Anda di halaman 1dari 12

Hipersensitivitas tipe l

KE L O M PO K 4
NA M A A NG G OTA:
1 . DA RI N TA J OH AR I
2 . DE W I A RRU M
3 . FA DI A A Z ZA H RA
4 . FR IE S KA DE S TI A N A N ATALY
5 . NU RFAR IN A
6 . SA H L A N AZ I YAH
Devinisi Hipersensitivitas
• Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh
dimana tubuh seseorang menjadi hipersensitif terhadap bahan-
bahan yang umumnya non imunogenik.
• Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut
disebut allergen.
Hipersensitivitas Tipe l
• Reaksi tipe 1 disebut juga reaksi cepat, atau reaksi alergi, yang timbul kurang
dari 1 jam sesudah tubuh terpajan oleh alergen yang sama untuk kedua kalinya.
Pada reaksi tipe ini, yang berperan adalah antibodi IgE, sel mast ataupun basofil,
dan sifat genetik seseorang yang cenderung terkena alergi (atopi).
• Terdapat juga beberapa literatur disebutkan bahwa hipersensitivitas tipe 1
merupakan suatu respons jaringan yang terjadi secara cepat (secara khusus hanya
dalam bilangan menit) setelah terjadi interaksi antara alergen dengan antibodi
IgE yang sebelumnya berikatan pada permukaan sel mast dan basofil pada
pejamu yang tersensitisasi.
Faktor yang menyebabkan
hipersensitivitas

• Faktor Internal
1. Genetic
2. Mukosa dinding saluran cerna belum matang

• Faktor Eksternal
1. Faktor fisik (dingin, panas, hujan)
2. Faktor Psikis (sedih, stress)
3. Makanan.
Fase Reaksi
Urutan kejadian reaksi hipersensitivitas tipe 1 adalah sebagai berikut:
• Fase sensitasi
yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya oleh
reseptor spesifik (Fc-R) pada permukaan sel mast dan basofil.
• Fase aktivasi
Yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik
dan sel mast melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi.
• Fase efektor
Yaitu waktu terjadinya respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
mediator-mediator yang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik.
Tanda dan Gejala
• akan muncul rasa gatal, urtikaria (bintik merah dan bengkak)
eritems kulit, diikuti oleh kesulitan bernapas berat.
• Edema laring dapat memperberat persoalan dengan
menyebabkan obstruksi saluran pernapasan bagian atas. Selain
itu, otot saluran pencernaan dapat terserang dan mengakibatkan
vomitus, kaku perut, dan diare. Tanpa intervensi segera, dapat
terjadi vasodilatasi sistematik (syok anafilatik) dan penderita
dapat mengalami kegagalan sirkulasi dan kematian dalam
beberapa menit.
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi: terdapat gejala adanya urtikaria, angioderma,


pruritus dan pembengkakan pada bibir.
• Palpasi: ada nyeri tekan pada kemerahan
• Perkusi: mengetahui apakah diperut terdapat udara atau
cairan
• Auskultasi: mendengarkan suara napas, bunyi jantung,
bunyi usus.
Macam-macam tes alergi

1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). Untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup
dan makanan.
2. Patch Tes (Tes tempel), untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia,
pada penyakit dermatitis atau eksim.
3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test) untuk mengetahui alergi terhadap alergen
hirup dan makanan
4. Skin Test (Tes kulit), untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
5. Tes Provokasi, untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, dapat juga
untuk alergen hirup.
Pencegahan dan
pengobatan

1. Menghindari Alergen
2. Terapi Obat:
a. Adrenergik
b. Antihistamin
c. Kromolin Sodium
d. Kortikosteroid.
Manifestasi Klinis

Reaksi tipe 1 dapat terjadi sebagai suatu gangguan sistematik atau


reaksi lokal. Seringkali hal ini ditentukan oleh rute pajanan
antigen. Pemberian antigen protein atau obat (misalnya bias lebah
atau penisilin) secara sistematik (parenteral) menimbulkan
anafilaksis.
Kesimpulan
• Alergi atau hipersensitivitas adalah suatu respon imun spesifik yang tidak
normal karena tubuh bereaksi secara berlebihan atau tidak sesuai terhadap
lingkungan atau bahan yang dianggap asing.
• Reaksi alergi yang timbul secara cepat (kurang dari 1 jam) setelah kontak
dengan alergen yang sama kedua kalinya.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai