EA DE JALMAF
GITA MELIANI
KURNIA SARI
RAHMA AMALIA
SINTA MULIADI
VENNY AMANDA
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Komunikasi Antar Team
Kesehatan” yang merupakan tugas Management Patient Safety.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita tidak terkecuali
perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain entah itu pasien,
sesama teman, dokter, atasan dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai
sarana yang sangat efektif bagi perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya dengan
baik. Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan teraupetik karena komunikasi
mencakup pencapaian informasi serta pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi
teraupetik seringkali meliputi kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat
untuk membentuk klien mencapai keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi efektif
merupakan komponen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien. Hal ini sesuai
dengam pelaporan kasus oleh JCI dan WHO sebanyak 25.000-30.000 kecacatan yang
permanen pada pasien di Australia 11% disebabkan karena kegagalan komunikasi.
Laporan IKP di Indonesia tahun 2007 berdasarkan provinsi menemukan 145 insiden yang
dilaporkan, kasus tersebut terjadi diwilayah Jakarta 37,9%, Jawa Tengah 15,9%,
Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,5%, Jawa Barat 2,8%, Bali
1,4%, Sulawesi Selatan 0,69% dan Aceh 0,68%. Laporan IKP adalah laporan insiden
keselamatan pasien yang memiliki manfaat agar mengetahui angka kejadian keselamatan
pasien di Rumah Sakit. Insiden ini disebabakan beberapa faktor yang salah satu faktor
adalah kesalahan dalam pelaporan akibat kurangnya komunikasi.
Komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali
perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien,
sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting,
sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan
fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik
Kolaborasi pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan.
Semua jenis profesi harus mempunyaikeinginan untuk berkolaborasi. Perawat, bidan,
dokter, dan semua profesi lain merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya
4
di bangku pelajar. Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalkan dalam batas-
batas lingkup praktek yang sesuaidengan aturan yang ada.Jadi, dalam melaksanakan tugas
sehari-harinya komunikasi sangatlah penting dan utama di atas semuanya. Karena
komunikasi antar anggota team kesehatan yang baik akantercipta apabila komunikasi
berjalan lancar dan sinkron antar anggota team kesehatan yang bekerja sama dengan baik
dan adanya saling pengertian satu sama lain.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui komunikasi
antar anggota tim kesehatan dalam manajemen patient safety.
2.Tujuan Khusus
5
d.Untuk mengetahui komunikasi antara perawat dengan ahli terapi respiratorik
(fisioterapis)
D.Sistematika Penulisan
Makalah ini berisi komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam manajemen
patient safety yang ditulis dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Patient Safety. Makalah ini memiliki sistematika penulisan yang dibagi menjadi 3 bab
utama, yakni bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang dari komunikasi
antar anggota tim kesehatan dalam manajemen patient safety, rumusan masalah, tujuan
yang terdiri dari tujuan utama dan tujuan khusus serta sistematika penulisan dari makalah
ini. Bab II merupakan tinjauan teori yang berisi beberapa pembahasan yaitu pembahasan
mengenai komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam manajemen patient safety
menjelaskan serta memaparkan tujuan pembuatan makalah ini. Bab III merupakan
penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan dalam makalah dan berisi saran untuk
keperawatan untuk masa yang akan datang.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh dari hubungan perawatan dengan dokter ialah ketika perawat menyiapkan
pasien yang diabetes pulang ke rumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan
klien dan keluarga bagaimana cara perawatan diabetes di rumah. Selain itu komunikasi
antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu
peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-
keluhan dari pasien, dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat
mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien. Pada saat perawat berkomunikasi
dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut
untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi
dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua
pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu,
7
perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan.
Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan
keperawatan dan perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa
secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien.
Semua itu dapat terwujud dengan baik apabila komunikasi antara perawat dengan dokter
terjalin dengan baik.
8
3.Komunikasi antara Perawat aengan Ahli Terapi Respiratorik (Fisioterapis)
Contoh komunikasi antar perawat dengan ahli terapi respiratorik misalnya, perawat
merawat seseorang yang mengalamai PPOK dan merujuk klien tersebut ke seorang
fisioterapis untuk belajar latihan agar menguatkan otot-otot lengan atas, untuk belajar
bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik
untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di
ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam
pengembangan sistem pemberian obat
9
dapat melakukan pengecekkan ulang bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis
obat.
Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang
dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi
merugikan, sehingga informasi ini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang.
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan
dan mendistribusikan obat-obatan. Contoh, ketika perawat meminta obat di apotek maka
antara perawat dengan apoteker akan menjalin komunikasi. Perawat akan meminta obat
sesuai dengan kebutuhan pasien. sedangkan apoteker akan memberikan obat beserta
penjelasan terkait obat tersebut. Perawat mendengarkan dengan baik lalu mengeceknya.
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap
orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu. Agar
pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus
mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang obat-obatan yang digunakan pasien, jika
perawat tidak mengkomunikasikannya maka bisa saja pilihan makanan yang diresepkan
oleh ahli gizi akan menghambat absorbsi dari obat tersebut Jadi komunikasi dua arah yang
baik antara perawat dengan ahli gizi sangat diperlukan.
B.Komunikasi SBAR
10
dengan anggota tim, serta mengembangkan kerja anggota tim dan meningkatkan
keselamatan pasien.
2.Komponen SBAR
a.Situation: Komponen situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia pasien,
jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi pasien apakah stabil
atau tidak.
b.Background: Komponen background menampilkan pokok masalah atau apa saja yang
terjadi pada diri pasien, keluhan yang mendorong untuk dilaporkan seperti sesak nafas,
nyeri dada, dan sebagainya. Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan
munculnya keluhan pasien tersebut, diagnosis pasien, dan data klinik yang mendukung
masalah pasien.
c.Assesment: Komponen assessment ini berisi hasil pemikiran yang timbul dari temuan
serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak diantisipasi
akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
S: Identifikasi unit, pasien, status penyebab dari status klinik, status diagnosa, status
secara singkat seperti kapan dimulai, tujuan dari transfer dan indikasi klinik atau tujuan
dari tes diagnosis.
B: tanggal penerimaan, vital sign, alergi, situasi nyeri, medikasi (dosis obat), antibiotik, IV
infus, hasil laboratorium, diit, klinik informasi lainnya meliputi jenis monitoring yang
dibutuhkan.
11
R: pasien harus segera diperiksa, perintah terbaru, perintah diubah, pencegahan
keselamatan dari petugas dan pasien, transfer pasien, medikasi infus, monitoring dan
intervensi nyeri.
a.Operan
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suati laporan yang
berkaitan dengan kondisi pasien. Tujuan dilakukan operan adalah untuk menyampaikan
kondisi pasien, menyampaikan asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan,
menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun rencana kerja. Untuk mencapai
tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR.
Pelaporan kondisi pasien dilakukan olehp perawat kepada tenaga medis lain
termasuk dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setiap kondisi pasien kepada dokter
sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Pelaporan kondisi pasien yang efektif dapat meningkatkan keselamatan pasien. Faktor
yang dapat mempengaruhi pelaporan kondisi pasien adalah komunikasi. Komunikasi yang
tidak efektif antara perawat dan dokter dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Berbagai jurnal yang telah diteliti dihasilkan komunikasi efektif seperti SBAR dapat
meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga angka keselamatan pasien
12
meningkat SBAR dapat meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga angka
keselamatan pasien meningkat.
c.Transfer Pasien
Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain dan
dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan eksternal. Transfer pasien
internal adalah transfer antar ruangan di dalam rumah sakit dan transfer pasien eksternal
adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan
pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer,
peralatan transfer, dan komunikasi saat transfer pasien. Komunikasi yang efektif
diperlukan untuk proses transfer pasien. Komunikasi SBAR merupakan salah satu
komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
3.Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang tidak bisa
dipisah – pisahkan dan disendirikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/408509190/komunikasi-antar-anggota-tim-kesehatan-
docx
https://pdfcoffee.com/komunikasi-antar-anggota-team-kesehatan-2-pdf-free.html
15