Makkatutu Bantaeng” ini dengan lancar dan tepat waktu. Kami menyadari dalam
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
Keperawatan ini, maka tidak lupa mohon kritik dan saran yang bersifat
ini. Akhirnya, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, dan
Kelompok 3
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditubuh, hati rentan terpapar zat kimia yang bersipat toksik sehingga
disebabkan oleh virus HAV, HBV, HCV, HDV dan HEV yang menular
Penyebab lain dari penyakit hati adalah akibat efek toksik dari obat- obatan,
alcohol, racun, jamur dan lain – lain (Dayrit, Baradero, & Siswadi, 2008)
yang sangat luas. Menurut WHO, pada tahun 2003 prevalensi penyakit hati
kronik di indonesi antara 1,- 2,4 %. Jumlah tersebut sama dengan prevalensi
Abses Hati Adalah berbentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh
karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber
dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan nekrotik. Abses hati
3
terbagi menjadi dua secara umum, yaitu Abses Hati Amebik (AHA) dan
Di seluruh Dunia Penyakit gangguan hati salah satu nya sirosis hati
terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45- 46 tahun (setelah penyakit
terjadi pada pria dibandingkan perempuan, dengan rentang usia berkisar lebih
dari 40 tahun, dengan insiden puncak pada decade ke- 6 (Waieleng, 2006).
penyakit hati di Indonesia, namun dari beberapa laporan rumah sakit umum
adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam atau
rata- rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat di bangsal.
Berdasarkan uraian diatas dan angka kejadian yang terjadi pada kasus
Kabupaten Bantaeng.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Defenisi
6
7
2. Etiologi
sebgai parasit non patogen dalam mulut dan usus, tapi hanya
7
8
pada organ hepar. Bakteri dapat masuk ke dalam organ hepar melalui
8
9
darah
3. Pathway
9
10
4. Patofisiologi
terjadi infeksi.
10
11
akibat robekan dari kanalikuli. Lesi yang terjadi pada kasus seperti
berasal dari infeksi organ lain yang lewat aliran darah akan menjadi
hati yang nekrosis. Kebanyakan lesi akan terjadi pada lobus dekstra
5. Manifestasi Klinik
klinis klasik berupa nyeri spontan perut kanan atas yang ditandai
utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
tidak terlalu tinggi dan nyeri tumpul pada abdomen yang menghebat
11
12
badan, ikterus, buang air besar berwarna seperti kapur dan buang air
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan Diagnostik
12
13
a. Laboratorium
b. Foto dada
d. Ultrasonografi
e. Tomografi
f. Pemeriksaan serologi
g. Abdominal CT Scan
13
14
8. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
berikut:
dengan;
14
15
interkostal.
15
16
pericardial
a. Pengkajian
16
17
radiologi.
dengan cara mengetuk secara pelan jari tengah menggunakan jari lain
1) Aktivitas / Istirahat
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
17
18
4) Makanan/cairan
Tanda : Asites
5) Neurosensori
6) Nyeri/ketidaknyamanan
7) Pernapasan
8) Keamanan
9) Seksualitas
pada wanita)
18
19
10) Penyuluhan/pembelajaran
pengaturan rumah.
perdarahan
fungsi hati)
19
20
dapat terjadi.
b. Diagnosa Keperawatan
konsentrasi hemoglobin
metabolisme
regulasi
(infeksi)
perubahan sirkulasi
20
21
c. Intervensi Keperawatan
Data Subjektif :
Data Objektif :
Edema
ekspektasi meningkat
Intervensi :
Perawatan Sirkulasi
Observasi
21
22
ekstremitas
Terapeutik
keterbatasan perfusi
keterbatasan perfusi
cedera
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
terbakar
22
23
teratur
(mis. rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
kebutuhan metabolisme
Data Subjektif :
Data Objektif :
Asites
23
24
ekspektasi membaik
Intervensi :
Manajemen Nutrisi
Observasi
Terapeutik
24
25
Edukasi
Kolaborasi
mekanisme regulasi
Data Subjektif :
25
26
Data Objektif :
Edema anasarka
Hepatomegali
Kadar Hb turun
ekspektasi menurun.
Intervensi :
Manajemen Hipervolemia
Observasi
napas tambahan)
26
27
Terapeutik
Edukasi
27
28
Kolaboratif
fisiologis (infeksi)
Data Subjektif :
Data Objektif :
Nampak meringis
Gelisah
Susah tidur
Menarik diri
Berkeringat banyak
28
29
ekspektasi menurun.
Intervensi :
Manajemen nyeri
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
29
30
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaboratif
Data Subjektif :
Data Objektif :
Nampak pucat
30
31
Berkeringat banyak
Takikardi
Saliva meningkat
ekspektasi menurun.
Intervensi :
Manajemen Mual
Observasi
5. Monitor mual
Terapeutik
31
32
Edukasi
mual
mual
Kolaboratif
Data Subjektif :
Data Objektif :
Takikardi
32
33
ekspektasi meningkat.
Intervensi :
Manajemen energi
Observasi
Terapeutik
atau berjalan
Edukasi
33
34
tidak berkurang
Kolaboratif
makanan.
34
35
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN (ASSESMENT)
No. RM : 202189
I. DATA UMUM
1. IdentitasKlien
Nama : Tn.A
Umur : 32 Tahun
35
36
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : Petani
Telp. :-
Golongan darah : -
2. Penanggungjawab / pengantar
Nama : Ny. S
Umur : 31 Tahun
36
37
2. Alasan masuk RS : Nyeri perut kanan atas dialami sejak 14 hari yang lalu
Riwayat demam 14 hari yang lalu, riwayat muntah, dan riwayat peminum
alkohol.
3. Riwayat Penyakit
durasi ≤ 30 menit
4. Data Medik
B. DiagnosaMedik
o Saat masuk :
Abdominal Pain + Suspec Hepatitis
37
38
terdekat
anggota keluarga saat ini, nama penyakit yang diderita, penyebab meninggal
bibi, pamandan saudara kandung klien, anak dan cucu jika ada. Singkatan
38
39
X
X X X
X X
32
17
:Klien
: abortus
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
39
40
dideritanya
sembuh
lawan bicara
40
41
14. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien mengatakan akan cepat sembuh dari
1. Makan
2. Minum
3. Tidur
hari
4. Eliminasi fekal/BAB
41
42
5. Eliminasi urine/BAK
tidur
7. Personal hygiene
VII.PEMERIKSAAN FISIK
T : 37.1 ° C SPO2 : 99 %
42
43
2. Head to toe
teraba hangat
b. Kepala & rambut : Ekspresi wajah meringis, kulit kepala bersih, tidak
i. Dada :
43
44
j. Abdomen :
kanan
3. Pemeriksaan diagnostik :
44
45
IVFD RL 20 TPM
Injeksi Ceftriaxone 2 gr / 24 jam / IV Oral :
Injeksi Metrodinazole 500 mg/8 jam/IV Curcuma 3x1
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam / IV Hepachol 3x1
Injeksi Lasix 40 mg/ 12 jam / IV
VIII. PATHWAY / PATOFLODIAGRAM
Yang mengkaji,
45
46
Kelompok 3
DATA FOKUS
46
47
KLASIFIKASI DATA
Nutrisi dan Cairan Edema, Nafsu makan berubah, Turgor kulit jelek
47
48
Hipervolemia
2 DS : Nyeri Akut
Infeksi
Tn. A mengatakan
nyeri pada perut
bagian atas Merangsang ujung saraf
Tn. A mengatakan mengeluarkan bradikinin,
serotinin dan prostaglandin
susah tidur
DO :
Keadaan umum lemah
Impuls di sampaikan ke SSP
Nampak meringis bagian korteks serebri
Berkeringat banyak
Bersikap protektif,
posisi menghindari Merangsang Hipotalamus
nyeri pada pusat nyeri
Takikardi
Nafsu makan berubah
Pola napas berubah Nyeri Akut
Tekanan darah
meningkat
P : Nyeri saat
beraktivitas
48
49
Q : Seperti Tertekan
R : Perut kanan atas
S : Skala nyeri 6 NRS
T : Nyeri hilang
timbul setiap 1 - 2 jam
dengan durasi ≤30
menit
3 DS : Abses pada hepar
Intoleransi aktivitas
Tn. A mengatakan
merasa lemas
Metabolisme
Tn. A mengatakan nutrisi menurun
merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
Produksi energi
DO : menurun
Nampak Ikterus
Turgor kulit jelek
Kelemahan fisik
Takikardi
Pola napas cepat dan
dangkal
Intoleransi
Tekanan darah Aktivitas
meningkat
49
50
DIAGNOSA KEPERAWATAN
regulasi
(infeksi)
50
51
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
beberapa kesenjangan antara pengkajian yang terdapat pada Tn. A, hal tersebut
terjadi karena respon/keadaan fisik dan psikis pasien yang berbeda. Pengkajian
pada Ibu Tn. a dilakukan dengan wawancara kepada pasien dan keluarga.
auskultasi.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Rasjidi, dkk. (2010). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Ciputat Tangerang : EGC
Tim CancerHelps. (2010). Stop Kanker. Jakarta Selatan. Agro Media Pustaka
52