Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN OSTEOPOROSIS

DESA PURNAKARYA

KKN-PROFESI ANGKATAN 57

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2016

A. Latar Belakang

Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan pengurangan massa
tulang yang disertai kemunduran mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang
yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Keadaan ini berisiko tinggi karena tulang menjadi
rapuh dan mudah retak bahkan patah.
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon
estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada pria
hormon testoteron turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia 1 dari 3 wanita rentan terkena
penyakit osteoporosis. Insiden osteoporosis meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi usia
lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut usia di Indonesia, jumlah ini akan bertambah hingga
33 juta pada tahun 2020 dengan usia harapan hidup mencapai 70 tahun. Menurut data statistik Itali
tahun 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika mengalami osteopenia dan osteoporosis.
Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita
osteoporosis. Lima provinsi dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra Selatan
(27,75%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), Jawa Timur
(21,42%), Kalimantan Timur (10,5%). Prevalensi wanita yang menderita osteoporosis di Indonesia
pada golongan umur 50-59 tahun yaitu 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar 62%.
Osteoporosis tidak hanya berhubungan dengan menopause tetapi juga berhubungan dengan faktor-
faktor lain seperti merokok, postur tubuh kecil, kurang aktifitas tubuh, kurangnya paparan sinar
matahari, obat-obatan yang menurunkan massa tulang, asupan kalsium yang rendah, konsumsi
kafein, alkohol, penyakit diabetes mellitus tipe I dan II. Pencegahan osteoporosis harus dilakukan
sejak dini sampai usia dewasa muda agar mencapai kondisi puncak massa tulang (peak bone mass)
dengan membudayakan perilaku hidup sehat yang intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat, rendah lemak dan kaya
kalsium (1000-1200 mg kalsium per hari), berolahraga secara teratur, tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol.

B. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan

a. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan kepada Masyarakat desa Purna Karya mengenai pentingnya


mencegah osteoporosis khususnya pada warga lansia di desa purna karya .

b. Tujuan Khusus

Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :

Mengetahui pengertian Osteoporosis


Mencegah terjadinya osteoporosis
Mencegah komplikasi bila terkena osteoporosis

C. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Penyuluh
Penyuluh dalam kegiatan ini ialah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2013.
b. Materi Penyuluhan (terlampir)
Materi penyuluhan berupa :
Mengetahui pengertian osteoporosis
Penyebab osteoporosis
Tanda dan gejala osteoporosis
Pencegahan osteoporosis
Penatalaksaan non farmakologis osteoporosis
Komplikasi osteoporosis
c. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah slide power point dan LCD
d. Metode Penyuluhan
Ceramah
e. Peserta

Peserta yang berasal dari warga lanjut usia dari desa Purna Karya berjumlah

D. Target Luaran

Setelah dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga
mengetahui pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah.

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Tempat : Kantor Desa


Hari, Tanggal : Rabu, 07 Desember 2016
Pukul : 09.00 WITA selesai

F. Lampiran

Slide Materi penyuluhan


Absen Peserta
Dokumentasi
DOKUMENTASI

Penyuluhan Osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai