Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikhtiologi berasal dari kata “ikhtyo” yang berarti “ikan” dan “logos” yang

berarti “ilmu”, jadi ikhtiologi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu

biologi yang mempelajari tentang ikan secara ilmiah dengan penekanan secara

taksonomi serta beberapa aspek-aspek seperti aspek biologi maupun aspek ekologi

ikan lainnya. Ikhtiologi sendiri pada awalnya diperkenalkan oleh Aristoteles (384-

322 SM). Arestoteles melakukan penelitian untuk membedakan dan membuat ciri-

ciri ikan hingga diperoleh sekitar 115 jenis dan yang pertama kali dikemukakan

Aristoteles adalah tentang beberapa hal mengenai ikan seperti kelamin ikan hiu

dapat ditentukan dari struktur sirip perutnya. Setelah penelitian yang dilakukan

Aristoteles tersebut, tidak banyak lagi penelitian mengenai ikan, hingga pada abad

ke 16 muncul nama-nama beberapa peneliti seperti Pierre Belon (1517-1564)

dengan mengklasifikasikan 110 jenis ikan berdasarkan cirri-ciri anatominya, H.

Salviani (1514-1572) dengan mempublikasikan 92 spesies ikan, dan G. Rondelet

(1507-1557) dengan pertama kali mempublikasikan hasil buku penelitiannya

dalam sebuah buku Ikhtiologi. Buku “Nature History of the Fishes of Brazil” pun

terbit pada tahun 1648 yang akhirnya membuat ilmu pengetahuan tentang ikan

berkembang cukup pesat.

Tahun 1705-1735, Peter Artedi membuat suatu system klasifikasi ikan

yang berjudul “Father of Ichtyologi”. Akhirnya, Carolus Linnaeus berhasil

membuat System Nature dengan mengadopsi system klasifikasi Artedi dan

menjadi dasar dari keseluruhan system klsifikasi ikan. Di pertengahan abad ke 20,

1
2

ikhtiologi semakin berkembang dengan menggabungkan beberapa cabang ilmu

pengetahuan yang terkait seperti Taksonomi Vertebrata, Morfologi dan Anatomi

Hewan, Fisiologi, Evolusi dan Genetika.

Ikhtiologi merupakan ilmu dasar khusus dalam bidang perikanan yang

berupa pemberian materi dan praktikum. Dalam pemberian materi, hal-hal yang

dipelajari adalah tentang ciri-ciri morfologi dan anatomi ikan baik dari bentuk

organ dalam maupun bentuk organ luar ikan, lingkungan tempat hidup ikan

tersebut, mengetahui ciri-ciri spesies dan kelebihan khusus dari ikan dengan ciri-

ciri yang berbeda.

Ada 3 bagian utama dari tubuh ikan yang harus kita ketahui, yaitu :

1. Kepala dari bagian mulut sampai tutup insang paling belakang.

2. Badan dari tutup insang paling belakang sampai permulaan anus.

3. Ekor dari bagian yang terletak pada permulaan sirip anus sampai sirip ekor

belakang.

Pada ketiga bagian tersebut, ada yang ditutupi sisik dan tidak ditutupi sisik, dan

ada juga pola yang sama sekali tidak bersisik. Ada 5 jenis sisik ikan, yaitu :

Sikloid, Ctenoid, Ganoid, Plaknoid dan Kosmoid.

Sirip merupakan alat bantu ikan untuk berenang. Ada berbagai macam

bentuk sirip ikan, yaitu : sirip perut (ventral), sirip punggung (dorsal), sirip dada

(pectoral), sirip belakang (anal), sirip ekor (caudal). Beberapa sirip mengalami

modofikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur sperma dan penyalur cairan

beracun. Contohnya seperti pada Ikan Gurame (Osphronemus gaoramy) yang

mempunyai sirip perut tetapi berubah menjadi alat peraba, Ikan Remora (Echeneis

remora) yang sirip punggung pertamanya berubah menjadi alat penempel, ikan
3

belut yang sirip punggung dan sirip anusnya berupa sembulan kulit yang

bergabung menjadi satu, sedangkan sirip perut dan sirip dadanya tidak ada dan

ikan lele yang sirip dadanya berubah menjadi penyalur cairan beracun.

Bentuk tubuh ikan juga terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Simetris bilateral

Ada berbagai macam bentuk dari simetris bilateral, yaitu seperti : pipih tegak

(compressed), pipih datar (depressed), cerutu (fusiform), bentuk ulat/sidat

(anguiliform), bentuk tali (filliform), bentuk pita (taeniform/flattedform),

bentuk panah (sagittiform), bentuk bola (globiform) dan bentuk kotak

(astracform).

2. Non simetris bilateral

Bentuk tubuh ikan non simetris bilateral, yaitu adalah jika dilakukan

pemotongan melintang (cross section) pada tubuh ikan, maka akan tampak

perbedaan antara sisi kiri dan kanan. Contohnya adalah Ikan kapar (Belontia

hasellti).

Bagian tubuh ikan, terdapat linea lateralis yang merupakan garis yang

dibentuk oleh pori-pori sehingga dapat ditemukan pada ikan yang mempunyai

sisik maupun tidak mempunyai sisik. Linea literalis berfungsi mendeteksi

keadaan lingkungan dan osmoregulasi. Berdasarkan tempatnya, linea literalis

terletak di atas dan di bawah sirip dada, berdasarkan jumlahnya hanya ada 1 dan

lebih dari 2 garis.


4

Ada ciri-ciri khusus pada ikan, yaitu : Finlet, yaitu sirip kecil yang

terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Skut, yaitu kelopak tebal

yang mengeras yang tersusun seperti genteng. Kil, yaitu rigi-rigi yang puncaknya

meruncing dan terdapat pada bagian batang ekor. Adipose fin (sirip lemak),

yaitutambahan pada tubuh ikan yang berupa lapisan lemak yang terdapat di

belakang sirip punggung dan sirip dubur.

Selain secara kuantitatif, sifat atau ciri morfologi tubuh ikan dapat

ditampilkan secara kuantitatif yang selanjutnya dapat disebut sebagai studi

morfometrika ikan. Kompenen yang diamati kurang lebih sama dengan morfologi

kuantitatif, hanya hasil yang ditunjukkan langsung berupa nilai dalam bentuk

angka. Pada studi morfologi kualitatif terdahulu yang hasilnya juga dapat

ditampilkan dengan dua angka, maka kedua sifat atau ciri tersebut dapat disatukan

dalam morfometrika ini.

Ada 2 ciri-ciri yang harus diketahui oleh mahasiswa dalam melaksanakan

praktikum, yaitu :

a. Ciri-ciri meristik, yaitu ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh ikan.

Seperti jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan jari-jari lemah

pada sirip punggung dan sirip lainnya.

b. Ciri-ciri morfometrika, yaitu ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau

bagian tubuh ikan. Seperti panjang baku, panjang kepala, panjang total dan

lain sebagainya.

Ukuran semua itu adalah salah satu hal yang dapat digunakan sebagai

suatu ciri taksonomi ketika mengidentifikasi ikan yang umumnya dinyatakan

dengan millimeter (mm) atau centimeter (cm). Tiap spesies ikan mempunyai
5

ukuran mutlak dan juga berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan pada jenis

kelamin, umur dan lingkungan sekitarnya.

Dalam ciri morfometrika ini, kita dapat melakukan pengukuran dan

perhitungan dari bagian-bagian tubuh ikan seperti linea literalis, jumlah jari-jari

pada sirip punggung, jumlah sisik pada bagian kepala. Jumlah lapis insang pada

lembar insang dan lain sebagainya dan juga dapat dilakukan setiap sirip baik yang

berjari-jari keras maupun berjari-jari lemah.

Jari-jari ikan terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Jari-jari keras

Dapat digambarkan dengan menggunakan angka romawi walaupun jari-

jari itu radumenten. Jika sirip di punggung mempunyai jari-jari sepuluh, maka

penulisannya D.X. Ciri-ciri jari-jari keras adalah tidak berbuku-buku, keras, todak

dapat dibengkokkan, tidak berlubang, jari-jari lemah.

Digambarkan dengan angka biasa. Jari-jari lemah yang mengeras seperti

ikan kembung yang dapat dituliskan secara terpisah dengan sirip lemah. Ciri-ciri

sirip lemah adalah berbuku-buku, mudah dibengkokkan, kurang cerah seperti

tulang rawan, ada yang bercabang dan ada yang tidak.

Ada sifat ikan yang perlu atau penting dalam mengidentifikasi ikan, antara

lain :

1. Rumus sirip, yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk sirip dan

jumlah jari-jari siripnya.

2. Perbandingan antara panjang, lebar, dan tinggi bagian-bagian tertentu antara

bagian-bagian itu sendiri.

3. Tulang-tulang insang.
6

4. Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau garis sisi.

5. Bentuk sisik dan gigi beserta susunan dan tempatnya.

6. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk itu.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan Sifat Morfologi Kualitatif dan Kuantitatif Tubuh Ikan

Untuk mengamati dan memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh

ikan mendiagnosis atau mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan yang kemudian

ditampilkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif (angka). Untuk mengamati dan

memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan serta mendiagnosis, atau

mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan yang tersebut, yang khususnya langsung

ditampilkan dalam bentuk nilai kuantitatif (angka).

2. Identifikasi Ikan

Untuk melakukan pengidentifikasian ikan menggunakan buku petunjuk

identifikasi ikan dengan hasil akhir susunan suatu klasifikasi dari ikan dan

penyebutan nama ikan.

3. Klasifikasi dan Penyebutan Nama Ikan

Tujuan dari klasifikasi mengetahui nama latin ikan yang di pelajari dalam

praktikum ikhtiologi yang di amati adalah Ikan Kapar (Belontia hasellti).

Anda mungkin juga menyukai