Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Individu

Modul Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan II


Regar Adi Trianto – 1406527854

Modul kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan II adalah modul yang dibentuk dengan tujuan
untuk memberikan dan/atau meningkatkan pemahaman kepada peserta didik rumpun ilmu
kesehatan mengenai pentingnya kerjasama dalam dunia kesehatan. Modul ini juga
mengajarkan kesetaraan antarprofesi. Modul kolaborasi diikuti oleh mahasiswa rumpun ilmu
kesehatan yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu
Keperawatan, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Pada tahun kedua,
tepatnya di semester III saya sudah mengikuti modul kolaborasi dan kerja sama tim kesehatan
I. Modul ini diawali dengan pengarahan modul dan kuliah pembekalan, kemudian kami
ditugaskan untuk melakukan observasi dan wawancara kepada tenaga kesehatan dari berbagai
macam profesi di RSUD Pasar Rebo. Setelah itu, kami melakukan diskusi kasus dan diakhiri
dengan presentasi akhir di kelas besar.

Ketika sampai di RSUD Pasar Rebo kami segera ditugaskan untuk melakukan observasi di
bangsal anak. Disini kami diberi amanah untuk mengobservasi perawatan anak dengan
keluhan utama demam. Langkah pertama kaki menginjak lantai bangsal anak, kami
disuguhkan dengan pemandangan para perawat yang sedang operan jaga. Dalam operan
tersebut tergambar raut muka serius dalam menjelaskan kondisi terkini pasien dan terlontar
beberapa pertanyaan dari perawat yang akan menggantikan tugas perawatan pasien tersebut.
Diskusi mengenai kondisi dan rencana perawatan pasien berjalan dengan lancar. Kondisi dan
rencana perawatan pasien dijelaskan dengan gamblang dan terperinci. Disini kami belajar
pentingnya menyampaikan informasi yang lengkap dan terperinci perihal kondisi dan
perawatan pasien kepada tim medis yang akan berjaga berikutnya. Meskipun semua kondisi
terkini pasien yang meliputi keluhan sekarang, hasil pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
tambahan, rencana tatalaksana, dan rencana edukasi sudah tertulis di dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), komunikasi langsung antartim medis tetap
diperlukan. Hal itu disebabkan kondisi mental atau emosional pasien terkadang luput dari
CPPT, seperti pasien tidak terlalu suka ditanya banyak yang berujung pada kenyamanan
pasien, pelaku rawat pasien adalah seorang lansia sehingga tim medis perlu berbicara dengan
lugas untuk menjelaskan tindakan yang sedang dilakukan ke pasien, dan lain-lain.

Dari hasil wawancara dengan dokter umum yang sedang berjaga di bangsal. Beliau
menegaskan pentingnya menulis CPPT dengan jelas. Hal itu dikarenakan komunikasi
antarprofesi terkadang hanya sebatas CPPT. Apabila para dokter menulis tulisan rumput,
dikhawatirkan para perawat salah dalam melakukan instruksi medis. Antarprofesi juga harus
membuang rasa segan dalam mengingatkan. Terkadang dokter sering tidak mencuci tangan
atau memastikan indentitas pasien, sebagai dokter akan sangat senang apabila ada yang
mengingatkan, karena tujuan utama seluruh tim medis di bangsal adalah satu, yaitu
kenyamanan dan kesehatan bagi pasien.

Bagi saya pribadi kolaborasi kesehatan merupakan pondasi yang penting. Karena sebagai
dokter, saya tidak dapat merangkap semua jabatan yang ada. Saya tidak dapat merangkap
menjadi dokter, ahli gizi, perawat, sekaligus farmasis seorang diri. Dengan kolaborasi tingkat
keamanan, kenyamanan, dan kesehatan pasien dapat meningkat. Kedepannya saya pribadi
akan dengan lugas menginformasikan kepada baik teman sejawat maupun antar profesi untuk
membuang rasa segan dengan saya apabila saya lupa atau tidak melakukan tindakan medis
yang tidak sesuai dengan prosedur rumah sakit.

Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran modul kolaborasi dan kerja sama tim kesehatan
II karena masih memberikan saya kesempatan untuk bergabung. Ada banyak sekali manfaat
yang mungkin susah untuk diucapkan dengan kata dan kalimat. Namun, satu hal yang pasti
dari modul ini saya dapat belajat cara pandang seorang individu dengan profesi yang berbeda
dalam menghadapi suatu masalah kesehatan. Bekal ini akan saya bawa hingga nanti menjadi
dokter yang sesungguhnya.

Referensi

1. Karam M, Tricas-Sauras S, Darras E, Macq J. Interprofessional collaboration between


general physicians and emergency department teams in Belgium: a qualitative study.
Int J Integr Care 2017;17(4):9

Anda mungkin juga menyukai