OLEH:
Ropita Sari
D2109023
(.............................) (…………………….)
OLEH:
Ropita Sari
D2109023
(.............................) (…………………….)
A. Definis Dispepsia
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati pada
abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Dispepsia merupakan gejala
keganasan saluran cerna bagian atas. Pada pasien dewasa muda, penyebab
tersering dari dyspepsia adalah refluks gastroesofagus dan gastritis. Reaksi ini
menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali
menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016).
B. Klasifikasi Dispepsia
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik
(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain karena
terjadinya gangguan di saluran pencernaan atau disekitar saluran cerna, seperti
pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat
fungsional dapat dipicu karena factor psikologis dan factor intoleran terhadap
obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari, 2017). Etilogi dispepsia
antara lain adalah:
1) Idiopatik/dispepsia fungsional
2) Ulkuspeptikum
3) Gastroesophageal refluxdisease (GERD)
4) Kanker lambung
5) Gastroparesis
6) Infeksi Helicobacter pylori
7) Pankreastitis kronis
8) Penyakit kandung empedu
9) Parasite usus
10) Iskemia usus
11) Kanker pancreas atau tumor abdomen.
Dyspepsia disebabkan oleh bebrapa faktor risiko, faktor risiko dari dyspepsia
antara lain adalah (Rahmayanti, 2016):
1) Faktor Psiko-Sosial
Dispepsia sangat berhubungan erat dengan faktor psikis. Besarnya peranan
stres dalam memicu berbagai penyakit sering tidak disadari oleh penderita
bahkan oleh tenaga imedis sendiri. Hal ini sekaligus menjelaskani
mengapa sebagian penyakit bisa imenemukan progesifitas penyembuhan
yang baik isetelah faktor stres ini ditangani.
2) Penggunaan Obat-obatani
Sejumlahi obat dapat mempengarui gangguan iepigastrium, mual, muntah
dan nyeri idi ulu hati. Misalnya golongan NSAIDs, seperti aspirin,
ibuprofen, dan naproxen, steroid, teofilin, digitalis, dan antibiotik.
3) Pola Makan tidak Teraturi
Pola makan yang itidak teratur terutama bila jarang isarapan di pagi hari,
termasuk iyang beresiko dispepsia. Di pagi ihari kebutuhan kalori
seseorang cukup ibanyak, sehingga bila tidak sarapan, imaka lambung
akan lebih banyak imemproduksi asam.
4) Gaya Hidup yang tidak Sehat
a. Menghisap rokok
Tar dalam asap rokok idapat melemahkan ikatup Lower Esophageal
Spinter (LES), katup antara lambung dan tenggorokan, sehingga gas
dilambung naiki hingga kerongkongan
b. Minum Alkohol
Alkohol bekerja imelenturkan katup LES, sehinggai menyebabkan
refluks atau berbaliknya iasam lambung kei kerongkongan. Alkohol ijuga
meningkatkan iproduksi asam lambung.
E. Gejala Klinis
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh, cepat
keyang, kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak nafsu
makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung kemulut. Gejala
dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput: rasa sakit
dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama dan sering kambuh dan
disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari, 2017). Indikasi endoskopi bila
ada gejala atau tanda alarm seperti gejala dispepsia yang baru muncul pada usia
lebih dari 55 tahun, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya,
anoreksia, muntah persisten, disfagia progresif, odinofagia, perdarahan, anemia,
ikterus, massa abdomen, pembesaran kelenjar limfe, riwayat keluarga dengan
kanker saluran cerna atas, ulkus peptikum, pembedahan lambung, dan keganasan
(Black et al., 2018). Gejala dispepsia antara lain sebagai berikut (Suzuki, 2017;
Rahmayanti, 2016):
F. Patofisiologi
Dispepsia
Peningkatan Peneglupasan
Vasodilatasi
produksi HCL
mukosa gaster
lambung
HCL kontak
Mual Ansietas
dengan mukosa
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GCS
Eye (respon membuka mata)
(4) : spontan membuka mata
(3) : membuka mata dengan perintah (suara, sentuhan)
(2) : membuka mata dengan rangsang nyeri
(1) : tidak membuka mata dengan rangsang apa pun
Verbal (respon verbal)
(5) : berorientasi baik
(4) : bingung, disorientasi tempat dan waktu
(3) : berbicara tidak jelas
(2) : bisa mengeluarkan suara mengerang
(1) : tidak bersuara
Motor (respon motorik)
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus
saat diberi rangsang nyeri)
(4) : (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : menjauhi rangsang nyeri
(2) : extensi spontan
(1) : tidak ada gerakan
Derajat kesadaran
14-15 Composmentis
12-13 Apatis
10-11 Somnolen
9-7 Delirium
4-6 Stupor
3 coma
Exposure 1) kaji riwayat sedetail mungkin
2) kaji stress dan pola makan, serta gaya hidup pasien
3) kaji tentang waktu sampai adanya gejala
4) kaji apakah ada anggota keluarga atau teman yang terkena
5) apakah sebelumnya baru mengadakan perjalanan?
6) Lakukan pemeriksaan abdomen
7) Lakukan pemeriksaan roentgen abdominal
2) Secondary Survey
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Penyakit yang pernah dialami
Alergi (obat, makanan, dll)
Obat-obatan yang digunakan
c. Pengkajian head to toe
Keadaan Umum : kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
TTV dan Nyeri : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta tekanan darah.
Kepala : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada
atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah
Dada : Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik
Abdomen : Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
Ekstremitas : Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi
B. Diagnosa
1) Risiko ketidakseimbangan cairan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi mukosa
lambung)
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi perubahan Kesehatan
pasien
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi Kesehatan pasien.
C. Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI
1. Risiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Cairan (I.03098)
ketidakseimban selama ... jam masalah Risiko Observasi
gan cairan ketidakseimbangan cairan membaik dengan 1) Monitor status hidarsi (misal frekuensi nadi, tekanan
(D.0036) kriteria hasil : nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa,
turgor kulit, tekanan darah)
Status cairan (L.03028) 2) Monitor berat badan harian
No Indikator 1 2 3 4 5 3) Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
1 Kekuatan nadi 4) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal
2 Turgor kulit hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
5) Monitor status hemodinamik (misal. MAP, CVP,
3 Output urine
PAP, PCWP jika tersedia)
Keterangan : Terapeutik
1 = menurun 1) Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
2 = cukup menurun 2) Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3 = sedang 3) Berikan cairan intravena, jika perlu
4 = cukup meningkat Kolaborasi
5 = meningkat Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Frekuensi nadi
2 Tekanan darah
3 Tekanan nadi
4 Membran
mukosa
5 Kadar Hb
6 Kadar Ht
Keterangan :
1 = memburuk
2 = cukup memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) selama ... jam masalah nyeri akut membaik Observasi
dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Tingkat Nyeri (L.08066) 2) Identifikasi skala nyeri
No Indikator 1 2 3 4 5 3) Identifikasi respon nyeri nonverbal
1 Keluhan nyeri 4) Identifikasi faktor yang memberperat dan meringankan
2 Meringis nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3 Gelisah
6) Monitor efek samping pengunaan analgetik
4 Mual Terapeutik
5 Muntah 1) Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Keterangan : rasa nyeri
1 = meningkat 2) Control lingkungan yang memperberat nyeri
2 = cukup meningkat 3) Fasilitasi istirahat dan tidur
3 = sedang Edukasi
4 = cukup menurun 1) Jelaskan, penyebab, periode yang memicu nyeri
5 = menurun 2) Jelaskan strategi yang meredakan nyeri
3) Ajarkan Teknik non farmakalogis untuk mengurangi
No Indikator 1 2 3 4 5 nyeri
1 Frekuensi nadi Kolaborasi
2 Tekanan darah 1) Kolaborasi pemberian analgetic jika perlu
3 Tekanan nadi
4 Nafsu makan
5 Pola tidur
Keterangan :
1 = memburuk
2 = cukup memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
3. Defisit Setelah dilakukan asuhan keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
pengetahuan selama ... jam, masalah deisit pengetahuan Observasi
(D.0111) dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1) Identifikasi kesiapan dan kmampuan menerima
informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Tingkat Pengetahuan (L.12111) menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
No Indikator 1 2 3 4 5 Terapeutik
1 Perilaku sesuai 1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
anjuran 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
2 Kemampuan 3) Berikan kesempatan untuk bertanya
menjelaskan Edukasi
tentang 1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempegaruhi
pengetahuan Kesehatan
tentang topik 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Keterangan : 3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
1 = menurun meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
2 = cukup menurun
3 = sedang
4 = cukup meningkat
5 = meningkat
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Persepsi ang
keliru terhadap
masalah
Keterangan :
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun
1. Teratasi: apabila perilaku pasien sesuai dengan pernyataan tujuan dan waktu
yang sebelumnya sudah ditetapkan.
2. Teratasi sebagian: pasien menunjukkan perilaku tetapi tidak memenuhi semua
kriteria dan tujuan serta waktu yang telah ditetapkan.
3. Belum taratasi: pasien belum menunjukkan perilaku yang dituliskan dalam
tujuan, kriteria hasil dan waktu yang telah ditentukan.
E. Discharge Planing
Discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan dan fungsi
utama dari perawatan. Discharge planning harus dilaksanakan oleh perawat secara
terstruktur dimulai dari pengkajian saat pasien masuk ke rumah sakit sampai
pasien pulang (Potter & Perry, 2010). Beberapa hal yang perlu diberikan kepada
keluarga pasien Dispepsia antara lain:
1) Anjurkan untuk banyak minum air.
2) Hindari konsumsi minuman bersoda atau minuman ringan yang banyak
mengandung alcohol dapat meningkatkan asam lambung (HCL)
3) Anjurkan untuk mengurangi merokok
4) Anjurkan pasien untuk memanajemen stress
5) Anjurkan periks ke pelayanan Kesehatan jika perlu.
Daftar Pustaka