Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA DAN

DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 1

Ditha Maharani
Askhaba Firdausi
Ni Putu Lisna F
Vania Raissa Camaline
Inka Ardhya Puspita
Gabrillya Sahmura

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA


Tahun Ajaran
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapat dikatakan, bahwa keperawatan lahir bersama manusia diciptakan Tuhan,
sebab tidak dapat dipungkiri bahwa seiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam proses hidupnya. Pada awal mulanya, perawat dianggap sebagai pemberi
asuhan. Secara tradisional pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok, masyarakat atau
badan sosial.
Dari sejarah dapat diketahui pengalaman orang lain. Kita tidak harus melakukan
sendiri pengalaman tersebut, tetapi kita dapat mengambil pelajaran dari pengalam itu
untuk mita gunakan pada masa kini atau masa yang akan datang.
Perkembangan keperawatan, termasuk keperawatan yang kita ketahui saat ini,
tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan
kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan kepada animisme, penyebaran
agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, terjadinya perang,
renaissance serta gerakan reformasi Luther turut mewarnai perkembangan
keperawatan.
Agar tidak terjadi salah arah dalam perkembangan keperawatan, kita perlu
mengetahui sejarah perkembangannya baik diluar Indonesia maupun dii Indonesia
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah keperawatan di dunia?
1.2.2 Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1..3.1 Untuk mengetahui sejarah keperawatan di dunia
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah keperawatan di Indonesia
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis ( Mahasiswa)
Agar dapat mengetahui dan memahami sejarah ilmu keperawatan di dunia dan di
Indonesia
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah keperawatan di dunia dan di Indonesia
1.4.3 Manfaat Bagi Pemerintah
Dapat membantu pemerintah untuk mengembangkan kualitas tenaga kesehatan
khususnya di bidang keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejarah (bahasa Yunani: ἱστορία, historia (artinya "mengusut, pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian" bahasa Arab: ‫تاريخ‬, tārīkh; bahasa Jerman: geschichte)
adalah kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan
manusia. Dalam bahasaIndonesia, sejarah, babad, hikayat, riwayat, tarikh, tawarik, ta
mbo, atau histori dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau atau asal (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang
memerintah.
2.2 Perawat
Perawat (bahasa Inggris: nurse, berasal dari bahasa Latin: nutrix yang berarti
merawat atau memelihara) adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan
menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai
keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang
memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau
keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan
pada kematian. menurut Undang-undang Nomor 38 tahun
2014, definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat
mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan dokter, terapis,
pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada perawatan penyakit dan
meningkatkan kualitas hidup.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Keperawatan di Dunia
3.1.1Zaman Purba
Pada zaman ini orang percaya bahwa sesuatu yang ada di bumi mempunyai suatu
kekuatan mistik yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini
biasanya disebut animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan
oleh kekuatan alam atau oengaruh kekuatan gaib seperti batu besar, gunung tinggi,
pohon besar, dan suangi besar. Jiwa yang baik membawa kesehatan, jika yang jahat
membawa kesakitan dan kematian (Calor,Taylor,Lilis, dan Lemone, 1997). Peran
tabib dan perawat jelas berbeda, tabib adalah medicineman yang mengobati penyakit
dengan jalan melantunkan nyanyian, memberi semangat dari ketakutan atau membuka
otak untuk menghilangkan jiwa yang jahat (Dolan,Fitzpatrick dan Herma,1983).
Perawat biasanya berperan sebagai ibu yang merawat familinya sewaktu sakit dengan
memberikan perawatan fisik dan memberikan obat dari tumbuh-tumbuhan. Peran ini
diteruskan sampai saat ini.
3.1.2 Zaman keagamaan
Pada zaman ini, kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya bahwa
penyakit disebabkan oleh dosa dan kutukan Tuhan. Pemimpin agama dijunjung tinggi
sebagai tabib, perawat dianggap sebagai budak dan mendapat penghargaan yang
rendah karena pekerjaannya didasarkan pada perintah dari pemimpin agama yang
berperan sebagai tabib.
3.1.3 Permulaan Masehi
Pada permulaan masehi, agama kristen mulai berkembanh. Pada masa ini,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan
perkembangan agama kristen. Organisasi wanita yang pertama dibentuk pada saat ini
dinamakan Deaconesses, mengunjungi orang-orang sakit dan anggota keagamaan
laki-laki memberikan perawatan serta mengubur orang mati. Pada perang salib
perawat laki-laki dan perempuan bertugas merawat orang-orang yang luka dalam
peperangan tersebut.
Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya
rumah sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital. Rumah sakit ini
dilengkapi dengan fasilitas perawatan berupa bangsal-bangsal perawatan untuk
kerawat orang sakit serta bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat orang cacat,
miskin, dan yatim piatu.
Seperti halnya di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi keperawatan juga
berkembang di benua Asia. Tepatnya di Timur Tengah seiring dengan perkembangan
agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak
terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam ke
berbagai pelosok negara. Pada masa ini di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu
pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, higiene, dan obat-obatan. Hal ini
menyebabkan keperawatan juga berkembang. Prinsip dasar keperawatan seperti
pentingnya menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan, air, dan lingkungan
berkembang pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa ini
adalah Rafidah.
3.1.4 Permulaan Abad XVI
Struktur dan orientasi masyarakat berubah dari orientasi keagamaan menjadi
orientasi pada kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam, serta
pengembangan pengetahuan. Akibatnya banyak gereja dan tempat ibadah ditutup,
padahal tempat ini digunakan oleh ordo-ordo keagamaan untuk merawat orang sakit.
Kondisi ini sangat beroengaruh terhadap perkembangan keperawatan. Untuk
memenuhi kebutuhan perawat, wanita yang pernah melakukan kejahatan dan telah
bertobat dapat diterima bekerja menjadi perawat. Akibat reputasi yang jelek ini,
perawat menerima gaji yang rendah dengan jam kerja lama pada kondisi yang buruk.
(Taylor C.,dkk,1989).
3.1.5 Masa Sebelum Perang Dunia II
Dasar pelayanan keperawatan dititikberatkan pada pengaduan sebagai ungkapan
cinta bersama yang diinspirasikan oleh ajaran agama. Sasarannya adalah pelayanan
orang yang sakit. Kegiatan pelayanan ditujukan untuk menolong orang sakit agar
sembuh atau lebih sehat. Tenaga perawat yang memberi pelayanan tersebut sedikit
sekali atau bahkan tanpa pendidikan formal. Yang terpenting adalah "magang" atau
pengalaman praktik langsung, karena pada masa itu yang menonjol adalah "role
model" atau model peran. Ruang lingkup pelayanan perawatan lebih bersifat kuratif
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar fisiologis manusia yang sakit.
Florence Nightingale (1820-1910) merupakan tokoh pembaharu perawatan pada
saat itu dan bahkan seirng disebut Ibu Perawatan. Pada waktu itu, Florence
Nightingale sudah menyadari pentingnya suatu sekoy untuk mendidik para calon
perawat, agar dapat diberikan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan mental
sehingga dihasilkan tenaga perawatan yang berbudi luhur, berpengetahuan luas dan
terampil dalam melaksanakan perawatan. Beliau menetapkan struktur dasar sebagai
prasyarat dalam pendidikan perawat :
a. Mendirikan sekolah perawat
b. Menentukan tujuan pendidikan perawat
c. Menetapkan pengetahuan yang harus dimilike para calon sebagai dasar
perawatan
Disampin itu Florence Nightingale telah berpendapat bahwa :
a) Perlu persiapan pendidikan yang berlainan bagi perawat pelaksana dan
oerawat administrator atau supervisor
b) Perlu diperhatikan bahwa harus ada perubahan tentang jam kerja perawat yang
waktu itu berlangsung 12 jam/hari dan 7 hari/minggu
c) Perlu diperhatikan peningkatan pendapatan perawat setiap 6 bulan, mengingat
beban dan tanggung jawab mereka.
Namun, secara menyeluruh perkembangan perawat dari zaman Florence
Nightingale sampai pecah perang dunia II dinilai sangat kecil atau hampir tidak ada
oerubahan. Oleh karena itu, masa ini sering disebut sebagai masa pemeliharaan.
3.1.6 Masa selama perang dunia II
Selama perang dunia II menyebabkan tekanan bagi bangsa di dunia, tekanan
peramg ini mendorong manusia untuk mengadakan perubahan perubahan. Kemajuan
tekhnologi dimaksudkan untuk berlomba menaklukkan dunia. Penerapan tekhnologi
modern didalam bidang pelayanan orang sakit telah mulai diperkenalkan waktu itu
sebagai jawaban atas kebutuhan pelayanan kesehatan akibat penderitaan sakit selama
perang. Timbulnya akibt akibat perang, menyebabkan dibutuhkannya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan tenaga medis maupun perawat. Kemampuan satu
bidang profesi tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan waktu itu. Hal tersebut merupakan tantangan baru bagi perawat
dalam memberikan pelayanann kesehatan bersama profesi lain.
3.1.7 Masa pasca perang dunia II
Akibat perang dunia II yang mengakibatkan banyaknya oenderitaan bagi
penduduk dunia telah mengunggah semua pihak untuk memperbaiki keadaan dunia.
Perkembangan pesat disegala ilmu dan bidang kehidupan, sekaligus merupakan
perubahan-perubahan untuk mewujudkan masyarakat dunia yang sejahtera.
Perkembangan dalam bidang perawatan secara pesat terjadi di Amerika yang
dipengaruhi oleh :
1. Kesadaran masyarakat di bidang kesehatan meningkat
2. Pertambahan penduduj yang relatif tinggi menimbulkan masalah baru dalam bidang
pelayanan kesehatan
3. Pertumbuhan ekonomi, akan memengaruhi pula tingkah laku
4. Perkembangan ilmu pengetahuan yang menyangkut ilmu kedokteran,
pertemuan-pertemuan penting dalam bidang medik, cara-cara baru dalam terapi yang
semuanya sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit
5. Upaya - upaya menjadi lebih aktif dan kreatif sehingga tidak hanya meliputi
pelayanan kuratif saja melainkan juga upaya preventif dan promotif
6. Adanya perkembangan baru dalam kebijakan pendidikan, sehingga sekolah perawat
harud mengalami perubahan juga.
The Nurse must give total patient care dalam arti sempit telah berkembang, dalam
arti luas perawat lebih menyadari atas makna totality of the individual client dari
sebelumnya. Oleh karena itu, terjadi perubahan dari perawat bekerja sendiri menjadi
bekerja team.

Dalam decade ini telah dilancarkan perjuangan untuk pengakuan keperawatan


sebagai profesi. Lucile Brown
(1948) menulis laporan tentang pengakuan perawat sebagai profesi merupakan titik
tolak yang besar untuk kehidupan perawat dan profesi perawat. Ia memperhatikan
penghargaan pada perawat dalam kaitannya dengan tanggung jawab sebagai
penyelenggara pelayanan perawatan yang bermutu. Untuk itu disadari perlunya suatu
pengelolaan pelayanan keperawatan yang baik untuk menjamin mutu dan sekaligus
tersedia alat evaluasi keperawatan tersebut.

3.1.8 Sejak Tahun 1950

Dalam mengacu proses profesionalisme perawat, perlu dikembangkan pendidikan


keperawatan. Sebenarnya pendidikan keperawatan di tingkat universitas sudah ada
sejak tahun 1905 di Universitas Minesota Amerika. Namun, pengakuan perawat
sebagai profesi baru diakui pada tahun 1950.

Pendidikan perawat pada tingkat “Bachelor” dimulai tahun 1919. Pada tahun
1977 telah terdapat 3830 orang lulusan master di bidang keperawatn serta pada tahun
1972 terdapat 9 insttusi uang melaksanakan program Doktor dibidang keperawatan.
Di Thailand pendidikan keperawatan di tingkat Bachelor dimulai tahun 1966 serta
pada tingkat master dimulai tahun 1986.

Proses keperawatan pada tahun 1950 dianggap sebagai stadium embrio. Pada saat
itu proses keperawatan belum dipahami dan juga belum bisa diterima, tetapi sudah
dilakukan sehari-hari. Baru pada tahun 1955 Lydia Hall memberikan presentasinya
tentang ‘’Perawat adalah suatu proses”. Pada hakikatnya keperawatan menyangkut
empat hal popok sebagai berikut :

a. Nursing at the patient


b. Nursing to the patient
c. Nursing for the patient
d. Nursing with the patient
Fase dalam proses keperawatan diidentifikasi oleh para dosen keperawatan
universitas katolik Amerika pada tahun 1967 meliputi : Pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Pengertian keperawatan menurut international Counsil of Nurse (ICN) pada
tahun 1973 adalah, " Fungsi yang unik dari perawat adalah menolong seseorang
yang sakit atau sehat dalam usaha-usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau
untuk menghadapi sakaratul maut dengan tenang, yaitu usaha yang dapat dilakukan
oleh pasien sendiri apabila dia cukup kuat, berkemauan atau sadar dan melakukannya
sedemikian rupa sehingga si pasien dalam waktu singkat dapat mandiri.
Dari pengertian tersebut terungkapa beberapa pokok hakikat keperawatan, antara
lain :
a. Kegiatan keperawatan merupakan kegiatan memberi bantuan.
b. Wujud bantuan tersebut sehari-hari yang normalnya dapat dilakukan sendiri oleh
setiap individu yang sehat.
c. Keterbatasan atau ketidakmampuan individu untuk melaksanakan fungsi sehari-hari
itu disebabkan kelemahan fisik, kurangvkemampuan maupun kurang pengetahuan.
Keperawatan sebagai profesi, sampai sekarang masih memerlukan perjuangan
yang cukup besar. Meskipun keperawatan sudah mulai disebut sebagai suatu profesi,
tetapi jika menelaah karakter profesi, keperawatan lebih dianggap sebagai suatu
profesi yang baru lahir atau yang sedang berkembang. Sebagaimana halnya manusia
yang bergerak dari kebutuhan dasar ke kebutuhan untuk tumbuh, begitu pula dengan
keperawatan yang bergerak dari okupasional ke kriteria profesional belum
sepenuhnya mencapai status profesional.
Untuk memperoleh pengakuan sebagai suatu profesi, menurut Taylor C, et al. (1997)
keperawatan harus memiliki :
1. Perumusan body of knowledge yang baik
2. Berorientasi pada pelayanan yang kuat
3. Pengakuan keahlian oleh sebuah kelompok profesional
4. Kode etik
5. Organisasi profesi menetapkan standar
6. Pengembangan diri secara terus menerus
7. Otonomi

3.2 PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA


Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia pada umumnya,
perkembangan keperawatan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan
ekonomi. Penjajahan pemerintah kolonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi
pemerintah Indonesia setelah merdeka mewarnai perkembangan keperawatan di
Indonesia. Perkembangan itu pada hakikatnya dapat dibedakan atas dua masa yaitu
masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan.
3.2.1 Masa Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk
pribumi yang disebut Verpleger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga
orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang
didirikan pada tahun 1799 untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda.
Usaha pemerintah Belanda pada masa itu antara lain membentuk Dinas Kesehatan
Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Pendirian rumah sakit ini termasuk usaha
Deandels mendirikan rumah sakit di Semarang dan Surabaya. Karena tujuannya
hanya untuk kepentingan tentara Belanda, maka tidak diikuti perkembangan
keperawatan.
Sebaliknya, Gubernur Jendral Inggris, Rafless sangat memperhatikan kesehatan
rakyat. Semboyannya adalah kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai
upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain
mengadakan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien gangguan jiwa
seta memperhatikan kesehatan dan perawatan para tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, usaha-usaha peningkatan
kesehatan penduduk mengalami kemajuan. Pada tahun 1819 di Jakarta didirikan
beberapa rumah sakit, salah satu diantaranya adalah Rumah Sakit Stadverband
berlokasi di Glodok Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan ke
Salemba yang sekarang bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat
ini RSCM menjadi rumah sakit rujukan nasional dan pendidikan nasional. Pada kurun
waktu 1816-1942 berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris Katolik dan
Zending Protestan antara lain Rumah Sakit PGI Cikini, Rumah Sakit St. Carolus
Salemba, Rumah Sakit St. Boromeus Bandung dan Rumah Sakit Elisabeth Semarang.
Bersamaan dengan berdirinya rumah sakit di atas, didirikan sekolah perawat. RS PGI
Cikini tahun 1906 menyelenggarakan pendidikan juru rawat, RSCM tahun 1912 ikut
menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Itulah sekolah perwat pertama yang berdiri
di Indonesia meskipun baru pendidikan okupasional.
Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara jepang tahun 1943-1945
menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran karena pekerja
perawat pada masa Belanda dan Inggris sudah dikerjakan oleh perawat yang telah
dididik, maka pada masa Jepang tugas perawat dilakukan oleh mereka yang tidak
dididik untuk menjadi perawat.
3.2.2 Masa Setelah Kemerdekaan
a. Periode tahun 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan periode awal kemerdekaan dan merupakan masa
transisi Pemerintah Republik Indonesia sehingga dapat dimaklumi jika masa ini boleh
dikatakan tidak ada perkembangan. Demikian pula tenaga perawat yang digunakan di
unit-unit pelayanan keperawatan adalah tenaga yang ada, pendidikan tenaga
keperawatan masih meneruskan sistem pendidikan yang telah ada (lulusan pendidikan
"perawat" Pemerintah Belanda)
Perkembangan keperawatan secara konseptual belum ada dan ini berlangsung
sangat lama,karena baru pada decade delapan puluhan mulai tampak ada
perkembangan.Hal ini dapat di ketahui dari tidak adanya kejelasan konsep-konsep
keperawatan di tambah tidak adanya pola ketenagaan untuk pelayanan
keperawatan,demikian pula pola pendidikan tenaga keperawatan.Bentuk-bentuk
kegiatan pelayanan keperawatan dari tahun 1945 sampai akhir tahun 1962-an masih
berorientasi pada keterampilan melaksanakan prosedur dan lebih pada perpanjangan
tangan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan medis samapi adanya perubahan konsep
tentang keperawatan sebagai profesi tahun 1983.Pendidikan tenaga keperawatan
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan lokal rumah sakit tersebut dan tidak berada
pada system pendidikan nasional.pembangunan di bidang kesehatan di mulai pada
tahun 1949.rumah sakit dan balai pengobatan mulai di bangun untuk memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit dan balai pengobatan.
Pendidkan keperawatan dari awal kemerdekaan sampai tahun 1953 masih berpola
pada pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda.sebagai
contoh,sampai dengan tahun 1950 pendidikan tenaga keperawatan yang ada adalah
pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar pendidikan umum Mulo+3 tahun untuk
mendapatkan ijazah A (perawat umum)dan ijazah Buntuk perawat jiwa.Ada juga
pendidikan perawat dengan dasar sekolah rakyat + 4tahun pendidikan yang
lulusannya di sebut mentri juru rawat.Baru pada tahun 1953 di buka sekolah pengatur
rawat dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang lebih
berkualitas.Namun,pendidikan dasar umum tetap SMP yang setara dengan Mulo
dengan lama pendidikan 3 tahun.pendidikan ini di buka di 3 tempat (yaitu
Jakarta,Bandung,dan di Surabaya),kecuali pendidikan perawat di bandung,keduanya
berada dalam institusi rumah sakit.
Tahun 1955 di buka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan dasar
umum sekolah rakyat di tambah pendidikan satu tahun dan Sekolah Pengamat
Kesehatan yaitu sebagai pengembangan SDK di tambah pendidikan satu tahun.di
tinjau dari aspek pengembangannya sampai dengan tahun 1955 ini tampak
pengembangan keperawatan tidak berpola,baik tatanan pendidikannya maupun pola
ketenagaan yang di harapkan.
Tahun 1962 di buka Akademi Keperawatan,yaitu pendidikan tenaga keperawatan
dengan dasar pendidikan umum SMA di Jakarta,di RSUP Cipto Mangunkusumo yang
sekarang kita kenal sebagai Poltekkes Jurusan Keperawatan Jakarta yang berada di
jalan Kimia No.17 Jakarta Pusat. Sekalipun sudah ada keinginan bahwa pendidikan
tenaga perawat berada pada pendidikan tinggi,namun konsep-konsep pendidikan
tinggi belum tampak. Hal ini dapat di tinjau dari kelembagaanya yang berada dalam
organisasi rumah sakit,kegiatan intitusi yang belum mencerminkan konsep pendidikan
tinggi yaitu kemandirian dan pelaksanaan fungsi perguruan tinggi yang di sebut Tri
Dharma Perguruan Tinggi,di samping itu Akademi Keperawatan tidak berada dalam
system pendidikan tinggi nasional namun,berada dalam stuktur organisasi institusi
pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Demikian juga penerapan kurikulumnya yang
masih berorientasi pada keterampilan tindkan dan belum di kenalkannya
konsep-konsep keperawatan.
b.Periode tahun 1963-1982
Pada masa tahun 1963 hingga 1982 tidak terlalu banyak perkembangan di bidang
keperawatan,sekalipun sudah banyak perubahan dalam pelayanan,tempat tenaga
lulusan Akademi Keperawatan banyak diminati oleh rumah sakit-rumah
sakit,khususnya rumah sakit besar.
c.Periode tahyn 1983-sekarang
Sejak adanya kesepakatan pada lokakarya nasional (januari 1983)tentang
pengakuandan di terimanya keperawatan sebagai suatu profesi,dan pendidikannya
berada pada pendidikan tinggi,terjadi perunahan mendasar dalam pandangan tentang
pendidikan keperawatan.pendidikan keperawatan bukan lagi menekankan pada
penguasaan keterampilan,tetapi lebih pada penumbuhan,pembinaan sikap dan
keterampilan professional keperawatan di sertai dengan landasan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan.
Perkembangan keperawatan secara konseptual belum ada dan ini berlangsung
sangat lama,karena baru pada decade delapan puluhan mulai tampak ada
perkembangan.Hal ini dapat di ketahui dari tidak adanya kejelasan konsep-konsep
keperawatan di tambah tidak adanya pola ketenagaan untuk pelayanan
keperawatan,demikian pula pola pendidikan tenaga keperawatan.Bentuk-bentuk
kegiatan pelayanan keperawatan dari tahun 1945 sampai akhir tahun 1962-an masih
berorientasi pada keterampilan melaksanakan prosedur dan lebih pada perpanjangan
tangan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan medis samapi adanya perubahan konsep
tentang keperawatan sebagai profesi tahun 1983.Pendidikan tenaga keperawatan
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan lokal rumah sakit tersebut dan tidak berada
pada system pendidikan nasional.pembangunan di bidang kesehatan di mulai pada
tahun 1949.rumah sakit dan balai pengobatan mulai di bangun untuk memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit dan balai pengobatan.
Pendidkan keperawatan dari awal kemerdekaan sampai tahun 1953 masih berpola
pada pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda.sebagai
contoh,sampai dengan tahun 1950 pendidikan tenaga keperawatan yang ada adalah
pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar pendidikan umum Mulo+3 tahun untuk
mendapatkan ijazah A (perawat umum)dan ijazah Buntuk perawat jiwa.Ada juga
pendidikan perawat dengan dasar sekolah rakyat + 4tahun pendidikan yang
lulusannya di sebut mentri juru rawat.Baru pada tahun 1953 di buka sekolah pengatur
rawat dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang lebih
berkualitas.Namun,pendidikan dasar umum tetap SMP yang setara dengan Mulo
dengan lama pendidikan 3 tahun.pendidikan ini di buka di 3 tempat (yaitu
Jakarta,Bandung,dan di Surabaya),kecuali pendidikan perawat di bandung,keduanya
berada dalam institusi rumah sakit.
Tahun 1955 di buka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan dasar
umum sekolah rakyat di tambah pendidikan satu tahun dan Sekolah Pengamat
Kesehatan yaitu sebagai pengembangan SDK di tambah pendidikan satu tahun.di
tinjau dari aspek pengembangannya sampai dengan tahun 1955 ini tampak
pengembangan keperawatan tidak berpola,baik tatanan pendidikannya maupun pola
ketenagaan yang di harapkan.
Tahun 1962 di buka Akademi Keperawatan,yaitu pendidikan tenaga keperawatan
dengan dasar pendidikan umum SMA di Jakarta,di RSUP Cipto Mangunkusumo yang
sekarang kita kenal sebagai Poltekkes Jurusan Keperawatan Jakarta yang berada di
jalan Kimia No.17 Jakarta Pusat. Sekalipun sudah ada keinginan bahwa pendidikan
tenaga perawat berada pada pendidikan tinggi,namun konsep-konsep pendidikan
tinggi belum tampak. Hal ini dapat di tinjau dari kelembagaanya yang berada dalam
organisasi rumah sakit,kegiatan intitusi yang belum mencerminkan konsep pendidikan
tinggi yaitu kemandirian dan pelaksanaan fungsi perguruan tinggi yang di sebut Tri
Dharma Perguruan Tinggi,di samping itu Akademi Keperawatan tidak berada dalam
system pendidikan tinggi nasional namun,berada dalam stuktur organisasi institusi
pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Demikian juga penerapan kurikulumnya yang
masih berorientasi pada keterampilan tindkan dan belum di kenalkannya
konsep-konsep keperawatan.
Tahun 1983 merupakan tahun kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia,
sebagai perwujudan lokakarya tersebut diatas pada tahun 1984 diberlakukan
kurikulum nasional untuk Diploma III Keperawatan.
Dari sinilah awal pengembangan profesi keperawatan Indonesia, yang sampai
saat ini masih perlu perjuangan, karena keperawatan di Indonesia sudah diakui
sebagai suatu profesi maka pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan harus
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Hal ini sejalan dengan UU No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, terutama pada pasal 32 yang berbunyi:
Ayat 3: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedeokteran atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Ayat 4: Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ulmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Tenaga keperawatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
melakukan keperawatan sebagaimana diharapkan tersebut harus dipersiapkan pada
tigkat pendidikan tinggi.
Tahun 1985 dibuka Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dan kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang S1 juga
disahkan.
Tahun 1992 merupakan tahun penting bagi profesi keperawatan, karena pada
tahun ini secara hukum keberadaan tenaga keperawatan sebagai profesi diakui
dalam undang-undang yaitu yang dikenal dengan Undang-Undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan sebagai penjabarannya.
Tahun 1995 dibuka lagi Program Studi Ilmu Keperawatan di Indonesia, yaitu di
Universitas Padjajaran Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
berubah menjadi Fakultas Keperawatan.
Tahun 1998dibuka kembali Program S1 Keperawatan yang ketiga yaitu Program
Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.kurkulum Ners
disahkan, digunakannya kurikulum ini merupakan hasil pembaruan kurikulum S1
keperawatan tahun 1985.
Tahun 1999 Program S1 kembali dibuka, yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) di Universitas Airlangga Surabaya, PSIK di Universitas Brawijaya Malang,
PSIK di Universita Hasanuddin Ujung Padang, PSIK di Universitas SUmatera Utara,
PSIK di Universitas Diponegoro Jawa Tengah, PSIK di Universitas Andalas, dan
dengan SK Mendikbud No. 129/D/0/1999 dibuka juga Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan (STIK) di St. Carolus Jakarta. Pada tahun ini juga (1999) kurikulum
DIII Keperawatan selsai diperbarui dan mulai didesiminasikan serta diberlakukan
secara nasional.
Tahun 2000 diterbitkan SK Menkes No. 67 tentanv Registrasi dan Praktik
Perawat sebagai regulasi praktik keperawatan sekaligus kekuatan hukum bagi tenaga
perawat dalam menjalankan praktik keperawatan secara profesional.
BAB 4
PENUTUP
Keperawatan dalam arti merawat orang sakit sudah dikenal sejak zaman
purba, dalam perkembangannya keperawatan mengalami bebrapa pergeeran
pandangan, yaitu yang diawali dari pandangan keperawatan sebagai pelayanan
vokasional dan hanya perpanjangan tangan tenaga medis kepada keperawatan
sebagai pelayan profesional.
Keperawatan sebagai profesi di Indonesia mulai disadari pada awal tahun
1983 yaitu setelah disepakatinya keperawatan sebagai profesi dan pendidikan
keperawatan berada pada jenjang pendidikan tinggi. Sejak tahun itulah terjadi
proses prfesionalisasi di bidang keperawatan yang berlangsung sampai sekarang.
Keperawatan sebagai profesi saat ini sudah semakin jelas, hal ini dapat dilihat
dari perkembangan pendidikan tinggi keperawatan, perkembangan konsep dan
perangkat hukum yang mengatur tentang praktik keperawatan, meskipun pada
kenyataannya praktik keperawatan profesional hingga saat ini belum dirasakan
sepenuhnya oleh masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Gaffar, LOJ. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.


Husin, M. 1999.’’Profesi Keperawatan Menyongsong Maa Depan’’. Makalah
Seminar Sehari.Surabaya
Husin, M. 1999. Pengembangan Keperawatan Sebagai Profesi di Indonesia. Jakarta:
CHS.
Kozier, B. 1998. Concepts and Issues. Mento Park California: Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
Sitorus, R. 1995. ‘’Pengembangan Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia’’.
Makalah Pelatihan Pembimbing Klinik PSIK- FKUI. Jakarta.
Taylor,C. Lilis,C., Le Mone, P., 1997. Fundamental of Nursing. Phila-delphia:
Lippincott.
Tim Buku Sejarah Yayasan PGI Cikini. 1995. Bunga Rampai Memperingati 95 Tahun
RS PGI Cikini. Jakarta: Yayasan PGI Cikini.
Yani, A. 1996. Paradigma Keperawatandan Konsep Sentral. FIK-UI

Anda mungkin juga menyukai