Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ARTRITIS REUMATOID

Oleh

Nama Mahasiswa : Ropita Sari

NIM : A.17.09.035

Semester : VIII

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Topik : Artritis Reumatoid
Sub Topik : Cara mengatasi artritis reumatoid
Hari/Tanggal : Jum’at , 12 Februari 2021
Waktu : 10.00-10.30 (30 menit)
Peserta : Pasien artritis reumatoid dan keluarganya
Tempat : Borong Jatie
Nama Penyuluh : Ropita Sari
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi artritis rheumatoid.
B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian artritis reumatoid
2. Menjelaskan etiologi artritis rheumatoid
3. Menjelaskan patofisiologi artritis reumatoid
4. Menyebutkan tanda dan gejala artritis reumatoid
5. Mengetahui penatalaksanaan artritis reumatoid
C. Materi
Terlampir
1. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
2. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
3. Strategi pendidikan kesehatan
No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu
Fasilitaror Peserta (klien)
1 Pembukaan: 1. Menjawab salam 5 menit
1. Memberi salam dan 2. Mengajukan pertanyaan
memperkenalkan diri 3. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan apersepsi 4. Menyimak
3. Mengkomunikasikan pokok
bahasan
4. Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : 1. Menyimak 15 menit
1. Menjelaskan materi 2. Mengajukan pertanyaan
2. Memberi kesempatan bertanya 3. Memperhatikan dan
3. Menjawab pertanyaan mengikuti saran yang
4. Memberikan reinforcement diberikan
5. Melakukan demonstrasi 4. Melakukan redemonstrasi
5. Menyimak dan
menjawab pertanyaan
3 Penutup : 1. Menyimak 10 menit
1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab pertanyaan
2. Melaksanakan evaluasi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

H. Sumber
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi

dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia, 2017.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia, 2018.


I. Lampiran
1. Materi Penyuluhan Ansietas

Materi Pendidikan Kesehatan


Artritis Reumatoid

1. Pengertian Artritis Reumatoid


Reumatoid Artritis (RA) adalah penyakit peradangan sistemik kronis yang
tidak diketahui penyebabnya. Karakteristik RA adalah kerusakan dan proliferasi pada
membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan
deformitas.
2. Etiologi Artritis Reumatoid
Penyebab artritis reumatoid masih belum pasti Pasti banyak yang diulas
patologis penyakit ini sudah terungkap. Penyakit ini belum dapat dipastikan memiliki
hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor (termasuk preferensi
genetik) dapat memengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor yang mendukung antara
lain adalah jenis kelamin, infeksi (Price, 1995), keturunan (Price, 1995; Noer S, 1996),
dan lingkungan yang dapat diatur antara suhu panas dan dingin dapat dilakukan.
3. Patofisiologi Artritis Reumatoid
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)
terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim
dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,
proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut
terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. 

4. Tanda dan Gejala Artritis Reumatoid


a. Masalah-masalah konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan deman. Terkadang dapat terjadi.
b. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di
tangan, namun tidak sesuai antarmuka-sendi. Hampir semua sendi diartrodial
dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapatkah terjadi generalisasi
tetapi justru menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan
sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa
menit dan selalu kurang dari satu jam.
d. Artitis erosif, merupakan ciri khas artritis reumatoid pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik diganti dengan tepi dan dapat dilihat pada
radiogram.
e. Deformitas Kerusakan dari struktur-struktur penunjang Dapat terjadi
perpindahan ulnaris atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
boutonniere, dan leher angsa merupakan beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada klien. Pada kaki ada protrusi (tonjolan) kaput metatarsal
yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
5. Penatalaksanaan Atritis Reumatoid
Tujuan utama dari program perawatan adalah untuk mengatasi nyeri dan
peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan klien, serta mencegah
dan / atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi. Penatalaksanaan yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang dilengkapi pendidikan, istirahat, latihan
fisik dan termoterapi, gizi, serta obat-obatan.
Adapun contoh jenis obat – obatan yang diberikan kepada pasie artritis
reumatoid yaitu :
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapikolin dan
asetamenofen obat
c. Obat mengatasianti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai