Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS

OLEH TENAGA MEDIS TERLATIH


(SADANIS) DAN INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT (IVA)
NO Dokumen :

SOP NO Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT H.Ahmad Hidayat,


Puskesmas Jiput Amd.kep, S.IP, Msi

Pengertian 1. Pemeriksaan payudara klinis oleh tenaga medis terlatih (Sadanis)


adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh petugas
kesehatan untuk mengidentifikasi kelainan payudara yang dapat
mengarah kearah keganasan (kanker) sehingga dapat segera
mendapat pengobatan dengan harapan pengobatan dapat lebih
tuntas dan angka kesembuhan tinggi.
2. Inspeksi Visual dengan aplikasi asam asetat (IVA) adalah
pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan
spekulum, melihat leher rahim, yang telah dipulas dengan asam
asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan
menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite
epitelium.
Tujuan 1. Dapat mendeteksi secara dini kanker payudara dan kanker leher
rahim.
2. Sebagai pedoman / acuan penerapan langkah-langkah dalam
melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher
rahim.
Kebijakan Kepala UPT Puskesmas Jiput ............. tentang kebijakan perencanaan,
akses evaluasi dan pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan No.43 Tahun 2016 Tentang Standar
pelayanan Minimal Bidang kesehatan.
2. Permenkes 34 tahun 2015 tentang penanggulangan kanker payudara
dan kanker leher rahim
3. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 796/
MENKES/ SK / VII / 2010 tentang Pedoman Tekhnis Pengendalian
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
4. Buku Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi
Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Terbitkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral PP &
PL Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular tahun 2015.
Alat-alat dan 1. Aqua Bidest
Bahan 2. Cuka
3. Tissue
4. Spekulum cocor bebek
5. Sarung tangan
6. Kapas lidi
7. Tampon tang
8. Tempat Tidur gynecology
9. Tempat sampah medis dan Non medis
10. Format anamnesa IVA
11. Lampu sorot
12. Larutan Klorin untuk dekontaminasi peralatan
13. Larutan asam asetat 3-5%
- Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual dipasaran
kemudian di encerkan menjadi 5% dengan perbandingan 1:4 (1
bagian asam cuka dicampur dengan 4 bagian air).
Misalnya 10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 40 ml air akan
menghasilkan 50 ml asam asetat 5%. Atau 20 ml asam cuka 25%
dicampur dengan 80 ml air akan menghasilkan 100 ml asam
asetat 5%.
- Jika akan menggunakan asam asetat 3% , asam cuka 25% di
encerkan dengan air dengan perbandingan 1:7 (1 bagian asam
dicampur dengan 7 bagian air)
Misalnya 10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 70 ml air akan
menghasilkan 80 ml asam asetat 3%
- Campur asam asetat dengan baik
- Buat asam asetat sesuai dengan keperluan hari itu, asam asetat
jangan disimpan untuk beberapa hari.

Prosedur/ PEMERIKSAAN SADANIS


Langkah-langkah 1. PENILAIAN KLIEN :
a. Menyapa klien dengan ramah dan sopan
b. Memastikan bahwa klien sudah memahami mengapa dianjurkan
menjalani pemeriksaan sadanis dan memastikan klien tidak
hamil dan menyusui lebih dari 6 bulan.
c. Memastikan bahwa klien sudah memahami kemungkinan
temuan seperti apa yang dihasilkan dan tindak lanjut atau
pengobatan apa yang mungkin diperlukan.
2. PERSIAPAN
a. Memeriksa apakah alat dan bahan sudah tersedia
b. Meminta klien utnuk melepas Bra dan meminta klien untuk
menggunakan kain
c. Mencuci tangan
3. PEMERIKSAAN SADANIS
a. Pada saat dilakukan pemeriksaan harus diingat untuk selalu
mengajarkan cara melakukan SADARI
b. Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan:
- Bentuk
- Ukuran
- Putting atau kulit yang berlipat
- Kulit cekung
c. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh meningkat
atau rasa nyeri pada salah satu atau kedua payudara
d. Melihan putting payudara dan perhatikan ukuran, bentuk dan
arahnya, memeriksa apakah ada ruam atau luka keluar cairan dari
putting payudara.
e. Meminta klien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas kepala
dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada
perbedaan. Melihat ibu untuk meletakan kedua tangan di
pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya. Pada setiap
posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan putting atau
kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan .
f. Meminta klien untuk membungkuk untuk melihat apakah kedua
payudaranya menggantung secara seimbang.
g. Meminta klien untuk berbaring di meja periksa.
h. Meletakkan bantal di bawah pundak kiri klien. Meletakkan
lengan kiri klien diatas kepalanya.
i. Melihat payudara sebelah kiri dan memeriksa apakah ada
perbedaan payudara sebelah kanan. Memeriksa apakah ada
lekukan atau kerutan pada kulit payudara.
j. Menggunakan telapak atau jari telunjuk, tengah dan manis,
mempalpasi seluruh payudara, dimulai dari sisi atas paling luar
payudara, menggunakan teknik spiral. Perhatikan apakah terdapat
benjolan atau rasa nyeri.
k. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan putting
payudara, perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh dan
darah dari putting.
l. Ulangi langkah-langkah tersebut diatas untuk payudara sebelah
kanan. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi klien duduk
dan kedua lengan disamping tubuh.
m. Meminta klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan
setinggi bahu, mempalpasi pangkal payudara dengan menekan
sepanjang sisi luar otot pactoral kiri sambil secara bertahap
menggerakan jari-jari kearah axila. Memeriksa apakah terjadi
pembesaran kelenjar geah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri.
n. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kanan
o. Setelah selesai persilahkan klien untuk memakai bajunya.
4. TUGAS/LANGKAH PASCA PEMERIKSAAN SADANIS
a. Meminta klien untuk duduk, dan turun dari meja periksa dan
berpakaian
b. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih
lalu dikerinkan dengan kain kering dan bersih dan keringkan.
c. Mencatat temuan lain kedalam catatan medis ibu.
d. Membahas hasil pemeriksaan payudara bersama klien
- Jika hasil pemeriksaan payudara negatif, sebutkan waktu
kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan
payudara.
- Jika hasil pemeriksaan payudara positif atau dicurigai terdapat
kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya.
e. Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau
merujuk
f. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

PEMERIKSAAN IVA
1. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed
consent klien.
2. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang
hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah di sediakan.
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
4. Tutup area pinggang hingga lutut dengan kain
5. Gunakan sarung tangan
6. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Inspeksi/periksa genitalia eksternal dan lihat apakah terjadi
discharge pada mulut uretra. Palpasi kelenjar skene’s and Batholin.
Jangan menyentuh kliteris, karena akan menimbulkan rasa nyaman
pada klien. Katakan pada klien bahwa spekulum akan dimasukan
dan klien akan merasakan beberapa tekanan.
8. Dengan hati-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai
terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka bilah/daun spekullum
untuk melihat leher rahim.
9. Amati leher rahim apakaha ada infeksi (cervicitis) seperti
discharge/cairan keputihan mucos ectopi ( ectropion); kista nabothy
atau kista nabothian, nanah, atau lesi ‘strawberry’ (infeksi
Trichomonas.
10. Bersihkan serviks dari cairan, darah, sekret dengan kapas lidi bersih.
11. Periksa serviks sesuai langkah-langkah berikut
a. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak
- Jika Ya, klien dirujuk pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan
b. Jika tidak di curigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo
Kolumnar (SSK).
- Jika SSK tidak tampak, maka: dilakukan pemeriksaan mata
telanjang tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara,
misalnya hasil negatif namun SSK tidak tampak, klien
disarankan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya lebih
cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
c. Jika SSK nampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi
yang sudah di celupkan kedalam asam asetat 3-5% ke seluruh
serviks
d. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak
putih (acetowhite epithelium) atau tidak
12. Keluarkan spekulum
13. Buang sarung tangan, kapas dan bahan sekali pakai lainnya kedalam
tempat sampah medis, sedangkan untuk alat-alat yang dapat
digunakan kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit untuk dekontaminasi.
14. Jelaskan hasil pemeriksaa kepada klien,
- Jika hasil test IVA negatif, beritahu klien untuk datang
menjalani test kembali 5 tahun kemudian, dan ingatkan tentang
faktor-faktor resiko
- Jika hasil IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya
pengobatan dan tindak lanjut, dan diskusikan langkah-langkah
selanjutnya yang dianjurkan.
- Jika telah siap menjalani kreoterapi, beritahukan tindakan yang
akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain
apabila klien inginka.
- Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertemuan
yang perlu.
Unit Terkait 1. Ruang VK
2. KIA
Dokumen Terkait 1. Register IVA

Anda mungkin juga menyukai