Anda di halaman 1dari 23

Epilepsi Petit

Mall
Pendahuluan
DiIndonesia belum ada data epidemiologis
yang pasti tetapi diperkirakan ada 900.000-
1,800.000 penderita.1 Meliputi kira-kira 3-4%
dari kasus epilepsy. Umumnya timbul pada
anak sebelum pubertas (4-5 tahun).
Kejang
Kejang/bangkitan epileptik adalah
terjadinya tanda/ gejala yang bersifat
sesaat akibat aktivitas neuronal yang
abnormal dan berlebihan di otak. (Fisher,
2014)
EPILEPSI
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang
ditandai dengan:
1. Minimal 2 bangkitan tanpa provokaai/
bangkitan refleks, dengan jarak antar bangkitan
lebih dari 24 jam.
2. Satu bangkitan tanpa provokasi/ bangkitan
refleks dengan kemunngkian besar berulang (
misalkan bangkitan dengan riwayat stroke,
infeksi otak, cedera kepala, tumor otak, displasia
kortikal fokal, terdapat gelombang epiletogenik
pada EEG) (Fisher et al, 2014)
Petit Mall
Epilepsi petit mal mempunyai :
Onset yang tiba-tiba
Hilang kesadaran secara spontan tanpa
hilangnya kontrol postural
Bilateral.
Berlangsung beberapa detik
Dengan kesadaran kembali semula seperti
sebelumnya
Tidak ada konfusi postictal
Gambaran EEG Bilateral
Etiologi
Etiologi epilepsi dapat dibagi atas 2
kelompok:5
Epilepsi idiopatik
Epilepsi simtomatik
Jenis Petit Mall Penurunan
Kesadaran

Gerakan
Klonus Ringan

Komponen
Atonik
Typical
Petit Mall Komponen
Seizure Tonik
Atypical
Disertai
Automatisme

Gangguan
Otonom
Anatomi & Fisiologi Otak
Transmisi Impuls pada
Neuron
Transmisi Sinaptik
Patofisiologi Epilepsi
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi
dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau
selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya
aksi glutamat atau aspartat
Patofisiologi Petit Mall Epilepsy
Terdapat beberapa hipotesis mengenai
absans yaitu antara lain absans berasal dari
thalamus, hipotesis lain mengatakan
berasal dari korteks serebri. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa absans
diduga terjadi akibat perubahan pada
sirkuit antara thalamus dan korteks serebri.
Manifestasi Klinik
keadaan mental si anak hilang terhadap
lingkungan disekitarnya.
Tidak menyadari apa yang ada disekitarnya untuk
beberapa saat.
Sementara kejang berlangsung, kelopak matanya
berkedip-kedip cepat, lengan atau kakinya
berkedutan, tersentak-sentak atau bergerak
tanpa tujuan.
Setelah serangan usai, si anak tidak menyadari
serangan yang baru dialaminya dan biasanya
melanjutkan aktivitanya seolah-olah tidak pernah
terjadi sesuatu.
Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Pola / bentuk serangan
Lama serangan
Gejalanya
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
3.Pemeriksaan penunjang
a. Elektro ensefalografi (EEG)
Rekaman EEG dikatakan abnormal.5
1) Asimetris irama dan voltase gelombang
pada daerah yang sama di kedua hemisfer
otak.
2) Irama gelombang tidak teratur, irama
gelombang lebih lambat dibanding
seharusnya misal gelombang delta.
3) Adanya gelombang yang biasanya tidak
terdapat pada anak normal, misalnya
gelombang tajam, paku (spike), paku-
ombak, paku majemuk, dan gelombang
lambat yang timbul secara paroksimal.
Elektro ensefalografi
(EEG)
Diagnosis Banding
Complex Partial Seizures
Tatalaksana
Tujuan pokok terapi epilepsy adalah
membebaskan penderita dari serangan
epilepsy tanpa menganggu fungsi normal
susunan saraf pusat agar penderita
dapat menjalani kehidupannya tanpa
ganguuan. Terapi dapat dibahagi dalam
terapi kausal dan medikamentosa.

Terapi Rehabilitasi, sosialisasi, edukasi


Terapi kausal
Terapi kausal dapat dilakukan pada epilesi simptomatik yang
penyebabnya dapat ditemukan.

Terapi medikamentosa anti kejang 1,2,4,5

Ethosuximide
Indikasi : epilepsy petit mal murni
Dosis : 20 30mg/ kg bb per hari

Sodium valproat
Indikasi : epilepsy petit mal
Dosis anak : 20 30mg/kg bb perhari

Acetazolamid
Dikenal sebagai diuretik tetapi pada pengobatan epilepsy
, mempunyai cara kerja menstabilkan keluar masuknya
natrium pada sel otak.
Indikasi : dapat dipakai pada epilepsy petit mal dan grand
mal.
PROGNOSIS
Hingga saat ini tidak ada cara untuk
mencegah epilepsy , karena kebanyakan
kasus terjadi tanpa diketahui penyakitnya.
Pasien epilepsy petit mal yang berobat
teratur ,1/3 akan bebas dari serangan
paling sedkit 2 tahun , dan biasa lebih dari 5
tahun sesudah serangan terakhir obat
dihentikan , pasien tidak mengalami
serangan lagi, dikatakan telah mengalami
remisi.5
Daftar Pustaka
Harsono S. Kapita Selekta Neurologi.Bab 3 Epilepsi. Edisi ke-2. Gadjah Mada
University Press, 2009.Pg 119-133
Hauser K , Longa B, Jameson F. Harrison`s Principles of Internal Medicine: Disorder
of Neurologic Disorder. 16th edition. Mc Craw- Hill, 2005 pg. 2357
Kusumoputro S, Simposium Epilepsi dan Penatalaksanaannya: Patofisiologi
Epilepsi, Bagian Neurologi FKUI/RSCM.1990
Limoa A. Simposium Epilepsi dan Penatalaksanaannya :Diagnostik dan Klasifikasi
Epilepsi, UPF/Laboratorium Ilmu Penyakit Saraf/RSU. Dadi FK UNHAS.1990
Rahardjo T B, Laporan Penilitian Faktor Faktor Resiko Epilepsi pada anak dibawah
usia 6 tahun. URL : eprints.undip.ac.id/18016/1/Tri Budi Rahardjo
Holowaach J,Thurston D,o`Learry J,Oficial Journal of The American Academy of
Paediatrics.
Barker W, Studies on Epilepsy: The Petit Mall attack as a response within the central
nervous system to distress in organism environmental intergration. Pg 74-93
Mardjono M, Sidharta P. Buku Neurologi Klinis Dasar. Bab XV Dasar Pemeriksaan
Neurologik Khusus. Dian Rakyat. 2003.Pg 442
Seeley,Stephens,Tate: Antomy and Physiology: Chapter 14 Integration of Nervous
System Functions. 6th ed. McGraw-Hill; 2004.pg 475
Netter Medical Artwork: Absence Petit Mal http, Elsevier 2005-2011.
URL://www.netterimages.com
Herry garna & Heda melinda nataprawira, Pedoman Diagnosis dan Terapi,
Departemen Ilmu Kesehatan Anak UNPAD, RSUP Dr. Hasan sadikin. Bandung.
2012.

Anda mungkin juga menyukai