Anda di halaman 1dari 25

NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 1O JANUARI 2018, 13.30

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut, Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini

a. Membangun Tim Kerja


Untuk menangani satu masalah kesehatan disuatu daerah, Kepala
Puskesmas mengumpulkan pegawai terkait dan memerintahkan
mereka untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Perbedaan tim
kerja dengan kelompok kerja. Kelompok kerja adalah sebagai
kelompok yang berinteraksi terutama untuk membagi informasi dan
mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang
tanggung jawabnya. Tim Kerja adalah kelompok yang upaya-upaya
individunya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar dari pada
jumlah masukan-masukan secara individual. Sebuah tim adalah
sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan keterampilan
yang berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan
pendekatan yang sama yang tanggungjawabnya diambil bersama.
Ciri-ciri tim efektif : Kejelasan tujuan, keterampilan yang relevan,
komitmen, saling percaya, komunikasi yang baik, kemampuan
negosiasi, kepemimpinan yang tepat, dukungan internal dan
eksternal.
b. Komitmen
Komitmen adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang
individu mengenal dan terikat pada organisasi. (Griffin). Komitmen
adalah keinginan untuk tetap menjadi angota, dan berupaya bersikat
sesuai keinginan organisasi. (Fred Luthan).

5. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 11 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Sosialisasi Manajemen di Puskesmas dalam melaksanakan program-
program Tahun ada dalam perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : SALASA, 06 FEBRUARI 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini

1. Diare
Diare adalah berak lembut sampai encer (mencret) yang lebih dari biasanya
(3 kali atau lebih dalam sehari) yang disebabkan oleh rotaries (virus),
esherrichia coli enterotoksigenik (ETEC), shigella, Campylobacter jejuni.
Dalam upaya mencegah terjangkitnya masyarakat oleh penyakit diare, salah
satu upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Saketi adalah dengan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit
berbasis lingkungan dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami apa itu
Diare dan DBD, bagaimana cara penularannya serta bagaimana cara
mencegahnya serta masyarakat dapat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Secara umum diare dapat digolongkan menjadi 2 (Dua)
Kelompok, yaitu :
a. Diare karena bakteri Escherrichia coli (E.coli)
Penyebab : bakteri E. coli

Bakteri ini dapat masuk ketubuh kita melalui : Makanan yang


terkontaminasi, Air minum yang tidak direbus sampai mendidih, Air
sungai yang tercemar bakteri E. coli, Tangan yang terkontaminasi dengan
bakteri E.Coli dan Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri
E.Coli.

Cara Pencegahan : Menutup makanan dengan tudung saji, Mencuci


tangan dengan sabun setelah BAB, Mencuci tangan dengan sabun
sebelum menyiapkan makanan, Menggunakan sumber air bersih untuk
mencuci dan mengolah makanan, Merebus air sampai dengan air bersih,
Penyediaan dan penggunaan air bersih dan memenuhi syarat,
Pemeliharaan sumber air minum, Memberikan asi, Membuang tinja bayi
di jamban.

b. Diare karena keracunan makanan


Penyebab :Campylobacter jejuni (vibrio fetus), Pesticida.

Tempat berkembang biak : Binatang piaraan, Makanan kadaluarsa,


Makanan dan tempat makanan yang tercemar pestisida

Bakteri ini dapat masuk ketubuh kita melalui : Makanan yang tidak
dimasak dengan benar, Susu yang tidak dimasak , Makanan yang
kadaluarsa, Makanan yang tercemar pestisida.

Cara Pencegahan : Memasak makanan dengan benar, Susu harus


dipasteurisasi, Mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar,
Menyimpan pestisida atau bahan bercun lainnya ditempat yang berlainan
dengan tempat menyimpan bahan makanan, Tidak memakan makanan
yang kadaluarsa/basi, Mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah
makanan, menghidangkan dan makan, dan Menyimpan makanan pada
suhu tertentu.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aigypti.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui :

 Seseorang yang dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan


sumber penyakit
 Bila digigit nyamuk virus terhisap ke dalam lambung nyamuk, berkembang
biak, masuk ke dalam kelenjar air liur nyamuk setelah 1 minggu di dalam
tubuh nyamuk, bila nyamuk menggigit orang sehat akan menularkan virus
dengue
 Virus dengue tetap berada di dalam tubuh nyamuk sehingga dapat
menularkan kepada orang lain lagi dan seterusnya.

Cara Pencegahan :

 Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3-M, yaitu : Menguras bak mandi,


tempat minum burung, vas bunga, dan tempat penampungan air, Menutup
tempat penampungan air bersih, Mengubur barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan.

5. Kesimpulan

Dalam upaya mencegah terjangkitnya penyakit berbasis lingkungan, maka kita


harus meniungkatkan kesehatan pribadi dan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

6. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 07 MARET 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan


gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang
tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulaidari dalam kandungan
dan baru terlihat saat anak usia dua tahun.

Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-


anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi dibawah minus(stunting
sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis)di ukur dari standar
pertumbuhan anak keluaran WHO.

Menurut WHO diseluruh dunia diperkirakan ada 187 juta anak di


bawah usia lima tahun pertumbuhannya terlambat karena stunting. Selain
pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan
otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan
belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Stunsing dan
kondisi lainterkait kurang gizi, juga di anggap sebagai salah satu faktor
resiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.

Penyebab Stunting :

1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama


2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan hormon yang di picu oleh stres
5. Sering menderita di awal kehidupan seorang anak
Gejala Stunting :

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak nampak lebih muda/kecil
untuk usianya.
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda.
Mencegah Stunting :

Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan


dan dua tahun pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan
berdampak buruk pada kesehatan, kognitif dan fungsional ketika dewasa.

5. Kesimpulan
a. Balita yang tidak diberikan ASI secara Ekslusif 27.6 menderita
stunting.
b. Balita yang mendapatkan pola asuh yang kurang baik 6 % menderita
stunting.
c. Balita yang pendapatan keluarganya yang kurang baik 27,6 %
menderita stunting.
d. Tingkat pendidikan ibu yang rendah 10,3 % balitanya menderita
stunting.
e. Balita yang memiliki jumlah keluarga yang lebih dari lima orang 37.9
% menderita stunting.
f. Balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi 75,9 % menderita
stunting.
g. Balita yang tidak memanfaatkan pelayanan posyandu 48,3% menderita
stunting

6. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 11 APRIL 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini

ORI (Outbreak Respone Immunization) adalah kegiatan imunisasi


tambahan yang khusus dilakukan di daerah yang mengalami kejadian
yang luar biasa (KLB) sebanyak 3 putaran dengan jarak antara dosis
pertama - kedua adalah 1 bulan dan dosis kedua – ketiga adalah 6 bulan
dengan ketentuan sebagai berikut :

- Imunisasi DPT-HB-Hib untuk anak usia < 5 tahun.


- Imunisasi DT untuk anak usia 5 sampai < 7 tahun.
- Imunisasi Td untuk anak usia > 7 tahun.
GEJALA :

- Demam lebih kurang 38ºC


- Adanya pseudomembran di tenggorokan yaituselaput berwarna putih
keabuan/kebiruan yang tidak mudah lepas dan mudah berdarah.
- Hidung berair.
- Bengkak di area leher seperi leher sapi.
- Nyeri saat menelan.
- Kesulitan bernafas atau sesak nafas disertai bunyi (stridor).
AKIBAT :

- Tersumbatnya saluran pernafasan.


- Peradangan dan kelumpuhan otot jantung.
- Kematian.

5. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 06 JUNI 2018, 13.30

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Ada

4. Pembahasan rapat hari ini

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi cacing


usus (soil transmitted helmithes) di dalam tubuh manusia.
Cacingan adalah kumpulan gejala adanya cacing di dalam tubuh.

A. Etiologi
a. cacing gelang
b. cacing tambang
c. cacing kremi
d. cacing cambuk
e. cacing pita
f. cacing hati
B. Cara Penularan
Cara penularan cacingan dapat melalui:
1. Melalui oral bila makan tidak mencuci tangan.
2. Mengkonsumsi daging terinfeksi cacing yang tidak di masak
dengan matang.
3. Melalui vector yang membawa telur cacing dan hinggap di
makanan.
4. Melalui kulit bila tidak menggunakan alas kaki

C. Gejala Klinis
Gejala yang timbul akibat cacingan antara lain:
a. Adanya cacing yang keluar dari liang dubur
b. Gatal-gatal pada kulit bekas larva masuk
c. Kurang darah
d. Gangguan pencernaan seperti mulas-mulas, sembelit atau diare.
e. Perut tampak membucit
f. Menggaruk dubur pada waktu tidur.

D. Pengobatan Penyakit Cacingan


a. Pyrantel pamoate
b. Albendazole.
c. Mebendazole atau Albendazole

E. Pencegahan Penyakit Cacingan


a. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau memegang
makanan.
b. Gunakan sabun dan bersihkan bagian kuku jemari yang kotor.
c. Biasakan menggunting kuku secara teratur seminggu sekali.
d. Tidak membiasakan diri menggigit kuku jemari tangan atau
mengisap jempol.
e. Tidak membiasakan bayi dan anak bermain di tanah.
f. Tidak membuang hajat di kebun, parit, sungai, atau danau.
Biasakan buang hajat hanya di jamban.
g. Biasakan membasuh tangan dengan sabun sehabis dari jamban.
h. Biasakan tidak jajan makananyang tidak bertutup atau yang
terpegang-pegang tangan.
i. Biasakan makan daging yang sudah benar-benar matang dan bukan
yang mentah atau yang setengah matang.
j. Tidak makan keong, ikan, udang, ketam, atau tanaman air secara
mentah atau setengah matang.
k. Biasakan berjalan ke mana-mana menggunakan alas kaki.
l. Tidak memupuk sayur-mayur dan tanaman dengan tinja manusia.
m. Biasakan makan lalp mentah yang sudah dicuci bersih dengan air
mengalir. Bersihkan helai demi helai sayur yang akan dimakan
mentahan.

5. Kesimpulan
Penyakit kecacingan erat hubungannya dengan kebiasaan hidup
sehari-hari. Penyakit kecacingan biasanya tidak menyebabkan penyakit
yang berat dan angka kematian tidak terlalu tinggi namun dalam keadaan
kronis pada anak dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat
menurunnya daya tahan tubuh dan pada akhirnya akan menimbulkan
gangguan pada tumbuh kembang anak. Khusus pada anak usia sekolah,
keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengikuti
pelajaran akan menjadi berkurang.
Cara pencegahannya yaitu personal hygiene, dengan sering
membersihkan kuku, memakai alas kaki, cuci tangan sebelum dan sesudah
makan dan sebagainya.

6. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 13 .30 Wib sampai dengan jam 17.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 11 JULI 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

b. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

c. Pembahasan rapat hari ini

Lebih jelasnya permasalahn SUNTING ini dapat dilihat pada gambar


siklus berikut

STUNTING——Lifecycle causal Link


Program WEFP

Defisiensi mikronutrien (meningkatkan kemampuan mikro dan makro


yang berpengaruh pada perkembangan kognitif ) stunting tidak dapat
ditangani
Sejak anak dinyatakan stunting, tidakan dapat lagi di obati ataupun di
intervensi. Upaya efektif yang dapat dilakukan yaitu yang dikenal dengan
program 1000 hari yaitu upaya penatalaksanaan yang dilakukan sejak ibu
mulai memasuki masa kehamilan sampai usia baduta. Intervensi tersebut
berupa:

 Memperhatikan adekuat Intake konsumsi makanan perhari, yang


meliputi zat gizi mikro dan makro.
 Menghindari keterpaparan terhadap penyakit infeksi.
 Mengupayakan pola asah asih asuh yang baik.
 Sasaran intervensi ditujukan pada ibu hamil, ibu menyusui dan bayi
usia 6-23 bulan.

Cara pencegahannya yaitu personal hygiene, dengan sering


membersihkan kuku, memakai alas kaki, cuci tangan sebelum dan sesudah
makan dan sebagainya.

d. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 08 AGUSTUS 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kesubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini

Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program


perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan peningkatan
keadaan gizi anak. Penimbangan terhadap bayi dan balita yang merupakan
upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangannya.
Partisipasi masyarakat dalam penimbangan tersebut digambarkan dalam
perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita
seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
penimbangan, maka semakin banyak pula data yang dapat
menggambarkan status gizi balita.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian


partisipasi masyarakat dalam penimbangan, antara lain tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor
ekonomi dan sosial budaya. Dari data yang ada menggambarkan bahwa
pedesaan dan perkotaan tidak memperlihatkan perbedaan yang menyolok
dalam partisipasi masyarakat tetapi yang sangat berpengaruh adalah faktor
ekonomi dan sosial budaya.

Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682g/bulan. Berat


badan lahir bayi meningkat 2 kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-
rata bayi usia 6 bulan adalah 7,3 kg. Antara usia 6 dan 12 bulan berat
badan bayi bertambah 341g/bulan. Berat badan rata-rata bayi usia 12
bulan adalah 9,8 kg. (Pediatri, 2002).

TUJUAN PENIMBANGAN
Mengukur berat badan bayi/balita saat lahir (setelah suhu tubuh bayi
stabil, kecuali kalau bayi memerlukan pengobatan) atau pada saat bayi
masuk rumah sakit adalah untuk :

 Mengidentifikasikan dan mengantisipasi masalah yang berhubungan


dengan berat lahir rendah.
 Menghitung dosis dan jumlah cairan, bila diperlukan.

Balita Yang Naik Berat Badannya


Persentase Balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan jumlah
Balita yang ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan dalam
memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat di desanya, sehingga
orang tua dapat memberikan makanan yang cukup gizi kepada anaknya.
Anak sehat bertambah umur akan bertambah berat badannya dan
persentase Balita yang naik timbangannya dapat menggambarkan tingkat
kesehatan balita di wilayah kerja. Beberapa hal yang mungkin
mempengaruhi tingkat pencapaian Balita yang naik timbangannya antara
lain pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi Balita, penyuluhan gizi
masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat keluarga.

Balita Bawah Garis Merah (BGM)


BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat badan Balita
berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak
semua BGM dapat menggambarkan gizi buruk pada Balita, hal ini masih
harus dilihat tinggi badannya, jika tinggi badan sesuai umur maka keadaan
ini merupakan titik waspada bagi orang tua untuk tidak terlanjur menjadi
lebih buruk lagi, namun jika Balita ternyata pendek maka belum tentu
anak tersebut berstatus gizi buruk.Target yang harus dicapai secara
nasional untuk BGM adalah 5% atau lebih rendah. Jika dilihat kaitan
antara data partisipasi masyarakat dengan balita yang naik
timbangannya, maka dapat dilihat bahwa di kabupaten/kota dengan
pencapaian partisipasi masyarakat yang tinggi diikuti dengan tingginya
tingkat balita yang naik berat badannya.

5. Penutup
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang membahas
tentang Penyakit berbasis lingkungan.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 12 SEPTEMBER 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Kepala UPT Puskesmas DTP Saketi

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Penutup

2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kasubag TU Puskesmas, Ka TU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.

3. Pembahasan Pertemuan yang lalu ……..


Tidak ada

4. Pembahasan rapat hari ini


 Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium
tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan
lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
(Arif Mansyur, 2000).
 Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
parenkin paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
terutama meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Brunner dan Suddat,
2003: hal 584).
 Tuberculosis merupakan penyakit infeksi saluran napas bagian bawah yang
menyerang jaringan paru atau atau parinkin paru oleh basil mycobakterium
tuberkulosis, dapat mengenai hampir semua organ tubuh (meninges, ginjal,
tulang, dan nodus limfe, dll)dengan lokasi terbanyak diparu, yang biasanya
merupakan lokasi primer.
5. Penutup
Demikian Pemantauan Lokmin di Puskesmas Saketi yang dilaksanakan
dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.30 Wib yang membahas
tentang penyakit TB Paru.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 07 NOVEMBER 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Kesimpulan
d. Penutup
2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kasubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.
3. Pembahasan rapat hari ini
Pembahasan rapat hari ini adalah tentang semua program yang ada di
lingkungan UPT Puskesmas DTP Saketi terkait dengan masing-masing
pemegang program. Seperti pemegang program IVA, HIV, dan Gizi.
4. Kesimpulan
1. Meningatkan setelah akreditasi harus ada peningkatan mutu pelayanan.
2. Terkait dengan laporan harap segera terprogram.
3. Pembagian susu untuk BGM dan BGK.
4. Pemberian susu untuk balita BGM dan BGK.
5. Pemegang program HIV
6. Ada pemeriksaan IVA tgl 28 November 2018 dari DNMPD
dikhususkan :
- Pegawai Putri PKM Saketi
- Kader
- Istri Pegawai PKM Saketi.
7. Setiap lokmin bulanan harus menginventariskan hasil program masing-
masing.
8. Teknis untuk pemeriksaan IVA tgl 28 November 2018 yaitu :
- Tidak hamil.
- Pernah menikah
- Tidak mens.
9. Pemaparan standar pokja UKP
10. Pemaparan RPK oleh bendahara BOK
11. Setiap pemaparan cakupan program oleh ketua pokja
5. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokakarya mini bulanan di Puskesmas Saketi yang
dilaksanakan dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang
membahas tentang semua program yang ada di UPT Puskesmas DTP Saketi.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 12 DESEMBER 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Kesimpulan
d. Penutup
2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kasubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.
3. Pembahasan rapat hari ini
Pembahasan rapat hari ini adalah tentang evaluasi kinerja masing-masing
Pokja.
4. Kesimpulan
- Pembentukan Struktur PTM
- Kader yang melakukan pendataan dibagikan kepada Pembina Desa.
- Persiapan HKN
5. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokakarya mini bulanan di Puskesmas Saketi yang
dilaksanakan dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang
membahas tentang semua program yang ada di UPT Puskesmas DTP Saketi.
NOTULEN RAPAT

LOKAKARYA MINI BULANAN

Tempat Penyelenggaraan : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

Waktu Hari, Tanggal, Jam : RABU, 10 OKTOBER 2018, 12.00

Pimpinan Rapat : Tidak ada

Peserta Rapat : KTU dan STAF PUSKESMAS SAKETI

1. Agenda Rapat
a. Pembukaan
b. Materi
c. Kesimpulan
d. Penutup
2. Pembukaan
Rapat dibuka oleh Kasubag TU Puskesmas, KTU memberikan
pengarahan sebagai berikut , Bahwa Lokakarya mini bulanan sudah
dilaksanakan setiap bulannya.
3. Pembahasan rapat hari ini
Pembahasan rapat hari ini adalah tentang deteksi kanker serviks dengan tes
IVA dan Pap Smear.

Kanker serviks adalah kanker yang disebabkan oleh infeksi virus


Human papillomavirus (HPV), yang dapat ditularkan baik melalui
hubungan seksual maupun lewat kontak kulit ke kulit. Sama seperti jenis
kanker lainnya, jika kanker serviks dapat ditemukan dalam keadaan awal,
tentu akan meningkatkan peluang kesembuhan. Biasanya, deteksi dini
kanker serviks dilakukan dengan melakukan pap smear.
Pap smear adalah pemeriksaan kesehatan yang mampu mendeteksi
kanker serviks. Bahkan para ahli menyatakan bahwa tes ini juga bisa
mendeteksi tahapan pre-kanker – satu tahap sebelum kanker serviks terjadi.

4. Kesimpulan
Maka dari itu, sebaiknya segera lakukan vaksinasi HPV dengan
mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat. Saat ini sudah banyak
pelayanan kesehatan yang menyediakan fasilitas vaksin HPV. Jangan lupa
juga ajak anak Anda untuk mendapatkan vaksin HPV, pasalnya vaksin ini
justru lebih efektif ketika dilakukan pada anak yang berusia 9-10 tahun.

5. Penutup.
Demikian Pemantauan Lokakarya mini bulanan di Puskesmas Saketi yang
dilaksanakan dari Jam 12 .00 Wib sampai dengan jam 15.00 Wib yang
membahas tentang Deteksi Kanker Serviks.

Anda mungkin juga menyukai