FARINGITIS
Disusun oleh :
A. Anna Mutia
111 2016 2030
Pembimbing
dr. Yarni A., Sp. THT-KL
BAB I
PENDAHULUAN
Faringitis merupakan
peradangan dinding faring yang
dapat disebabkan oleh virus
(40-60%), bakteri (5-40%),
alergi, trauma, toksin, dan
lain-lain.2
Penularan infeksi melalui
secret hidung dan ludah
(droplet infection).2
Epidemiologi
Kontak dengan pasien penderita faringitis karena penyakit ini dapat menular melalui udara
Alergi
Faringitis Akut
Faringitis Viral
Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan
beberapa hari kemudian akan menimbulkan
faringitis.2
Gejala dan tanda faringitis viral adalah demam
disertai rinorea, mual, nyeri tenggorokan, sulit
menelan.2
Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
hiperemis. Virus influenza, coxsachievirus dan
cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat.
Terapinya adalah istirahat dan minum yang
cukup. Kumur dengan air hangat. Analgetika jika
perlu
Faringitis Bakteri
Infeksi grup A Streptokokus hemolitikus merupakan
penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%)
dan pada anak (30%).2
Gejala dan tandanya adalah nyeri kepala yang
hebat, muntah kadang-kadang disertai demam
dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.2
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring
dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul
bercak petechiae pada palatum dan faring.
Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal,
dan nyeri pada penekanan.2
Terapi:
Antibiotik. Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup A
Streptokokus hemolitikus. Penicillin G Banzatin 50.000 U/kgBB, IM dosis
tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari
dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hariatau eritromisin 4 x 500 mg/hari
Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. Pada anak 0.08-0.3
mg/kgBB, IM, 1 kali.
Analgetika
Kumur dengan air hangat atau antiseptic.
Penilaian skornya:
Faringitis akibat infeksi bakteri streptococcus group A 0: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 1%-2.5%.
dapat diperkirakan dengan menggunakan Centor criteria8, Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan antibiotic.
yaitu :
- Riwayat demam (+1) 1: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 5%-10%.
- Anterior Cervical lymphadenopathy (+1) Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan antibiotic.
- Tonsillar exudates (+1)
2: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 11%-
- Tidak ada batuk (+1) 17%. Kultur bakteri faring dan antibiotic hanya bila hasil
kultur positif
Pada modified Centor criteria ditambah kriteria umur:
3: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 28%-35%.
- 3-14 tahun (+1) Kultur bakteri faring dan antibiotic hanya bila hasil
- 15-44 tahun (0) kultur positif
- 45 tahun keatas (-1)
4-5: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 51%-
53%. Terapi empiris dengan antibiotic dan atau kultur
bakteri faring
Faringitis Fungal
Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut
dan faring. K
eluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. Pada
pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan
mukosa faring lainnya hiperemis. Pembiakan
jamur ini dilakukan dalam agar Saburoud
dextrose.
Terapi dengan Nystatin 100.000-400.000 2
kali/hari dan analgetika.2
FARINGITIS KRONIK
Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronik hiperplastik dan faringitis kronik atrofi.
Factor predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah rhinitis kronik,
sinusitis, iritasi kronik oleh rokok, minum alcohol, inhalasi uap yang merangsang
mukosa faring dan debu. Factor lain penyebab terjadinya faringitis kronik adalah
pasien yang biasa bernapas melalui mulut karena hidungnya tersumbat.2
Faringitis kronik hiperplastik
1. Rusmarjono dan Hermani B. Odinofagia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala & Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010; h.212-6
2. Rusmarjono dan Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta: 2010; h.217-9
3. Mansjoer, A (ed). 2005. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok : Tenggorok dalam:
Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FK UI.Jakarta; h.118
4. Acerra JR. Pharyngitis in Emergency Medicine. 2010. Diambil dari
http://emedicine.medscape.com/article/764304-overview#a0199.
5. Pommerville JC. Alcamo’s Fundamentals of Microbiology. Ed ke-9. Sudbury: Jones & Bartlett
Publisher; 2011; h.304-5
6. Lipsky MS, King MS. Blueprints Family Medicine. Philadelphia: Lipincott; 2010; h.87-9
7. Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose, Throat. India: Reed Elsevier; 2000; h 236-7
8. http://www.mdcalc.com/modified-centor-score-for-strep-pharyngitis/