RS DENGAN DIAGNOSA
MEDIS ABSES HEPAR DI RUANGAN CEMPAKA RSUD PROF DR WZ JOHANES
KUPANG
OLEH
NAMA : SRI AFRIANI
NIM : PO5303211211560
MENGETAHUI
( ) ( )
6. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Derivat nitroimidazole dapat memberantas tropozoit intestinal/ekstraintestinal atau
kista. Obat ini dapat diberikan secara oral atau intravena.
b. Tindakan aspirasi terapeutik
Dilakukan bila:
Abses yang dikhawatirkan akan pecah
Respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.
Abses di lobus kiri karena abses disini mudah pecah ke rongga perikerdium atau
peritoneum.
c. Tindakan pembedahan
Pembedahan dilakukan bila :
Abses disertai komplikasi infeksi sekunder.
Abses yang jelas menonjol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.
Bila teraoi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.
Ruptur abses ke dalam rongga intra peritoneal/pleural/pericardial.
Tindakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun terbuka, atau tindakan
reseksi misalnya lobektomi.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Untuk mengetahui kelainan hematologi antara lain hemoglobin, leukosit, dan
pemeriksaan faal hati.
b. Foto dada
Dapat ditemukan berupa diafragma kanan, berkurangnya pergerakkan diafragma,
efusi pleura, kolaps paru dan abses paru.
c. Foto polos abdomen
Kelainan dapat berupa hepatomegali, gambaran ileus, gambaran udara bebas diatas
hati.
d. Ultrasonografi
Mendeteksi kelainan traktus bilier dan diafragma.
e. Tomografi
Melihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak dapat melihat integritas
diafragma.
f. Pemeriksaan serologi
Menunjukkan sensitifitas yang tinggi terhadap kuman
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi,
penurunan massa otot/tonus.
b. Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, distritmia, bunyi
jantung ekstra, distensi vena abdomen.
c. Eliminasi, Diare, Keringat pada malam hari menunjukkan adanya flatus, distensi
abdomen, penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine
gelap pekat.
d. Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadap
makanan/tidak dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan dan
peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik.
e. Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma, bicara tidak
jelas.
f. Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri abdomen kuadran kanan atas,
pruritas, sepsi perilaku berhati-hati/distraksi, focus pada diri sendiri.
g. Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas
tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia.
h. Keamanan, menunjukkan adanya pruritas, demam, ikterik, ekimosis, patekis, angioma
spider, eritema.
i. Seksualitas, menunjukkan adanya gangguan menstruasi, impotent, atrofi testis.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
b. Hipertermi b.d proses infeksi
c. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan SIKI :
agen pencedera intervensi keperawatan Manajemen nyeri I.08238
fisik selama 3x24 jam maka Observasi
tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil: durasi,frekuensi, kualitas, dan
Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi skala nyeri
Meringis menurun 3. Identifikasi respons nyeri
Sikap protektif nonverbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
Gelisah menurun memperberat dan memperingan
Frekuensi nadi nyeri
membaik Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Hipertermi b.d Setelah dilakukan SIKI
proses infeksi intervensi keperawatan Manajemen hipertermi I.15506
selama 3x24 jam maka Observasi
termoregulasi membaik 1. Identifkasi penyebab hipertermi
dengan kriteria hasil: (mis. dehidrasi terpapar lingkungan
Menggigil menurun panas penggunaan incubator)
Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh
Suhu kulit membaik 3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal
(mis. selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
8. Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan SIKI
ketidakmampuan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi I.03119
mengabsorpsi selama 3x24 jam maka Observasi
nutrien status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi adanya alergi atau
Porsi makanan yang adanya intoleransi makanan
dihabiskan meningkat 3. Identifikasi makanan yang
Berat badan membaik disukai
Indeks massa tubuh 4. Monitor asupan makanan
membaik 5. Monitor berat badan
Teraupetik
1. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
3. Berikan makanan tinggi protein
dan tinggi kalori
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk saat
makan, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,jika perlu
Intoleransi Setelah dilakukan SIKI
aktivitas b.d intervensi keperawatan Manajemen energi I.05178
kelemahan selama 3x24 jam maka Observasi
toleransi aktivitas 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh
meningkat dengan kriteria yang mengakibatkan kelelahan
hasil: 2. Monitor kelelahan fisik dan
Frekuensi nadi emosional
meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
Keluhan lelah 4. Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan selama
Dispnea saat aktivitas melakukan aktivitas
menurun Terapeutik
Dispnea setelah 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
aktivitas menurun rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun dengan
menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas tindakan dan
pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses keperawatan,
serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan (NANDA, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Aru, W. Sudoyo, dkk.(2018). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Edisi
Empat.Jakarta: Balai Penerbitan FK-UI.
Bruner dan Suddarth.( 2018 ). BukuAjaran KMB. Edisi 8. Jakarta: EGC.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi Edisi 10.Jakarta:
EGC.
2. Diagnosis keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Termoregulasi tidak efektif b.d proses penyakit
Nausea b.d peningkatan tekanan intraabdomen
3. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
agen pencedera keperawatan selama 1x24 Observasi
fisiologis jam maka tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
hasil: nyeri dan skala nyeri
Terapeutik
Keluhan nyeri menurun
Berikan teknik nonfarmakologis
Meringis menurun untuk mengurangi rasa nyeri
Gelisah menurun Kontrol lingkungan yang
Kesulitan tidur menurun memperberat rasa nyeri
Pola napas dan tekanan Fasilitasi istirahat dan tidur
darah membaik Edukasi
Jelaskan penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredahkan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk menguragi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu.
Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan Regulasi temperatus (I.14578)
tidak efektif b.d keperawatan selama 1x24 Observasi
proses penyakit jam maka termoregulasi Monitor suhu sampai stabil ( 36.5ºC
membaik dengan kriteria -37.5ºC)
hasil: Monitor suhu tubuh anak 2 jam
Monitor frekuensi pernapasan dan
Suhu tubuh
nadi
membaik Monitor warna dan suhu kulit
Suhu kulit membaik Monitor dan catat tanda dan gejala
Tekanan darah hipotermia dan hipertermia
membaik Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adekuat
Gunakan matras penghangat, selimut
hangat dan penghangat ruangan,
untuk menaikkan suhu tubuh
Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan hipotermi
karena terpapar udara dingin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik
Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual I.03117
peningkatan keperawatan selama 1x24 Observasi
tekanan jam maka tingkat nausea Identifikasi pengalaman mual
intraabdomen menurun dengan kriteria Identifikasi faktor penyebab mual
hasil: Monitor mual
Terapeutik
Keluhan mual menurun
Kendalikan faktor lingkungan
Perasaan ingin muntah penyebab mual
menurun Kurangi atau hilangkan keadaan
Diaforesis menurun penyebab mual
Jumlah saliva menurun Berikan makan dalam jumlah kecil
dan menarik
Berikan makanan dingin, cairan
bening, tidak berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
Edukasi
Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik
DS: pasien mengatakan sulit tidur, merasa nyeri Agen pencedera Nyeri akut
pada ulu hati seperti tertusuk dengan skala 4 fisiologis
yang dirasakan terus
DO: pasien tampak meringis dan gelisah, TD:
120/54 mmHg, N: 88x/mnt
DS: pasien mengatakan merasa mual dan ingin Efek agen Nausea
muntah, muntah terus dari pagi >4x berair farmakologis
warna putih
DO: pasien terus meludah dan muntahkan
apapun yang di makan
2. Diagnosis keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Nausea b.d efek agen farmakologis
3. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
agen pencedera keperawatan selama 1x24 Observasi
fisiologis jam maka tingkat nyeri 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan skala
hasil: nyeri
Keluhan nyeri menurun Terapeutik
Meringis menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri
Kesulitan tidur menurun 2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
menguragi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu.
Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual I.03117
peningkatan keperawatan selama 1x24 Observasi
tekanan jam maka tingkat nausea 1. Identifikasi pengalaman mual
intraabdomen menurun dengan kriteria 2. Identifikasi faktor penyebab mual
hasil: 3. Monitor mual
Keluhan mual menurun Terapeutik
Perasaan ingin muntah 1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab
menurun mual
Jumlah saliva menurun 2. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual
3. Berikan makan dalam jumlah kecil dan
menarik
4. Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau dan tidak berwarna, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetic
Vena porta
Infeksi kuman Masuk sistem Sistem biler
Hepar
pencernaan Sistem arterial
hepatik
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermia