Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RELAKSASI GENGGAMAN JARI UNTUK PENURUNAN NYERI


GASTRITIS PADA LANSIA

Oleh :
KELOMPOK F PROFESI NERS
Nama Anggota

SONYA MUSTIKA
MIFDAHTUL RAHMI YUNELKI
VIRA MASRIAN
VANADIA RAHAYU PUTRI
DIO FIRMANA SUHERMAN
RESSA NOVIHENDRI
RESTI OKTAVIA
MESI LUCIANA CINDY
PUTTRI LAWITRA
NURUL PRATIWI
FEBRI MUTHIA
BELLA PUSPITA SARI

PEMBIMBING AKADEMIK

(Ns.NURLENY,M.Kep) (Ns.YUSRIANA.M.Kep,Sp.Kep.Kom)

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


TA.2021-2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GASTRITIS PADA LANSIA

Topik : Relaksasi genggaman jari untuk penurunan nyeri gastritis pada


lansia
Sasaran : Lansia yang beresiko terkena penyakit gastritis
Waktu : 11.00 – 11.30 WIB
Hari / Tanggal : Sabtu , 23 oktober 2021
Tempat : Dirumah Penyaji
Penyuluh : Kelompok F Profesi Ners

A. LATAR BELAKANG
Menua adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
seseorang melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2015). Seiring bertambahnya usia maka setiap manusia
mengalami terjadinya perubahan yang dikenal dengan proses
“aging” yaitu perubahan yang terjadi pada setiap pertambahan
umur berupa kemunduran yang bertahap sehingga mengakibatkan
berkurangnya fungsi organ tubuh. (senja, A & Prasetyo, 2019).
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa – bangsa (PBB)
yang terdapat di dalam United Nations tentang World Population
Aging, pada tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lanjut usia
di dunia (Heri & Cicih, 2019). Di Indonesia pada tahun ke
tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2018 persentase lansia
yakni 8,97 % (23,4 juta lansia), sedangkan Pada tahun 2019,
persentase lansia mencapai 9,27 % atau sekitar 24,49 juta orang.
Sedangkan di kota Padang usia lanjut yang berumur 60 tahun ke
atas pada tahun 2019 berjumlah 653.581 orang (Dinkes, 2019).
Banyaknya penduduk lansia juga berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, karena semakin bertambahnya usia maka fungsi
organ tubuh manusia juga akan mengalami penurunan. Penurunan
ini disebabkan oleh faktor ilmiah maupun faktor penyakit

(Kemenkes, 2018). Adanya penurunan fungsi ini menyebabkan


lansia sering mengalami berbagai gangguan seperti sulit
mengingat, merasa cemas, menurunnya sistem imun, proses
degeneratif, masalah pada sendi, mudah marah bahkan sampai
gangguan tidur (Maryam, dkk, 2008 dalam Samoele, 2017). Salah
satu penyakit yang disebabkan oleh proses degeneratif adalah
gastritis (Kemenkes RI, 2019).
Menurut data dari World Health Organization (WHO),
Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita
gastritis terbanyak setelah negara China, Inggris dan kanada yaitu
berjumlah 430 juta penderita gastritis. Insiden gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya
(Kemenkes RI, 2012). Persentase dari angka kejadian gastritis di
Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
dari 238,452,952 jiwa penduduk. Gastritis adalah masalah
kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat Indonesia namun
sering disepelekan (Nugroho, 2017).
Berdasarkan data dinas kesehatan kota padang 2017
menunjukan gastritis pada lansia menempati urutan ke 2 dari 10
penyakit terbanyak dengan jumlah kasus sebesar (13.453 ) kasus,
meningkat menjadi (35.484) kasus pada tahun 2019 (Dinkes,
2019).
Dampak gastritis pada lansia terjadinya peradangan kronis
lapisan lambung, yang dapat meneybabkan perubahan struktur
lapisan lambung yang beresiko berkembang menjadi kanker, dan
pengikisan lapisan lambung (Utami & Kartika, 2018).
Penatalaksanaan gastritis ada dua yaitu secara medis dan
non medis. Secara medis diatasi dengan menginstruksikan pasien
untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang.
Bila pasienmampu makan melalui mulut, danjurkan diet
mengandung gizi. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik
saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan
terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Secara
non medis Pijat efflurage, Teknik relaksasi (napas dalam),
Kompres air hangat dan Genggam jari .
Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang
sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh
kita. Teknik genggam jari disebut juga finger hold, menggenggam
jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat
mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi,
karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan
masuknya energi pada meredian (energi channel) yang terletak
pada jari tangan kita (Utami & Kartika, 2018) . Manfaatnya dapat
mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan membuat
tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka
ketegangan pada otot berkurang yang kemudian akan mengurangi
kecemasan (Utami & Kartika, 2018).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, lansia dapat
memahami tentang relaksasi genggamm jari untuk penurunan
nyeri gastritis pada lansia
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien mampu
menjelaskan :
a. Pengertian nyeri gastritis
b. Gejala nyeri gastritis
c. Penyebab nyeri gastritis
d. Cara penanganan nyeri gastritis
e. mendemonstrasikan
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tema
a. Apa saja permasalahan lansia .
b. Apa saja pencegahan untuk mengatasi nyeri gastritis .
c. Bagaimana cara melakukan relaksasi genggaman jari.
2. Sasaran
Lansia yang mengalami nyeri gastritis.
3. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, dan demonstrasi
4. Media
a. Laeflet
b. Handphone(untuk dokumentasi : vidio)
c. Laptop (untuk presentasi)
5. Waktu dan Tenpat
Pemateri :
Hari / Tanggal : Sabtu 23 oktober 2021
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Rumah masing-masing lansia
6. Pengorganisasian dan Fungsinya
Moderator : Resti Oktavia, S.Kep
Presenter : Nurul Pratiwi, S.Kep
Fasilitator :Mifdahtul Rahmi Yunelki, S.Kep
Dio Firmana Suherma, S.Kep
Vanadia Rahayu Putri, S.Kep
Ressa Novihendri, S.Kep
Vira Masrian, S.Kep
Sonya Mustika, S.Kep
Observer : Mesi Luciana Cindy S.Kep
Febri Mutia, S.Kep
Bella Puspita Sari, S.Kep
Notulen : Puttri Lawitra, S.Kep

Tugas
a. Peran Moderator

 Membuka dan menutup acara

 Memperkenalkan diri dan anggota kelompok

 Menata tertibkan acara penyuluhan

 Menjaga kelancaran acara

 Memimpin diskusi

 Kontrak waktu dan bahasa

 Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama keluarga

pasien

b. Peran Presenter

 Menyajikan materi penyuluhan

 Bersama fasilitaror menjalin kerja sama dalam

penyuluhan

 Menjawab pertanyaan

c. Peran Observer

 Mengamati jalannya acara

 Mengevaluasi kegiatan

 Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan

d. Peran Fasilitator

 Memotivasi peserta penyuluhan

 Menjadi contoh dalam kegiatan

 Menjawab pertanyaan audien


 Membagikan leaflet

 Menjalankan absensi penyuluhan

 Mengambil dan mengumpulkan absensi

 Menyediakan perlengkapan alat dan media penyuluhan

 Mengatur setting tempat penyuluhan

7. Setting Tempat

: Presentator : Laptop

: Dosen Pembimbing
: Moderator
: Observers
: Audiens (Lansia)
: Fasilitator
8. Rencana Kegiatan
Tahap
Kegiatan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu

Pendahuluan 1.Mengucapkan salam 6.Menjawab salam


( 5 menit ) 2.Memperkenalkan diri 7.Mendengarkan dan
3.Menjelaskan topik penyuluhan memperhatikan
4.Membuat kontrak waktu dan
bahasa 8.Mendengarkan
5.Menjelaskan tujuan kegiatan
9.Menyetujui kontrak
waktu
10. Mendengarkan dan
memperhatikan.
Pelaksanaan  Menggali pengetahuan 11. Mengemukakan
( 20 menit ) pengertian tentang gastritis pendapat
 Memberi reinforcemen positif
pada pasien atas pendapat  Mendengarkan dan
pasien memperhatikan
 Menjelaskan materi tentang
gastritis  Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan memperhatikan
penyebab gastritis lansia 12. Mengemukakan
pendapat
 Memberi reinforcemen positif
pada pasien atas pendapat  Mendengarkan dan
pasien memperhatikan
 Menjelaskan materi tentang
penyebab gastritis  Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan tanda memperhatikan
dan gejala gastritis lansia
 Memberi reinforcemen positif 13. Mengemukakan
pada pasien atas pendapat
pasien pendapat
 Menjelaskan materi tentang
tanda dan gejala gastritis pada  Mendengarkan dan
lansia memperhatikan
 Menggali pengetahuan
penanganan tentang gastritis  Mendengarkan dan
pada lansia memperhatikan
 Memberi reinforcemen positif
pada pasien atas pendapat
pasien
 Menjelaskan materi tentang
penanganan gastiritis pada
lansia
 Menjelaskan relaksasi
genggam jari untuk
penurunan nyeri gastritis pada
lansia
 Menggali pengetahuan
pasien tentang tentang
relaksasi genggam jari
untuk penurunan nyeri
gastritis pada lansia
 Memberi reinforcemen
positif pada pasien atas
pendapat pasien

 Memberikan kesempatan pada


pasien untuk bertanya
 Memberi reinforcement pada
pasien atas pertanyaan pasien
 Melengkapi atau memberikan
penjelasan atas pertanyaan
pasien

Penutup  Mengevaluasi dan 14. Memberikan


( 5 menit ) menyimpulkan materi pertanyaan
penyuluhan yang telah  Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan
 Salam penutup
 Mengemukakan
pendapat

 Mendengarkan dan
memperhatikan

 Mendengarkan dan
memperhatikan serta ikut
menyimpulkan

 Menjawab salam

D. Evaluasi
1. Struktur
a. Diharapkan waktu dan tempat sesuai dengan perencanaan.
b. Diharapkan media dan alat sessuai dengan perencanaan.
c. Diharapkan peran dan tugas pemateri sesuai dengan
perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan pasien berperan aktif selama kegiatan.
b. Diharapkan pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir.
3. Evaluasi Hasil
75% Pasien mampu :
a. Diharapkan pasien dapat menjelaskan pengertian nyeri
gastritis.
b. Diharapkan pasien dapat menyebutkan gejala nyeri
gastritis.
c. Diharapkan pasien dapat menyebutkan penyebab nyeri
gastritis.
d. Diharapkan pasien dapat menyebutkan penanganan nyeri
gastritis.
e. Demonstrasi

E. LAMPIRAN
Materi Penyuluhan
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa

lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel

radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang

banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian

penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih

banyak dari pada wanita. Laki- laki lebih banyak mengalami gastritis karena

kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung. Gastritis

merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung Peradangan ini dapat

mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel

mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran

pencernaan.

2. Tanda dan Gejala Gastritis

a. Nyeri ulu hati

b. Mual, muntah

c. Tekanan darah menurun, pusing

d. Keringat dingin

e. Nadi cepat

f. Kadang berat badan menurun

g. Nafsu makan menurun

h. Perut terasa kembung

3. Penyebab Gastrtis
a. Pola makan tidak teratur

b. Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong,

rujak, dll)

c. Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos, dll)

d. Suka makan makanan yang banyak

mengandung gas (kubis/kol, sawi, nangka, dll)

e. Suka minum kopi


f. Stress

g. Suka minuman beralkohol

h. Kebiasaan merokok

i. Kuman helicobacter pylory

4. Jenis-Jenis Gastritis

a. Akut : terjadi mendadak/baru (kurang dari 6 bulan)

b. Kronik : terjadi menahun/lama (lebih dari 6 bulan)

5. Bahaya Jika Gastritis Tidak Ditangani

a. Perdarahan saluran cerna

b. luka pada dinding lambung

c. Kebocoran pada dinding lambung

d. Gangguan penyerapan makanan

e. Kanker lambung

6. Cara Mencegah Sakit Gastritis

a. Makan teratur setiap 2-4 jam


b. Mengurangi makan makanan yang merangsang lambung

seperti makanan pedas, asam, dan bergas.

c. Menyediakan makanan ringan

d. Mengurangi stress dengan mendekatkan diri pada Allah

7. Penatalaksanaan

a. Secara Medis

Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang.

Bila pasienmampu makan melalui mulut, danjurkan diet

mengandung gizi. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan

secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang

dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila

gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat

asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan

penetralisasian agen penyebab.

b. Secara Non medis

1. Pijat efflurage

2. Teknik relaksasi (napas dalam)


3. Kompres air hangat

4. Relaksasi Genggam jari


Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik
relaksasi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan

oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta

aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik genggam jari

disebut juga finger hold (Fang et al. 2017) .

Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam

(relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan

ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan

menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi

pada meredian (energi channel) yang terletak pada jari

tangan kita (Rogayah, 2017).

Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan

rangsangan secara refleks (spontan) pada saat genggaman.

Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam

gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang

tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu

diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang

mengalami gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi

menjadi lancar. (Wijayanti & Dirdjo, 2015).

Waktu pelaksanaan relaksasi genggam jari

Teknik relaksasi genggam jari dapat di laksanakan

ketika pasien merasakan nyeri. Bisa juga dilakukan pada

saat pasien rileks .

Cara pelaksanaan teknik genggam jari


Cara melakukan teknik genggam jari untuk mengurangi adalah

sebagai berikut:

a. Anjurkan pasien untuk berada dalam posisiyang nyaman dan

rileks b. Minta pasien untuk menggenggam salah satu jari dimulai

dari ibu jari sambil menarik nafas dalam dan lembut

c. Minta pasien untuk menghembuskan nafas secara perlahan

sambil melepaskan perasaan yang mengganggunya (perasaa nyeri)

d. Anjurkan pasien untuk melakukanya selama 2-3 menit untuk

masing-masing jari

e. Minta psien untuk melakukan hal serupa pada sembilan jari

lainnya

Pengaruh teknik relaksasi genggam jari untuk menurunkan nyeri

Pengaruh relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap

penurunan nyeri menurut teori disebabkan karena dengan

mengenggam jari akan membebaskan energi-energi yang terkunci

yang disebut dengan safety energy locks sehingga aliran energi

menjadi lancar (Hill, 2018). Potter dan Perry (2018) menyatakan

bahwa teknik relaksasi efektif menurunkan denyut jantung dan

tekanan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan

kesejahteraan, dan mengurangi tekanan gejala pada individu

yangmengalami berbagai macam situasi. Teknik relaksasi genggam

jari dan nafas dalam, dengan menggenggam jari akan

menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen non

nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor akan mengakibatkan


tertutupnya pintu gerbang di thalamus sehingga stimulus yang

menuju korteks serebri terhambat sehingga intensitas nyeri dapat

berkurang (Pinandita, Purwanti, & Utoyo, 2012). Menurut

Smeltzer dan Bare (2002) faktor-faktor yang dapat meredakan

nyeri misalnya dengan gerakan, pengerahan

tenaga, istirahat dan apa saja yang dipercaya seseorang yang dapat

membantu mengatasi nyerinya. Menurut Prasetyo (2010) apabila

impuls yang dibawa serabut nyeri yang berdiameter kecil melebihi

impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka gerbang

akan terbuka sehingga perjalanan impuls nyeri tidak terhalangi

sehingga impuls akan sampai keotak. Sebaliknya, apabila impuls

yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta lebih mendominasi,

gerbang akan menutup sehingga impuls nyeri akan terhalangi

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes. (2019). Dinas Kesehatan Kota Padang.
Nugroho, W. (2015). Keperawatan gerontik & geriatrik. buku kedokteran EGC.
Padang, dinas kesehatan kota. (2019). profil kesehatan kota padang.
senja, A & Prasetyo, T. (2019). perawatan lansia.
Utami, adinna dwi, & Kartika, imelda rahmayunia. (2018). Terapi
Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: REAL in Journal,
1(3), 123–132. https://dx.doi.org/10.32883/rnj.v1i3.341.g109

Anda mungkin juga menyukai