FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2019 Pemanfaatan Akustik Dalam Bidang Kelautan
Akustik adalah ilmu yang membahas tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium. Akustik kelautan merupakan suatu bidang ilmu kelautan yang berfungsi untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar perairan. Dengan menggunakan gelombang suara. Aplikasi ilmu akustik kelautan akan mempermudah seorang peneliti untuk mengetahui objek yang ada di kolom perairan dan dasar perairan, baik berupa plankton, ikan, kandungan substrat dan bahkan adanya kapal kandas (Simmonds dan Mc Lennan, 2008). Metode akustik yang digunakan dapat untuk memperoleh data kelimpahan ikan, dapat menggunakan metode dasar berupa echo counting dan echo integration. Echo counting dapat menghitung densistas ikan pada saat volume yang disampling rendah, dimana nilai echo dari ikan tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dan dihitung satu persatu (Simmonds dan Mc Lennan, 2008). Penerapan ilmu akustik pasif biasanya di sebut dengan passive sonar, yang penerapannya biasanya disebut dengan ilmu Bioakustik. Bioakustik sendiri memiliki arti yaitu sebuah ilmu yang menggabungkan biologi dan akustik yang biasanya merujuk pada penelitian mengenai produksi suara, disperse melalui media elastis dan penerimaan pada hewan, termasuk manusia. (Simmonds dan Mc Lennan, 2008). Teknologi akustik bawah air biasa disebut hydroacoustic atau underwater acoustics yang semula ditujukan untuk kepentingan militer telah berkembang dengan sangat pesat dalam menunjang kegiatan non-militer. Dengan teknologi mutahir, teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk kegiatan penelitian, survey kelautan dan perikanan baik laut wilayah pesisir maupun laut lepas termasuk laut dalam bahkan dapat digunakan diperairan dengan kedalaman sampai dengan 6000 meter. Teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan non-hayati baik termasuk survei populasi ikan yang relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan teknik lain seperti metode statistik dan perhitungan pendaratan ikan di pelabuhan (fish landing data). Echosounder memancarkan gelombang pendek suara dan mendengarkan energy tercermin dari dasar laut atau hal-hal dalam kolom air seperti schooling ikan atau plankton. Setiap besar kapal memiliki gema lebih sehat diarahkan vertikal ke bawah untuk mengukur kedalaman di bawah keel. Hal ini penting untuk navigasi aman sehingga echo pembunyi yang paling sering menggunakan teknologi akustik. Sonar digunakan untuk aplikasi yang memerlukan frekuensi yang lebih tinggi daripada yang digunakan dalam seismik refleksi, biasanya lebih tinggi daripada 1 kHz, walaupun ada kontinum aplikasi. Sonars frekuensi rendah dapat digunakan untuk resolusi tinggi sub-bottom profiling. Rentang frekuensi mereka lebih tinggi dari airguns sehingga mereka dapat menyelesaikan tipis tempat tidur tapi penyerapan sinyal jauh lebih tinggi sehingga penetrasi terbatas. Kemampuan gelombang akustik yaitu selain mendeteksi tentang stok ikan menggunakan sistem bunyi ia juga dapat mendeteksi dan menemukan lokasi, mengkarakterisasi lingkungan laut, memancarkan sinyal, perolehannya dari instrument akustik dengan menangkap informasi antara kapal di permukaan dan kapal selam dibawahnya. Perubahan formasi sinyal yaitu single beam, dual beam dan kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom profilers). (maman_hermawan.htm) Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah air, peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers dengan menggunakan frekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi kedalam lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam. Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang eksplorasi sumberdaya non hayati laut. Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat mengahsilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut. Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi side-scan sonar baik untuk untuk kapal yang sebagian terbenam di dasar laut ataupun untuk kapal yang keseluruhannya terbenam dibawah dasar laut. Dengan teknologi ini, lokasi kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah air ini dapat menunjang eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang Arkeologi bawah air (Underwater archeology) dengan tujuan untuk mengangkat dan mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap bersejarah. Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi di laut. Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga menunjang analisa dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat dilakukan, Side-Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang dilakukan setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi. Daftar Pustaka
Hermawan, Maman.(2002). Peranan Teknologi Akustik Bawah Air
(Hydroacoustics) Dalam Ekplorasi Dan Eksploitasi Sumberdaya Laut Dan Perikanan. Institut Pertanian Bogor. (www.maman_hemawan.htm) IBNU,M. 2017. Pemanfaatan teknologi akustik dalam ekplorasi kelautan dan perikanan S.S.T.Pi (Instruktur Pertama BPPP Tegal) Simmonds J. and D. MacLennan 2005. Fisheries Acoustics: Theory and Practice, Second edition. Blackwell. doi: SH344.2.S56 639.2 dc222005005881. Wijaya, Indra R dan Dadan Muliawandana.(2008). Pemanfaatan Teknologi Fish Tracking Pada Perencanaan Kawasan Konservasi Laut. Pusat Penelitian Elektronika dan telekomunikasi, LIPI Jalan Sangkuriang, Cisitu, Bandung. (www.fish tracking. pdf.htm)