OLEH KELOMPOK 1
A. Latar Belakang
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan
ibadah. Misalnya shalat, shalat tanpa bersuci orang yang hadats tidak dapat menunaikan
ibadah tersebut. Shalat adalah ibadah yang berhukum wajib. Wajib untuk dilaksanakan
oleh setiap kaum muslim, baik laki- laki maupun perempuan. Dalam keadaan bagaimana
pun, apapun, dimana pun, dan kapan pun sebagai umat islam kita harus slalu mendirikan
shalat. Begitu pun dengan orang yang sakit tetap diwajibkan melaksanakan sholat fardu.
Selama akal dan ingatan orang yang sakit masih sadar. Namun, kaum muslim yang
kadang meninggalkan sholat dengan dalih sakit atau memaksakan diri sholat dengan tata-
tata cara yang biasa dilakukan orang sehat. Oleh sebab itu, shalat harus dilaksanakan,
meskipun itu dalam kondisi tidak sehat atau sakit. Karena disaat sakit dan tidak bisa
berdiri atau tidak sanggup berdiri maka diperbolehkan untuk sholat dengan duduk, begitu
juga jika tidak mampu dengan duduk, maka boleh dilaksanakan dengan berbaring dan
jika bebaring tak mampu untuk melaksanakan maka diperbolehkan dengan isyarat.
Karena agama islam adalah agama yang mudah dan tidak pernah mempersulit
pemeluknya.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang tata cara shalat dan
tayamum bagi orang yang sakit diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui
dan mengajarkan cara shalat dan tayamum agar klien yang sakit dapat tetap
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien dan keluarga
mampu:
a. Mengetahui tata cara shalat untuk orang yang sakit
b. Melaksanakan shalat walaupun dalam keadaan sakit.
3. Materi (terlampir)
5. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
6. Pengorganisasian
a. Moderator : Moh. Adha Fadjeirin
b. Penyuluh : Siska Asiali, Shara Reqitha Putri Hasan
7. Kegiatan penyuluhan
3 Penutup (15
menit) 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
yang telah disampaikan memperhatikan
oleh penyuluh. tanya jawab
2. Mengevaluasi peserta 2. Menjawab
atas penjelasan yang pertanyaan yang
disampaikan dan diberikan
penyuluh menanyakan 3. mengikuti berdoa
kembali mengenai 4. Menjawab salam
materi penyuluhan.
3. Membaca doa
4. Salam penutup
8. Evaluasi lisan
a. Bagaimana carab bertayamum ?
b. Bagaimana tata cara shalat bagi orang yang sakit?
MATERI PENYULUHAN
Tata Cara Sholat dan Tayamum Bagi Orang yang Sakit
Maka bagi orang yang sakit atau tidak dapat mengerjakan shalat dengan
sempurna, dapat melakukan shalat dengan cara sebagai berikut:
1. Pertama :
wajib bagi orang yang sakit mengerjakan shalat fardhu dalam keadaan berdiri,
walaupun tidak bisa berdiri tegak (berdiri miring), atau bersandar pada dinding
atau tongkat.
2. Kedua :
jika tidak mampu shalat sambil berdiri, dia diperbolehkan shalat sambil duduk.
Ketika shalat sambil duduk, yang paling utama jika ingin melakukan gerakan
berdiri (qiyam) dan ruku’ adalah dengan duduk mutarobi’an (duduk dengan kaki
bersilang di bawah paha). Sedangkan jika ingin melakukan gerakan sujud, yang
lebih utama adalah jika dilakukan dengan duduk muftarisyan (duduk seperti ketika
tasyahud awwal).
3. Ketiga :
jika tidak mampu mengerjakan shalat sambil duduk, boleh shalat sambil tidur
menyamping (yang paling utama tidur menyamping pada sisi kanan) dan badan
mengarah ke arah kiblat. Jika tidak mampu diarahkan ke kiblat, boleh shalat ke
arah mana saja. Jika memang terpaksa seperti ini, shalatnya tidak perlu diulangi.
4. Keempat :
jika tidak mampu mengerjakan shalat sambil tidur menyamping, maka dibolehkan
tidur terlentang. Caranya adalah: kaki dihadapkan ke arah kiblat dan sangat bagus
jika kepala agak sedikit diangkat supaya terlihat menghadap ke kiblat. Jika
kakinya tadi tidak mampu dihadapkan ke kiblat, boleh shalat dalam keadaan
bagaimanapun. Jika memang terpaksa seperti ini, shalatnya tidak perlu diulangi.
5. Kelima :
wajib bagi orang yang sakit melakukan gerakan ruku’ dan sujud. Jika tidak
mampu, boleh dengan memberi isyarat pada dua gerakan tadi dengan kepala. Dan
sujud diusahakan lebih rendah daripada ruku’. Jika mampu ruku’, namun tidak
mampu sujud, maka dia melakukan ruku’ sebagaimana ruku’ yang biasa dilakukan
dan sujud dilakukan dengan isyarat. Jika dia mampu sujud, namun tidak mampu
ruku’, maka dia melakukan sujud sebagaimana yang biasa dilakukan dan ruku’
dilakukan dengan isyarat.
6. Keenam:
jika tidak mampu berisyarat dengan kepala ketika ruku’ dan sujud, boleh
berisyarat dengan kedipan mata. Jika ruku’, mata dikedipkan sedikit. Namun
ketika sujud, mata lebih dikedipkan lagi. Adapun isyarat dengan jari sebagaimana
yang biasa dilakukan oleh sebagian orang yang sakit, maka ini tidaklah benar. Aku
sendiri tidak mengetahui kalau perbuatan semacam ini memiliki landasan dari Al
Kitab dan As Sunnah atau perkataan ulama.
7. Ketujuh
jika tidak mampu berisyarat dengan kepala atau kedipan mata, maka dibolehkan
shalat dalam hati. Dia tetap bertakbir dan membaca surat, lalu berniat melakukan
ruku’, sujud, berdiri dan duduk dengan dibayangkan dalam hati.
B. Pengertian tayamum
Dalam syariat islam tayamum adalah bermaksud menggunakan debu dengan
mengusapkannya ke wajah dan kedua tangan, disertai dengan niat diperbolehkannya
shalat dan ibadah lainnya. Perintah tayamum didasarkan kepada Al-Qur’an, sunnah,
dan ijma’umat islam. Adapun dalil Al-Qur’an tentang tayamum adalah :
“adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu
dengan debu itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa
{4} : 43).
a. Jika tidak mendapati air atau ada air namun tidak cukup untuk bersuci (wudhu
atau mandi). Meskipun begitu orang yang hendak bertayamum wajib mencari
air terlebih dahulu disekitarnya, dalam rombongan, sahabat, atau tempat-tempat
terdekat yang dimungkinkan ada air.
b. Jika terdapat luka atau sakit dan khawatir bila menggunakan air akan tambah
parah atau kesembuhannya bertambah lama yang diketahui berdasarkan
pengalaman ataupun informasi dokter yang dapat dipercaya.
c. Cuaca dingin yang ekstrim, sehingga menyebabkan air sangat dingin, dan jika
tetap menggunakan air, menurut dugaan, kuat hal itu akan dapat
membahayakan. Namun dengan syarat tidak mampu memanaskan air itu
terlebih dahulu, walau dengan membayar orang lain, atau tidak mampu masuk
kedalam kamar mandi.
d. Air ada, tapi tidak dapat menggunakannya karena khawatir akan keselamatan
jiwa, kehormatan, harta, maupun kehilangan teman. Atau ada musuh yang
sangat ditakuti yang menghalanginya untuk mendapatkan air, baik musuh yang
manusia taupun yang lainnya.
e. Jika air terbatas dan dibutuhkan untuk minum atau kebutuhan mendesak
lainnnya, baik seketika maupun waktu akan datang, baik yang membutuhkan
itu manusia ataupun binatang.
f. Jika seseorang mampu menggunakan air untu wudhu atau mandi, tetapi
khawatir jika digunakan, waktu ibadah akan habis.
2. Tata cara tayamum
b. Menempelkan kedua telapak tangan ke permukaan tanah atau debu yang suci,
lalu tiuplah keduanya dengan niat yang ikhlas karena Allah.
Artinya : “Saya berniat tayamum untuk dapat mendirikan shalat karena Allah
Ta’ala.
c. Mengusap muka dengan debu yang masih menempel ditangan.
d. Mengusap kedua tangan sampai pergelangan tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Noorhasanah evy, Okvitasari yenni : Buku panduan implementasi keperawatan islami
(IKI) Program profesi Ners. 2017.
Najibuddin Ahmad, 2012. Panduan shalat lengkap & juz’ amma: Bandung. Sabiq
sayyid. 2012. Fiqih sunnah jilid 1. Madina adipustaka: Depok.
Lampiran Gambar