Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KDM

GOLONGAN OBAT MATA

OBAT DEKONGESTAN, ANESTESI, DAN ANTIINFLAMASI MATA

NAMA :M
RIFQI HABIBULLAH

KELAS
: XII A KEPERAWATAN

NO ABSEN
: 27

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YARSI MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1.DEKONGESTAN
Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan kongesti
nasal atau hidung tersumbat yang umumnya disebabkan oleh:
 Flu
 Pilek
 Sinusitis
 Alergi
Cara menggunakan dekongestan tergantung dari produknya. Ada yang
dihirup dan ada juga yang diminum. Dekongestan hirup adalah yang paling
umum digunakan.
Dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh
darah di dalam hidung yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang
disebutkan di atas sehingga saluran napas menjadi terbuka dan napas
menjadi lega.
Contoh-contoh dekongestan yang beredar di Indonesia adalah
oxymetazoline, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide,
dan phenylephrine.

Tentang Dekongestan

Golongan Pelega pernapasan


Kategori Obat resep
Meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu,
Manfaat
pilek, sinusitis, atau alergi
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Bentuk obat Obat hirup, kapsul, tablet, sirop, bubuk
Peringatan:
 Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, pemakaian dekongestan
hanya jika dianjurkan oleh dokter.
 Dekongestan tidak boleh digunakan oleh anak-anak berusia enam tahun
ke bawah.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati,
gangguan jantung, gangguan sirkulasi, hipertensi, diabetes,
pembengkakan prostat, glaukoma, dan hipertiroidisme.
 Jangan menggunakan dekongestan bersamaan dengan obat-
obatan lainnya tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan efek samping yang membahayakan. Salah satu contohnya
adalah peningkatan tekanan darah apabila dekongestan digunakan
bersamaan dengan obat penghambat monoamin oksidase (obat
antidepresan).
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan
dekongestan, segera temui dokter.
Dosis Dekongestan
Dosis dekongestan berbeda-beda tergantung dari cara pemakaian atau
usia penderita. Untuk jenis dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan
biasanya 5-7 kali sehari. Dekongestan hirup tidak boleh digunakan lebih
dari tujuh kali dalam sehari. Terapi dekongestan diberikan paling lama
seminggu. Pemakaian dekongestan yang lebih dari 1 minggu dapat
memperparah penyakit yang diderita.
Sedangkan pada jenis dekongestan oral, dosis yang biasanya dianjurkan
adalah 30 mg sebanyak 4-6 kali sehari (6-12 tahun) dan 60 mg sebanyak
4-6 kali sehari (12 tahun ke atas).
Menggunakan Dekongestan dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan produk
dekongestan sebelum menggunakannya.Pastikan ada jarak waktu yang
cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
menggunakan  dekongestan pada jam yang sama tiap hari untuk
memaksimalkan efeknya.
Bagi pasien yang lupa menggunakan dekongestan, disarankan segera
melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat. Jangan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Dekongestan
Sama seperti obat-obatan lain, penggunaan dekongestan juga bisa
menyebabkan efek samping meskipun tergolong jarang. Beberapa efek
samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:
 Iritasi pada lapisan hidung
 Mulut terasa kering
 Mual
 Sakit kepala
 Tremor atau gemetar
 Merasa gelisah
 Sulit buang air kecil (pada pria)
 Sulit tidur
 Ruam (reaksi alergi)
 Jantung berdebar
Efek samping yang lebih serius seperti syok anafilaktik dan halusinasi juga
bisa timbul walaupun kasus demikian sangat jarang terjadi.
A. Oxymetazoline
Oxymetazoline adalah obat dekongestan yang digunakan untuk
meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek, sinusitis, dan
alergi. Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan tetes atau semprot hidung.

Apa Itu Oxymetazoline

Golongan Dekongestan
Kategori Obat resep
Manfaat Meredakan hidung tersumbat
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun
Oxymetazoline untuk ibu Kategori C: Studi pada binatang percobaan
hamil dan menyusui memperlihatkan adanya efek samping
  terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.
Tidak diketahui apakah oxymetazoline dapat
terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter.
Bentuk Obat semprot hidung dan tetes hidung

Kategori
Batuk dan Flu
Deskripsi
AFRIN 0.05% NASAL SPRAY mengandung zat aktif Oxymetazoline. Obat
ini digunakan untuk meringankan hidung tersumbat dan nasofaring akibat
flu, sinusitis, hayfever atau alergi saluran pernapasan bagian atas. Jangan
digunakan selama lebih dari 3 hari berturut-turut.
Indikasi Umum
Hidung tersumbat, pengobatan dan pencegahan infeksi telinga bagian
tengah, pemeriksaan intranasal sebelum operasi
Komposisi
Oxymetazoline HCl 0.05%
Dosis
Dewasa dan anak > 6 tahun : 2 x sehari 2-3 semprot/spray pada setiap
lubang hidung
Aturan Pakai
Disemprotkan kedalam lubang hidung

Kontra Indikasi
Hipersensitif, hipertiroidisme, hipertensi, penyakit jantung, anak <6 tahun
Perhatian
Penderita dalam terapi dengan MAOI, penggunaan jangka panjang,
penyakit jantung, DM
Efek Samping
Rasa terbakar pada hidung/tenggorokan, iritasi lokal, mual, sakit kepala,
mukosa hidung kering. Kongesti nasal (penggunaan jangka lama). Apnu
dan kolaps tiba-tiba pada bayi
Segmentasi
Blue
Kemasan
Dus, Botol @ 15 ml

Manufaktur
Bayer Indonesia
No. Registrasi
BPOM: DTL1502009056A1

B. Ephedrine HCl

Deskripsi
Ephedrine HCl adalah obat generik produksi Kimia Farma yang digunakan
untuk mengatasi gejala flu seperti pilek dan hidung tersumbat, alergi,
pembengkakan pada saluran napas serta ISPA.
Ephedrine HCl memiliki mekanisme kerja sebagai berikut :
• Ephedrin HCl adalah zat aktif golongan simpatomimetik yang memiliki
aktivitas sebagai nasal dekongestan, stimulant, dan wakefulness
promoting agent. Senyawa ini bekerja dengan mengecilkan pembuluh
darah untuk mengurangi pembengkakan dan penyumbatan.
Indikasi / Manfaat / Kegunaan :
1. Alergi
2.Gejala flu (pilek dan hidung tersumbat)
3. Pembengkakan saluran napas
4. Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA)

Sub Kategori
Dekongestan Nasal dan Preparat Nasal Lain
Tag
dekongestan , pilek , asma , alergi , ISPA
Komposisi
Ephedrine HCl 25 mg
Dosis
1-2 tablet (25-50 mg) setiap 3 atau 4 jam sehari.
Penyajian
sebelum/sesudah makan
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari langsung
Perhatian
 Hipersensitif terhadap komponen obat.
 Riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung, tiroid, diabetes.
 Kesulitan buang air kecil karena karena pembesaran kelenjar prostat.
 Penggunaan bersama dengan obat asma.
Efek Samping
Pusing, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, insomnia, rasa
cemas dan gelisah.
Kemasan
1 Botol isi 250 Tablet
Nama Standar MIMS
EPHEDRINE HCL KF 25MG TAB 250S
Pabrik
Kimia Farma
Golongan Obat
 Obat keras
Keterangan
Terakhir diperbarui pada 26 September 2021

C. NASAL DECONGESTANT PE

Merek dagang Phenylephrine: Bodrex Flu & Batuk, Cendo Statrol,


Conal, Contrexyn Flu, Decolgen Pe, Fludexin, Komix OBH, Mixagrip Flu,
Nellco Special OBH PE, OB Combi Batuk Pilek, Oskadryl, Panadol Flu &
Batuk, Samcodryl, Wicold
Apa Itu Phenylephrine

Golongan Obat resep


Kategori Dekongestan
Manfaat Meredakan gejala hidung tersumbat
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia 12 tahun ke atas
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
Phenylephrine
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
untuk ibu hamil
besarnya risiko terhadap janin.Belum diketahui
dan ibu menyusui
apakah phenylephrine dapat terserap ke dalam
ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi
dulu dengan dokter.
Bentuk Tablet, sirop, tetes mata
Peringatan Sebelum Menggunakan Phenylephrine
Phenylephrine hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini,
antara lain:
 Jangan menggunakan phenylephrine bila Anda alergi terhadap obat
ini. Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap dekongestan lain, seperti
pseudoephedrine atau ephedrine.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau baru saja mengonsumsi obat
antidepresan golongan MAOI, dalam 14 hari terakhir. Phenylephrine tidak
boleh digunakan oleh pasien tersebut.
 Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami penyakit
jantung dan pembuluh darah, gangguan irama jantung, glaukoma sudut
tertutup, gangguan mental, diabetes, hipertensi, kejang, hipertiroidisme,
susah tidur, penyakit Raynaud, sulit buang air kecil, atau pembesaran
prostat.
 Phenylephrine sediaan sirup sering mengandung pemanis buatan,
seperti aspartame, yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh
penderita fenilketonuria.
 Jangan memberikan phenylephrine kepada anak usia kurang dari 6
tahun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
 Jangan menggunakan phenylephrine tetes mata bila Anda mengalami
infeksi atau cedera pada mata, atau jika baru saja menjalani operasi
mata.
 Jangan berkendara atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan phenylephrine,
karena obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
produk herbal tertentu.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau
merencanakan kehamilan.
 Segera temui dokter bila muncul reaksi alergi obat, efek samping yang
serius, atau overdosis setelah menggunakan phenylephrine.
Dosis dan Aturan Pakai Phenylephrine
Berikut adalah dosis umum penggunaan phenylephrine berdasarkan
tujuan, bentuk obat, dan usia pasien:
Phenylephrine tablet dan sirop
Tujuan: Mengatasi gejala hidung tersumbat
 Dewasa dan anak usia >12 tahun: 10 mg tiap 4 jam, dikonsumsi
sampai 7 hari. Dosis maksimal 60 mg per hari.
Phenylephrine tetes mata
Tujuan: Mengatasi mata merah karena iritasi mata ringan
 Dewasa dan anak-anak: Tetes mata sediaan 0,12%, diberikan 1 tetes
tiap mata. Jika dibutuhkan, penggunaan obat tetes bisa diulangi tiap
3–4 jam. Maksimal 3 tetes tiap mata.
Tujuan: Persiapan sebelum pemeriksaan mata
 Dewasa dan anak-anak: Tetes mata sediaan 2,5%, diberikan 1 tetes
tiap mata, 15–120 menit sebelum prosedur dimulai.
Tujuan: Persiapan sebelum operasi mata
 Dewasa: Tetes mata sediaan 2,5–10%, diberikan 1 tetes tiap mata,
30–60 menit sebelum prosedur dimulai.
 Anak-anak usia >12 tahun: Tetes mata sediaan 2,5%, diberikan 1
tetes tiap mata, 30–60 menit sebelum prosedur dimulai. Maksimal 3
tetes tiap mata.
Cara Menggunakan Phenylephrine dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang tertera di
kemasan obat sebelum menggunakan phenylephrine. Jangan menambah
atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Phenylpherine tablet dan sirop sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk
mengurangi risiko terjadinya sakit maag. Untuk phenylpherine sirop,
gunakan sendok takar yang terdapat di dalam kemasan agar dosis yang
dikonsumsi tepat.
Anda dapat mener apkan beberapa langkah di bawah ini saat
menggunakan phenylpherine tetes mata untuk meredakan mata merah
akibat iritasi mata ringan:
 Bagi pengguna lensa kontak, lepaskan lensa kontak tersebut sebelum
menggunakan phenylpherine. Lensa kontak dapat digunakan kembali 10–
15 menit setelah penggunaan obat.
 Cuci tangan hingga bersih sebelum dan sesudah menggunakan
phenylpherine tetes mata.
 Dongakkan kepala, kemudian tarik kelopak mata bagian bawah secara
perlahan.
 Tekan kemasan untuk meneteskan obat ke kelopak mata, lalu
kedipkan mata secara perlahan agar obat menyebar ke seluruh bagian
mata.
 Berikan pijatan ringan dengan jari ke bagian mata selama 2–3 menit
agar obat terserap dengan baik.
 Segera tutup kemasan obat setelah menggunakannya. Hindari
menyentuh bagian ujung botol atau kemasan obat tetes mata. Hal ini untuk
mencegah masuknya bakteri ke dalam botol obat tetes mata.
Perlu diketahui bahwa pemberian phenylpherine tetes mata untuk
pemeriksaan mata atau operasi mata akan dilakukan oleh dokter yang
menangani sebelum prosedur dimulai.
Bila Anda yang lupa menggunakan phenylpherine, disarankan untuk
segera menggunakannya jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu
dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Jangan merokok selama menjalani pengobatan dengan phenylephrine,
karena dapa menurunkan aliran darah dan menyebabkan timbulnya efek
samping.
Simpan phenylpherine di ruangan dengan suhu kamar. Jangan
menyimpannya di tempat yang lembap atau terkena paparan sinar
matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Phenylpherine dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi obat yang dapat terjadi jika
menggunakan phenylpherine bersamaan dengan obat lain:
 Peningkatan risiko terjadinya hipertensi dan hipertermia yang
berakibat fatal jika digunakan bersama obat MAOI, seperti isocarboxid,
linezolid, atau phenelzine
 Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan
dengan quinidine dan obat glikosida jantung
 Peningkatan efek obat antidepresan trisiklik
 Potensi munculnya efek obat yang berlawanan jika digunakan
bersama chlorpromazine, phentolamine, atau amiodarone
Efek Samping dan Bahaya Phenylephrine
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan
phenylpherine adalah:
 Sakit kepala dan pusing
 Sakit perut ringan
 Gelisah
 Sulit tidur
 Gemetar
 Denyut jantung cepat
 Tangan atau kaki terasa dingin
Untuk phenylephrine tetes mata, penggunaannya juga bisa menyebabkan
terjadinya iritasi pada mata, mata pedih dan terasa terbakar, atau mata
berair.
Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru
semakin memburuk. Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau
efek samping yang lebih serius, seperti:
 Tremor
 Kejang
 Denyut jantung tidak teratur
 Perubahan perilaku dan suasana hati, termasuk panik, cemas, dan
bingung

2. ANESTESI
Dalam dunia kedokteran, rasa sakit saat menjalani operasi atau prosedur
kesehatan lainnya dapat dihilangkan dengan pemberian anestesi.
Anestesi sendiri berarti hilangnya rasa atau sensasi di tubuh, dan
jenisnya ada bermacam-macam.
Cara kerja anestesi adalah dengan menghentikan atau memblokir sinyal
saraf dari pusat rasa sakit yang akan dirasakan pasien selama operasi
atau ketika menjalani prosedur medis tertentu. Anestesi dapat diberikan
dalam berbagai bentuk, seperti salep, semprotan, suntikan, atau gas
yang harus dihirup oleh pasien.
Tiga Macam Anestesi
Anestesi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu anestesi lokal, regional,
dan umum. Setiap jenis anestesi memiliki cara kerja dan tujuan yang
berbeda-beda, berikut adalah penjelasannya:
1. Anestesi lokal
Anestesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau rasa sakit pada
area tubuh yang akan dioperasi. Jenis anestesi ini tidak memengaruhi
kesadaran, sehingga pasien akan tetap sadar selama menjalani operasi
atau prosedur medis.
Anestesi lokal dapat digunakan untuk operasi minor atau kecil, seperti
perawatan gigi, operasi mata, prosedur pengangkatan tahi lalat,
dan biopsi pada kulit. Anestesi jenis ini dapat diberikan dengan cara
disuntik, disemprot, atau dioleskan ke kulit maupun selaput lendir yang
akan dioperasi.

A. Lidocain Injeksi

Pengertian Lidocain Injeksi


Lidocaine adalah golongan obat anastesi lokal. Lidocaine digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek mati rasa pada
bagian tubuh tertentu untuk sementara. Lidocaine injeksi (suntik)
digunakan untuk membuat mati rasa sebagian area tubuh (obat bius
lokal), sebelum dilakukan proses penjahitan luka robek atau operasi
Caesar. Selain itu, Lidocaine injeksi juga digunakan untuk mengatasi
aritmia atau gangguan irama jantung. Penggunaan Obat ini harus dengan
Resep Dokter.
Keterangan Lidocain Injeksi
 Golongan: Obat Keras
 Kelas Terapi: Anastesi Lokal
 Kandungan: Lidocaine HCl 20 mg/mL
 Bentuk: Cairan Injeksi
 Satuan Penjualan: Ampul
 Kemasan: Ampul @ 2 mL
 Farmasi: Bernofarm; Phapros; Lucas Djaja; Quatum Laboratoris;
Ethica Industri; Ipha Laboratories; Novell Pharmaceutical; Meprofarm;
Natura Laboratoria; Kimia Farma.
 Merk dagang yang beredar di Indonesia: Lidodex, Lidox.
 Harga: Rp. 2.500 - Rp. 8.000/ Ampul
Kegunaan Lidocain Injeksi
Lidocaine injeksi (suntik) digunakan untuk membuat mati rasa sebagian
area tubuh (obat bius lokal), sebelum dilakukan proses penjahitan luka
robek atau operasi Caesar.
Dosis & Cara Penggunaan Lidocain Injeksi
Lidocaine merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep
dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

 Anestesi epidural
o Dewasa: 2-3 mL diberikan untuk setiap dermatome untuk
dibius.
o Dosis yang disarankan adalah: Lumbar epidural 250-300 mg
(1%)
o Untuk analgesia dan 225-300 mg (1.5%) atau 200-300 mg
(2% ) untuk anestesi.
o Untuk epidural toraks: 200-300 mg (1%).
o Untuk analgesia caudal obstetrik, 200-300 mg (1% )
o Untuk anestesi ekor bedah: 225-300 mg (1,5% soln).
o Untuk anestesi epidural atau caudal kontinu, jangan ulangi
dosis maksimal lebih dari 1.5 jam.
 Intramuskular
Dewasa: 300 mg disuntikkan ke otot, ulangi setelah 60-90 menit jika
perlu.
 Intraspinal
Anestesi spinal
Dewasa: Sebagai hiperbarik, 1.5% atau 5% lidokain dalam 7.5% glukosa.
Persalinan pervaginam normal: Hingga 50 mg (5%) atau 9-15 mg (1.5%).
Operasi caesar: 75 mg (5%). Prosedur bedah lainnya: 75-100 mg.
 Intravena

o Fibrilasi ventrikel yang tak berdenyut atau takikardia ventrikel


Dewasa: 1-1.5 mg / kg diulang seperlunya. Maksimal: 3 mg / kg. Untuk
aritmia ventrikel pada pasien yang lebih stabil: Dosis pembebanan biasa:
50-100 mg sebagai injeksi IV pada 25-50 mg / menit, dapat diulang satu
atau dua kali hingga maksimal 200-300 mg dalam 1 jam, diikuti oleh 1- 4
mg / mnt melalui infus IV berkelanjutan. Mungkin perlu mengurangi dosis
jika infus lebih lama dari 24 jam.
o Anestesi regional intravena
Dewasa: Sebagai 0.5% soln tanpa epinefrin: 50-300 mg. Maksimal: 4
mg / kg.
Penggunaan Lidocain harus sesuai dengan Resep Dokter.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.
Efek Samping Lidocain Injeksi
Efek samping yang terjadi selama penggunaan Lidocaine Injeksi:
 Bradikardi (denyut jantung dibawah normal)
 Edema
 Hipotensi
 Kecemasan
 Koma
 Kebingungan
 Kantuk
 Halusinasi dan eufhoria (kesenangan)
 Sakit kepala
 Lesu, gugup
 Kejang
 Bicara cadel
 Mual dan muntah
 Memar dan iritasi
Overdosis
 Gejala: Hipotensi (tekanan darah rendah) berat, asistol (tidak terdapat
frekuensi ventrikel atau iraman jantung, tidak ada denyut jantung, dan
tidak ada curah jantung, denyut jantung dibawah normal, kejang, koma,
serangan jantung, henti napas, dan kematian.
 Penatalaksanaan: Pertahankan oksigenasi, hentikan kejang, dan
dukung sirkulasi. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan
oleh tenaga medis profesional.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Lidocaine Injeksi pada pasien yang memiliki indikasi:
 Sindrom Wolff-Parkinson-White (penyakit parkinson).
 Tidak boleh digunakan pada kulit yang meradang atau terluka.
 Gangguan jantung.

InteraksiObat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat
penggunaan Lidocaine Injeksi:
 Dapat meningkatkan kadar serum bila diberikan bersamaan dengan
cimetidin dan propranolol.
 Peningkatan risiko depresi jantung bila diberikan bersamaan dengan
golongan obat β-bloker dan antiaritmia lainnya.
 Efek jantung tambahan bila diberikan bersamaan dengan fenitoin
injeksi.

Kategori Kehamilan
Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika Serikat) mengkategorikan Lidocaine Injeksi ke dalam kategori B
dengan penjelasan sebagai berikut: 
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Atau studi reproduksi hewan telah
menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) namun tidak
dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama
(dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).
Perhatian Menyusui
Lidocaine terserap kedalam ASI; data yang tersedia terbatas tentang efek
Lidocaine pada anak yang disusui belum mengungkapkan pola efek
samping yang terkait secara konsisten. Perkembangan dan manfaat
kesehatan dari menyusui harus dipertimbangkan bersama dengan
kebutuhan klinis ibu akan Lidocaine dan potensi efek samping pada bayi
yang disusui dari Lidocaine atau dari kondisi ibu yang mendasarinya.

Indikasi: 
lihat pada Dosis.
Peringatan: 
lihat pada lignokain hidroklorida dan keterangan di atas; depresi miokardial
mungkin lebih parah dan lebih resisten terhadap pengobatan.
Interaksi: 
lihat Lampiran 1 (Bupivakain).
Kontraindikasi: 
lihat pada lignokain hidroklorida dan keterangan di atas; anestesi regional
intravena (Bier's block).
Efek Samping: 
lihat pada lignokain hidroklorida dan keterangan di atas.
Dosis: 
diubah sesuai dengan bobot pasien, dan sifat tindak bedah- penting: lihat
pada Pemberian, di atas.
Infiltrasi lokal, 0,25% (hingga 60 mL).
Bloking syaraf periferal, 0,25% (maksimum 60 mL), 0,375% (maksimum 40
mL) 0,5% (maksimum 30 mL).
Blokade epidural
Pembedahan, lumbal, 0,5-0,75% (maksimum 20 mL dengan salah satu
dari dua cara di atas), kaudal, 0,5% (maksimum 30 mL).
Persalinan, lumbal, 0,25-0,5 % (maksimum 12 mL dengan salah satu dari
dua cara di atas), kaudal, tapi jarang digunakan, 0,25% (maksimum 20
mL), 0,375% (maksimum 20 mL), 0,5% (maksimum 20 mL).
Catatan. Larutan 0,75% tidak boleh digunakan pada blokade epidural
dalam obstetriks.
Penting: dosis yang diizinkan tersebut di atas mungkin tidak sesuai untuk
keadaan tertentu, maka saran ahli harus dimintakan.
List Nama Dagang
Untuk informasi nama produk terkini dapat melihat cekbpom.pom.go.id(link
is external)

Bucain spinal Decain Spinal 0,5% Heavy


Bunascan Spinal 0,5% Heavy Indevus Spinal 0.5% Heavy
Bupican Marcain
Bupican Heavy Marcain Spinal 0,5% Heavy
Bupiloc Spinal 0,5% Heavy Quanocaine Spinal Heavy
Bupivacain Spinal Recain
Buvanest Regivell
Buvanest Spinal 0,5% Heavy Spica Spinal
Buvathetic Vopicain 0,50 %
Decain
Penicillin G procaine atau procaine benzylpenicillin adalah obat antibiotik
untuk menangani infeksi bakteri, seperti anthrax, sifilis,
atau infeksi Streptococcus beta-hemolitik grup
A, atau infeksi Staphylococcus.
Merek dagang penicillin G procaine: Benzathine Benzylpenicillin,
Procaine Benzyl Penicillin, Procaine Penicillin G Meiji
Apa Itu Penicillin G Procaine

Golongan Obat resep


Kategori Antibiotik penisilin
Mengobati anthrax, sifilis, infeksi Streptococcus beta-hemolitik
Manfaat
grup A, atau infeksi Staphylococcus
Digunakan
Dewasa dan anak-anak
oleh
Penicillin G Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
procaine memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum
untuk ibu ada studi terkontrol pada wanita hamil.
hamil dan Penicillin G procaine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
menyusui sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
  berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk obat Suntik
Peringatan Sebelum Menggunakan Penicillin G Procaine
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan
penicillin G procaine, di antaranya:
 Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Penicillin G
procaine tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat
ini atau obat golongan penicillin lain.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma,
penyakit jantung,  penyakit ginjal, kelainan darah, radang usus,
atau sindrom Brugada.
 Beri tahu dokter jika Anda berencana untuk menjalani vaksinasi
dengan vaksin hidup selama menggunakan penicillin G procaine, karena
obat ini dapat mengurangi efektivitas vaksin yang digunakan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau
merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk obat herbal dan suplemen.
 Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang
serius, atau overdosis setelah menggunakan penicillin G procaine.
Dosis dan Aturan Pakai Penicillin G Procaine
Penicillin G procaine akan disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di
bawah pengawasan dokter melalui suntikan ke dalam otot
(intramuskular/IM).
Dosis obat yang diberikan tergantung pada kondisi yang ingin ditangani
dan usia pasien. Berikut adalah penjelasannya:
Kondisi: Sifilis
 Dewasa: Dosis untuk sifilis tahap awal 600 mg, sekali sehari, selama
10 hari. Dosis untuk kondisi tahap lanjut 600 mg, sekali sehari, selama 17
hari.
Kondisi: Neurosifilis
 Dewasa: Dosis dengan kombinasi probenecid adalah 1.800–2.400
mg, sekali sehari, selama 17 hari.
Kondisi: Sifilis kongenital
 Anak usia ≤2 tahun: 50 mg/kgBB, sekali sehari,selama 10 hari.
Kondisi: Anthrax kulit
 Dewasa: 600–1.000 mg, sekali sehari.
Kondisi: Pengobatan dan pencegahan anthrax
 Dewasa:200 mg, tiap 12 jam, selama 60 hari.
 Anak-anak: 25 mg/kgBB, tiap 12 jam, selama 60 hari.
Kondisi: Infeksi Streptococcus beta-hemolitik grup A,
infeksi Staphylococcus
 Dewasa: 1.500 mg per hari, selama 2–5 hari. Dosis ke-4 dan ke-5
akan diberikan sesuai kebutuhan dan tingkat keparahan penyakit.
Cara Menggunakan Penicillin G Procaine dengan Benar
Penicillin G procaine akan disuntikkan secara langsung oleh dokter atau
petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Ikuti jadwal penyuntikan obat yang diberikan oleh dokter. Jangan berhenti
menjalani pengobatan tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Ikuti
semua anjuran dan saran yang diberikan oleh dokter selama menjalani
pengobatan dengan penicillin G procaine agar efektivitas pengobatan
maksimal.
Jika menggunakan penicillin G procaine untuk jangka panjang, Anda
mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah secara rutin.
Pastikan Anda mengikuti pemeriksaan sesuai jadwal.
Interaksi Penicillin G Procaine dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika penicillin
G procaine digunakan bersamaan dengan obat lain:
 Peningkatan kadar methotrexate dalam darah yang bisa menyebabkan
terjadinya efek samping, seperti muntah, sariawan, dan turunnya
kadar sel darah
 Penurunan kadar penicillin G procaine jika digunakan
dengan tetracycline atau doxycycline
 Peningkatan risiko terjadinya methemoglobinemia jika digunakan
dengan prilocaine
 Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin
kolera
 Peningkatan risiko terjadinya pendarahan jika digunakan dengan obat
pengencer darah, seperti warfarin
 Penurunan efektivitas pil KB
Efek Samping dan Bahaya Penicillin G Procaine
Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan penicillin G procaine
antara lain:
 Mual
 Muntah
 Nyeri, bengkak, dan kemerahan di area penyuntikan
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami
efek samping yang lebih serius, seperti:
 Jantung berdebar, denyut jantung cepat, atau denyut jantung tidak
teratur
 Rasa lelah yang tak biasa
 Bingung, depresi, atau berhalusinasi
 Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki
 Diare yang berat atau diare berdarah

2. Anestesi regional
Anestesi regional dilakukan dengan memblokir rasa sakit di sebagian
anggota tubuh. Seperti halnya anestesi lokal, pasien akan tetap tersadar
selama operasi berlangsung, namun tidak dapat merasakan sebagian
anggota tubuhnya.
Pada anestesi regional, obat akan diberikan dengan cara disuntikkan di
dekat sumsum tulang belakang atau di sekitar area saraf. Suntikan ini
akan menghilangkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh, seperti
pinggul, perut, lengan, dan kaki.
Terdapat beberapa jenis anestesi regional, yaitu blok saraf
perifer, epidural, dan spinal. Anestesi regional yang paling sering
digunakan adalah epidural, yang umum digunakan saat persalinan.
3. Anestesi umum
Anestesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan
yang membuat pasien menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung.
Anestesi jenis ini sering digunakan untuk operasi besar, seperti operasi
jantung terbuka, operasi otak, atau transplantasi organ.
Anestesi ini bisa diberikan melalui dua cara, yaitu melalui gas untuk
dihirup (inhalasi) dan obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah
(intravena).
Anestesi umum dianggap cukup aman untuk sebagian besar pasien.
Namun pada kelompok tertentu, seperti lansia, anak- anak, atau pasien
yang kondisinya sangat buruk, pemberian anestesi jenis ini harus
dilakukan dengan sangat hati-hati karena dapat menyebabkan komplikasi
yang berbahaya.
Pemilihan dan pemberian anestesi akan disesuaikan dengan kondisi
kesehatan pasien, prosedur medis yang akan dijalani, dan lamanya prosedur
yang akan dilakukan.
Beberapa Efek Samping Anestesi
Seperti juga prosedur medis lainnya, anastesi berisiko menimbulkan efek
samping, baik ringan maupun berat. Berikut ini adalah efek samping yang
bisa terjadi akibat pemberian anestesi, berdasarkan jenis anestesinya:
Efek samping anestesi lokal:
 Rasa nyeri, ruam, serta pendarahan ringan di area suntikan.
 Sakit kepala.
 Pusing.
 Kelelahan.
 Mati rasa pada area yang disuntik.
 Kedutan pada jaringan otot.
 Penglihatan kabur.
Efek samping anestesi regional:
 Sakit kepala.
 Reaksi alergi.
 Nyeri punggung.
 Perdarahan.
 Kejang.
 Sulit buang air kecil.
 Penurunan tekanan darah.
 Infeksi tulang belakang.
Efek samping anestesi umum:
 Mual dan muntah.
 Mulut kering.
 Sakit tenggorokan.
 Suara serak.
 Rasa kantuk.
 Menggigil.
 Timbul nyeri dan memar di area yang disuntik atau dipasangkan infus.
 Kebingungan.
 Sulit buang air kecil.
 Kerusakan gigi.
Risiko untuk mengalami efek samping anestesi akan semakin tinggi
apabila pasien memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu,
misanya penyakit jantung atau obesitas. Usia yang terlalu muda atau
terlalu tua, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, serta
konsumsi obat-obatan tertentu juga akan meningkatkan risiko terjadinya
efek samping anestesi.
Untuk mencegah munculnya efek samping, dokter atau perawat akan
melakukan pemeriksaan lengkap dan memberitahukan hal-hal apa saja
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebelum operasi berlangsung.
Misalnya, kapan harus berhenti makan dan minum, atau obat dan
suplemen apa saja yang tidak boleh dikonsumsi sebelum operasi.
Jika Anda akan melakukan operasi atau suatu tindakan medis, baik besar
maupun kecil, tanyakanlah dengan jelas kepada dokter anestesi yang
akan menangani Anda, terkait jenis dan efek samping anestesi yang
akan digunakan.

3. ANTIINFLAMASI MATA
Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang
memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan.
Kategori
Mata
Deskripsi
CENDO XITROL adalah obat tetes mata steril yang mengandung
kombinasi Dexamethasone Neomycin sulphate dan Polymyxin B
sulphate. Neomycin Sulphate merupakan aminoglikosida yang bersifat
bakterisid untuk beberapa organisme Gram positif dan Gram negatif.
Neomycin sulphate bekerja dengan cara menghambat sintesa protein
dengan mengikat RNA ribosom dan menyebabkan bakteri salah
membaca kode genetiknya. Polymyxin Sulphate adalah bakterisid untuk
berbagai organisme Gram negatif. Dexamethasone merupakan
glukokortikoid sintetik yang memiliki aktivitas anti-inflamasi yang kuat.
Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit mata terutama karena
radang yang disertai infeksi bakteri. Dalam penggunaan obat ini harus
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Kondisi
inflamasi mata yang responsif terhadap steroid disertai infeksi bakteri
atau adanya infeksi mata karena bakteri
Komposisi
Per ml : Dexamethasone 1 mg, Neomycin sulphate 3.5 mg, Polymyxin B
sulphate 10000 Si.
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. 1-2 tetes tiap jam pada siang hari, dan tiap 2 jam pada malam
hari. jika respon baik dikurangi menjadi 1 tetes tiap 4 jam
Aturan Pakai
Teteskan pada kantung konjungtiva.
Kontra Indikasi
hipersensitif, infeksi jamur sistemik, glaukoma, simplex keratitis
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hanya untuk pemakaian luar.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan glaukoma dengan
kerusakan pada syaraf mata, penglihatan kabur, pembentukan posterior
subcapsular cataract, meningkatnya bahaya infeksi sekunder, penipisan
kornea mata atau sklera, perforasi, kondisi purulent akut pada mata.
Hipersensitif terhadap komponen obat. Penggunaan obat dalam kondisi
hamil dan menyusui harus dalam pengawasan dokter.
Efek Samping
Alergi, peningkatan tekanan intraokular, pembentukan katarak
subkapsular posterior
Segmentasi
Red
Kemasan
Catch cover @ 5 Botol @ 0,6 ml
Manufaktur
Cendo Pharmaceutical
No. Registrasi
BPOM: DKL7203809746A1

3. ANTI INFLAMASI MATA


Obat sakit mata digunakan untuk mengobati penyakit atau gangguan pada
mata. Obat sakit mata memiliki kandungan yang berbeda-beda, dengan
manfaat dan cara kerja yang juga berbeda.  

CONTOH OBAT:
A. Erlamycetin Plus Eye Drops 5 ml
Kategori
Mata
Deskripsi
ERLAMYCETIN PLUS EYE DROPS adalah obat tetes mata dengan
kandungan kombinasi antibiotik Chloramphenicol dan kortikosteroid
Dexamethason. Chloramphenicol adalah antibiotika spektrum luas yang
efektif melawan bakteri-bakteri Gram positif dan Gram negatif, selain itu
juga efektif melawan spirochete, salmonella, rickettsiae dan chlamydiae.
Mekanisme kerja Chloramphenicol adalah menghambat sintesa protein
bakteri dengan cara mengganggu transfer asam amino. Dexamethason
merupakan obat kortikosteroid yang digunakan sebagai anti peradangan.
Dexamethasone sodium phospate menghambat fosfolipase A, yang
merupakan jalur pertama pada sintesis prostaglandin, selain itu juga
menghambat infiltrasi kemotaktik dari neutrofil dalam proses inflamasi.
Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER.
Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Keratitis
akut maupun kronik, dan konjunctivitis akibat infeksi yang disertai
pembengkakan hebat
Komposisi
Tiap ml tetes mata mengandung Chloramphenicol base 5 mg,
Dexamethasone sodium phospate 1 mg
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Teteskan 1 tetes pada mata yang sakit sehari 1-4 kali atau
menurut petunjuk dokter. Untuk infeksi akut teteskan 1 tetes setiap jam
atau sesuai petunjuk dokter.
Aturan Pakai
Teteskan pada mata yang sakit. Perlu perhatian untuk pemberian pada
bayi dan anak-anak dibawah 2 tahun.
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap salah satu bahan, galukoma, neonatus,
poriporia intermitten akut, penderita dengan riwayat osteoporosis, herpes
simplex pada mata, ulkus peptikum.
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Pemberian Chloramphenicol jangan
dilakukan lebih dari sepuluh hari. Sebaiknya jangan diberikan pada anak-
anak dibawah 2 tahun, wanita hamil dan menyusui dan pada penderita
hipertensi atau hipotensi. Pada saat pemberian obat ini sebaiknya tidak
menggunakan lensa kontak.
Efek Samping
Sesaat setelah pemberian, akan timbul sedikit rasa terbakar pada mata
dan rasa pahit pada mulut. Pada pengobatan topical dengan
kortikosteroid akan muncul efek samping dermatitis periokular,
imunosupresi, yang diikuti dengan infeksi sekunder dan distropi kornea,
yang muncul setelah penggunaan obat selama seminggu.
Segmentasi
Red
Kemasan
Botol @ 5 ml
Manufaktur
Erela
No. Registrasi
BPOM: DKL0406311646A1

B.Cendo Polydex Botol

 
 Golongan: Obat Keras
 Kelas Terapi: Anti Infeksi Topikal dengan Kortikosteroid / Antiseptik
Mata dengan Kortikosteroid.
 Kandungan: Polymixin B sulfate 10.000IU, Neomycin sulphate 3.5mg,
Dexamethasone 1.0mg
 Bentuk: Tetes Mata
 Satuan Penjualan: Botol
 Kemasan: Botol @ 5 mL
 Farmasi: Cendo Pharmaceutical Industries.
Kegunaan Cendo Polydex Tetes Mata
Cendo Polydex digunakan untuk membantu mengobati peradangan pada
mata yang disertai dengan infeksi bakteri.
Dosis & Cara Penggunaan Cendo Polydex Tetes Mata
Cendo Polydex termasuk dalam golongan obat keras, sehingga
penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep Dokter.
 Dewasa: Teteskan 1-2 tetes Cendo Polydex pada mata, sebanyak 4-5
kali sehari.
 Anak: ≥3 tahun Sama dengan dosis orang dewasa.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan
sejuk.
Efek Samping Cendo Polydex Tetes Mata
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Cendo Polydex,
yaitu:
 Kepekaan neomisin (Gatal, kemerahan, edema, gagal sembuh)
 Rasa terbakar dan menyengat sementara. Jika salah satu gejala
tersebut menetap bahkan memburuk segera hubungi Dokter atau Apoteker
anda.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cendo Polydex pada pasien yang memiliki indikasi:
 Hipersensitif terhadap polimiksin B, neomisin dan hidrokortison dan
aminoglikosida lainnya.
 Penderita infeksi virus, jamur dan tuberkular yang tidak diobati.
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat
penggunaan Cendo Polydex:
Neomisin dan polimiksin dapat meningkatkan risiko depresi pernapasan
dengan agen penghambat neuromuskuler.
C. BAQUINOR 0,3% EYE DROP 5ML

Deskripsi
Tetes mata untuk mengatasi keluhan sakit mata akibat infeksi bakteri

Komposisi
Ciprofloxacin

Indikasi
Ulkus kornea yang disebabkan Pseudomonas aeroginosa, Serratia
marcescens, Staph aureus, Strep epidermis, Strep pneumoniae, Strep
viridans. Konjungtivitis yang disebabkan Strep aureus, Strep epidermidis,
Strep pneumoniae.

Dosis
Ulkus kornea : 2 tetes tiap 15 menit selama 6 jam pertama, kemudian 2
tetes tiap 30 menit 6 jam berikutnya. Hari kedua 2 tetes tiap jam, hari 3-
14 tiap 4 jam 2 tetes. Konjungtivitis : 1-2 tetes tiap 2 jam selama 2 hari
dan 1-2 tetes tiap 4 jam untuk 5 hari berikutnya.

Penyajian
Teteskan pada mata yang sakit.

Cara Penyimpanan
Perhatian
Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan pertumbuhan organisme
yang tidak peka. Hentikan penggunaan jika timbul ruam kulit atau tanda
hipersensitif lain.

Efek Samping
Rasa terbakar setempat atau tidak enak, gatal, edema kelopak mata,
berair.

Kemasan
1 Pcs

Keterangan
Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2019
Referensi
Referensi BAQUINOR 0,3% EYE DROP 5ML diambil dari berbagai
macam sumber.

Anda mungkin juga menyukai