Pendahuluan:
Demam; Peningkatan suhu tubuh berkaitan
ketidakmampuan tubuh utk menghilangkan panas
ataupun mengurangi produksi panas ( Isnaeni,2014. )
Hipertermi ; terapi non farmakologi dg
“ Kompres” hangat, dingin, alkohol.
Lokasi: dahi ( fore head ), leher ( nape of neck ),
ketiak ( armpit ), lipat paha ( groin ).
1. Pengertian:
3. Manfaat:
1. Memberikan rasa nyaman
2. Tehnik Tapid Sponge > efektif/cepat menurunkan suhu
tubuh.
3. Perbedaan dg kompres hangat sebesar 0,2 %
4. Indikasi:
Febris/demam dg suhu diatas 38 derjad celsius.
Tidak ada luka pada daerah pemberian Tepid Sponge.
Tidak diberikan pada neonatus ( 6 bulan s/d 3 thn ).
As-Kep:
1.Pengkajianan
2.Masalah Keperawatan: “ Hipertermi”
3.Perencanaan: (NOC & NIC)
Kriteria: - Mengembalikan suhu tubuh dlm rentang nolmal .
- Mengembalikan tubuh kedalam kondisi
sefisiologis mungkin.
4. Implementasi
5. Evaluasi
TERIMA KASIH
P.2
INTERVENSI KEPERAWATAN PD BAYI DAN
ANAK
A. Oksigen Pd anak
B. Nebulisasai
C. Suctioning
D. Pemasangan infus pd bayi & anak
E. Transfusi darah
F. Pencegahan infeksi lingkungan pd BBL
OKSIGENASI PADA ANAK:
Pendahuluan:
Perbedaan anatomi jln nfs bayi & anak, subglotis lebih sempit &
lebih tegang dg tlg rawan yg kurang berkembang dari dewasa.
OK itu jln nfs mudah tersumbat oleh lendir, darah, edema atau
perbedaan tekanan saat usaha bernfs.
Tulang2 iga & intercostae sangat lentur dan kurang menyokong
paru, sehingga kapasitas residu berkurang.
Adanya sumbatan inspirasi aktif menyebabkan gerakan dada
paradoksal dg retraksi sternal.
Bayi & anak membutuhkan O2 perkilogram BB lebih besar
karena tingginya metabolisme ( 6 - 8 ml/kg BB/menit.), dewasa
3-4 ml/kg/menit.
Pengertian:
1. Hipoksemia Arterial;
- Tekanan partial O2 rendah
- Hipoventilasi alvioli
- Ketidak sesuaian ventilasi & perfusi
- Pirau kanan ke kiri
2. Gangguan sistem transportasi oksigen -hemoglobin;
- Perfusi jaringann tdk adekuat
- Kadar hemoglobin rendah
-Kurva disosiasi O2 abnormal
- Keracunan histotoksik dari enzim intraseluler.
Indikasi Terapi Oksigen:
Cardiac- respiratory Arrest
Hipoksemia ( Pa O2 < 60 mmHg, Sa O2 < 90 % )
Hipotensi
Curah jantung rendah dan asidosis metabolik
Distress Respirasi
Tujuan:
1. Mengatasi hipoksemia.
Bila tek’O2 menurun terjadi hipoksemia darah arteri,
dapat diperbaiki dg meningkatkan fraksi O2 udara yg
dihisap pd inspirasi.
2.Menurunnya usaha bernafas ( Work of breathing).
Usaha bernafas yg meningkat mrp’ respons terhadap
hipoksemia.Meningkat konsentrasi O2 udara inspirasi
memungkinkan pertukaran gas alveoli. Hasilnya kebutuhan
ventilasi total akan menurun sehingga usaha nafas akan
berkurang tanpa mempengaruhi tingkat oksigenasi.
Ex:
Sungkup Muka dg Ventury ( Venturi Mask )
Prinsip; Gas yg dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup,
kemudian akan dihimpit utk mengatur suplai O2 sehingga
tercipta tekanan negatif akibatnya udara luar dapat dihisap dan
aliran udara yg dihasilkan lebih banyak
4 -14 L/mt dg konsentrasi 30-55 %.
Evaluasi Terapi Oksigen:
Homeostatis Kardiopulmonal.
Penghentian Oksigen:
Bila O2 arteri adekuat, pasien dapat bernafas dg udara kamar. (
Pa O2 > 8 kPa, Sa O2 > 90 % ).
Efek Samping:
Iritasi
Infeksi
Suara serak ( dysphonia).
=ooo=
PENCEGAHAN INFEKSI LINGKUNGAN PD BBL
PRODI KEPERAWATAN
STIKes INDONESIA
Pendahuluan:
1.Pengertian:
Merupakan perilaku awal yg harus dilakukan pada
BBL , karena rentan terhadap infeksi
2. Tindakan Pencegahan Infeksi:
1. Cuci tangan seb’ & sesudah kontak dg bayi.
2. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yg
belum dimandkan.
3. Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat
tinggi/steril, jika menggunakan deeley sebaiknya
pakai yg baru/bersih /satu bayi.
4. Pastikan semua linen dalam keadaan bersih.
5. Pastikan timbangan, pita pengukur,dll dalam
keadaan sudah bersih/dekontaminasi & dibersihkan
setelah digunakan.
6. Anjurkan ibu menjaga kebversihan diri t/u payudara
& papila mamae
7. Bersihkan muka, pantat dan tali pusat BBL dg air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
8. Menjaga bayi dari orang yg menderita infeksi &
pastikan sudah cuci tangan.