Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN

KONSEP TERAPI HOLISTIK


Dosen Pengampu : Sutiyono, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Atikah rahmah (2001005)


2. Hanum risdha pratama (2001014)
3. Shofy aryanti (2001035)
4. Triyas arun.C (2001041)

FALKUTAS SAINS DAN KESEHATAN


PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN-ANUUR
2021/2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..................................................................................... 4


B. Rumusan masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI

I. Konsep Keperawatan Holistik................................................................... 6


A. Pengertian Holistik ............................................................................... 6
B. Tujuan Pelayanan Holistik ................................................................... 6
C. Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik .................................. 7
D. Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistik Care ................................ 9
E. Holisme ................................................................................................ 10
F. Caring ................................................................................................... 10
G. Terapi Komplementer........................................................................... 11
H. Jenis-Jenis Terapi Komplementer ........................................................ 12

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ............................................................................................ 13
B. Analisis Data ........................................................................................ 18
C. Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 19
D. Perencanaan Keperawatan .................................................................... 20
E. Scooring................................................................................................ 23
F. Rencana Kerja (POA) ........................................................................... 23
G. Implementasi Keperawatan .................................................................. 25
H. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 29

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 30
B. Saran .................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan rehabilitas dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dam melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan
perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan
konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
konrehensif.

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan.


Penerapan dari proses keperawatan bervariasu pada setiap situasi, tetapi prosesnya
memiliki kesamaan. Elemennya menggunakan metode pendekatan proses keperawatan.
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di
dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahandari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya
dapat menyesuaikan diridari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai
kesehatan yang optimal.

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan
yangmeliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi
tersebut merupakansuatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat limadimensi yang saling mempengaruhi yaitu:
fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi
terhadap stimulus.

Mengingat pentingnya menggugah kesadaran dan motivasi perawat untuk


merevitalisasi nilai-nilai keperawatan holistik dan menerapkannya diberbagai tatanan

3
pelayanan keperawatan termasuk diarea keperawatan kritis, maka diperlukan adanya
upaya-upaya yang sungguh-sungguh untuk menggali, memahami, dan
mengimplementasikan nilai-nilai keperawatan holistik sekaligus melakukan evaluasi
dan refleksi terhadap praktik-praktik layanan keperawatan yang sudah diberikan.
Apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan klien secara komprehensif, utuh, dan
berkualitas. Sehingga kalaupun penyakitnya tidak bisa disembuhkan, namun klien dan
keluarganya merasakan kepuasan akan layanan keperawatan yang diberikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian holistik ?
2. Apa tujuan pelayanan holistik ?
3. Apa macam-macam cabang penyembuhan holistik ?
4. Apa teknik-teknik pengobatan dan penerapan holistik care ?
5. Apa holisme ?
6. Apa caring ?
7. Apa terapi komplementer ?
8. Apa jenis-jenis terapi komplementer ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan holistik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian holistik
2. Untuk mengetahui ujuan pelayanan holistik
3. Untuk mengetahui macam-macam cabang penyembuhan holistik
4. Untuk mengetahui teknik-teknik pengobatan dan penerapan holistik care
5. Untuk mengetahui holisme
6. Untuk mengetahui caring
7. Untuk mengetahui terapi komplementer
8. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan holistik

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Keperawatan Holistik
A. Pengertian Holistik
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang
dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.

Perawatan Holistik adalah sebuah konsep dalam integritas pendidikan


keperawatan. Holisme dalam kesehatan menyembuhakan manusia secara utuh.
Untuk menjadikan sehat itu menjadi utuh secara bio, psiko, spiritual dan cultural.
Untuk menyembuhkan keutuhan aslinya.

Pengobatan Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep


menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang
ilmiah, serta ilahia yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak
dan otomatis terganggunya satu fungsi, elemen, unsur tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi dan lainnya.

B. Tujuan Pelayanan Holistik


Pelayanan holistik bertujuan untuk mengobati penyakit utama dengan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan. Teori ini lebih jauh menegaskan bahwa ini juga akan mempengaruhi
penyakit sekunder tanpa pengobatan karena sistem kekebalan tubuh diperkuat.
Terapi holistik upaya untuk mengurangi penyebab penyakit. Pendekatan holistik
adalah pengobatan holistik rencana spesifik untuk setiap pasien sesuai dengan
kebutuhan individunya.

Pelayanan holistik sangat penting diterapkan dalam dunia kesehatan. Pasien


cenderung lebih puas jika tenaga kesehatan mengambil pendekatan holistik, merasa
bahwa tenaga kesehatan mereka memiliki waktu untuk mereka dan masalah
mereka. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pelayanan holistik yaitu pemberian

5
layanan yang menyeluruh dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien selama
proses penyembuhan penyakit.

C. Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik


1. Holistik Tradisional.
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang
termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda,
uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya
bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain.
2. Holistik Modern.

Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan


tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam
dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu
dengan adanya homeopathy.
Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy, osteopathy,
ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar
para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya.
Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy,
praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of Osteopathy) di
belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN
(Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin
ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur bukan
psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah
holistik. Jika suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan
kesehatan secara menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan
holistik.
3. Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah
menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada
akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole),

6
bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan
menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan
gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam
dan sains modern.
Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master
atau pemimpin Ananopath adalah Danton. Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:

b. Sederhana.

Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi.

c. Cerdik.

Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya pandai.

d. Bijaksana.

Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan.


Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a. Tuhan.
Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b. Hukum Alam.
Berpedoman pada Hukum Alam.
c. Kasih.
Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.
Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah
menguasai beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi
adalah:
a. Diabetes melitus
b. Kolesterol tinggi dan sakit jantung
c. Stroke
d. Asam urat dan rematik
e. Tumor dan kanker
f. TBC
g. Maag akut dan kronis
h. Hepatitis

7
i. Gagal ginjal
j. Demam berdarah dan AIDS

D. Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistic Care

Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep


enyeluruh yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang
ilmiah, serta ilahiah yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak
dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsur tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata
dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih
menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan
rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic
lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga
definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga
sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter. Methode Pengobatan Holistic yang
dikembangkan dengan Terapi berikut:

1. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
3. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
4. Silaturahmi Doktrin
5. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
6. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
7. Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
8. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

Mayeroff, 1972, menggambarkan carring sebagai suatu proses yang


memberikan kesempatan pada seseorang (baik pemberi asuhan (carrer) maupun
penerima asuhan) untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama carring dalam analisis,
meliputi:
1. Pengetahuan

8
2. Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
3. Kesabaran
4. Kejujuran
5. Rasa percaya
6. Kerendahan hati
7. Harapan keberanian

E. Holisme

Pengertian holisme Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari


tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural,
dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu
dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait erat
dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima
dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus
dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Erikson,
Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994), mengemukakan tentang
holisme, yang memandang bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang
terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat
dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan
dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit
keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan
mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat
dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holisme.

F. Caring

Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat


berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Caring menolong klien
meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Bersikap
caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan
merupakan esensi keperawatan.

1. Hubungan antara Keperawatan dan Caring


Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat
yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas pratik dilakukan dalam

9
proses carring dilingkunagan keperawatan. Aktivitas tersebut meliputi membantu,
menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien. Emosi “ menyukai “ dan
“kasih sayang” ditawarkan secraa sementara sebagaia respons efektif penting yang
diekspresikan melalui hubungan ini.
2. Aspek Spiritual
Secara tradisional, model holistic keperawatan tentang kesehatan telah
mencakup dimensi berikut : fisik, psikologis, cultural, perkembanga, sosial. Dan
spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi spiritual adalah sesuatu
yang terintegrasi.
Dalam model ini, spiritual mewakili totalitas keberadaan seseorang dan
berfungsi sebagia perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek
individual. Konsep perkembangan spiritualitas ini penting dalam memahami
spiritualitas klien dan bagaimana kematangan spiritual perawat mempengaruhi
kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien, membentuk hubungan,
dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan perawatan kesehatannya.
Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring). Aspek
penting lain dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa klien tidak harus
(berhak) mempunyai masalah spiritual. Perawat harus belajar unutk memahami
aspek positif dari spiritual klien ketimbang berpikir bahwa pada saat menderita
suatu penyakit spiritualitas selalu mengalami ancaman. Mendukung dan mengenali
sisi positif dari spiritualitas klien akan tersalur sepanjang pemberian asuhan
keperawatan yang efektif dan individual.
G. Terapi Komplementer
Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional kedalam pengobatan
modern (Andrews, 1999). Terapi komplementer sering disebut dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith, 2004).
Terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber
daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai
dengan teori dan keyakinan. Dengan cara yang berbeda dari sistem pelayanan
kesehatan yang umum dimasyarakat atau budaya yang ada.

10
H. Jenis-Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti bekam dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki.
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN TERAPI HOLISTIK PADA


NY. P MASALAH OSTEOARTHRITIS DI KLINIK LATU HUSADA

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Mutiara, Purwodadi, Grobogan
Tanggal Masuk : 28 Oktober 2021
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
TB / BB : 155 cm / 65 kg
Pendidikan Terakhir : SMA
Diagnosa Medis : Osteoarthritis
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Hubungan dgn Pasien: Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
No. HP : 081 990 011 000
Alamat : Perumahan Mutiara, Purwodadi, Grobogan
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

12
Pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri sehingga pasien merasa tidak nyaman,
pasien mengatakan merasakan sakitnya ini sudah 2 bulan yang lalu namun sakit
yang dirasakan pasien hilang timbul. Rasa nyeri yang dirasakan pasien bertambah
berat sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri yang pasien rasakan bertambah apabila pasien
berjalan atau duduk terlalu lama. Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya
ini ke dokter praktik mandiri, namun karena sakitnya tidak kunjung sembuh.
Kemudian pasien memutuskan untuk pergi ke klinik Latu Husada untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien tiba di klinik Latu Husada pada pukul
14.00 WIB tanggal 28 Oktober 2021 dengan keluhan pasien saat ini yaitu nyeri pada
lutut kiri.
P : Nyeri dirasakan pada saat berjalan atau duduk terlalu lama
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan dibagian lutut kiri
S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan satu tahun yang lalu mempunyai riwayat penyakit rematik.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
5. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan, minuman dan obat-
obatan.
C. Pengkajian Pola Fungsional (Menurut Gordon)
1. Pola Pernapasan
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan bernapas atau sesak napas.
2. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan biasanya makan 3x sehari dan menghabiskan 1 porsi
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 4-5 gelas perhari (1200 cc-1500
cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk tempe / tahu, sayur dan
terkadang diselingi daging ayam sesekali. Pasien mengatakan nafsu makannya
baik.
3. Pola Eliminasi
BAB : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB, biasanya pasien BAB 1x
sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
13
BAK : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAK, biasanya pasien BAK
3-4x sehari dengan berwarna kuning.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari pukul 05.00.
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan mengigau saat tidur dan tidak
kesulitan untuk memulai tidur.
5. Pola Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan jika rasa nyeri pada lutut kirinya kambuh, pasien akan merasa
tidak nyaman dan menahan sakit sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya dapat dilakukan dengan mandiri.
6. Pola Kerja
Pasien mengatakan dirinya bekerja sebagai pedagang
7. Pola Aman dan Nyaman
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan lutut kirinya yang terasa nyeri
sehingga mengganggu aktivitas pasien.
8. Pola Kognitif
Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang cara mencegah sakit yang
dirasakan saat ini dan komplikasi dari sakitnya ini, pasien tampak kebingungan
ketika ditanya mengenai cara mengatasi rasa nyeri pada lulut kiri pasien.
9. Pola Seksualitas / Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal yang berkaitan dengan seksualnya,
hubungan pasien dengan suaminya harmonis.
10. Pola Nilai Kepercayaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya,
pasien juga mengatakan rutin beribadah.
D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum
a. Penampilan umum : Lemas
b. Tingkat kesadaran
1) Kualitatif : Compos menthis
2) Kuantitatif : E = 4 , M = 5 , V = 6 total = 15
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

14
b. Respiratory Rate : 20 x/mnt
c. Nadi : 85 x/mnt
d. Temperatur : 36,5 oC
e. SpO2 : 99 %
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Tinggi Badan (TB) : 160 cm
b. Berat Badan (BB) : 65 kg
c. Lingkar Lengan Atas (LILA) : 30 cm
d. Indeks Masa Tubuh (IMT) : 25,4
4. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut berwarna hitam, lebat, rambut kurang bersih, tidak ada
nyeri tekan, wajah bentuk bulat, tidak ada kelainan.
5. Mata
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih, konjungtiva anemis dan
sklera tidak ikterik. Kelopak mata tidak ada pembekakan, adanyak reflek cahaya
pada pupil dan tidak ada kelainan.
6. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, posisi septum nasal
ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada alat bantu dan tidak ada
pembekakan.
7. Telinga
Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, lubang telinga bersih, tidak ada serumen
berlebih dan pendengaran berfungsi dengan baik.
8. Mulut
Kemampuan bicara sedang, mukosa bibir kering dan pucat, lidah dan giginya
lumayan bersih.
9. Leher
Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba, posisi trakea letak ditengah tidak ada
benjolan dan tidak ada kelainan.
10. Dada / Thorax
a. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri
2) Palpasi : Vocal fremitus teraba sama, pergerakan paru-paru sama
3) Perkusi : Terdengar suara bunyi sonor
15
4) Auskultasi : Suara nafas vesikuler
b. Jantung
1) Inspeksi : Tampak ictus cordis
2) Palpasi : Teraba ictus cordis
3) Perkusi : Bunyi terdengar pekak
4) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, reguler suara 1 lup dan suara 2 dug
11. Abdomen
a. Inspeksi : Simetris, bentuk normal, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat lesi dan bekas luka, kulit berwarna coklat
b. Auskultasi : Suara bising usus peristaltik 10x/ menit
c. Perkusi : Terdengar suara timpani
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
12. Genito Urinari : Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
14. Ekstermitas
a. Superior : Tidak ada lesi / oedem, jari tangan lengkap, dapat bergerak
b. Inferior : Tidak ada lesi, jari kaki lengkap, lutut kaki sebelah kiri nyeri.
15. Integumen
a. Kulit : Kulit kering, kulit berwarna sawo matang, turgor kulit menurun, akral
teraba hangat, warna kulit pucat.
b. Kuku : Cukup bersih
E. Data Penunjang (Lab, X-Ray, MRI, Scan, USG)
Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG.
1. Data Pemeriksaan Komplementer
a. Nama titik yang bermasalah
1) Huantiao / Huan Tio (GB 30)
Lokasi : Bila titik tertinggi dari tonjolan tulang paha yang besar
dihubungkan dengan ujung tulang ekor, maka Huartiao berada di 1/3 garis
tersebut arah dekat paha.
2) Chengfu / Cen Fu (BL 50)
Lokasi : Lekukan garis pantat.
3) Yinmen / In Men (BL 51)
Lokasi : Tengah paha belakang
4) Fengshi / Fung Se (GB 31)
16
Lokasi : Disamping paha, tepat pada ujung jari tengah tangan, jika jari
tangan lurus ke bawah
5) Chengsan / Ceng san (BL 57)
Lokasi : Pada batas perut betis.
6) Weizhong / Wei Cang (BL 54)
Lokasi : Ditengah lipat lutut bagian dalam.

II. ANALISA DATA

NO HARI/TGL DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI TTD


1 Kamis, 28 DS : Nyeri akut Agen pencedera
fisiologis
Oktober Pasien mengatakan SDKI :
2021 nyeri pada lutut kiri (D.0077) Hal
P : Nyeri dirasakan 172
pada saat berjalan atau
duduk terlalu lama
Q : Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan
dibagian lutut kiri
S : Skala nyeri 6 (nyeri
sedang)

T : Nyeri dirasakan
hilang timbul

DO :

1. KU : Lemas
2. Pasien tampak pucat
dan meringis
3. Pasien tampak
gelisah
4. TTV
TD : 110/80
mmHg
N : 85 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,5 oC

17
2 Kamis, 28 DS : Defisit Keterbatasan
kognitif
Oktober Pasien mengatakan Pengetahuan
2021 kurang mengetahui dan SDKI :
kebingungan dalam (D.0111) Hal
mengatasi rasa nyeri 246
pada lutut kiri

DO :
1. KU : Lemas
2. Pasien tampak
bertanya-tanya
mengenai
penyakitnya yang
membuat lutut
kirinya nyeri
3. Pasien tampak
kebingungan ketika
ditanyai mengenai
cara mengatasi
sakitnya

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO HARI / DX. KEPERAWATAN TGL. TTD


TGL ( DP ) TERATASI
1 Kamis, 28 Nyeri akut berhubungan dengan agen 28 Oktober
Oktober pencedera fisiologis ditandai dengan 2021
2021 mengeluh nyeri pada lulut kiri.
SDKI : (D.0077) Hal 172
2 Kamis, 28 Defisit pengetahuan berhubungan dengan 28 Oktober
Oktober keterbatasan kognitif ditandai dengan 2021
2021 menanyakan masalah yang dihadapi
SDKI : (D.0111) Hal 246

18
IV. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO. DP HARI / TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


TGL
D.0077 Kamis, SLKI: SIKI: Manajemen 1. Mengetahui
status nyeri
28 Tingkat Nyeri Nyeri Perifer pasien
Oktober (L.08066) (I.08238)
2021 Setelah 2. Menggali
informasi dari
dilakukan 1. Lakukan pasien secara
tindakan pengkajian nyeri terapeutik
keperawatan secara
selama 1x 60 komprehensif 3. Mencegah nyeri
termasuk bertambah
menit parah akibat
identifikasi
diharapkan pengaruh
lokasi,
nyeri pasien lingkungan
karakteristik,
dalam rentang durasi, frekuensi, 4. Meningkatkan
normal dengan kualitas, kemampuan
kriteria hasil: intensitas pada pasien untuk
1. Keluhan nyeri mengontrol
nyeri
nyeri
meurun 2. Gunakan teknik 5. Mengontrol
komunikasi nyeri pasien
2. Tekanan terapeutik untuk secara
darah mengetahui famakologis
membaik pengalaman nyeri
pasien 6. Mengontrol
3. Gelisah
penguasaan
menurun 3. Kontrol manajemen
lingkungan yang nyeri pasien
dapat
mempengaruhi 7. Mengatasi
nyeri seperti suhu gangguan
ruangan, sekitar
pencahayaan dan pinggang,
kebisingan. radang sendi
lutut, pegal-
4. Berikan analgetik pegal di kaki.
untuk
mengurangi nyeri

5. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri

19
6. Lakukan terapi
akupuntur pada
titik:

• Huantiao /
Huan Tio (GB
30)
• Chengfu / Cen
Fu (BL 50)
• Yinmen / In
Men (BL 51)
• Fengshi / Fung
Se (GB 31)
• Chengsan /
Ceng San (BL
57)
• Weizhong /
Wei Cang (BL
54)
D.0111 Kamis, SLKI: SIKI: Edukasi 1. Mengetahui
pengetahuan
28 Tingkat Kesehatan pasien tentang
Oktober Pengetahuan( (I.12383) osteoarthritis
2021 L.12111)
1. Kaji tingkat 2. Dapat
Setelah
pengetahuan memahami
dilakukan perjalanan
pasien tentang
tindakan penyakitnya
osteoarthritis
keperawatan
3. Mengetahui
1x60 menit komplikasi
2. Berikan edukasi
diharapkan dari
kesehatan osteoarthritis
kebutuhan
mengenai
pengetahuan 4. Menghindari
perjalanan
terpenuhi kebingungan
penyakit pasien yang muncul
dengan kriteria
yang membuat
hasil :
lutut kiri terasa 5. Dapat
1. Perilaku mengetahui
nyeri dan
sesuai
menghindari
dengan
3. Beri informasi hal-hal yang
pengetahuan dapat
mengenai
meningkat memperburuk
komplikasi pada osteoarthiris
2. Pertanyaan
penyakit
tentang
osteoarthritis
masalah

20
yang hadapi 4. Beri kesempatan
menurun pasien untuk
3. Kemampuan bertanya
menggambar
kan 5. Beri informasi
pengalaman mengenai cara
sebelumnya agar tidak
yang sesuai memperburuk
dengan topik osteorthritis
dengan cara :

• Hindari banyak
membungkukkan
badan
• Hindari sering
mengangkat
barang-barang
berat
• Segera istirahat
jika telah
merasakan nyeri
saat berdiri atau
berjalan
• Saat duduk lama
diusahakan kaki
disela bergantian
kanan dan kiri
atau
menggunakan
kursi kecil untuk
menumpu kedua
kaki
• Saat menyapu
atau mengepel
lantai pergunakan
gagang sapu atau
mengepel
punggung tidak
membungkuk

21
• Jika hendak
mengambil
barang dilantai,
usahakan
punggung tetap
lurus tapi tekuk
kedua lutut untuk
menggapai
barang tersebut

V. SCOORING

No Masalah Kesehatan Kriteria Bobot


1 Kesadaran masyarakat akan adanya masalah Tinggi (3) 5
Sedang (2)
Rendah (1)
2 Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan Tinggi (3) 10
masalah Sedang (2)
Rendah (1)
3 Kemampuan perawat untuk mempengaruhi Tinggi (3) 5
dalam penyelesaian masalah Sedang (2)
Rendah (1)
4 Ketersediaan keahlian yang relevan Tinggi (3) 7
Sedang (2)
Rendah (1)
5 Konsekuwensi jika masalah tidak terselesaikan Tinggi (3) 8
Sedang (2)
Rendah (1)
6 Percepatan penyelesaian masalah yang dapat Tinggi (3) 8
dicapai Rendah (2)
Sedang (1)

VI. RENCANA KERJA (POA)

No DX. Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


Keperawatan Kegiatan
1 Nyeri akut Setelah Penyuluhan Pasien di Minggu, Klinik Instansi
tentang Klinik 31 Latu
berhubungan dilakukan
manajemen Latu Oktober Husada
dengan agen tindakan
pengelolaan Husada 2021
pencedera keperawatan nyeri dan
fisiologis selama 1x 60

22
ditandai dengan menit penjelasan
terapi
mengeluh nyeri diharapkan
akupuntur
pada lulut kiri. nyeri pasien
dalam
SDKI : dalam rentang kesehatan
(D.0077) Hal normal dengan
172 kriteria hasil:
1. Keluhan
nyeri
meurun
2. Tekanan
darah
membaik

3. Gelisah
menurun
Defisit Setelah Edukasi Pasien di Minggu, Klinik Instansi
kesehatan Klinik 31 Latu
pengetahuan dilakukan
tentang Latu Oktober Husada
berhubungan tindakan
penyakit Husada 2021
dengan keperawatan osteorthritis
keterbatasan 1x60 menit
kognitif ditandai diharapkan
dengan kebutuhan
menanyakan pengetahuan
masalah yang terpenuhi
dihadapi dengan kriteria
SDKI : hasil :
(D.0111) Hal 1. Perilaku
246 sesuai
dengan
pengetahua
n
meningkat
2. Pertanyaan
tentang
masalah
yang
hadapi
menurun

23
3. Kemampua
n
menggamb
arkan
pengalama
n
sebelumnya
yang sesuai
dengan
topik

VII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. HARI / TINDAKAN RESPON HASIL TTD


DX TANGGAL /
JAM
1 Kamis, 28 1. Mengkaji nyeri pasien DS : Pasien mengeluh
Oktober 2021 secara komprehensif bokong kiri hingga
14.00 WIB termasuk lokasi, ujung kaki kiri terasa
karakteristik, durasi, panas dan nyeri, tidak
frekuensi, kualitas dan nyaman dengan
faktor presipitasi. keadaannya sehingga
2. Menggunakan tehnik mengganggu aktivitas
komunikasi terapeutik pasien.
untuk mengetahui P : Nyeri dirasakan
pengalamanan nyeri pada saat berjalan atau
pasien
duduk terlalu lama
Q : Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan
dibagian lutut kiri
S : Skala nyeri 6 (nyeri
sedang)
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul

DO : Pasien tampak
menahan rasa sakit

24
1 Kamis, 28 Mengontrol lingkungan DS : Pasien
Oktober 2021 yang dapat mengatakan lingkungan
Pukul 14.15 mempengaruhi nyeri sudah cukup nyaman
WIB seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan DO : Pasien tampak
kebisingan lebih tenang saat akan
menjalani pemeriksaan
1 Kamis, 28 Mengajarkan tehnik DS : Pasien
Oktober 2021 relaksasi nafas dalam mengatakan merasa
Pukul 14.20 lebih nyaman dan
WIB tenang

DO : Pasien tampak
melakukan relaksasi
nafas dalam dan pasien
tampak lebih tenang
1 Kamis, 28 Melakukan terapi DS : Pasien
Oktober 2021 akupuntur pada titik : mengatakan nyeri yang
Pukul 14.30 • Huantiao / Huan Tio dirasakan berkurang
WIB (GB 30) setelah mendapatkan
• Chengfu / Cen Fu (BL terapi akupuntur
50)
• Yinmen / In Men (BL DO : Pasien tampak
51) tenang, skala nyeri 2
• Fengshi / Fung Se (skala ringan)
(GB 31)
• Chengsan / Ceng San
(BL 57)
• Weizhong / Wei Cang
(BL 54)
1 Kamis, 28 1. Mengkaji nyeri pasien DS : Pasien
Oktober 2021 secara komprehensif mengatakan rasa
Pukul 14.50 termasuk lokasi, nyerinya berkurang
WIB karakteristik, durasi, P : Nyeri dirasakan
frekuensi, kualitas dan pada saat berjalan atau
faktor presipitasi. duduk terlalu lama
2. Menggunakan tehnik Q : Nyeri dirasakan
komunikasi terapeutik seperti ditusuk-tusuk
untuk mengetahui
R : Nyeri dirasakan
pengalamanan nyeri
pasien dibagian lutut kiri

25
S : Skala nyeri 3 (nyeri
ringan)
T : Hilang timbul

DO : Pasien tampak
membaik
2 Kamis, 28 Mengkaji tingkat DS : Pasien
Oktober 2021 pengetahuan pasien mengatakan hanya
Pukul 14.50 tentang osteoarthritis mendapat informasi
WIB dari terapis bahwa sakit
yang di alami saat ini
berhubungan dengan
syaraf pada bagian
kaki, namun pasien
mengatakan kurang
mengetahui tentang
cara mencegah sakit
yang dirasakan saat ini
dan komplikasi dari
sakitnya ini

DO : Pasien tampak
kooperatif dan antusias
2 Kamis, 28 Memberikan edukasi DS : Pasien
Oktober 2021 kesehatan mengenai mengatakan sudah
Pukul 14.55 perjalanan penyakit mengerti tentang
WIB pasien yang membuat penjelasan yang
bokong hingga ujung diberikan
kaki kiri pasien terasa
panas dan nyeri DO : Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
2 Kamis, 28 Memberi informasi DS : Pasien
Oktober 2021 mengenai komplikasi mengatakan sudah
Pukul 15.00 pada penyakit memahami tentang
WIB osteoarthritis komplikasi dari
penyakit osteoarthritis

DO : Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan dan mampu

26
menyebutkan
komplikasi dari
osteoarthritis
2 Kamis, 28 Memberi kesempatan DS : Pasien
Oktober 2021 pasien untuk bertanya mengatakan ingin
Pukul 15.05 mengetahui hal-hal
WIB yang dapat
memperburuk
osteoarthritis

DO : Pasien tampak
antusias bertanya
2 Kamis, 28 Memberi informasi DS : Pasien
Oktober 2021 mengenai cara agar tidak mengatakan sudah
Pukul 15.15 memperburuk memahami tentang hal-
WIB osteoarthritis dengan cara hal yang dapat
: memperparah
• Hindari banyak osteoarthritis
membungkukkan
badan DO : Pasien tampak
• Hindari sering antusias mendengarkan
mengangkat barang- penjelasan yang
barang berat diberikan dan pasien
• Segera istirahat jika mampu menyebutkan
telah merasakan nyeri kembali hal-hal yang
saat berdiri / berjalan dapat mempengaruhi
• Saat duduk lama osteoarthritis
diusahakan kaki disila
bergantian kanan dan
kiri atau
menggunakan kursi
kecil untuk menumpu
kedua kaki
• Saat menyapu /
mengepel lantai
pergunakan gagang
sapu / pel yang
panjang, sehingga saat
menyapu / mengepel
punggung tidak
membungkuk
• Jika hendak
mengambil barang

27
dilantai, usahakan
punggung tetap lurus,
tapi tekuk kedua lutut
untuk menggapai
barang tersebut
1 Kamis, 28 Mengkolaborasikan DS : Pasien
Oktober 2021 pemberian obat oral : mengatakan akan
Pukul 15.20 • Rosic 20 mg 3x1 meminum obat secara
WIB • Allopurinol 100 mg teratur
2x1
• Paracetamol 500 mg DO : Pasien menerima
3x1 obat

VIII. EVALUASI KEPERAWATAN

NO. HARI/ TGL/ EVALUASI TTD


DP JAM
1 Kamis, 28 S : Pasien mengatakan rasa nyerinya berkurang
P : Nyeri dirasakan pada saat berjalan atau duduk
Oktober 2021
terlalu lama, Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
Jam 15.25 WIB
tusuk, R : Nyeri dirasakan dibagian lutut kiri, S :
Skala nyeri 3 (nyeri ringan), T : Hilang timbul

O : Keadaan umum baik, kesadaran


compos mentis

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2 Kamis, 28 S : Pasien mengatakan sudah mengerti tentang


penjelasan yang diberikan
Oktober 2021
Jam 15.25 WIB
O : Pasien tampak kooperatif dan antusias

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Holistik adalah sebuah konsep dalam integritas pendidikan
keperawatan. Holisme dalam kesehatan menyembuhakan manusia secara utuh. Untuk
menjadikan sehat itu menjadi utuh secara bio, psiko, spiritual dan cultural. Untuk
menyembuhkan keutuhan aslinya.

Pengobatan Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep


menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang
ilmiah, serta ilahia yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan
otomatis terganggunya satu fungsi, elemen, unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi
fungsi dan lainnya.

Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional kedalam pengobatan


modern (Andrews, 1999). Terapi komplementer sering disebut dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran,
badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith, 2004).

B. Saran
Adapun saran yang ingin kami sampaikan adalah keinginan kami atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, kami bisa mengkoreksi diri dan
menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang konsep keperawatan holistik dalam asuhan
keperawatan.
Upaya peningkatan pengetahuan yaitu dengan mencari informasi mengenai
keperawatan holistik yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan
yaitu berupa asuhan keperawatan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M (1999). Nurse’s handbook of alternative and complementary therapies.

Pennsylvania : Springhouse

Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed.

New Jersey : Pearson Prentice Hall

Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nur Salam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Uliyah, Musrifatul. & Hidayat.AAA. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk

Kebidanan. Jakarta: Health Books

Stanhope, M (2004). Community & public health nursing. 6th ed St. Louis : Mosby Inc

30

Anda mungkin juga menyukai