Anda di halaman 1dari 20

HIPERSENSITIVITAS TIPE 1

NAMA KELOMPOK 1 :
1. AYU PURNAMA ASIH
2. AGRILITA PRATAMA
3. ANA NURJANNAH
4. ANISYA SRI WAHYUNI
5. APRIANI
6. ASTINING TYAS
7. BADRI ZAM-ZAMMI
8. BELIA ARSIKA
9. DESTY MUTIARA R
10. DWI OKTA FITRIYANI
HIPERSENSITIVITAS TIPE 1

 DEFINISI HIPERSENSITIVITAS TIPE 1


Hipersensitivitas tipe 1 merupakan suatu respon yang
terjadi secara cepat ( secara khusus hanya dalam
bilangan menit) setelah terjadi interaksi antara alergen
dengan antibody Ig E yang sebelumnya berikatan
pada permukaan sel mast dan basofil pada pajamu
yang tersesitisasi dan juga sering disebut
hipersensitivitas langsung atau anafilatik.
LANJUTAN . . .

 Urutan kejadian reaksi hipersensitivitas tipe 1 adalah sebagai


berikut :
1. Fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan Ig E sampai diikatnya oleh reseptor spesifik
(Fcε-R)n pada permukaan sel mast dan basofil
2. Fase Aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan
ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast melepas
isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi
3. Fase efektor yaitu waktu terjadi respons yang kompleks
(anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang dilepas
sel mast dengan aktivitas farmakologi
LANJUTAN . . .

 Banyak reaksi tipe 1 yang terlokalisasi mempunyai dua tahap :


 Respon awal, ditandai dengan vasodilatasi, kebocoran
vaskular, dan spasme otot, yang biasanya muncul dalam
rentang waktu 5 hingga 30 menit setelah terpajan oleh
alergen dan menghilang setelah 60 menit
 Reaksi fase lambat, yang muncul 2 hingga 8 jam kemudian
dan berlangsung selama beberapa hari. Reaksi fase lambat
ini ditandai dengan infiltrasi eosinofil serta sel radang akut
dan kronis lainnya yang lebih hebat pada jaringan dan juga
ditandai dengan penghancuran jaringan dalam bentuk
kerusakan sel epitel mukosa
FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE 1

PAJANAN PERTAMA DENGAN ALERGEN

AKTIVASI SEL TH-2 OLEH ANTIGEN DAN RANGSANGAN PENGALIHAN Ig E DALAM SEL B

PRODUKSI Ig E

IKATAN Ig E PADA FcεRI SEL MAST

PAJANAN ULANG DENGAN ALERGEN

AKTIVASI SEL MAST : PENGLEPASAN MEDIATOR

AMIN VASOAKTIF, MEDIATOR LIPID SITOKIN

REAKSI HIPERSESITIVITAS CEPAT (BEBERAPA REAKSI FASE LAMBAT (6-24 JAM SETELAH
MENIT SETELAH PAJANAN DGN ALERGEN) PAJANAN ULANG DENGAN ALERGEN)
Peran IgE dan mediator
lainnya

 IgE dapat melekat pada permukaan mastosit


dan basophil selama beberapa minggu, dan
IgE yang terikat inilah yang berperan besar
pada reaksi anafilaksis. Selain IgE, IgG4
diketahui mempunyai kemampuan serupa,
tetapi dengan afinitas yang jauh lebih rendah.
Peran Reseptor Fc€Ri

 Pada permukaan selmastosit dan basophil


IgE terikat dengan afinitas kuat pada
reseptor Fc€RI. Cross- linking reseptor
akibat pengikatan allergen oleh IgE
menyebabkan sel mastosit dan basofil
melepaskan mediator inflamasi.
PERAN SITOKIN DALAM REGULASI
REAKSI ALERGI

 sitokin yang sama juga diproduksi oleh sel mast sehingga


dapat diduga bahwa sel mast juga mempunyai peran sentral
yang sama dalam reaksi alergi.
 Sitokin lain yang mempunyai aktivitas sama pada sel mast
ialah MCAF (monocyte chemotactic and activating factor)
dan RANTES (regulated upon activation normal T expressed
and presumably secreted). Demikian juga SCF (stem cell
factor) yaitu suatu sitokin yang melekat pada reseptor di sel
mast yang disebut C-kit, dapat menginduksi pembebebasan
histamin dari sel mast baik dengan atau tanpa melalui
stimulasi antigen
 sitokin berperan pula dalam menunjang terjadinya reaksi
peradangan pada alergi.
DERAJAT ALERGI DAN GEJALANYA

 Ringan : Rasa tidak enak, penuh di mulut, hidung


tersumbat,edema pre-orbita,kulit gatal,
mata berair
 Sedang : Seperti gejala derajat ringan ditambah
bronkospasme
 Berat (Syok) : Gelisah, kesadaran menurun, pucat,
keringat banyak, jantung berdebar, nyeri
dada, takikardi, takipneu,
tekanan darah menurun, oliguri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HIPERSENSITIVITAS TIPE 1

 Spirometri untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan


dengan bronkodilator.
 Uji provokasi bronkus untuk menunjukkan adanya hiperaktivitas
bronkus. Di uji dengan pemberian histamin, metakolin, kegiatan
jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik dan aqua
destilata.
 Pemeriksaan sputum, untuk asma khasnya adalah eosinofil yang
dominan. Dan juga pemeriksaan ini penting untuk melihat
adanya mycelium Aspergillus fumigatus.
 Uji kulit
 Foto dada , untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi
 Analisis gas darah pada asma berat.
Ada beberapa macam tes alergi,
 :
 Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). Tes ini untuk memeriksa alergi
terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu, tungau
debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain.
 Patch Tes (Tes Tempel). Tes ini untuk mengetahui alergi kontak
terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau eksim.
 RAST (Radio Allergo Sorbent Test). Tes ini untuk mengetahui alergi
terhadap alergen hirup dan makanan.
 Skin Test (Tes kulit). Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi
terhadap obat yang disuntikkan.
 Tes Provokasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi
terhadap obat yang diminum, makanan, dapat juga untuk
alergen hirup, contohnya debu.
PENATALAKSANAAN
HIPERSENSITIVITAS TIPE 1

Penatalaksanaan sesuain derajat alergi


 Ringan:

 Stop Alergen
 Beri anti histamin
 Sedang :

 Sama dengan penatalaksanaan derajat ringan


ditambah aminofilin atau injeksi adrenalin
1/1000 0,3 ml SC/IM. Dapat diulang tiap 10-15
menit sampai sembuh, maksimal 3 kali
 Amankan jalan nafas, oksigenasi
LANJUTAN . . .

 Berat (Syok) :
 Sama dengan penatalaksanaan derajat sedang ditambah
posisi terlentang, kaki diatas
 Infus Nacl 0,9 %/ D5%
 Hidrokortison 100 mg atau deksametason IV tiap 8 jam
 Bilagatal : beri difenhidramin Hcl 60-80 mg IV secara pelan
> 3 menit
 Jika alergen adalah suntikan, pasang manset diatas bekas
suntikan (dilepas setiap 10-15 menit) dan beri adrenalin 0,1-
0,5 ml IM pada bekas suntikan
 Awasi tensi, nadi, suhu tiap 30 menit
 Setelahsemua upaya dilakukan, jika dalam 1 jam tidak
ada perbaikan rujuk ke RSUD
LANJUTAN . . .

 PROGNOSIS HIPERSENSITIVITAS TIPE 1


Bervariasi, tergantung derajat alergi dan
penatalaksanaannya.
CONTOH SOAL

Seorang anak usia 5 tahun, selalu bersin-bersin


dan hidung gatal. Kira-kira penyakit yang diderita
anak tersebut…
A. Hipersensitivitas tipe 1
B. Hipersensitivitas tipe 2
C. Hipersensitivitas tipe 3
D. Hipersensitivitas tipe 4
E. Kombinasi Hipersensitivitas tipe 1 dan 2
CONTOH SOAL

Perubahan respon imun tubuh terhadap bahan yang


ada dalam lingkungan hidup sehari-hari disebut...
A. Hipersensitivitas tipe 2
B. Hipersensitivitas tipe 4
C. Hipersensitivitas tipe 1
D. Hipersensitivitas tipe 3
E. Kombinasi Hipersensitivitas tipe 1 dan 2
CONTOH SOAL

Seorang anak usia 5 tahun, selalu bersin-bersin


dan hidung gatal. Kira-kira penyakit yang diderita
anak tersebut.Ig yang berperan dalam penyakit
anak adalah…
A. IgA
B. IgG
C. IgM
D. IgD
E. IgE
CONTOH SOAL

Contoh hipersensitivitas tipe I ini adalah kecuali …


a. Alergi saluran pernapasan terhadap serbuk
sari,rumput atau debu rumah
b. Alergi usus terhadap kerang
c. Sebagai reaksi dari alergi ini bisa berupa demam
d. Asma,eksema
e. Sakit perut
CONTOH SOAL

Salah satu penyakit Hipersensitivitas tipe I


adalah …
A. Hay Fever (Allergic rhinitis)
B. Typus
C. Sakit perut
D. DM
E. Sifilis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai