Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

Morfologi dan anatomi

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memahami ruang lingkup biologi perikanan.
2. Siswa mampu memahami bentuk tubuh ikan.
3. Siswa mampu memahami sirip dan gurat sisi
4. Siswa mampu memahami ruang lingkup biologi perikanan khususnya tentang bentuk dan jumlah sisik
ikan dan bentuk sisip ekor ikan.
5. Siswa mampu memahami ukuran tubuh dan bentuk mulut ikan.
6. Siswa mampu memahami ukuran-ukuran tubuh ikan dan fungsi-fungsi dari bagian tubuh ( luar ) yang
terdapat pada tubuh ikan
7. Siswa mampu memahami kepala, badan dan ekor dari bagian tubuh ( luar ) yang terdapat pada tubuh
ikan

B. MATERI PEMBELAJARAN
Biologi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan ikan mulai ikan bertelur
sampai ikan dewasa serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidpan ikan.
Asepek-aspek biologi ikan tersebut adalah :
1. Morfologi
2. Anatomi
Kedua aspek tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. MORFOLOGI
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktru bagian luar tubuh ikan.
Didalam mempelelajari bentuk dan struktur tubuh ikan biasanya ikan diletakkan ditempat yang mudah
diamati dengan posisi kepala ikan berada disebelah kiri, ekor disebelah kanan, dan perut disebelah bawah,
tubuh ikan sebelah kiri berada dibagian atas dan tubuh sebelah kanan menempel pada meja / tempat
pengamatan/ preparat.
Dengan cara tersebut akan mempermudah mengklasifikasi ikan secara lebih cepat dan tepat.
Secara umum golongan ikan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai rangka bertulang belakang yang beripa tulang sejati dan bertulang rawan.
b. Mempunyai sirip tunggal dan berpasangan sebagai alat pergerakan.
c. Mempunyai opercullum yang menutupi insang.
d. Tubuhnya ditutupi oleh sisk atau berlendir.
e. Berdarah dingin.
f. Bergurat sisi / garis rusuk / linea lateralis.
g. Lingkungan hidupnya berupa air.
Untuk memehami didalam mempelajari bentuk dan struktur tubuh ikan perlu memahami dan
mengetahui nama-nama dan ciri-ciri dan bagian-bagaian dari tubuh ikan diantaranya :
1. Bentuk tubuh ikan terdiri dari :
a. Bentuk Terpedo ( Fusiform ) adalah bentuk tubuh ikan yang mirip dengan terpedo dibagian depan
agak besar semakin kebelakang semakin kecil.
Ciri-ciri i ikan yang memiliki bentuk tubuh terpedo adalah pergerakannya meluncur dengan cepat,
mempunyai batang ekor yang kuat, bentuk sirip ekornya menyerupai bulat sabit dan berenang
cukup jauh
Contoh : ikan tongkol, tuna, albacor dll.
b. Berbentuk gepeng ( Depressed )
Adalah bentuk tubuh ikan yang melebar kesamping, ciri-ciri ikan yang memiliki tubuh demikian
ini ukuran tinggi badan nya jauh lebih kecil dari pada tabal / lebar badannya, pergerakan lambat
dan hidupnya didasar perairan.
Contoh : ikan pe / pari.
c. Bentuk pipih ( Compressed )
Adalah bentuk tubuh ikan yang ukuran lebar badannya relatif lebih kecil dari pada tinggi
badannya.
Contoh : ikan bawal, tembang, selar, kerapu.
d. Bentuk Pita adalah bentuk tubuh ikan yang memanjang serta lebih tipis dari pada bentuk pipih dan
hampir menyerupai pita.
Ciri-ciri ikan ini mempunyai pergerakannya cepat. Contoh ikan teri.

e. Bentuk bulat yang menyerupai bentuk bola.


Contoh ikan buntal.

2. SIRIP
Sirip ikan berfungsi sebagai alat pergerakan / berenang, menjaga keseimbangan tubuh dalam perairan .
Sirip ikan terbentuk dari jari-jari keras dan lemah yang terbentuk secara tunggal maupun berpasangan.
Berdasarkan letak dan fungsinya sirip ikan dibedakan
1. Sirip Punggung
Terletak tunggal diantara bagian belakang kepala dan batang ekor. Simbul yang digunakan untuk
sirip punggung D ( Dorsalfin ), sirip ini berjari- jari sirip keras dan lunak.
Fungsinya untuk menjaga keseimbangan saat berenang.
2. Sirip Ekor
Sirip ekor terletak dibagian paling belakang tubuh ikan. Dalam penulisannya disimbulkan dengan
huruf C ( Caudalfin ).
Sirip ini seluruhnya berjari-jari sirip lemah yang berfungsi sebagai alat kemudi waktu bergerak .
3. Sirip Anus
Sirip Anus tunggal terletak disebelah belakang anus Disimbulkan dengan huruf A
( Analfin ) berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat renang.
4. Sirip Dada
Sirip dada berpasangan terletak disebelah belakang bagian kepala, baik disamping kiri maupun
kanan disimbulkan dengan huruf P ( Pectoralfin ) yang berfungsi untuk membantu membalik
dengan cepat, menyelam dan naik kepermukaan.
5. Sirip perut
Sirip perut berpasangan terletak dibagian perut sebelah bawah. Disimbulkan dengan menggunakan
huruf V ( Ventralfin ). Berfungsi untuk pergerakan naik / turun saat dalam perairan.

3. GURAT SISI / GARIS RUSUK / LINEA LATERALIS


Garis rusuk yang terdapat pada tubuh ikan berfungsi sebagai alat u8ntuk mengukur tekanan air
lingkungannya serta untuk mengetahui rangsangan –rangsangan atau perubahan dari luar tubuh ikan.
Berdasarkan jumlahnya gurat sisi ikan dapat di bedakan menjadi :
1. Berjumlah satu artinya gurat sisi tersebebut terbentuk hanya satu buah yang terdapat ditubuh ikan
2. Berjumlah lebih dari satu artinya gurat sisi yang terbentuk ditubuh ikan berjumlah lebih dari satu.
Berdasarkan bentuknya gurat sisi dibedakan menjadi :
1. Lurus
2. Melengkung ke atas
3. Melengkung ke bawah
4. Garis yang bersambung
5. Garis yang terputus – putus.
4. SISIK IKAN
Pada umumnya yang menutupi tubuh ikan adalah peranan dari pada sisik, yang berfungsi untuk
melindungi tubuh ikan .
a. Bentuk-bentuk Sisik ikan :
1. Sisik lingkaran ( Cycloid ) adalah sisik yang mempunyai garis-garis melingkar / garis
pertumbuhan yang jumlahnya sesuai umur ikan dan garis-garis radier ( menjari ).
2. Sisik Sisir ( Ctenoid ) adalah sisik yang ditemukan duri-duri yang terletak dibelakang.
3. Sisik placoid adalah bentuk sisik seperti duri pada patang ros.
4. Sisik Ganoid adalah sisik yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dentin yang berada
didibagian dalamdan lapisan ganoin yang terdapat diluar.
b. Jumlah Sisik
Sisik ikan yang sering dihitung adalah sisik yang dilalui garis rusuk atau sisik-sisik yang
membentuk garis rusuk , sisik yang melingkari tubuh serta sisik yang melingkari batang ekor.
Cara-cara menghitung sisik ikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jumlah sisik garis rusuk adalah
Jumlah sisik yang dilalui garis rusuk dihitung mulai dari sisik di belakang lengkung
kepala sampai pangkal sisrip ekor.
Sisik-sisik yang membentuk garis rusuk ini terdiri dari sisik-sisik yang berlubang di tengahnya
dan dibagian bawahnya terdapat urat saraf.
2. Sisik diatas dan dibawah garis rusuk:
Sisik tersebuat dapat dihitung dengan 3 cara yaitu :
1. Dengan menarik garis tegak lurus dari pangkal sisrip punggung sampai dasar perut.
2. Dengan menerik garis tegak lurus dari ujung sirip perut sampai punggung.
3. Dengan menerik garis miring kebawah dari pangkal sirip punggung dan garis miring
keatas dari pangkal sirip dubursampai garis rusuk.

1. Sisik yang melingkari tubuh ikan dan sisik yang melingkari batang ekor
Cara untuk menghitung sisik yang melingkari tubuh ikan adalah dengan cara menghitung
sisik yang dilalui garis yang mengelilingi dan dimuka sirip punggung sedangkan jumlah sisik
yang melingkari batang ekor dihitung pada lingkaran yang palaing kecil.
5. BENTUK – BENTUK SIRIP EKOR
Pada dasarnya bentuk sirip ekor ikan menyesuaikan diri dengan kebutuhan hidup dan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan bentuk dari bentuk sebenarnya.
Bentuk-bentuk sirip ekor ikan di bedakan :
1. Isocercal adalah bentuk sirip ekor yang bercagak dan simetris.
Umumnya ikan yang mempunyai sirip ekor ini mempunyai pergerakan yang cepat / berenang
cepat.
Contoh : ikan Tuna, tonggkol, lemuru, kembung, layang.
2. Diphycercal adalah bentuk sisip ekor ikan yang simetris, akan tetapi bagian atas dan bawah
dari ujungnya menjadi satu.
Pada bentuk sirip ekor ini mencakup beberapa macam bentuk diantaranya : berpinggiran tegak,
berlekuk, berlikuk ganda, bulat dan lancip.
Ikan yang bersirip ini pergerakannya lambat.
3. Epicercal adalah bentuk sirip ekor yang tidak simetris serta bercagak, tetapi lembaran sirip atas
lebih besar dan lebih panjang dibanding dengan lembaran sirip bawahnya.
Contoh : ikan cucut, manyung.
4. Hypocercal adalah bentuk sirip ekor yang berlawanan dengan bentuk sirip ekor epicercal.
6. UKURAN-UKURAN TUBUH IKAN
Ukuran tiap-tiap bagian atau seluruh tubuh ikan berbeda-beda baik jenis maupun bentuk tubuh.
Ukuran-ukuran bagian tubuh ikan meliputi :
a. Panjang total adalah jarak yang diukur antara moncong paling depan dan ujng sirip ekor paling belakang.
b. Panjang “ fogak “ diukur mulai moncong paling depan sampai dengan lekukan sirip ekor.
c. Panjang baku ( Standar ) adalah jarak yang diukur antara moncong paling dan bagian batang ekor yang
paling kecil / lekukan batang ekor.
d. Panjang hidung diukur mualai rahang terdepan sampai pinggiran rongga mata sebelah muka.
e. Panjang kepala dibelakang mata diukur mulai dari pinggiran mata sebelah belakang sampai ujung
belakang samapai ujung belakang selaput keping tutup insang.
f. Lebar mata adalah jarak antara pinggiran rongga mata sebelah depan dan belakang.
g. Panjang kepela seluruhnya diukur mulai dari rahang paling depan sampai ujung paling belang selaput
keping tutup insang.
h. Lebar kepala adalah jarak terbesar antara kedua keping tutupinsang pada kedua sisi.
i. Lebar mulut adalah jarak antara kedua ujung rahang bagian atas dan bawah .
j. Tinggi badan diukur jarak yang terbesar antara garis punggung dan dasar perut.
k. Panjang batang ekor diukur mualai dari ujung dasar sirip dubul paling belakang sampai pangkal jari-jari
tengah sirip ekor.
l. Tinggi batang ekor ialah jarak terendah antara lekukan batang ekor bagian atas dan bawah.
m. Lebar badan adalah jarak terbesar antara kedua sisi badan ikan.
n. Panjang sirip dada dan sirip perut pengukurannya mulai dari bagian dasar sirip yang paling depan sampai
ujung yang terjauh dari sirip perut.
2. Fungsi-Fungsi Dari Bagian Tubuh.
1. Mulut berfungsi untuk menangkap mangsa / makanan.
2. Kulit berfungsi menjaga tubuh dari pengaruh dari luar ( perubahan suhu air, kadar garam, serangan
mangsa ).
3. Sisik berfungsi untuk melindungi tubuh ikan
4. Sirip berfungsi sebagai alat keseimbangan dan alat untuk bergerak ( berenang ).
5. Sirip perut berfungsi untuk pergerakan naik atau turun dalam air atau kadang-kadang meloncat.
6. Sirip dada berfungsi untuk membantu membalik dengan cepat, menyelam dan naik kepermukaan.
7. Sirip Punggung berfungsi bersama sirip dubur menjaga keseimbangan bila kedua sisrip ini hilang ikan
akan bergerak berputar-putar di air karena tidak ada keseimbangan. Pada saat berenang cepat sirip
punggung dan dubur dilipat.
8. Sirip ekor berfungsi untuk kemudi waktu bergerak ( bersama dengan sirip dada untuk bergerak maju ).
10. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui tekanan air dari lingkungannya.

2. ANATOMI IKAN
Didalam anatomi ikan yang dipelajari adalah susunan yang membentuk tubuh ikan yang meliputi bagian
kepala, badan dan ekor.
1. Kepala .
Batas bagian kepala antara moncong bagian paling depan sampai tutup insang bagian belakang , rangkanya
terdiri dari :
1. Tulang rahang atas
2. Tulang rahang bawah
3. Keping tutup insang ( Operculum )
4. Keping tutup insang depan ( pre-operculum )
5. Keping tutup insang antara ( interoperculum )
6. Keping tutup insang bawah ( sub-operculum )
7. Tulang –tulang tambahan tutup insang
8. Bagian pangkal kelapa
9. Rongga mata
10. Lubang hidung.
Dibagian kepala sebelah dalam yaitu dirongga mulut terdapat sejumlah gigi yang terletak pada rahang
atas, rahang bawah , langit-langit dan tulang mata.
Pada rongga insang terdapat insang yang tertutup oleh tulang / keping tutup insang.
Bagian – bagian dari pada insang :
1. Daun insang ( Gill filamen )
2. Lengkung Insang ( Gill arch )
3. Tapis insang ( Gill rakers )
Alat – alat lain yang terdapat didalam kepala adalah otak yang dibungkus oleh tulang tengkorak.
Otak ikan terdari dari :
1. Telecephalon ( bagian otak paling depan )
2. Dienceplhalon
3. Mesencephalon ( bentuknya bulat dan besar )
4. Hypocephalon
5. Myelencephalon
2. Badan
Bagian badan dari mulai belakang tutup insang sampai belakang anus. Rangka bagain badan terdiri
atas : tulang punggung, duri-duri tulang punggung, tulang rusuk, tulang sirip perut, tulang srip dada, tulang
sirip dubur, tulang sirip punggung, jari-jari sirip perut, jari-jari sirip dada, jari-jari sirip dubur dan jari-jari sirip
punggung.
Didalam bagian dalam tubuh ikan terdapat organ yang terdiri dari :
1. Jantung yang terbagi menjadi beberapa bagian :
1. Sinus venosus berupa rongga yang berdiding tipis dan berwarna merah pekat .
2. Atrium berwarna merah pekat dan berdinding tipis berfungsi menerima darah dari sinus
Venosus.
3. Ventrikel berwarna merah muda, berdiding tebal, menerima darah dari atrium.
4. Sirip tunggal berwarna merah pekat dan berdiding tipis menerima darah dari sinus venosus.
5. Bulbus arteriosus berwarna lebih putih berdiding tebal, menerima darah dari ventrikel.
2. Pronephros berupa struktur yang berwarna merah terletak didepan sekali pada bagian atas rongga badan.
3. Gelembung renang terletak di belakang pronephros berguna sebagai alat keseimbangan untuk naik atau
turun kebagian yang lebih dalam didalam air.
4. Ginjal ( sepasang ) terletak diantara gelembung renang bagian depan dan belakang dekat tulang punggung.
5. Gonat terletak disebelah bawah dari gelembung renang. Gonat jantan disebut testis yang berwarna putih
dan permukaannya licin. Gonat betina disebut Ovarium berwarna kekuning-kuningan permukaan yang
berbintik-bintik karena didalamnya terdapat telur.
6. Limpa terletak disebelah bawah gonat dan melekat melekat pada mesenterium berwarna merah tua.
7. Usus merupakan saluran pencernakan yang berliku-liku dan bermuara pada anus.
8. Hati yang berwarna merah kekuning-kuningan letaknya diantara usus yang berliku-liku.
9. Kantong empedu berwarna kehijau-hijauan saluran empedu menghubungkan kantong empedu dengan usus
bagiab duodenum.
10.Ductus pneumaticus yang mehubungkan usus bagian paling depan dengan gelembung renang yang
berfungsi untuk mengisi gelembung renang dengan udara dan mengeluarkannya.
11.Anus terdapat pada bagian belakang perut sebagai tempat keluarnya kotoran ( sisa makanan yang tidak
dicerna ).
12.Poros urogenitalis sebagai tempat keluarnya hasil ekskresi gonade dan urine yang terletak di belakang
lubang anus.
3. EKOR.
Rangka bagian ekor terdiri atas tulang pangkal sisrip ekor dan jari-jari sirip ekor . Bagian ekor
merupakan bagian ujung paling belakang dari rangka tubuh ikan.

BAB 2
Identifikasi dan klasifikasi organisme

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat memahami definisi ichtyologi
2. Siswa dapat memahami Speciec dan populasi ikan
3. Siswa dapat memahami nomenklatur dengan baik dan sesuai SOP
4. Siswa dapat memahamperbedaan antara Sp dan Spp dengan benar.
5 Siswa dapat memahami definisi klasifikasi,ciri-ciri dan mampu menggolongkan ikan menurut tempat
hidupnya.

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN ICHTYOLOGI
a. Ichyologi berasal dari kata Ichtyos yang berarti ikan dan logos berarti ilmu jadi artinya adalah
1. Klasifikasi
2. Anatomi ikan ( bagian tubuh ikan )
3. Evolusi dan genetika asal ususl dan perubahan genetika.
4. Ekologi ( hubungan ikan dengan lingkungannya )
5. Psycologi ( fungsi dan tugas masing-masing bagian tubuh ikan ).
6. Konservasi ( kemungkinan cara menjaganya ).
2. SPICIES DAN POPULASI IKAN
Species ikan laut di dunia ini jumlahnya mencapai 15.000 sampai dengan 20.000 dari seluruh species binatang
bertulang belakang yang ada.
Untuk spesies binatang bertulang belakang lainnya jumlahnya sebagai berikut:
Ampibia : 2.500 species (6,60 %)
Reptilia : 6.000 species (16,00%)
Aves : 8.600 species (22,90 %)
Mamalia : 4.500 species (12.00 %)
Di samping speciesnya sedikit, binatang di luar ikan ini populasinya juga kecil. Jadi di sinilah letak
keistimewaan species dan populasi ikan.
Diperairan Indonesia yang beriklim tropis ( perairan tropis ) diperkirakan terdapat 4.000 species , dimana
3.000 species hidup dilaut sedangkan sisanya hidup diperairan tawar dan air payau. Diperairan tropis umumnya
mempunyai banyak sekali jenis ( species ) ikan yang hidup akan tetapi jumlah populasinya kecil sedangkan di
daerah sub tropis dan daerah kutub mempunyai jumlah species kecil, tetapi jumlah populasinya besar.
3. MOMENKLATUR (penamaan)
Di dalam momenklatur (penamaan) digunakan kata yang sama dan artinya juga sama, untuk ini biasanya
digunakan bahasa/ kata latin.
Gunus menunjukkan sifat umum dari organisme (ikan) sedangkan species menunjukkan sifat khusus dari
organisme (ikan) di dalam penulisan nama latin, nama genus di tulis di depan dengan di awali dengan huruf
besar, sedangkan nama species dituliskan di belakang dengan menggunakan huruf kecil, kemudian diberi garis
di bawahnya.

Contoh: - Ikan cakalang ( KatsuwonusPelamis)


Genus species
- Ikan ekor kuning (CaesioErythrogaster)
- Ikan manyung (AriusArgyropleuron)
Apabila ada ikan yang mempunyai sifat lebih khusus lagi, maka sistim momenklatur binomeal berkembang
menjadi sistim trinomeal.
Contoh: Ikan Tongkol (EuthinusEffinisElletaratus)
( Tata urutan) momenklatur yang lazim di pakai untuk ikan/ hewan:
- Philum - Ordo - Genus
- Sub ordo - sub-genus - Species
- Class - Familli - Sub -Species
- Sub class - Sub-phylum
4. Perbedaan sp dan spp:
Sp : di tulis di belakang nama genus yang belum diketahui nama speciesnya.
spp : ditulis di belakang nama genus yang belum diketahui nama-nama speciesnya tersebut mempunyai
sifat khusus.
5. Defiinisi Klasifikasi Ikan laut.
Klasifikasi adalah pengelompokan ikan laut / organisme yang didasarkan pada kesamaan sifat yang
dimiliki bersama oleh beberapa organisma atau kelompok organisme.
Klasifikasi ini dibuat untuk menghindari kekacauan dari kelompok organisme, disamping itu
bertujuan memberikan pada tali hubungan sejarah perkembangan organisme atau memberikan
rekontruksi dari perkembangannya.
Didanlam klsifikasi ikan laut ( clas : Pisces ) dibagi menjadi 2 clas / sub- clas yaitu :
1. Sub Clas Teleostai ( ikan yang bertulang keras / sejati )
Contoh : - Ikan tongkal / golongan ikan tuna
- Ikan tiga wajah.
2. Sub Clas Elasmobranchii ( ikan yang bertulang lunak / rawan )
Contoh : - ikan pari.
- ikan cucut.
6. Ciri-ciri Famili ikan laut.
Untuk membedakan tiap famili ikan laut pertama kali yang dilihat bentuk morfologinya ,
kemudian baru dilakukan identifikasi.
Untuk membedakan ikan bertulang keras dan bertulang lunak cara yang sederhana ialah dengan
melihat lobang yang terdapat didekat sirip dubur :
* Ikan bertulang keras : terdapat dua lubang yaitu lubang anus dan lubang gonad
( urogenitalis ).
* Ikan bertulang lunak : terdapat satu lubang yaitu lubang kloaka yang merupakan muara Anus
dan urogenitalis.
7. Penggolongan ikan laut menurut tempat hidupnya :
a. Ikan Dasar ( Ikan Demersal )
Yaitu jenis ikan yang hidupnya didasar atau di dekat dasar perairan ( laut ).
Contoh : - Ikan kakap merah - Ikan lidah
- Ikan sembilang - Ikan pare
- Ikan manyung - Ikan cucut
- Ikan gulamah - Ikan layur
- Ikan beloso - Ikan kurisi

b. Ikan Permukaan ( Ikan Pelagis )


yaitu ikan yang hidupnya dipermukaan perairan ( laut )
Contoh : - Ikan layang - Ikan kembung
- Ikan lemuru - Ikan teri

BAB 3
Food habits dan feeding habits
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat memahami / mengetahui sifat-sifat dan kebiasaan hidup ikan
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Ruaya Untuk Mencari Makanan
Ikan beruaya dari daerah pemejahan ke daerah yang banyak makanannya untuk kebutuhan hidup.
Pada mulanya ika beruaya secara pasif mengikuti aliran arus/air, setelah cukup kuat bergerak sendiri untuk
bergerak aktif untuk menuju daerah yang banyak makanannya hingga dewasa.
Disamping itu ikan beruaya akibat faktor-faktor diluar tubuhnya, yaitu pengaruh perubahan keadaan
lingkungan hidupnya. Perubahan keadaan lingkungan ini terutama faktor-faktor abiotik yaitu suhu dan
salinitas. Perpindahan ikan akibat perubahan faktor lingkungan tergantung kepada kemampuan ikan tersebut
untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya maka ikan akan berusaha untuk mencari daerah yang
lebih baik serta cocok untuk kelangsungan hidupnya.
Ada 2 golongan ikan yang dapat mentoleransi terhadap perubahan lingkungan yaitu :
1.Eury –thermal yaitu ikan yang toleransinya besar serta dapat mengatasi perubahan lingkungannya.
2.Steno-thermal yaitu ikan yang toleransinya kecil serta tak sanggup mengatasi perubahan lingkungan.
Penyesuaian terhadap kadar garam adalah dinamakan :
1. Eury - haline
2. Steno – haline
Perubahan untuk menyesuaikan terhadap perubahan makanan dibedakan menjadi :
1. Eury – phag
b. Steno – phag
2. Kebiasaan Makan Dan Cara Makanan
Didalam hal membicarakan makanan akan di jumpai 2 istilah yaitu :
1. Food habits adalah kebiasaan memakan makanan tertentu yang mencakup jenis dan jumlah makanan
yang dimakan ikan.
2. Feeding habits adalah cara memakan makan mencakup waktu makan dan cara ikan mendapatkan
makanannya.
Besar kecilnya jumlah dan jenis makanan yang tersedia didalam suatu perairan akan mempengaruhi jenis dan
jumlah populasi ikan didaerah tersebut.
Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Jenis, bentuk serta banyaknya makanan yang diperlukan
berbeda-beda bagi setiap jenis ikan yang mempunyai pilihan dan cara pengambilan makanan yang berbeda
pula.
Kebiasaan makanan ikan ( food habits ) mencahup:
a. Kualitas makanan dalam hal ini adalah kandungan gizi dalam makanan yang dimakan oleh ikan, yang
meliputi :
- kandungan protein
- Vitamin
- Karbohidrat
- Lemak dll
b. Kuantitas makanan yaitu banyaknya makanan yang dimakan oleh ikan yang meliputi :
- Prosentase pemberian pakan ( prosentase makanan yang dimakan ikan dibanding dengan berat
tubuh ikan ).
- Frekwensi / level pemberian pakan ( berapa kali ikan makan dalam sehari )

Kebiasaan cara memakan ikan ( feeding habits ) mencakup :


- Waktu ( pagi, siang, sore, malam )
- Tempat ( didasar, ditengah, dipermukaan )
- Cara ikan mendapatkan makanannya : berhubungan dengan letak dan bentuk
Mulut.
Letak mulut ikan dibedakan :
1. Terminal ( simetris atas dan bawah ) cara mendapatkan makanannya mendatar / lurus.
2. Sub terminal ( antara rahang bawah dan atas tidak simetris ) dibedakan menjadi:
a. Superior : cara mendapatkan makanan menyambar keatas, dengan cara melengkung
tubuhnya.
b. Sub- terminal : cara mendapatkan makanan dengan menukik kebawah / menyerang.
Cara makan ikan untuk mendapatkan makanannya dibedakan :
1. Menyaring makanan ( Filter feeder )
Cara makan dengan menyaring makanannya terjadi jika makanannya terdiri atas organisme yang halus dan
makannya terbawa hanyut arus seperti plankton.
Cara makan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Bagi ikan yang hidupnya melekat dan menempel akan menyaring makanannya jika makanan tersebut
melalui tubuhnya.
Ikan-ikan ini sifatnya pasif dalam mendapatkan makanannya
Contoh : Ikan pembentuk terumbu karang ( Colenterata ).
b. Ikan-ikan yang aktif menyaring makanannya, tidak tinggal diam bergerak menangkap makanan
yang terbawa arus.
Contoh : ikan layang, kembung, ikan dll.
2. Pemakan Detritus ( Detritus feeder )
Ikan – ikan pemakan detritus pada waktu dewasanya hidup menetap , walaupun tahap larva berbentuk
plankton.
Contoh : ikan karang yang mempunyai siphon yang panjang.
3. Memarut ( Browsing )
Cara makan ikan ini dengan cara memarut atau menggerogoti makanannya
Contoh: ikan kakatua ( paridae )
4. Pemangsa ( Predator )
Ikan-ikan pemangasa mempunyai kecepatan berenang yang luar biasa seperti ikan tuna, agar dapat dengan
mudah mengejar dan menangkap mangsanya.
Cara menemukan mangsanya ada yang dilakukan dengan menggunakan alat indra pengelihatan dan
penciuman.

4. Sifat Dan Cara Melokalisir Ikan


Tahap permulaan ikan dalam kondisi lemah sehingga mudah dimangsa oleh ikan yang lebih besar . Dalam
keadaan yang demikian biasanya membentuk suatu gerombolan , dengan maksud agar dapat mengacaukan
perhatian pemangsa. Lain halnya jika ikan hidupnya terpisah-pisah akan mudah sekali pemangsa untuk
memangsanya.
Ikan-ikan yang hidupnya bergerombol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Umur dan ukuran tubuhnya relatif sama.
2. Mempunyai tujuan yang sama misalnya mencari makanan, mencari daerah yang cocok dan mencari
daerah pemijahan.
3. Kecepatan berenang relatif sama, karena mempunyai ukuran dan umur yang relatif sama.
4. Merasa posisinya yang lemah jika hidup terpisah ( menyendiri )

Sifat dari suatu gerombolan ikan agar selalu dalam keadaan yang kompak dan tidak bercerai berai ciri-ciri
tersebut harus sama-sama dimiliki tiap individu ikan.
Contoh ikan yang mempunyai posisi lemah dan membentuk suatu gerombolan adalah :
- Ikan teri
- Ikan tanjang
- Ikan layang
- Ikan japuh
- Ikan kembung
- Ikan tongkol
- Ikan tuna.
Contoh ikan yang hidupnya tidak membentuk gerombolan :
- Ikan kerapu
- Ikan kakap merah
- Ikan hiu
Hubungan antara ikan dengan lingkungannya digolongkan menjadi :
1. Mutualisme : yaitu hubungan antara dua mahluk hidup yang bersama dan saling menguntungkan.
Contoh : landak laut dengan cacing.
2. Commensalisme : yaitu hubungan antara dua mahluk hidup , dimana kadang-kadang sesuatu jenis
ikan membonceng/ menempel pada binatang yang lainnya.
Contoh : Ikan remore yang melekat pada ikan cucut.
3. Parasitisme : yaitu hubungan antara ikan yang satu dengan yang lainnya dengan mencari
keuntungan diri sendiri dengan jalan merugikan yang diikutinya ( di
tumpanginya ).
Contoh : Cacing pita, kutu ikan
Jenis – Jenis Ikan Pemangsa digolongkan menjadi :
1. Ikan pemakan tumbuh – tumbuhan ( Herbivora )
contoh : Ikan gurami, mujaer, tawes, baronang , kembang.
2. Ikan pemakan plankton .
Contoh : Ikan tembang, lemuru, teri, kembung, layang
3. Ikan pemakan daging ( Carnivora )
Contoh : Ikan gabus, kakap, bandeng
4. Ikan pemakan sejenis ( Predator )
Contoh : ikan tongkol, mandidihan, alu – alu, parang – parang.
5. Ikan pemakan segala ( Omnivora )
Contoh : Ikan cucut, piranna.

BAB 4
DAUR HIDUP IKAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat memahami / mengetahui proses daur hidup yang dialami oleh ikan
B. MATERI PEMBELAJARAN
Awal daur hidup memegang peranan kunci dalam penambahan dari suatu populasi karena akan berpengaruh
langsung terhadap recruitmen.
Populasi akan berkurang apabila :
1. Mati secara alami karena faktor penyakit atau mati tua.
2. Mati / hilang karena faktor penangkapan olah manusia
Proses-proses yang terdapat dalam perkembangan awal daur hidup ikan merupakan hal yang penting karena
berhubuangan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu perairan, dimana fluktuasi mortalitas /
kematian mengambil andil yang besar dalam menentukan variabel produksi pada tiap – tiap tahunnya.
SIKLUS HIDUP
Telur dewasa

Sedikit banyak

( Asuhan Induk ) Bebas dialam


- dilindungi
- dibenamkan dlm air
- disarang
- dalam lubang
- dijaga
- dierami dalam mulut

tergantung kondisi

Fisika Kimia Biologi

Dibuahi

menetes

Larva muda

1. MASA PENGERAMAN
Yang dimaksud dengan masa pengeraman yaitu saat telur setelah dibuahi sampai
menetas dimana selama waktu tersebut didalam telurnya terjadi proses-proses embriologi
( pembelahan sel ).
Lama masa pengeraman ikan tidak sama tergantung kepada species ikannya dan beberapa
faktor dari luar yang berpengaruh antara lain suhu, salinitas, arus, angin, Ph, dll

2. TAHAPAN / TINGKATAN-TINGKATAN DAUR HIDUP IKAN


1. Tingkat embrio
- Dari beberapa jam sampai beberapa hari.
- Dari telur dibuahi sampai menetas ( embrio / larva ) keluar dari cangkangnya.
2. Tingkat larva
- beberapa hari
- mulai telur menetas yang ditandai dengan adanya penampakan yang secara
morfologis mempunyai kemiripan dengan induknya.
- pergerakannya hanya sewaktu-waktu dengan menggerakkan bagian ekornya kekiri
/ kekanan yang banyak diselingi istirahat karena belum dapat mempertahankan
keseimbangan untuk posisi tegak
Pada tingkat larva ini dibedakan menjadi :
a. Pree larva :
- belum mampu memanfaatkan makanan dari luar ( maknannya dari kuning telur
yang masih tersisa dalam tubuhnya ), pencernakannya belum sempurna.
b. Post larva :
- masa larva mulai dari habisnya kuning telur dalam tubuhnya sampai
terbentuknya organ-organ baru sehingga secara morfogis mempunyai bentuk
sama dengan induknya.
Masa kritis dari daur hidup adalah masa “ larva “ banyak faktor yang
menyebabkan mortalitas alami ( contoh predator, penyakit, dll )
3. Tingkat Juvenil
Pada tingkat ini ada beberapa jenis ikan yang mempunyai perubahan bentuknya atau
bermetamorphose contoh ikan sidat waktu larva kepala kecil, saat juvenil kepalanya
sudah menyerupai induknya.
4. Ikan muda
- setelah 1 ( satu ) tahun
- Awal perkembangan kematangan kelamin.
5. Tingkat Dewasa
- 1 ( satu ) sampai 2 ( dua ) tahun
- saat dicapainya kematangan kelamin
Rentang hidup ikan pada umumnya 5 – 20 tahun. Semakin awal ikan mengalami matang
kelamin, makin pendek rentang hidupnya.
Dalam transformasi pada tingkatan-tingkatan ikan terjadi perubahan:
- perubahan bentuk
- Kematangan kelamin.

BAB 5
Reproduksi dan genetika sederhana
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat memahami / mengetahui proses reproduksi / pemijahan yang dialami oleh ikan
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. REPRODUKSI IKAN / PEMIJAHAN
Salah satu mata rantai siklus hidup ikan untuk dapat melangsungkan keturunannya adalah pemijahan ,
dimana pemijahan itu sendiri merupakan bagian dari proses reproduksi. Dalam siklus hidupnya ikan dimulai
dari ikan dewasa ( betina ) telur yang akan dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh induk ikan jantan,
kemudan telur tersebut menetas menjadi larva sampai tumbuh menjadi ikan muda atau juvenil selanjutnya
berkembang menjadi ikan dewasa, begitu seterusnya.
Pemijahan akan menentukan besar kecilnya populasi karena berpengaruh langsung terhadap recrutment.
Pertambahan populasi dari proses pemijahan tergantung dari beberapa hal :
1. Keberhasilan dari pemijahan.
2. Kondisi telur, larva serta lingkungan.
Sebelum terjadi proses penetasan telur ( yang akan menghasilkan larva ) ada proses pertemuan antara
sel telur dengan sperma yang disebut dengan proses pembuhaan “ Fertilisation “ . Bagi induk-induk
ikan yang akan melakukan pemijahan akan mencari kepastian untuk keamanan telur dan kelangsungan hidup
larva yang dihasilkan ( keturunannya ) dengan memilih tempat, waktu serta kondisi yang benar-
benar menguntungkan. Pemijahan akan berlangsung berdasarkan suatu proses reproduksi seksual dengan
terjadinya pertemuan antara induk jantan dan betina, dengan pertemuan ini akhirnya akan menghasilka
individu baru dengan berbagai faktor yang diperlukan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya proses pemijahan antara lain :
1. Perbandingan sex ratio
Perbandingan sex antara induk ikan jantan dan betina tiap-tiap species ikan berbeda-beda, tetapi
perbandingan tersebut pada umumnya satu dengan satu, hal ini disesuaikan dengan jumlah antar
sperma dengan sel telur yang dihasilkan . Semakin sesuai sex ratio maka keberhasilan proses
pemijahan semakin tinggi.
2. Waktu Pemijahan
Waktu pemijahan pada setiap ikan berbeda-beda, berapa jenis ikan ada yang memijah pada waktu
musim dingin, semi, panas, hujan atau kemarau, bahkan ada yang tidak tergantung oleh musim. Ikan-
ikan didaerah tropis sebagian besar memijah apada waktu musim hjan dan kondisi daerah tropis
memungkinkan bagi ikan-ikan untuk memijah sepanjang tahun.
3. Tempat Pemijahan
Pemijahan akan berhasil apabila induk ikan yang akan memijah menemukan tempat- tempat yang
sesuai untuk perlindungan telur dan pembesara larva yang dihasilkan .
4. Lingkungan / habitat
Apabila tempat / habitat / lingkungan pemijahan mendukung, maka akan mendukung pula bagi
keberhasilan pemijahan.
5. Pengaruh Hormon
Adanya rangsangan hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh kelenjar steroid akan melaku rangsang
ikan untuk melakukan pemijahan.
6. Hadirnya lawan jenis
Hadirnya lawan jenis akan merangsang ikan untuk berpijah, ada beberapa jenis ikan yang
mengeluarkan bunyi / suara pada waktu terjadi pemijahan untuk merangsang / memanggil lawan
jenisnya.
3. Faktor– Faktor Yang Berperan Dalam Proses Pemijahan Yaitu :
1. Organ pengelihatan
2. Organ pendengaran
3. Organ penciuman
4. Linea Lateralis
5. Kelenjar hypofisa
Dalam keadaan normal ikan akan melangsungkan pemijahan minimal satu kali dalam siklus hidupnya, misal
ikan sidat dan ikan salmon . Sebagian besar species ikan dapat melakukan pemijahan beberapa kali dalam
siklus hidupnya. Berdasarkan tempat terjadinya pertemuan antara telur dengan sperma.
Pemijahan yang terjadi pada ikan dibedakan menjadi :
1. External Fertilisasi
Yaitu pertemuan antara telur yang dihasilkan oleh induk ikan betina dengan sperma yang dihasilkan induk
jantan yang terjadi diluar tubuh ( terjadi diluar perairan ) dimana pertemuan ini akan menghasilkan individu
baru. Hampir semua ikan yang bertulang sejati melakukan proses pemijahan External Fertilisasi
Contoh : ikan mujaer, lele, tengiri, tongkol, tuna, dll.
2. Internal Fertilisasi
Yaitu proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan yang terjadi didalam tubuh ikan betina. Ikan yang
bertulang rawan biasanya melakukan proses pemijahan ini
Contoh : ikan hiu. Ikan pari.
4. Berdasarkan Proses Pemijahan Ikan Golongan Ikan dibedakan menjadi :
- Vivivar
- Ovovivipar
- Ovivar
Perbedaan proses pemijahan pada ikan
Vivivar Dan Ovovivivar Ovivar
1. Ikan yang melahirkan anak –anaknya 1. Ikan yang mengeluarkan / melepaskan telur saat
2. Pemuhanan terjadi didalam tubuh induk betina memijah.
( Internal ) 2. Pembuahan terjadi diluar tubuh induknya ( External
3. Fekunditas kecil )
4. Mortalitas kecil 3. Fekunditas besar
5. Mengawali permulaan hidup diperairan tidak 4 Mortalitas besar
menggantungkan pada induknya 5. Masih menggantungkan induknya ( ada asuhan
6. Keadaan anak-anak yang dilahirkan hampir induk)
sempurna dengan induknya 6.Keadaan anak-anak ikan dari telur yang ditetaskan
7. Mempunyai kuning telur yang lebih banyak tidak sesempurn induknya.
yang berguna untuk makan anaknya ketika 7.Banyak menggandung kuning telur untuk persediaan
didalam tubuh induk sebagai pelindung makan bagi larva yang mengawali hidupnya di
perairan

Berdasarkan kepada macam-macam habitat / lingkungan yang digunakan ikan pada waktu pemijahan ikan
dapat digolongkan menjadi :
1. Ikan Phytophil
Adalah golongan ikan yang memijahnya pada aliran yang terdapat vegetasi untuk menempelkan telur
yang dikeluarkan. Perairan yang demikian itu biasanya mempunyai aliran yang kecil .
Contoh : ikan mas
2. Ikan Lithophil
Adalah ikan yang memijahnya memerlukan dasar perairan yang berbatu-batu. Tempat yang demikian
ini ialah sungai yang dasarnya berbatudengan aliran air yang deras dan laut yang dasarnya berbatu-
batu.
Contoh : Ikan salmon.
3. Ikan Psamophil
Adalah ikan-ikan yang memijahnya dalam perairan dengan dasar yang berpasir
4. Ikan Pelagophil
Adalah ikan yang, memijahnya diperairan terbuka diperairan terbuka dimana telur hasil
pemijahannya akan melayang, turun kebawah atau keatas permukanan air. Hal tersebut tergantung
kepada berat jenis telur ikan yang berhubungan dengan kandungan butir minyak didalam butir telur
dan kebiasaan tempat memijahnya
Contoh : ikan teri, lemuru, kembung, layang, belaso dll.

MODEL PENYEBARAN IKAN


Ruaya atau migrasi perpindahan ikan dari satu tempat ke tempat lain karena berbagai alasan.Migrasi
merupakan derajat pemencaran (degree of dispersal) dari ikan. Dispersal akan mempengaruhi besar kecilnya
suatu populasi . Berdasarkan arah dispersal (pemencarannya) dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Emigrasi merupakan suatu cara dispersal yang menuju keluar dari populasi sehingga mengurangi populasi
dari suatu kawasan
2. Imigrasi merupakan suatu cara dispersal yang menuju menuju/masuk ke dalam suatu populasi
3. Migrasi merupakan keseimbangan antara emigrasi dan imigrasi yaitu dispersal ikan keluar atau kedalam
berkala atau seimbang (populasi stabil)
Faktor yang mempengaruhi dispersal atau pemindahan ikan ada dua yaitu :
1. Faktor luar (eksternal) yg meliputi kualitas lingkungan , kuantitas lingkungan, rintangan-rintangan yg
dihadapi
2. Faktor dalam (internal)yang meliputi kemampuan atau kekuatan pergerakan dari ikan tersebut yg berpencar.
Ikan hidup pada habitat yg berbeda-beda dan mempunyai wilayah tertentu untuk hidup habitat ikan ada 3 yaitu
tawar ,payau ,dan laut
1.Sedentary spesies - jenis yang hidup didasar
- gerakan lambat
- terikat pada suatu tempat
- pindah karena daur hidup,misal padawaktu larva bersifat
- Planktonik setelah dewasa akan menetap pada substrat

2. Residence species
Organisme menetap didaerah tertentu walaupun ia dapat bergerak bebas. Kalaupun berpindah maka ia
akan bergerak ke daerah tertentu juga . Contoh ikan ekor kuning (caesto eritrogaster)
habitatnya di daerah berkarang di bagi menjadi:
a. Diurnal movement yaitu organisme yang menetap disuatu daerah tetaoi gerakannya naik turun ,
contoh :ikan-ikan plankton feeder , bergerak naik turun menurut kebutuhan makanannya (menuruti
gerakan plankton) .
Contoh : larva ikan bandeng
b.Tidal movement yaitu bergeraknya organisme ikan disebabkan karena pengaruh pasang surut . Pasang
bergerak ke pantai , surut bergerak kelaut atau ketengah.
Contoh : ikan belanak, ikan julung-julung.
c. Random dispersal yaitu pergerakan ikan secara tidak teratur karena beberapa faktor sedangkan batas
penyebarannya tertentu. Biasanya didasarkan kepada kebutuhan ( bisa didasar, melayang atau
bersifat plankton ).
Contoh : ikan karang
d. Seasonal movement yaitu berpencarnya organisme karenan pengaruh musim.
Contoh : - ikan layang
3. Development migration yaitu memencarnya ikan karena pertumbuhan, juga karena siklus hidupnya,
misalnya ikan melakukan proses memijahan, hal ini dikelompokkan menjadi:
a. Katadromus yaitu ikan yang memijah dilaut pertumbuhan dan dewasanya ditepi pantai, mengikuti
air laut ( arus sungai ).
Contoh: ikan sidat, udang galah
b. Anadromus yaitu ikan yang memijah di air tawar, pertumbuhannya dan dewasanya diair laut,
melawan aliran ( arus sungai ).
Contoh : Ikan salmon, ikan bandeng.
4. Annual migration

BAB 6
Organoleptik Test
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Peserta Didik mampu memahami pengertian organoleptik
- Peserta didik mampu mengetahui uji organoleptik (uji Penerimaan/preferences test)
- Peserta didik mampu mengidentifikasi organoleptik hasil perikanan
B. MATERI PEMBELAJARAN
Menerapkan Test Organoleptik Hasil Perikanan
1. Pengertian organoleptik
Evaluasi sensorik atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indra manusia untuk
mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Peneriman konsumen terhadap suatu produk
diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Oleh karena pada akhirnya yang dituju
adalah penerimaan konsumen, maka uji organoleptik yang menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih)
dianggap yang paling peka dan karenannya sering di gunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan
untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal kadaluarsa makanan.
Pendekatan dengan penilaian organoleptik dianggap paling praktis lebih murah biayanya.
Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas,
sinar, warna), sifat kimia (Bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsanngan, sebelum terjadi
kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan saraf sensori atau
saraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara singkat adalah :
 Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
 Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membantu energy kimia
 Perubahan energy kimia menjadi energy listrik (impulse) pada sel saraf
 Penghantaran energy listrik (impulse) melalui urat saraf menuju ke saraf pusat otak atau sum-sum
belakang.
 Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
 Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.
2. Uji organoleptik (uji penerimaan/preferences test)
Menurut Setyaningsih, dkk. (2010), mutu organoleptik merupaka salah satu faktor penting untuk
mengukur tingkat kesukaan atau penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Uji penerimaan (preference
test) adalah salah satu ujenis penilaian secara olrganoleptik. Uji penerimaan terbagi atas 2 yaitu uji hedonik dan
uji mutu hedonik. Uji hedonik diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau ketidak sukaan, juga
mengemukakan tingkat kesukaan. Uji hedonik akan mengambarkan sejau mana penilaian panelis yang
berhubungan dengan tingkat kesukaan mereka pada tiap parameter mutu. Parameter dalam pengujian
organoleptik terdiri atas penampakan, warna, aroma, rasa dan tekstur. (Fatimah, 2008).
Pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu uji pembedaan (discriminative test), uji
deskripsi (descriptive test) dan uji afektif (affective test). Kita menggunakan uji pembedaan untuk memeriksa
apakah ada perbedaan diantara contoh-contoh yang disajikan. Uji deskripsi digunakan untuk menentukan sifat
dan intensitas perbedaan tersebut. Kedua kelompok uji diatas membutuhkan panelis yang terlatih atau
berpengalaman. Sedangkan uji afektif didasarkan pada pengukuran kesukaan (atau penerimaan) atau
pengukuran tingkat kesukaan relatif. Pengujian afektif yang menguji kesukaan dan/atau penerimaan terhadap
suatu produk dan membutuhkan jumlah panelis tidak dilatih yang banyak yang sering diangap untuk mewakili
kelompok konsumen tertentu.
1. Pengujian Deskriminatif (pembedaan)
Uji dis kriminatif terdri atas dua jenis, yaitu uji difference test ( uji pembedaan ) yang di maksud
untuk melihat secara statistik adanaya perbedaan di antra contoh dan sensitifity tes , yang mengukur
kemampuan panelis untuk mendeksi suatu sifat sensori. Diantara uji pembedaan adalah uji
perbandingan pasangan ( paiered comparation test ) dimana para panelis di minta untuk menyatakan
apakah ada perbedaan antara dua contoh yang di sajikan dan uji duo-trio ( duo-trio test) di mna ada
tiga jenis contoh ( dua sama, satu berbeda ) disajikan dan para panelis diminta untuk memilih
contoh yang sama dengan standar. Uji lainya adalah uji segitiga ( triangle test), yang sama seperti
uji duo-trio tetapi tidak ada standar yang telah di tentukan dan panelis harus memelih satu produk
yang berbeda. Berikutnya adalah Uji rangking ( rangking test) yang meminta para panelis untuk
merangking sampel-sampel berkode sesuai urutanya untuk suatu sifat sensori tertentu.
Uji sensitivitas terdiri dari atas uji threshold, yang menugaskan para penelis untuk mendektisi level
threshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level thresholdnya. Uji lainya adalah uji
pelarutan ( dilution test ) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah terkecil suatu zat dapt
terdeteksi. Kedua jenis uji diatas dapat menggunakn uji pembedaan untuk menentukan treshoild
atau batas deteksi.
2. Uji Deskriptif
Uji deskripsi disain untuk mengindentifikasi dan mengukur sifat-sifat sensori.Dalam kelompok
pengujian ini dimasukan rating atribut mutu dimana suatu atribut mutu dikategorikan dengan
suatau kategori skala ( suatu urain yang mengambarkan intensitas dari suatu atribut mutu) atau
dapat juga “besarnya” suatu atribut mutu diperkirakan bedsarkan salah satu sampel dengan
mengunakan metode skala rasio.
Uji deskripsi digunakan untuk mengidentifikasi karekter ristik sensori yang penting pada suatu
produk dan memberikan informasi mengenai derajat atau intensitas karakterristik tersebut.uji
ini dapat membantu mengidentifikasi fariabel bahan tambahan (ingredien) atau proses yang
berkaitan dengan karakristik sensori tertentu dari produk. Informasi ini dapat digunakan untuk
pengembangan produk baru,memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk
pengedalian mutu rutin.
Uji Qualitatif Descriptive Analysis digunakan untuk menilai karekerristik atribut mutu sensori
dalam bentuk angka-angka kuantitatif. Dalam industri uji QDA ini bemanfaat antara lain
untuk :
a) Menilai mutu produk baru terhadap produk lama, terhadap mutu saingan, menilai
pengaruh penanganan terhadap suatu produk atau terhadap beberapa prubahan dalam
pengolahan.
b) Untuk mendapatkan mutu produk yang seragam dari waktu ke waktu,dari pengolahan
ke pengolahan, analisa deskripsi dapat menolong penyelidikan penyebab perubahan
atau ketidak seragaman dapat segera diketahui dan tindakan perbaikan dapat segera di
lakukan.
c) Jika pasar suatu produk mundur maka dapat di lakukan diapnosis penyebab
kemunduran apakah karena mutu produk menurun atau sebab lainnya.
d) Dengan analisi ini dapat pula diketahui mutu hasil pengolahan dan menentukan
apakah mutu produk mengalami peyimgan dari waktu ke waktu.
3. Metode Afektif
Metode ini digunakan untuk mengukur sikap subjektif konsumen terhadap produk berdasarkan
sifat-sifat organoliptik.hasil yang diproleh adalah penerimaan (diterima atau di tolak), kesukaan
(tingkat suka /tidak suka), pilihan (pilih satu dari yang lain) terhaap produk.metode ini terdiri
atas uji perbandingan pasangan (paired comparation ), uji hedonic dan uji rangking.
Uji perbandigan pasangan digunakan untuk uji pilihan.panelis diminta memilih satu contoh
yang di sukai dari dua contoh yang disajikan. prosedurnya adalah sabagai berikut : dua contoh
yang diberi kode disajiakan bersamaan dengan cara pengajian yang sama,misalnya dalam
bentuk ukuran,suhu dan wadah.panelis diminta memilih mana yang disukai.untuk mendatkan
hasil yang baik, jumlah panelis disarankan lebih dari 50 orang.
Uji hedonic merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat
kesukaan terhadap produksi. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya sangat suka,
suka, agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka, dan lain-lain. Skala hedonik
dapat direntangkan atau diciutkan menurut rintangan skala yang dikehendaki. Dalam analisis
ditanya, skala hedonik ditransformasikan kedalam skala angka dengan angka menaik menurut
tingkat kesukaan (dapat 5,7 atau 9 tingkat kesukaan). Dengan data ini dapat dilakukan analisa
statistik.
Dalam uji rangking diuji 3 atau lebih contoh dan panelis diminta untuk mengurutkan secara
menurun atau menaik menurut tingkat kesukaan (memberi peringkat). Panalis dapat diminta
untuk merangking kesukaan secara keseluruhan atau terhadap atribut tertentu seperti warna
atau flavor. Contoh diberi kode dan disajikan secara seragam, dan disajikan bersamaan. Panelis
diminta menyusun peringkat atau rangking berdasarkan tingkat kesukaannya.

MODUL
BIOLOGI PERIKANAN
SMKN 4 BURU
Disusun OLEH :
NOVIYANI HENTIHU, S.Pd

Prodi :
Nautika kapal penagkap ikan

Anda mungkin juga menyukai