Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN PENYULUHAN MAHASISWA

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

JUDUL PROGRAM :

PENYULUHAN MENGENAI “PENCEGAHAN KONSTIPASI”

BIDANG KEGIATAN:
PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

Sanidya Nisita Pratiwimba


132023143006

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
FLASH SUMMARY

Nama Kegiatan PROMOSI KESEHATAN


“PENCEGAHAN KONSTIPASI”
Deskripsi Kegiatan Promosi kesehatan merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Kegiatan ini
bertujuan untuk melatih mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dalam memberikan edukasi disertai dengan
penyuluhan tentang cara pencegahan dan penanganan konstipasi
yang terjadi pada usia lanjut (lansia)
Waktu dan Tempat Hari, Tanggal : Senin 06 September 2021
Pelaksanaan Kegiatan Pukul : 09.00 WIB – 09.20 WIB
Tempat : Rumah
Bentuk Kegiatan Penyuluhan tentang cara pencegahan dan penanganan konstipasi
yang terjadi pada usia lanjut (lansia).
Sasaran Kegiatan Ny. S (68 tahun)

I. LATAR BELAKANG
Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan
terjadi banyak perubahan seiring dengan proses penuaanya salah satu dari
perubahan tersebut adalah perubahan pada system gastrointestinal. Keluhan yang
sering dijumpai ialah sembelit atau konstipasi, yang disebabkan kurangnya kadar
selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun (Lilik, 2011). Salah
satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB). Konstipasi atau sembelit sering dikeluhkan oleh usia lanjut, yang
dapat disebabkan karena usia lanjut kurang aktifitas, kurang masukan air (kurang
dari delapan gelas/1.600 cc per hari) serta diet kurang serat (kurang dari 20 gram
serat per hari) cendrung mudah mengalami konstipasi (Supartondo, dkk. 2000).
Pada umumnya, lansia menganggap konstipasi sebagai hal yang biasa.Sekitar
30–40% orang diatas usia 65 tahun di Inggris mengeluh konstipasi, 30% penduduk
diatas usia 60 tahun merupakan konsumen yang teratur menggunakan obat
pencahar. Sekitar 20% populasi diatas 65 tahun di Australia, mengeluh menderita
konstipasi (Siswono, 2003). Namun jika tidak diatasi, konstipasi dapat
menimbulkan situasi yang lebih serius seperti impaksi (feses menjadi keras dan
kering) dan obstruksi. Konstipasi kronis dapat mengakibatkan divertikulosis,
kanker kolon dan terjadinya hemoroid (Sudoyo, dkk, 2006 dalam Mulyani 2012).
Kejadian kanker kolon menempati urutan ke-4, dan menempati peringkat ke-2
penyebab kematian karena kanker di dunia. Di Indonesia, karsinoma kolon
termasuk dalam sepuluh jenis kanker terbanyak dan menempati urutan keenam dari
penyakit keganasan yang ada. Menurut penelitian Hastuti (2010) di RSUP dr.
Kariadi Semarang terdapat 101 kasus kanker kolon dan rektum. Menurut hasil
penelitian Zendrato (2009) proporsi penderita kanker colorectal terbanyak pada
kelompok umur ≥ 40 tahun yaitu 73,2%.

Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan sebagian besar penduduk


Indonesia masih kurang konsumsi serat dari sayur dan buah, kurang olah raga dan
bertambah makan makanan yang mengandung pengawet. Keadaan ini tentu saja
menimbulkan gangguan dalam pencernaan dengan keluhan yang sering timbul
antara lain kembung dan tidak dapat buang air besar secara lancar atau konstipasi.
Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4- 30% pada
kelompok usia 60 tahun ke atas atau lansia. Insiden konstipasi meningkat seiring
bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas Pada suatu penelitian pada
orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen
wanita dan pria 26 persen (Wahyu, 2012).

Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan


mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan
keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga maka dari itu peran keluarga dapat
ditinggkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan pada keluarga tersebut.
Anjurkan keluarga dalam modifikasi diet tinggi serat serta cairan yang adekuat,
menetapkan peningkatan aktivitas fisik pada lansia, menetapkan keteraturan
defekasi (Maas, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dan memahami lebih jauh tentang peran keluarga
dalam pengecahan konstipasi pada lansia.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit tentang cara pecegahan
Konstipasi, peserta penyuluhan dapat memahami serta mengaplikasikan cara-cara
untuk mencegah Konstipasi melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) sehingga dapat mengatasi konstipasi.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
1. Mengetahui tanda gejala konstipasi
2. Mengetahui faktor penyebab konstipasi
3. Mengetahui pencegahan konstipasi

IV. MANFAAT
Promosi Kesehatan apabila dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan
akan bermanfaat dalam hal merubah perilaku masyarakat dari yang kurang baik
menjadi lebih baik. Dengan adanya promosi kesehatan ini akan meningkatkan
pengetahuan mengenai bagaimana cara mencegah Konstipasi.
Sebagaimana tujuan Promosi Kesehatan adalah “Knowledge, Attitude,
Practice” agar tahu, mau dan mampu melaksanakan program kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini jajaran atau praktisi kesehatan dituntut untuk
tidak bosan-bosannya melakukan Promosi Kesehatan kepada masyarakat dimanapun
dan kapanpun.

V. NAMA DAN BENTUK KEGIATAN


Adapun nama dan bentuk kegiatan sebagai berikut :
Nama Kegiatan : Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Bentuk Kegiatan : Videografis
VI. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan “Pencegahan dan Penanganan Konstipasi”
Hari : Senin
Tanggal : 6 September 2021
Waktu : 09.00 WIB – 09.20 WIB
Tempat : Rumah yang bersangkutan

VII. PESERTA
Adapun peserta yang mengikuti pelaksanaan penyuluhan ini adalah keluarga klien dan
klien.

VIII. SATUAN ACARA PENYULUHAN


Rincian satuan acara penyuluhan secara lengkap terlampir (Lampiran 1)

IX. LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN


Rincian lembar observasi penyuluhan secara lengkap terlampir (Lampiran 2).

X. DAFTAR HADIR PESERTA


Form daftar hadir peserta dan panitia secara lengkap terlampir (Lampiran 3).

XI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun sebagai acuan terselenggaranya kegiatan ini
dengan baik. Semoga segala apa yang kita susun, rencanakan, dan laksanakan dapat
benar terwujud dengan baik sebagai bentuk aplikasi dari usaha nyata. Atas dukungan
dan partisipasi aktif dari segala pihak, kami sampaikan terima kasih.
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
KEGIATAN
“PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KONSTIPASI”

Sidoarjo, 06 September 2021

Nama Mahasiswa

Sanidya Nisita Pratiwimba


NIM. 132023143006

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Retno Indarwati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep


197803162008122002
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan dan Penanganan Konstipasi

Sasaran : Keluarga klien dan klien

Tempat : Rumah yang bersangkutan

Hari, Tanggal : Senin, 06 September 2021

Waktu : 09.00 WIB – 09.20 WIB

1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir proses penyuluhan, keluarga klien diharapkan mampu mengaplikasikan


cara-cara dalam pencegahan Konstipasi.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:

1. Mengetahui tanda gejala konstipasi


2. Mengetahui faktor penyebab konstipasi
3. Mengetahui pencegahan konstipasi

2. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dalam program penyuluhan ini adalah keluarga klien dan
klien.

3. Materi
Pengertian, Pencegahan, Tanda dan Gejala Konstipasi, serta pencegahan Konstipasi.
4. Media
1) Videografis
5. Kegiatan Penyuluhan
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Menit Pembukaan :

09.00 – 1. Membuka kegiatan dengan


09.03 mengucapkan salam.
Menyimak jalannya
WIB 2. Memperkenalkan diri
prosesi pembukaan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

09.03 – 1) Menjelaskan pengertian


09.18 Konstipasi
Menyimak jalannya inti
WIB 2) Menjelaskan pencegahan dari penyuluhan
Konstipasi

3) Evaluasi terkait bagaimana cara


menangani dan mencegah
Konstipasi

3. 10 Menit Terminasi :

09.18 – 1. Mengucapkan terimakasih atas


10.30 peran serta peserta.
WIB Mengucapkan salam penutup
6. Setting Tempat

Keterangan:

: Pemateri

: Peserta

8. Materi Penyuluhan

A. Pengertian Konstipasi
Konstipasi adalah suatu penurunan frekuensi pergerakan usus yang disertai dengan
perpanjangan waktu dan kesulitan pergerakan feses (Stanley, 2007). Konstipasi merupakan
kondisi di mana feses mengeras sehingga susah dikeluarkan melalui anus, dan
menimbulkan rasa terganggu atau tidak nyaman pada rektum. Konstipasi dapat terjadi
pada semua lapisan usia, yang pada umumnya ditandai dengan frekuensi buang air besar
yang rendah (kurang dari 3 kali dalam satuminggu) (Lilik, 2011).

B. Penyebab Konstipasi

a. Pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau kurang
minum.

b. Kurang aktif dan jarang melakukan olahraga.

c. Mengabaikan keinginan untuk buang air besar.

d. Rasa tidak leluasa saat menggunakan toilet.


e. Kekurangan atau kelebihan berat badan.

f. Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi.

g. Penyakit atau kondisi medis lain, misalnya diabetes, prolaps rektum,


penyumbatan atau penyempitan usus, kanker usus besar, stroke, penyakit
Parkinson, cedera saraf tulang belakang, hipotiroidisme, serta
hipertiroidisme.

h. Efek samping obat-obatan tertentu, contohnya suplemen kalsium,


suplemen zat besi, antasida yang mengandung aluminium, obat diuretik,
analgesik yang mengandung opium (seperti kodein dan morfin),
antidepresan, antiepileptik untuk pengobatan epilepsi, serta antipsikotik
untuk pengobatan skizofrenia dan penyakit kejiwaan lainnya. Jika
penyebabnya memang obat, konstipasi biasanya akan reda saat Anda
berhenti meminum obat tersebut.

C. Tanda dan Gejala Konstipasi


a. Mengejan berlebihan saat BAB
b. Massa feses yang keras
c. Perasaan tidak puas saat BAB
d. Sakit pada daerah rektum saat BAB
e. Menggunakan jari-jari untuk mengeluarkan feses

D. Cara Mencegah dan Mengatasi Konstipasi


Konstipasi termasuk kondisi kesehatan yang bisa kita hindari. Beberapa langkah
sederhana untuk mencegah kondisi ini adalah:
• Memperbanyak konsumsi serat, misalnya dengan makan sayur, buah, beras
merah, sereal, biji-bijian, serta kacang-kacangan.
• Meningkatkan konsumsi cairan, setidaknya 1,5-2 liter tiap hari.
• Menghindari terlalu banyak mengonsumsi susu dan kafein. Konsumsi terlalu
banyak susu dapat meningkatkan kemungkinan konstipasi, sedangkan kafein
dapat menimbulkan dehidrasi yang bisa memicu sembelit.
• Rutin berolahraga setidaknya 30 menit sehari.
• Jangan mengabaikan keinginan untuk buang air besar. Kebiasaan menahan
keinginan buang air besar akan meningkatkan risiko konstipasi.
• Mengatur kebiasaan buang air besar agar dapat dilakukan dengan leluasa dan
nyaman.
DAFTAR HADIR PESERTA

PENYULUHAN

“PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KONSTIPASI”

NO NAMA TANDA TANGAN

1. Sri Rahayu (Klien) 1.

2. Intan Permata Kalista (Menantu Klien) 2.

Anda mungkin juga menyukai