NIM : I4041162009
Kelompok :8
Judul : Reaksi Alergi Obat
Mata Kuliah : Farmakoterapi Terapan
Dosen Pengampu : Eka Kartika Untari, M.Farm., Apt.
1.
a. Berdasarkan riwayat alergi pasien, bagaimana seharusnya alergi
dikategorikan untuk ampicillin-sulbactam dan ceftazidime, sebagai ringan,
sedang, atau berat?
Jawaban :
Berdasarkan dari riwayat alergi pasien, kedua alergi antibiotik
tersebut dikategorikan alergi berat. Riwayat alergi dengan ampisillin-
sulbactam memperlihatkan ruam dibagian wajah, pembengkakan lidah,
dan pembengkakan jaringan perifer, semua yang menunjukkan gejala-
gejala pembengkakan. Riwayat alergi dengan ceftazidime memperlihatkan
urtikaria dan nafas pendek. Penyelidikan lebih menyeluruh dari hasil
laporan alergi yang memperlihatkan dari hasil diagnosis anafilaksis.
Anafilaksis didefinisi berdasarkan adanya 2 atau lebih yang terjadi
beberapa menit sampai beberapa jam setelah pemberian obat tersebut.
1. Keterlibatan dari jaringan mukosa kulit (misalnya : secara umum gatal-
gatal, bengkak bibir, lidah, dan uvula.
2. Gangguan pernafasan ( Nafas yang susah, mengi/bronkospasme, dan
stridor.
3. Penurunan tekanan darah atau gejala terkait ( misalnya sinkop dan
hipotonia)
4. Gangguan gejala GI ( misalnya sakit keram perut bagian atas dan
muntah)
Reaksi hipersensitifas alergi antibiotik dikategorikan 3 golongan
besar yaitu :
Alergi berat, ditunjukkan dengan gejala gangguan mucocutaneous
seperti syndrome steven-johnson, toksis nekrolisis epidermal atau
dermatitis eksfoliatif, dan penyakit sistemik seperti hepatitis dan
nefritis interstitial.
Alergi sedang, ditunjukkan dengan gejala ruam-ruam dan gatal.
Untuk kasus alergi sedang, pasien tetap diperlukan pengobatan atau
rawat inap tetapi tidak mengancam jiwa.
Alergi ringan, adalah reaksi lokal dan alergi tersbut dapat hilang
sendiri tanpa pengobatan, misalnya bersentuhan dengan kulit.
2. Pada kasus ini, apa tujuan pengobatan pneumonia yang ingin dicapai?
Jawaban :
Pemeriksaan laboratorium darah dan kultur dahak sebelum
memulai terapi antibiotik.
Pastikan bahwa terapi empiris antibiotik diterima oleh
pasien dalam waktu 4 jam setelah kedatangan di rumah
sakit.
Membasmi infeksi dari bakteri
Menurunkan demam dan penyakit konstitusional lainnya
Membatasi efek samping antibiotik dalam penggunaan
pengobatan infeksi
Peningkatan antibiotik tepat berdasarkan hasil uji
sensitifitas
Mencegah terulangnya pneumonia dalam waktu 48 jam
dari penarikan terapi antibiotik.
KASUS :
Pasien memulai pengobatan dengan diberikan moxifloxacin 400 mg secara
oral 1 kali 1 sehari. Inhaler Albuterol 2.5 mg 2 kali sehari jika diperlukan, inhaler
ipratropium 0,5 mg tiap 2 jam jika perlu, guaifenesin dengan codeine ( 100 mg/10mg
perl 5ml) secara oral tiap 4 jam jika diperlukan, dan prednisone 40 mg secara oral
sehari sekali. Hari kedua, hasil kultur dahak mengandung Psedomonas aeruginosa,
dan terapi antibiotik telah diubah menjadi ciprofloxacin 400 mg Intravena 2 kali
sehari. Setelah hari kedua, hasil sensitivitas dari kultur dahak telah dilaporkan pada
tabel 1. Selanjutnya peresepan ciprofloxacin dihentikan dan rasa mudah terpengaruh
pasien untuk cefepime.
Tabel 1. Hasil Kultur Sampel Dahak yang Diambil Pada Hari Pertama dan
Dilaporkan Pada Hari Ketiga
Jenis Antibiotik Pengenceran Interpretasi
Amikacin >64 Resisten
Aztreonam 4.0 Sensitif
Cefepime 4.0 Sensitif
Ciprofloxacin >4 Resisten
Gentamicin >16 Resisten
Imipenem >16 Resisten
Piperacillin/tazobactam 16 Sensitif
Tobramycin 4 Sensitif
3. Berdasarkan dari hasil uji sensitifitas dan riwayat alergi pasien terhadap
antibiotik. Apa Alternatif pengobatan yang sesuai untuk pasien pneumonia
tersebut?
Jawaban :
Berdasarkan hasil uji sensitifitas dan riwayat alergi pasien terhadap
antibiotik. Maka pilihan antibiotik yang disarankan untuk pasien tersebut
adalah Aztreonam. Dimana aztreonam merupaka golongan antibiotik
golongan monobaktam., yang termasuk dalam antibiotik Golongan beta
laktam yang merupakan lini pertama dalam pengobatan pneumonia.Golongan
ini memiliki struktur cincin beta-laktam yang tidak terikat ke cincin kedua
dalam molekulnya.
Salah satu antibiotik golongan ini yang umum digunakan adalah
aztreonam yang aktif melawan berbagai bakteri gram negatif, termasuk P.
aeruginosa. Dosis yang digunakan yaitu 2 gram tiap 6-8 jam secara iv selama
7 sampai 10 hari