NIM : 2001041
Prodi : DIII Keperawatan
Semester : V (Ganjil)
Kasus
Apa Itu Alergi Antibiotik ?
Antibiotik adalah obat untuk mengatasi penyakit akibat bakteri. Sayangnya,
beberapa golongan obat antibiotik justru bisa memicu reaksi alergi bagi penggunanya.
Alergi terjadi ketika sistem imun bereaksi melawan antibiotik yang dianggap
berbahaya.
Sekitar 1 dari 15 orang memiliki alergi terhadap antibiotik, terutama dari golongan
penisilin dan cephalosporin. Golongan antibiotik lainnya dengan kandungan yang
mirip dengan penisilin dan cephalosporin juga berpotensi menyebabkan reaksi ini.
Penderita alergi biasanya menunjukkan gejala berupa ruam dan pembengkakan
pada wajah tidak lama setelah minum obat. Ada pula reaksi alergi parah yang disebut
anafilaksis dengan ciri utama berupa sesak napas, jantung berdebar, dan pusing.
Alergi obat antibiotik terbilang umum, tapi perlu diingat bahwa hal ini mungkin
berhubungan dengan banyaknya pemakaian antibiotik. Maka dari itu, orang yang
mengalami gejala alergi perlu didiagnosis dengan akurat agar penanganannya juga
tepat.
Jika Anda terbukti memiliki alergi, ada berbagai pilihan pengobatan untuk
meredakan gejala yang muncul. Pengobatan juga berguna untuk mencegah
kambuhnya alergi di kemudian hari.
Gejala
Apa Saja Gejala Alergi Antibiotik ?
Gejala alergi obat dapat bervariasi pada tiap orang, baik dalam bentuk maupun
waktu kemunculan. Reaksi biasanya muncul satu jam setelah minum obat, tapi ada
pula kasus langka ketika reaksi terjadi setelah beberapa jam, hari, hingga pekan.
Seseorang yang mengalami alergi umumnya menunjukkan ciri-ciri berupa:
Kulit kemerahan dan gatal-gatal (biduran),
Bengkak pada wajah, bibir, dan/atau mata,
Hidung meler,
Mata gatal dan berair,
Demam, serta
Napas terdengar pendek atau nyaring (mengi).
Beberapa orang mungkin mengalami gejala ringan seperti kulit gatal dan mata
merah sehingga tidak menyadari bahwa ini adalah reaksi alergi. Di sisi lain, ada pula
yang mengalami gejala lebih berat seperti bengkak, sesak napas, sakit perut, dan
muntah.
Salah satu ciri paling khas yang dialami penderita adalah ruam. Gejala ini
terutama muncul setelah seseorang meminum amoxicillin, yakni sejenis antibiotik
yang masih satu keluarga dengan penisilin.
Bentuk ruam akibat amoxicillin bisa berbeda-beda, tergantung tingkat
keparahannya. Kondisi ini dapat dialami setiap penderita alergi obat, tapi anak-
anaklah yang paling sering mengalaminya.
Ruam amoxicillin sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan
pengobatan. Namun, ruam amoxicillin pada anak mungkin bisa semakin memburuk
dari waktu ke waktu, terutama jika kondisi ini tidak segera disadari dan diberi
perawatan yang tepat.
Penyebab
Apa Penyebab Alergi Antibiotik ?
Alergi antibiotik terjadi ketika sistem imun bereaksi melawan zat-zat yang
terkandung dalam antibiotik. Sistem imun keliru mengenali antibiotik sebagai zat
yang berbahaya, lalu mengirimkan antibodi dan berbagai zat kimia untuk
menghilangkannya.
Padahal, sistem imun yang normal seharusnya hanya bereaksi terhadap bibit
penyakit dan zat asing yang merugikan kesehatan. Sistem imun seharusnya tidak
menggubris zat lain yang menguntungkan tubuh, termasuk kandungan antibiotik.
Reaksi alergi umumnya terjadi saat Anda meminum antibiotik untuk pertama
kalinya. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan reaksi ini muncul pada orang
yang sudah berulang kali meminum obat tersebut tanpa mengalami masalah.
Obat Antibiotik Yang Dapat Memicu Alergi
Tidak semua obat antibiotik memicu reaksi alergi. Di antara semua jenisnya,
antibiotik kelas beta-laktam seperti golongan penisilin dilaporkan sebagai yang paling
sering menimbulkan reaksi.
Secara umum, berikut adalah daftar antibiotik yang dapat memicu reaksi alergi.
Amoxicillin
Ampicillin\
Dicloxacillin
Nafcillin
Oxacillin
Penisilin G
Penisilin V
Piperacillin
Ticarcillin
Beberapa orang yang alergi terhadap penisilin juga alergi terhadap antibiotik lain
yang kandungannya mirip. Contohnya seperti golongan cephalosporin berikut.
Cefaclor
Cefadroxil
Cefazolin
Cefdinir
Cefotetan
Cefprozil