase (HIOMT). Sekresi melatonin noktural menyebabkan rasa
kantuk (Heffer dan Schust dalam Astriawan 2016).
Fan WC, Yu CJ, Tsai CM, dkk. Khasiat yang berbeda dari erlotinib dan gefitinib pada
pasien Taiwan dengan kanker paru-paru non-sel kecil lanjut: studi multicenter retrospektif (J
Thorac Oncol). Kuan FC, Li SH, Wang CL, dkk. Analisis kelangsungan hidup bebas
perkembangan dari inhibitor tirosin kinase lini pertama pada pasien dengan kanker paru-paru
non-sel kecil yang menyimpan penghapusan leu858Arg atau ekson 19 (Oncotarget). Jadad
AR, Moore RA, Carroll D, dkk. Menilai kualitas laporan uji klinis acak: apakah membutakan
diperlukan? Kontrol Uji Coba Klin 1996;17:1–2.

Wells GA, Shea BJ, O'Connell D, dkk. Skala Newcastle-Ottawa (NOS) untuk menilai
kualitas studi non-acak dalam meta-analisis (Appl Eng Agric). Tierney JF, Stewart LA,
Ghersi D, dkk. Metode praktis untuk menggabungkan data ringkasan waktu-ke-peristiwa ke
dalam meta-analisis.

Anda mungkin juga menyukai