Anda di halaman 1dari 10

penerapan 6 sasaran keselamatan pasien

( sasaran 2: komunikasi efektif antar


anggota team kesehatan)

Dosen: Ns. Yessi Fadriyanti, S.Kep,M.Kep


Fauziah Putri (223110250)
D3 Keperawatan Padang
kelas 1A
keselamatan pasien

Keselamatan pasien harus sangat diperhatikan oleh tenaga


medis setiap penanganan yang dilakukan terhadap pasien , oleh sebab itu
tenaga medis harus memahami apa saja yang harus diperhatikan untuk
keselamatan pasien agar dapat diaplikasikan pada saat menangani pasien
dirumah sakit .
Sasaran 2: komunikasi efektif antar
anggota team kesehatan
Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akan diberikan perawat terhadap pasien . Sebelum
perawat menangani pasien , perawat harus mengumpulkan data - data
yang dimiliki oleh pasien yang tentunya didaapat dari pasien itu sendiri .

Apabila perawat tidak memiliki komunikasi yang efektif maka


perawat tidak akan bisa mendapat data objektif dari pasien , apabila
perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya terhadap pasien
maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah nya kepada
perawat , selain itu apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara
efektif kepada pasien maka dia tidak akan mengetahui hal penting apa
saja yang harus dia tanyakan kepada pasien
lanjutan..

Komunikasi efektif selain dilakukan perawat kepada


pasien , dilakukan juga terhadap perawat dengan tenaga medis
yang lainnya , apabila perawat tidak dapat berkomunikasi
secara efektif terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu
yang berhubungan dengan pasien maka juga akan
mempengaruhi keselamatan pasien .
lanjutan..

Misalnya data yang perawat dapat dari pasien . A


adalah B , namun karena perawat tidak dapat
mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga medis yang
lain , baik itu dokter , farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga
medis lainnya bukan memahami pasien A dengan data B
malah berasumsi pasien A dengan data C dikarenakan
kesalahan perawat dalam menyampaikan komunikasi kepada
tenaga medis lainnya , ini dapat berbahaya kepada keselamatan
pasien karena beda data yang diberi beda pula layanan
kesehatan yang akan diterima .
lanjutan..

Komunikasi yang sering dilakukan adalah komunikasi


lisan , tertulis dan elektronik . Kesalahan sering terjadi saat
komunikasi secara lisan atau via telepon , dan melaporkan hasil
pemeriksaan klinis yang bersifat cito via telepon ke unit
perawatan .
Tujuan sasaran ini mengurangi kesalahan saat
berkomunikasi , sehingga meningkatkan keselamatan pasien
jika dilakukan secara efektif , akurat , tepat waktu , jelas dan
lengkap . Salah satu tindakan untuk meningkatkan komunikasi
yang efektif dengan cara menulis perintah , membaca ulang ,
dan konfirmasi kembali ( write - read back - repeat back ) .
Lanjutan..

Apabila situasi gawat darurat misalnya di kamar operasi


dan IGD atau ICU diperbolehkan tidak melakukan pembacaan
kembali ( read back ) bila tidak memungkinkan ( Kemenkes
RL . , 2017 ) .

Metode lain yang dapat dipakai adalah SBAR ,


( Beckett , C. D. , & Kipnis , G. , 2009 ) menyatakan bahwa alat
komunikasi yang direkomendasikan oleh World Health
Organization ( WHO ) yang dapat digunakan dalam serah terima
/ handover adalah SBAR , pemakaian SBAR dapat meningkatkan
mutu pelayanan dan kualitas handover sehingga dapat menekan
medical error .
Lanjutan....

( Sammer , Lykens , Singh , Mains , & Lackan ,


2010 ) menyatakan teknik Situation - Background - Assessment -
Recommendation ( SBAR ) dilakukan sebelum handover / serah
terima .
Persiapan yang harus dilakukan antara lain memeriksa
pasien terlebih dahulu , mengecek dokter penanggungjawab yang
akan dihubungi , periksa diagnosis medik pasien , baca terlebih
dahulu instruksi dokter dan dokumentasi perawat sebelumnya ,
pastikan rekam medik pasien tersedia baru melaporkan kondisi
pasien dengan teknik SBAR . Awali dari situation , background /
latar belakang , assessment / penilaian terakhir recommendation .
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai