Gambar 3. Peta kerja praktek lapang pengambilan data Mangrove di Desa Bunati
Kec. Angsana, Kab. Tanah Bumbu, Prov. Kalimantan Selatan.
13
14
Gambar 4. Peta kerja praktek lapang pengambilan data karang kima dan Anjir di
Desa Bunati Kec. Angsana, Kab. Tanah Bumbu, Prov. Kalimantan
Selatan.
4.2. Mangrove
Salah satu keunikan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah adanya
tiga ekosistem penting yang berada di Desa Bunati, salah satunya adalah ekosistem
mangrove. Ekosistem mangrove memiliki peranan sebagai tempat pemijahan
(spawning ground), tempat pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari
makan (feeding ground) bagi biota laut, selain itu ekosistem mangrove juga dapat
melindungi pantai dari terpaan gelombang laut.
Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan
spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan
untuk bertahan hidup di air asin. Sebagaimana jenis tumbuhan-tumbuhan lain
mangrove juga mengubah cahaya matahari dan zat hara (nutrien) menjadi bahan
organik, yang menjadikan mangrove menjadi sumber makanan yang potensial bagi
berbagai bentuk kehidupan yang berasosiasi dengan mangrove.
14
15
15
16
2. Avicennia marina
Deskripsi : Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian
pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal
yang rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar
nafas tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan
burik-burik hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil.
Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu.
Daun : Bagian atas permukaan daun ditutupi bintik-bintik kelenjar
berbentuk cekung. Bagian bawah daun putih- abu-abu muda. Unit
16
17
3. Nypa fruticians
17
18
18
19
4. Sonneratia Alba
19
20
Ekologi : Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode
yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan
pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering
ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan
gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas
pantai. Di lokasi dimana jenis tumbuhan lain telah ditebang,
maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang padat.
Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak
terlalu lama dan mengembang penuh di malam hari,
mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan kelelawar
pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang mereka
tersebar secara vegetatif. Kunang-kunang sering menempel
pada pohon ini dikala malam. Buah mengapung karena
adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya. Akar
nafas tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada substrat
yang keras.
Penyebaran : Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara,
seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia Tropis,
Kepulauan Pasifik barat dan Oceania Barat Daya.
5. Rhizophora mucronata
20
21
21
22
6. Avicennia officinalis
22
23
7. Avicennia rumphiana
23
24
Ciri-ciri : Pohon ini diidentifikasi oleh buah berbulu dan daun berbulu
(bawah). Bulu pada daun menghemat air dengan menjebak lapisan
isolasi udara dan dengan demikian mengurangi kehilangan air
melalui penguapan.
Manfaat : Benih-benih tersebut direbus dan dimakan. Di beberapa tempat,
mangrove ini dijual sebagai sayuran. Bunga-bunga yang harum
menghasilkan nektar dan diserbuki oleh serangga. Avicennia jenis
ini menghasilkan beberapa madu terbaik.
Fungsi lain : Pohon mangrove yang tumbuh cepat ini adalah di antara beberapa
yang digunakan dalam penanaman kembali mangrove untuk
melindungi garis pantai (yang lain adalah Sonneratia dan
Rhizophora). Kayu mangrove jenis ini jarang dimanfaatkan untuk
membuat arang.
24
25
pohon
Plot 1
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
n K KR
Avicennia marina 17 0.17 0.94
Sonneratia alba 1 0.01 0.056
25
26
anakan
Plot 1
6
0
n K KR
Nypa fruticians 5 0.2 2.22
Rhizophora apiculata 2 0.08 0.89
Rhizophora mucronata 1 0.04 0.44
Avicennia officinalis 1 0.04 0.44
Gambar 13. Kerapatan, Kerapatan Relatif dan Jumlah Jenis Mangrove Tingkat
Anakan pada Transek 1 di Desa Bunati
26
27
semai
Plot 1
25
20
15
10
0
n K KR
Avicennia rumphiana 4 1 20
Rhizophora apiculata 1 0.25 5
Gambar 14. Kerapatan, Kerapatan Relatif dan Jumlah Jenis Mangrove Tingkat
Semai pada Transek 1 di Desa Bunati
27
28
pohon
Plot 2
12
10
8
6
4
2
0
n K KR
Avicennia marina 10 0.1 0.38
Sonneratia alba 3 0.03 0.12
Avicennia officinalis 5 0.05 0.19
Rhizophora mucronata 7 0.07 0.27
Rhizophora apiculata 1 0.01 0.07
anakan
Plot 2
15
10
0
n K KR
Avicennia marina 14 0.56 3.29
Nypa fruticians 3 0.12 0.71
Gambar 16. Kerapatan, Kerapatan Relatif dan Jumlah Jenis Mangrove Tingkat
Anakan pada Transek 2 di Desa Bunati
28
29
semai
Plot 2
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
n K KR
Avicennia marina 2 0.5 16.67
Avicennia rumphiana 1 0.25 8.33
Gambar 17. Kerapatan, Kerapatan Relatif dan Jumlah Jenis Mangrove Tingkat
Semai pada Transek 2 di Desa Bunati
29
30
30
31
31
32
Dari data diatas diperoleh data tutupan karang dengan 10 kategori berbeda
antara lain : ACB, ACE, ALGA, CE, CM, DC, M, R, S, dan SP. Persentase tutupan
karang pada didominasi oleh pecahan karang CM (Coral Massive) dengan
presentase sebesar 35%, di ikuti oleh DC, S, SP, CE dengan peresentase sebesar
10%. Sedangkan pada urutan terendah ditempati oleh M, R, ACB, ACE dan ALGA
dengan persentase sebesar 5%. Berdasarkan nilai kategori persentase penutupan
sebagai penduga kondisi terumbu karang menurut Dahl (1978) dalam UNEP
(1993), Sukmara et.al. (2001), tutupan karang kima stasiun 1 berada dalam kondisi
baik yang mana jumlah persentase tutupan karangnya sebesar 55%.
32
33
33