Anda di halaman 1dari 12

BENNY MARTUDYA RAHMAN

CHARISMA FARRA AZIZZAH


DEVI ONALIA
HAPPY CHOIRUL M
PUSPITA TYAS
RIZKY DWI PRATIWI
YANURITA SENTANI PUTRI
Pengkajian

Identitas Klien
 Nama : Tn. B
 Alamat : Jember, Jawa Timur
 Umur : 70 th
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status : Kawin
Keluhan Utama :
 Klien mengalami kelemahan pada ototnya
Riwayat kesehatan :
 Diagnosa miastenia gravis didasarkan pada riwayat dan
presentasi klinis. Riwayat kelemahan otot setelah aktivitas
dan pemulihan kekuatan parsial setelah istirahat sangatlah
menunjukkan miastenia gravis, pasien mungkin mengeluh
kelemahan setelah melakukan pekerjaan fisik yang
sederhana. Riwayat adanya jatuhnya kelopak mata pada
pandangan atas dapat menjadi signifikan, juga bukti
tentang kelemahan otot.
Pemeriksaan Fisik :

 B1(breathing): dispnea,resiko terjadi aspirasi dan gagal


pernafasan akut, kelemahan otot diafragma
 B2(bleeding) : hipotensi / hipertensi .takikardi / bradikardi
 B3(brain) : kelemahan otot ekstraokular yang
menyebabkan palsi okular,jatuhnya mata atau dipoblia
 B4(bladder) : Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi
urine, hilangnya sensasi saat berkemih.
 B5(bowel) : Kesulitan mengunyah-menelan, Disfagia, dan
peristaltik usus turun, Hipersalivasi, Hipersekresi
 B6(bone) : Gangguan aktifitas / mobilitas fisik,
Kelemahan otot yang berlebih.
Diagnosis Keperawatan

 Ketidakefektifanpola nafas yang berhubungan dengan


kelemahan otot pernafasan.x
 Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ptosis,
Dipoblia.
 Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan tidak optimal.
 Gangguan aktivitas hidup sehari-hari yang berhubungan dengan
kelemahan fisik umum, keletihan.
 Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
disfonia,gangguan pengucapan kata, gangguan neuromuskular,
kehilangankontrol tonus otot fasial atau oral.
 Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis,
ketidakmampuan komunikasi verbal.
 Rencana Tindakan Keperawatan
 1. Ketidakefektifanpola nafas yang berhubungan
dengan kelemahan otot pernafasan.
 Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan
intervensi polapernapasan klien kembali efektif.
 Kriteria hasil :
 · Irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan dalam
batas normal
 · Bunyi nafas terdengar jelas
 · Respiratory terpasang dengan normal
Intervensi Rasionalisasi

Kaji Kemampuan ventilasi Untuk klien dengan penurunan kapasitasventilasi,


perawat mengkaji frekuensi pernapasan, kedalaman,
dan bunyi nafas,pantau hasil tes fungsi paru-paru tidal,
kapasitas vital, kekuatan inspirasi),dengan interval
yang sering dalammendeteksi masalah pau-paru,
sebelumperubahankadar gas darah arteri dansebelum
tampak gejala klinik.
Kaji kualitas, frekuensi,Dan kedalaman Dengan mengkaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman
pernapasan,laporkansetiap perubahanyang terjadi. pernapasan, kita dapat mengetahui sejauh mana
perubahan kondisi klien.
Baringkan klien dalamposisi yang nyamandalam posisi Penurunan diafragma memperluas daerah dada
duduk sehingga ekspansi paru bisa maksimal.
Observasi tanda-tanda vital (nadi,RR) Peningkatan RR dan takikardi merupakan indikasi
adanya penurunan fungsi paru.
Gangguan persepsi sensori Berhubungan dengan ptosis,
Dipoblia.
Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal.
Kriteria hasil :
 Adanya perubahan kemampuan yang nyata
 Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang
Intervensi Rasional
1. Tentukan kondisi patologis klien Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang
mengalami gangguan.
2. Kaji gangguan penglihatan terhadap Untuk mempelajari kendala yang
perubahan persepsi berhubungan dengan disorientasi klien.
3. Latih klien untuk melihat suatu obyek Agar klien tidak kebingungan dan lebih
dengan telaten dan seksama berkonsentrasi.
4. Observasi respon perilaku klien, Untuk mengetahui keadaan emosi klien
seperti menangis, bahagia, bermusuhan,
halusinasi setiap saat.
5. Berbicaralah dengan klien secara Memfokuskan perhatian klien, sehingga
tenang dan gunakan kalimat-kalimat setiap masalah dapat dimengerti.
pendek.
Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan yang
tidak optimal.
Tujuan :Menyatakan pemahaman terhadap faktor yang
terlibat dalam kemungkinan cedera.
Kriteria hasil :
 Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk
menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari
cedera.
 Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk
meningkatkan keamanan.
Intervensi Rasional

1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan Menjadi data dasar dalam melakukan intervensi
aktivitas. selanjutnya
2. Atur cara beraktivitas klien sesuai Sasaran klien adalah memperbaiki kekuatandan
kemampuan daya tahan. Menjadi partisipan
dalampengobatan, klien harus belajar tentang
fakta-fakta dasar mengenai agen-
agenantikolinesterase-kerja, waktu,
penyesuaiandosis, gejala-gejala kelebihan dosis,
danefek toksik. Dan yang penting
padapenggunaan medikasi dengan tepat
waktuadalah ketegasan.
3. Evaluasi Kemampuan aktivitas motorik Menilai singkat keberhasilan dari terapi yang
boleh diberikan.

Anda mungkin juga menyukai