Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian ............................................................................................ 13
B. Analisis Data ........................................................................................ 18
C. Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 19
D. Perencanaan Keperawatan .................................................................... 20
E. Scooring................................................................................................ 23
F. Rencana Kerja (POA) ........................................................................... 23
G. Implementasi Keperawatan .................................................................. 25
H. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 30
B. Saran .................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan rehabilitas dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dam melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan
perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan
konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
konrehensif.
Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan
yangmeliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi
tersebut merupakansuatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat limadimensi yang saling mempengaruhi yaitu:
fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi
terhadap stimulus.
3
pelayanan keperawatan termasuk diarea keperawatan kritis, maka diperlukan adanya
upaya-upaya yang sungguh-sungguh untuk menggali, memahami, dan
mengimplementasikan nilai-nilai keperawatan holistik sekaligus melakukan evaluasi
dan refleksi terhadap praktik-praktik layanan keperawatan yang sudah diberikan.
Apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan klien secara komprehensif, utuh, dan
berkualitas. Sehingga kalaupun penyakitnya tidak bisa disembuhkan, namun klien dan
keluarganya merasakan kepuasan akan layanan keperawatan yang diberikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian holistik ?
2. Apa tujuan pelayanan holistik ?
3. Apa macam-macam cabang penyembuhan holistik ?
4. Apa teknik-teknik pengobatan dan penerapan holistik care ?
5. Apa holisme ?
6. Apa caring ?
7. Apa terapi komplementer ?
8. Apa jenis-jenis terapi komplementer ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan holistik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian holistik
2. Untuk mengetahui ujuan pelayanan holistik
3. Untuk mengetahui macam-macam cabang penyembuhan holistik
4. Untuk mengetahui teknik-teknik pengobatan dan penerapan holistik care
5. Untuk mengetahui holisme
6. Untuk mengetahui caring
7. Untuk mengetahui terapi komplementer
8. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan holistik
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Keperawatan Holistik
A. Pengertian Holistik
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang
dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
5
layanan yang menyeluruh dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien selama
proses penyembuhan penyakit.
6
bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan
menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan
gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam
dan sains modern.
Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master
atau pemimpin Ananopath adalah Danton. Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:
b. Sederhana.
c. Cerdik.
d. Bijaksana.
7
i. Gagal ginjal
j. Demam berdarah dan AIDS
1. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
3. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
4. Silaturahmi Doktrin
5. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
6. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
7. Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
8. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
8
2. Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
3. Kesabaran
4. Kejujuran
5. Rasa percaya
6. Kerendahan hati
7. Harapan keberanian
E. Holisme
F. Caring
9
proses carring dilingkunagan keperawatan. Aktivitas tersebut meliputi membantu,
menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien. Emosi “ menyukai “ dan
“kasih sayang” ditawarkan secraa sementara sebagaia respons efektif penting yang
diekspresikan melalui hubungan ini.
2. Aspek Spiritual
Secara tradisional, model holistic keperawatan tentang kesehatan telah
mencakup dimensi berikut : fisik, psikologis, cultural, perkembanga, sosial. Dan
spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi spiritual adalah sesuatu
yang terintegrasi.
Dalam model ini, spiritual mewakili totalitas keberadaan seseorang dan
berfungsi sebagia perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek
individual. Konsep perkembangan spiritualitas ini penting dalam memahami
spiritualitas klien dan bagaimana kematangan spiritual perawat mempengaruhi
kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien, membentuk hubungan,
dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan perawatan kesehatannya.
Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring). Aspek
penting lain dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa klien tidak harus
(berhak) mempunyai masalah spiritual. Perawat harus belajar unutk memahami
aspek positif dari spiritual klien ketimbang berpikir bahwa pada saat menderita
suatu penyakit spiritualitas selalu mengalami ancaman. Mendukung dan mengenali
sisi positif dari spiritualitas klien akan tersalur sepanjang pemberian asuhan
keperawatan yang efektif dan individual.
G. Terapi Komplementer
Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional kedalam pengobatan
modern (Andrews, 1999). Terapi komplementer sering disebut dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith, 2004).
Terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber
daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai
dengan teori dan keyakinan. Dengan cara yang berbeda dari sistem pelayanan
kesehatan yang umum dimasyarakat atau budaya yang ada.
10
H. Jenis-Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti bekam dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki.
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Mutiara, Purwodadi, Grobogan
Tanggal Masuk : 28 Oktober 2021
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
TB / BB : 155 cm / 65 kg
Pendidikan Terakhir : SMA
Diagnosa Medis : Osteoarthritis
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Hubungan dgn Pasien: Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
No. HP : 081 990 011 000
Alamat : Perumahan Mutiara, Purwodadi, Grobogan
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
12
Pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri sehingga pasien merasa tidak nyaman,
pasien mengatakan merasakan sakitnya ini sudah 2 bulan yang lalu namun sakit
yang dirasakan pasien hilang timbul. Rasa nyeri yang dirasakan pasien bertambah
berat sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri yang pasien rasakan bertambah apabila pasien
berjalan atau duduk terlalu lama. Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya
ini ke dokter praktik mandiri, namun karena sakitnya tidak kunjung sembuh.
Kemudian pasien memutuskan untuk pergi ke klinik Latu Husada untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien tiba di klinik Latu Husada pada pukul
14.00 WIB tanggal 28 Oktober 2021 dengan keluhan pasien saat ini yaitu nyeri pada
lutut kiri.
P : Nyeri dirasakan pada saat berjalan atau duduk terlalu lama
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan dibagian lutut kiri
S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan satu tahun yang lalu mempunyai riwayat penyakit rematik.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
5. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan, minuman dan obat-
obatan.
C. Pengkajian Pola Fungsional (Menurut Gordon)
1. Pola Pernapasan
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan bernapas atau sesak napas.
2. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan biasanya makan 3x sehari dan menghabiskan 1 porsi
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 4-5 gelas perhari (1200 cc-1500
cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk tempe / tahu, sayur dan
terkadang diselingi daging ayam sesekali. Pasien mengatakan nafsu makannya
baik.
3. Pola Eliminasi
BAB : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB, biasanya pasien BAB 1x
sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
13
BAK : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAK, biasanya pasien BAK
3-4x sehari dengan berwarna kuning.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari pukul 05.00.
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan mengigau saat tidur dan tidak
kesulitan untuk memulai tidur.
5. Pola Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan jika rasa nyeri pada lutut kirinya kambuh, pasien akan merasa
tidak nyaman dan menahan sakit sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya dapat dilakukan dengan mandiri.
6. Pola Kerja
Pasien mengatakan dirinya bekerja sebagai pedagang
7. Pola Aman dan Nyaman
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan lutut kirinya yang terasa nyeri
sehingga mengganggu aktivitas pasien.
8. Pola Kognitif
Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang cara mencegah sakit yang
dirasakan saat ini dan komplikasi dari sakitnya ini, pasien tampak kebingungan
ketika ditanya mengenai cara mengatasi rasa nyeri pada lulut kiri pasien.
9. Pola Seksualitas / Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal yang berkaitan dengan seksualnya,
hubungan pasien dengan suaminya harmonis.
10. Pola Nilai Kepercayaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya,
pasien juga mengatakan rutin beribadah.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Penampilan umum : Lemas
b. Tingkat kesadaran
1) Kualitatif : Compos menthis
2) Kuantitatif : E = 4 , M = 5 , V = 6 total = 15
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
14
b. Respiratory Rate : 20 x/mnt
c. Nadi : 85 x/mnt
d. Temperatur : 36,5 oC
e. SpO2 : 99 %
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Tinggi Badan (TB) : 160 cm
b. Berat Badan (BB) : 65 kg
c. Lingkar Lengan Atas (LILA) : 30 cm
d. Indeks Masa Tubuh (IMT) : 25,4
4. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut berwarna hitam, lebat, rambut kurang bersih, tidak ada
nyeri tekan, wajah bentuk bulat, tidak ada kelainan.
5. Mata
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih, konjungtiva anemis dan
sklera tidak ikterik. Kelopak mata tidak ada pembekakan, adanyak reflek cahaya
pada pupil dan tidak ada kelainan.
6. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, posisi septum nasal
ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada alat bantu dan tidak ada
pembekakan.
7. Telinga
Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, lubang telinga bersih, tidak ada serumen
berlebih dan pendengaran berfungsi dengan baik.
8. Mulut
Kemampuan bicara sedang, mukosa bibir kering dan pucat, lidah dan giginya
lumayan bersih.
9. Leher
Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba, posisi trakea letak ditengah tidak ada
benjolan dan tidak ada kelainan.
10. Dada / Thorax
a. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri
2) Palpasi : Vocal fremitus teraba sama, pergerakan paru-paru sama
3) Perkusi : Terdengar suara bunyi sonor
15
4) Auskultasi : Suara nafas vesikuler
b. Jantung
1) Inspeksi : Tampak ictus cordis
2) Palpasi : Teraba ictus cordis
3) Perkusi : Bunyi terdengar pekak
4) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, reguler suara 1 lup dan suara 2 dug
11. Abdomen
a. Inspeksi : Simetris, bentuk normal, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat lesi dan bekas luka, kulit berwarna coklat
b. Auskultasi : Suara bising usus peristaltik 10x/ menit
c. Perkusi : Terdengar suara timpani
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
12. Genito Urinari : Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
14. Ekstermitas
a. Superior : Tidak ada lesi / oedem, jari tangan lengkap, dapat bergerak
b. Inferior : Tidak ada lesi, jari kaki lengkap, lutut kaki sebelah kiri nyeri.
15. Integumen
a. Kulit : Kulit kering, kulit berwarna sawo matang, turgor kulit menurun, akral
teraba hangat, warna kulit pucat.
b. Kuku : Cukup bersih
E. Data Penunjang (Lab, X-Ray, MRI, Scan, USG)
Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG.
1. Data Pemeriksaan Komplementer
a. Nama titik yang bermasalah
1) Huantiao / Huan Tio (GB 30)
Lokasi : Bila titik tertinggi dari tonjolan tulang paha yang besar
dihubungkan dengan ujung tulang ekor, maka Huartiao berada di 1/3 garis
tersebut arah dekat paha.
2) Chengfu / Cen Fu (BL 50)
Lokasi : Lekukan garis pantat.
3) Yinmen / In Men (BL 51)
Lokasi : Tengah paha belakang
4) Fengshi / Fung Se (GB 31)
16
Lokasi : Disamping paha, tepat pada ujung jari tengah tangan, jika jari
tangan lurus ke bawah
5) Chengsan / Ceng san (BL 57)
Lokasi : Pada batas perut betis.
6) Weizhong / Wei Cang (BL 54)
Lokasi : Ditengah lipat lutut bagian dalam.
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul
DO :
1. KU : Lemas
2. Pasien tampak pucat
dan meringis
3. Pasien tampak
gelisah
4. TTV
TD : 110/80
mmHg
N : 85 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,5 oC
17
2 Kamis, 28 DS : Defisit Keterbatasan
kognitif
Oktober Pasien mengatakan Pengetahuan
2021 kurang mengetahui dan SDKI :
kebingungan dalam (D.0111) Hal
mengatasi rasa nyeri 246
pada lutut kiri
DO :
1. KU : Lemas
2. Pasien tampak
bertanya-tanya
mengenai
penyakitnya yang
membuat lutut
kirinya nyeri
3. Pasien tampak
kebingungan ketika
ditanyai mengenai
cara mengatasi
sakitnya
18
IV. PERENCANAAN KEPERAWATAN
5. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
19
6. Lakukan terapi
akupuntur pada
titik:
• Huantiao /
Huan Tio (GB
30)
• Chengfu / Cen
Fu (BL 50)
• Yinmen / In
Men (BL 51)
• Fengshi / Fung
Se (GB 31)
• Chengsan /
Ceng San (BL
57)
• Weizhong /
Wei Cang (BL
54)
D.0111 Kamis, SLKI: SIKI: Edukasi 1. Mengetahui
pengetahuan
28 Tingkat Kesehatan pasien tentang
Oktober Pengetahuan( (I.12383) osteoarthritis
2021 L.12111)
1. Kaji tingkat 2. Dapat
Setelah
pengetahuan memahami
dilakukan perjalanan
pasien tentang
tindakan penyakitnya
osteoarthritis
keperawatan
3. Mengetahui
1x60 menit komplikasi
2. Berikan edukasi
diharapkan dari
kesehatan osteoarthritis
kebutuhan
mengenai
pengetahuan 4. Menghindari
perjalanan
terpenuhi kebingungan
penyakit pasien yang muncul
dengan kriteria
yang membuat
hasil :
lutut kiri terasa 5. Dapat
1. Perilaku mengetahui
nyeri dan
sesuai
menghindari
dengan
3. Beri informasi hal-hal yang
pengetahuan dapat
mengenai
meningkat memperburuk
komplikasi pada osteoarthiris
2. Pertanyaan
penyakit
tentang
osteoarthritis
masalah
20
yang hadapi 4. Beri kesempatan
menurun pasien untuk
3. Kemampuan bertanya
menggambar
kan 5. Beri informasi
pengalaman mengenai cara
sebelumnya agar tidak
yang sesuai memperburuk
dengan topik osteorthritis
dengan cara :
• Hindari banyak
membungkukkan
badan
• Hindari sering
mengangkat
barang-barang
berat
• Segera istirahat
jika telah
merasakan nyeri
saat berdiri atau
berjalan
• Saat duduk lama
diusahakan kaki
disela bergantian
kanan dan kiri
atau
menggunakan
kursi kecil untuk
menumpu kedua
kaki
• Saat menyapu
atau mengepel
lantai pergunakan
gagang sapu atau
mengepel
punggung tidak
membungkuk
21
• Jika hendak
mengambil
barang dilantai,
usahakan
punggung tetap
lurus tapi tekuk
kedua lutut untuk
menggapai
barang tersebut
V. SCOORING
22
ditandai dengan menit penjelasan
terapi
mengeluh nyeri diharapkan
akupuntur
pada lulut kiri. nyeri pasien
dalam
SDKI : dalam rentang kesehatan
(D.0077) Hal normal dengan
172 kriteria hasil:
1. Keluhan
nyeri
meurun
2. Tekanan
darah
membaik
3. Gelisah
menurun
Defisit Setelah Edukasi Pasien di Minggu, Klinik Instansi
kesehatan Klinik 31 Latu
pengetahuan dilakukan
tentang Latu Oktober Husada
berhubungan tindakan
penyakit Husada 2021
dengan keperawatan osteorthritis
keterbatasan 1x60 menit
kognitif ditandai diharapkan
dengan kebutuhan
menanyakan pengetahuan
masalah yang terpenuhi
dihadapi dengan kriteria
SDKI : hasil :
(D.0111) Hal 1. Perilaku
246 sesuai
dengan
pengetahua
n
meningkat
2. Pertanyaan
tentang
masalah
yang
hadapi
menurun
23
3. Kemampua
n
menggamb
arkan
pengalama
n
sebelumnya
yang sesuai
dengan
topik
DO : Pasien tampak
menahan rasa sakit
24
1 Kamis, 28 Mengontrol lingkungan DS : Pasien
Oktober 2021 yang dapat mengatakan lingkungan
Pukul 14.15 mempengaruhi nyeri sudah cukup nyaman
WIB seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan DO : Pasien tampak
kebisingan lebih tenang saat akan
menjalani pemeriksaan
1 Kamis, 28 Mengajarkan tehnik DS : Pasien
Oktober 2021 relaksasi nafas dalam mengatakan merasa
Pukul 14.20 lebih nyaman dan
WIB tenang
DO : Pasien tampak
melakukan relaksasi
nafas dalam dan pasien
tampak lebih tenang
1 Kamis, 28 Melakukan terapi DS : Pasien
Oktober 2021 akupuntur pada titik : mengatakan nyeri yang
Pukul 14.30 • Huantiao / Huan Tio dirasakan berkurang
WIB (GB 30) setelah mendapatkan
• Chengfu / Cen Fu (BL terapi akupuntur
50)
• Yinmen / In Men (BL DO : Pasien tampak
51) tenang, skala nyeri 2
• Fengshi / Fung Se (skala ringan)
(GB 31)
• Chengsan / Ceng San
(BL 57)
• Weizhong / Wei Cang
(BL 54)
1 Kamis, 28 1. Mengkaji nyeri pasien DS : Pasien
Oktober 2021 secara komprehensif mengatakan rasa
Pukul 14.50 termasuk lokasi, nyerinya berkurang
WIB karakteristik, durasi, P : Nyeri dirasakan
frekuensi, kualitas dan pada saat berjalan atau
faktor presipitasi. duduk terlalu lama
2. Menggunakan tehnik Q : Nyeri dirasakan
komunikasi terapeutik seperti ditusuk-tusuk
untuk mengetahui
R : Nyeri dirasakan
pengalamanan nyeri
pasien dibagian lutut kiri
25
S : Skala nyeri 3 (nyeri
ringan)
T : Hilang timbul
DO : Pasien tampak
membaik
2 Kamis, 28 Mengkaji tingkat DS : Pasien
Oktober 2021 pengetahuan pasien mengatakan hanya
Pukul 14.50 tentang osteoarthritis mendapat informasi
WIB dari terapis bahwa sakit
yang di alami saat ini
berhubungan dengan
syaraf pada bagian
kaki, namun pasien
mengatakan kurang
mengetahui tentang
cara mencegah sakit
yang dirasakan saat ini
dan komplikasi dari
sakitnya ini
DO : Pasien tampak
kooperatif dan antusias
2 Kamis, 28 Memberikan edukasi DS : Pasien
Oktober 2021 kesehatan mengenai mengatakan sudah
Pukul 14.55 perjalanan penyakit mengerti tentang
WIB pasien yang membuat penjelasan yang
bokong hingga ujung diberikan
kaki kiri pasien terasa
panas dan nyeri DO : Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
2 Kamis, 28 Memberi informasi DS : Pasien
Oktober 2021 mengenai komplikasi mengatakan sudah
Pukul 15.00 pada penyakit memahami tentang
WIB osteoarthritis komplikasi dari
penyakit osteoarthritis
DO : Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan dan mampu
26
menyebutkan
komplikasi dari
osteoarthritis
2 Kamis, 28 Memberi kesempatan DS : Pasien
Oktober 2021 pasien untuk bertanya mengatakan ingin
Pukul 15.05 mengetahui hal-hal
WIB yang dapat
memperburuk
osteoarthritis
DO : Pasien tampak
antusias bertanya
2 Kamis, 28 Memberi informasi DS : Pasien
Oktober 2021 mengenai cara agar tidak mengatakan sudah
Pukul 15.15 memperburuk memahami tentang hal-
WIB osteoarthritis dengan cara hal yang dapat
: memperparah
• Hindari banyak osteoarthritis
membungkukkan
badan DO : Pasien tampak
• Hindari sering antusias mendengarkan
mengangkat barang- penjelasan yang
barang berat diberikan dan pasien
• Segera istirahat jika mampu menyebutkan
telah merasakan nyeri kembali hal-hal yang
saat berdiri / berjalan dapat mempengaruhi
• Saat duduk lama osteoarthritis
diusahakan kaki disila
bergantian kanan dan
kiri atau
menggunakan kursi
kecil untuk menumpu
kedua kaki
• Saat menyapu /
mengepel lantai
pergunakan gagang
sapu / pel yang
panjang, sehingga saat
menyapu / mengepel
punggung tidak
membungkuk
• Jika hendak
mengambil barang
27
dilantai, usahakan
punggung tetap lurus,
tapi tekuk kedua lutut
untuk menggapai
barang tersebut
1 Kamis, 28 Mengkolaborasikan DS : Pasien
Oktober 2021 pemberian obat oral : mengatakan akan
Pukul 15.20 • Rosic 20 mg 3x1 meminum obat secara
WIB • Allopurinol 100 mg teratur
2x1
• Paracetamol 500 mg DO : Pasien menerima
3x1 obat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan Holistik adalah sebuah konsep dalam integritas pendidikan
keperawatan. Holisme dalam kesehatan menyembuhakan manusia secara utuh. Untuk
menjadikan sehat itu menjadi utuh secara bio, psiko, spiritual dan cultural. Untuk
menyembuhkan keutuhan aslinya.
B. Saran
Adapun saran yang ingin kami sampaikan adalah keinginan kami atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, kami bisa mengkoreksi diri dan
menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang konsep keperawatan holistik dalam asuhan
keperawatan.
Upaya peningkatan pengetahuan yaitu dengan mencari informasi mengenai
keperawatan holistik yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan
yaitu berupa asuhan keperawatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Pennsylvania : Springhouse
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed.
Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nur Salam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, Musrifatul. & Hidayat.AAA. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Stanhope, M (2004). Community & public health nursing. 6th ed St. Louis : Mosby Inc
30