PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikhtiologi berasal dari kata “ikhtyo” yang berarti “ikan” dan “logos” yang
berarti “ilmu”, jadi ikhtiologi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu
biologi yang mempelajari tentang ikan secara ilmiah dengan penekanan secara
taksonomi serta beberapa aspek-aspek seperti aspek biologi maupun aspek ekologi
ikan lainnya. Ikhtiologi sendiri pada awalnya diperkenalkan oleh Aristoteles (384-
322 SM). Arestoteles melakukan penelitian untuk membedakan dan membuat ciri-
ciri ikan hingga diperoleh sekitar 115 jenis dan yang pertama kali dikemukakan
Aristoteles adalah tentang beberapa hal mengenai ikan seperti kelamin ikan hiu
dapat ditentukan dari struktur sirip perutnya. Setelah penelitian yang dilakukan
Aristoteles tersebut, tidak banyak lagi penelitian mengenai ikan, hingga pada abad
dalam sebuah buku Ikhtiologi. Buku “Nature History of the Fishes of Brazil” pun
terbit pada tahun 1648 yang akhirnya membuat ilmu pengetahuan tentang ikan
menjadi dasar dari keseluruhan system klsifikasi ikan. Di pertengahan abad ke 20,
1
2
berupa pemberian materi dan praktikum. Dalam pemberian materi, hal-hal yang
dipelajari adalah tentang ciri-ciri morfologi dan anatomi ikan baik dari bentuk
organ dalam maupun bentuk organ luar ikan, lingkungan tempat hidup ikan
tersebut, mengetahui ciri-ciri spesies dan kelebihan khusus dari ikan dengan ciri-
Ada 3 bagian utama dari tubuh ikan yang harus kita ketahui, yaitu :
3. Ekor dari bagian yang terletak pada permulaan sirip anus sampai sirip ekor
belakang.
Pada ketiga bagian tersebut, ada yang ditutupi sisik dan tidak ditutupi sisik, dan
ada juga pola yang sama sekali tidak bersisik. Ada 5 jenis sisik ikan, yaitu :
Sirip merupakan alat bantu ikan untuk berenang. Ada berbagai macam
bentuk sirip ikan, yaitu : sirip perut (ventral), sirip punggung (dorsal), sirip dada
(pectoral), sirip belakang (anal), sirip ekor (caudal). Beberapa sirip mengalami
modofikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur sperma dan penyalur cairan
mempunyai sirip perut tetapi berubah menjadi alat peraba, Ikan Remora (Echeneis
remora) yang sirip punggung pertamanya berubah menjadi alat penempel, ikan
3
belut yang sirip punggung dan sirip anusnya berupa sembulan kulit yang
bergabung menjadi satu, sedangkan sirip perut dan sirip dadanya tidak ada dan
ikan lele yang sirip dadanya berubah menjadi penyalur cairan beracun.
1. Simetris bilateral
Ada berbagai macam bentuk dari simetris bilateral, yaitu seperti : pipih tegak
(astracform).
Bentuk tubuh ikan non simetris bilateral, yaitu adalah jika dilakukan
pemotongan melintang (cross section) pada tubuh ikan, maka akan tampak
perbedaan antara sisi kiri dan kanan. Contohnya adalah Ikan kapar (Belontia
hasellti).
Bagian tubuh ikan, terdapat linea lateralis yang merupakan garis yang
dibentuk oleh pori-pori sehingga dapat ditemukan pada ikan yang mempunyai
terletak di atas dan di bawah sirip dada, berdasarkan jumlahnya hanya ada 1 dan
Ada ciri-ciri khusus pada ikan, yaitu : Finlet, yaitu sirip kecil yang
terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Skut, yaitu kelopak tebal
yang mengeras yang tersusun seperti genteng. Kil, yaitu rigi-rigi yang puncaknya
meruncing dan terdapat pada bagian batang ekor. Adipose fin (sirip lemak),
yaitutambahan pada tubuh ikan yang berupa lapisan lemak yang terdapat di
Selain secara kuantitatif, sifat atau ciri morfologi tubuh ikan dapat
morfometrika ikan. Kompenen yang diamati kurang lebih sama dengan morfologi
kuantitatif, hanya hasil yang ditunjukkan langsung berupa nilai dalam bentuk
angka. Pada studi morfologi kualitatif terdahulu yang hasilnya juga dapat
ditampilkan dengan dua angka, maka kedua sifat atau ciri tersebut dapat disatukan
praktikum, yaitu :
a. Ciri-ciri meristik, yaitu ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh ikan.
Seperti jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan jari-jari lemah
b. Ciri-ciri morfometrika, yaitu ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau
bagian tubuh ikan. Seperti panjang baku, panjang kepala, panjang total dan
lain sebagainya.
Ukuran semua itu adalah salah satu hal yang dapat digunakan sebagai
dengan millimeter (mm) atau centimeter (cm). Tiap spesies ikan mempunyai
5
ukuran mutlak dan juga berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan pada jenis
perhitungan dari bagian-bagian tubuh ikan seperti linea literalis, jumlah jari-jari
pada sirip punggung, jumlah sisik pada bagian kepala. Jumlah lapis insang pada
lembar insang dan lain sebagainya dan juga dapat dilakukan setiap sirip baik yang
1. Jari-jari keras
jari itu radumenten. Jika sirip di punggung mempunyai jari-jari sepuluh, maka
penulisannya D.X. Ciri-ciri jari-jari keras adalah tidak berbuku-buku, keras, todak
ikan kembung yang dapat dituliskan secara terpisah dengan sirip lemah. Ciri-ciri
Ada sifat ikan yang perlu atau penting dalam mengidentifikasi ikan, antara
lain :
1. Rumus sirip, yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk sirip dan
3. Tulang-tulang insang.
6
6. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk itu.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati dan memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh
ikan mendiagnosis atau mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan yang kemudian
ditampilkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif (angka). Untuk mengamati dan
memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan serta mendiagnosis, atau
mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan yang tersebut, yang khususnya langsung
2. Identifikasi Ikan
identifikasi ikan dengan hasil akhir susunan suatu klasifikasi dari ikan dan
Tujuan dari klasifikasi mengetahui nama latin ikan yang di pelajari dalam