Anda di halaman 1dari 14

Hipersensitivitas

Definisi

Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan


kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang
menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara
imunologi terhadap bahan-bahan yang
umumnya nonimunogenik.
Tipe-tipe reaksi

Tipe I : Reaksi Anafilaksi


Tipe II : Reaksi Sitotoksik
Tipe III : Reaksi Imun Kompleks
Tipe III : Reaksi Imun Kompleks
Etiologi

1. Faktor internal
a. Imaturitas usus secara fungsional
b. Genetik berperan dalam alergi makanan
c. Mukosa dinding saluran cerna
2. Faktor eksternal
a. Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan),
faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan (lari,
olah raga).
Patofisiologi

1. Fase Sensitisasi
2. Fase Aktivasi
3. Fase Efektor
Manifestasi klinis

Tanda dan gejala utama pada


reaksi anafilaktik dapat
digolongkan menjadi reaksi
sistemik yang ringan, sedang
dan berat.
1. Ringan: Reaksi sistemik yang ringan terdiri dari rasa kesemutan serta
hangat pada bagian perifer dan dapat disertai dengan perasaan penuh
dalam mulut serta tenggorokan.
2. Sedang: Reaksi sistemik yang sedang dapat mencakup salah satu gejala
diatas disamping gejala flushing, rasa hangat, cemas, dan gatal-gatal.
3. Berat: Reaksi sistemik yang berat memiliki onset mendadak dengan
tanda-tanda serta gejala yang sama seperti diuraikan di atas dan
berjalan dengan cepat hingga terjadi bronkospasme, edema laring,
dispnea berat serta sianosis, Disfagia (kesulitan menelan), kram
abdomen, vomitus, diare, dan serangan kejang-kejang dapat terjadi.
Komplikasi

1. Eritroderma eksfoliativa sekunder
2. Abses limfedenopati
3. Furunkulosis
4. Rinitis
5. Stomatitis
6. Konjungtivitis
Faktor resiko

1. Penyakit Atopik
2. Reaksi makanan
3. Konsumsi obat chymopapain
4. Orang dengan pemberian
intravena
Pemeriksaan penunjang

1. RAST (Radio Allergo Sorbent Test) atau ELISA (Enzym


Linked Immunosorbent Assay test )
2. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit)
3. Skin Test (Tes kulit)
4. Patch Test (Tes Tempel)
5. Tes Provokasi
6. Uji gores (scratch test)
7.  Uji intrakutan atau  intradermal yang tunggal atau
berseri (skin end-point titration/ SET)
Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan farmakologis
a. Adrenalin
b. Difenhidramin
2. Penatalaksaan non farmakologis
a. Evaluasi segera
b. Intubasi dan trakeostomi
c. Turniket
d. Oksigen
e. Terapi desentisasi
f. Terapi probiotik
g. Diet
h. Pengobatan suportif
Pencegahan

1. Menghindari alergen penyebab reaksi alergi


2. Bagi orang yang sensitif terhadap gigitan dan serangan
serangga, yang pernah mengalami reaksi terhadap
makanan atau obat tertentu, dan yang pernah mengalami
reaksi anfilaktik akibat latihan fisik harus selalu
membawa kotak emerjensi yang berisi epinefrin (Epipen)
3. Anamnesa yang cermat mengenai riwayat setiap
sensitivitas terhadap antigen yang dicurigai sebelum
memberikan obat apapun
Pendidikan kesehatan

1. Instruksikan kepada klien agar menghindari makanan yang dapat


menimbulkan alergi seperti kacang tanah, kacang kedelai, susu sapi,
telur, makanan laut apabila alergen terhadap makanan.
2. Instruksikan kepada klien agar menghindari alergen yang masuk
akibat kontak langsung dengan permukaan kulit dinamakan alergen
kontaktan, misalnya serangga, ulat bulu, obat -obatan , kosmetik,
minyak, apabila alergen terhadap binatang
3. Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan
udara.
4. Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya
seminggu sekali

Anda mungkin juga menyukai