Kes
Mata Kuliah: Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan
OLEH :
KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan
Rahmat dan Ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Konsep Teoritis Antropologi Kesehatan Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan Yang Peka Budaya Kepada Pasien” ini dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini
mungkin terdapat kesalahan atau kekurangan yang datangnya dari kami
sendiri sebagai manusia, untuk itu kritik dan juga saran senantiasa akan
kami terima demi tercapainya makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami
sendiri selaku penulis.
Penulis
Daftar Isi
Sampul...................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
Bab I Pendahuluan................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan.........................................................................................
Bab Ii Pembahasan...............................................................................
A. Pengertian Antropologi...............................................................
B. Pengertian Keperawatan............................................................
C. Antropologi Keperawatan...........................................................
D. Hubungan Antara Social Budaya Dan Biologi Yang
Merupakan Dasar Dari Perkembangan Antropologi
Keperawatan...............................................................................
E. Perkembangan Antropologi Keperawatan Dari Sisi Biological Pole
F. Pengkajian Trsnstruktur………………………………..
G. Peran Pasien..............................................................................
H. Perilaku Pasien...........................................................................
I. Peran Perilaku Perawat Terhadap Pasien.................................
Bab Iii Penutup.......................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran...........................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Tujuan umum
b. Tujuan kusus
1. Para pembaca dapat mengerti hubungan antara social
budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi keperawatan
2. Informasi tentang perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi biological pole
3. Informasi tentang perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi sosiocultural pole
4. Informasi perbedaan antara perkembangan antropologi
keperawatan biological pole dan sosiocultural pole
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi
Menurut asal kata anthropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos)
yang berarti " manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana"
(dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia
dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan
yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Solita Sarwono: Antropologi kesehatan adalah studi tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat
tentang penyakit dan kesehatan.
Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari
antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan
dan penyakit.
Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang
dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi
dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak
pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah
kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah
kesehatan manusia.
Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman
biobudaya manusia dan karya - karyanya, yang berhubungan
dengan kesehatan dan pengobatan.
Menurut Lieban : Antropologi Kesehatan adalah studi tentang
fenomena medis
Menurut Fabrega : Antropologi Kesehatan adalah studi yang
menjelaskan:
Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan
didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan
kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan
penyakit.
Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan
terhadap pola-pola tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi adalah : Ilmu
yang mempelajari tentang manusia baik deri segi kebudayaan, peran,
tingkahlaku, aspek biologi dan kesehatan
B. Pengertian Keperawatan
Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat.
Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
kesehata, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan
kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan
profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia.
Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta
menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan
sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional.
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan dalam
aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan
kesehatan.
C. Antropologi Keperawatan
Merupakan sistem sosial budaya yang memiliki khasanah untuk di kaji
baik berdiri sendiri maupun integrasi dengan bidang profesi lain Seperti
Pendidikan bagi peranan professional Interaksi peran professional
Kebebasan wanita dalam peran professional.
Profesi keperawatan merupakan bidang pengamatan yang menarik bagi
antropologi : metodologinya.
1) Kajian antropologi keperawatan
Dimulai tahun 1936 oleh Brown. Tahun 1968, hanya terdapat 8 orang
antropologi yang berkecimpung dalam pendidikan keperawatan. Tahun
1969, Leininger menemukan 19 tulisan tentang perawatan dalam konteks
antropologi. Sekarang semakain banyak, antropologi dan tulisan-tulisan
antropologi keperawatan.
2) Pendidikan Keperawatan
Tahun 1976 di Amerika 14 sekolah perawat menawarkan pendidikan PhD.
Tahun 21 sekolah 1980
Tahun 437 Doktor Perawat 1976
Perawat kini lebih berpendidikan
Perawat lebih fokus pada profesionalitasnya
Keingian untuk lebih maju.
3) Masalah Profesi Keperawatan pada aspek perilaku/antropologi
Proses – proses penerimaan calon perawat
Latar belakang siswa
Motivasi
Pendidikan dan pengalaman pendidikan
Pola-pola karier
Peran serta spesialisasi profesional.
Masalah lain
Frekuensi frustasi perawat
karena perbedaan citra mereka atas apa yang seharusnya ia lakukan
( memberikan perawatan pada pasien ditempat tidur ), Kenyataan apa
yang mereka lakukan (Administrasi), Hubungan yang kaku antara perawat
dan dokter, Posisi yang tidak jelas dari suatu profesi
A. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan
dasar dari perkembangan antropologi keperawatan
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi keperawatan, yaitu :
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi
penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor (3) yaitu :
1. Environment atau lingkungan
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua
dihubungkan dengan ecological balance
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Klasifikasi Kebudayaan
Menurut R. Linton, kebudayaan dapat diklasifikasikan atas:
1.Universals: pemikiran-pemikiran, perbuatan, perasaan dan artefak yang
dikenal bagi semua orang dewasa dalam suatu masyarakat.
2.Specialisties: gejala yang dihayati hanya oleh anggota kelompok sosial
tertentu.
3.Alternatives: gejala yang dihayati oleh sejumlah individu tertentu seperti
golongan profesi.
Sifat Kebudayaan:
1.Kebudayaan yang berkembang pada masyarakat memiliki sifat seperti:
Bersifat organik dan superorganik karena berakar pada organ manusia
dan juga karena kebudayaan terus hidup melampaui generasi tertentu.
2.Bersifat terlihat (overt) dan tersembunyi (covert) terlihat dalam tindakan
dan benda, serta bersifat tersembunyi
contoh kasus
Penyakit adalah masalah kesehatan yang dialami setiap manusia.
Sepanjang periode kehidupan tidak ada yang tidak mengalami sakit.
Ritual dalam mengatasi kesurupan lah yang menjadi awal kabar buruk
yang dialami oleh ibu tukiyem (51 tahun) warga desa surenlor kabupaten
Trenggalek. Dengan dalih menjadi pengobatan alternatif yang menjadi
kepercayaan anggota keluarga korban justru membuat korban meninggal
duniayi Dalam fenomena ini ada dua faktor yang saling terkait yaitu faktor
biologi (kesehatan) dan faktor non biologi (kebudayaan). Dari faktor non
biologi (kebudayaan) bahwa para anggota keluarga percaya dengan ritual
yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka dalam mengatasi
gejala-gejala kesurupan . salah satunya dengan menggelonggong korban
dengan air yang "katanya bisa mengeluarkan rasa sakit dari dalam tubuh
korban
Dari faktor kesehatan diketahui sebelumnya korban mengeluh sakit pada
perut. Dua hari sebelum kejadian tersangka dan korban juga melakukan
ritual bersama "menyembelih 5 ayam dan memasak nasi kuning". namun
ritual tersebut tanpa melalui pengetahuan maupun hasil penelitian yang
ilmiah sehingga belum bisa dibuktikan secara nyata dan efektif dalam
mengatasi penyakit yang diderita oleh ibu tukiyem.
Ini yang menjadi pola perilaku yang terjadi secara terus-menerus tanpa
berpikir dampak yang akan timbul dapat membahayakan nyawa dari
seorang manusia dari pola perilaku yang menyimpang tersebut.
Sebaiknya kita sebagai masyarakat harus mampu memilih dan memilah
cara mengobati keluarga yang sedang sakit dan bila dirasa tidak dapat
teratasi lebih baik dan aman jika kita membawa keluarga yang sedang
sakit ke Dokter atau unit pelayanan kesehatan terdekat
F. Pengkajian Transkultural
dan muntah. Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit
tidak selalu bersifat obyektif, karena itu petugas kesehatan harus
berusaha semaksimal mungkin menerapkan kriteria medis secara
obyektif berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik
individu.
G. Peran Pasien
1. Peranan sakit
Orang yang berpenyakit (Having a disease) dan orang yang sakit (Having
a illness) adalah dua hal yang berbeda. Berpenyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya
akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang
diberikan. Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama
(>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi
yang ada.
b. Eksternal
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35
tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah
menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan
SADARI. Kemudian mereka mendiskusikannya dengan temannya
masing- masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari
pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak;
sedangkan teman Ny.B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan
biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.
4) Kemudahan akses terhadap sistem
pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain
sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem
pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari
pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk
mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
5) Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang
bersifat peningkatan kesehatan.
6) Latar belakang budaya
H. Perilaku Pasien
a. Pengetahuan
Norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang (Green, 2000).
10) Persepsi
Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Peran Perawat sebagai Edukator
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua faktor yang mempengaruhi peran yaitu faktor yang pertama
adalah faktor Internal yaitu persepsi individu terhadap gejala dan sifat
sakit yang dialami dan juga asal atau jenis penyakit. Faktor yang kedua
adalah faktor Eksternal yaitu gejala yang dapat dilihat, Ekonomi,
Kelompok social, Kemudahan akses terhadap sistem pelayanan,
Dukungan Sosial dan Latar belakang budaya.
Perilaku manusia merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, baik dilihat secara tidak langsung maupun langsung oleh pihak
luar (Notoatmodjo, 2010). Perilaku sakit (illness behaviour) mencakup
respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap
sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan
penyakit, dan sebagainya. Sedangkan perilaku peran sakit (the sick role
behaviour) dari segi sosiologi, orang sakit ( mempunyai peran yang
mencakup hak- hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang
sakit (obligation).
Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun
orang lain (terutama keluarga), yang selanjutnya disebut perilaku peran
orang sakit (the sick role). Perilaku ini meliputi: