Rasionalisasi Prosedur
N
KEGIATAN RASIONAL
O
1. Tahap Pra Interaksi
1. Validasi nama klien 1. Agar tidak salah Pasien
2. Pastikan tindakan yang akan dalam pemeriksaan
dilakukan sesuai indikasi 2. Memastikan bahwa
3. Siapkan alat dan bahan habis pakai perawat melakukan
sesuai kebutuhan pemeriksaan kepada
Stehoscope bilingual pasie yang benar
Sphygmomanometer 3. Untuk menunjang
marker/penanda pemeriksaan
Termometer
pengaris 2 buah
2. Tahap Orientasi
4. Lakukan 3 S (senyum, sapa dan 4. Bagian dari sikap
salam) kepada klien perawat dalam memulai
5. Identifikasi kembali nama klien percakapan
untuk memastikan tindakan 5. Tujuannya memvalidkan
dilakukan kesamaan pasien agar
6. Tanyakan keadaan klien tidak salah
7. Jelaskan prosedur dan tujuan 6. Untuk mengetahui
kegiatan pada klien kondisi pasien
8. Berikan kesempatan klien dan 7. Agar keluarga dan pasien
keluarga untuk bertanya mengetahui maksud dan
9. Pastikan lingkungan representatif, tujuannya dilakukan
cahaya cukup terang. pemeriksaan
10. Berikan privasi pasien dengan 8. Memastikan keluarga
menutup tirai dan klien sudah
pahamatau belum dengan
prosedurnya
9. Memudahkan dan
memfokuskan perawat
dalam pemeriksaan
10. Upaya perawat dalam
menjaga privasi pasien
3. Tahap Kerja
11. Cuci tangan 11. Supaya tangan seterik
12. Lafazkan bismillah dan menghidari penyekit
nosokomial
12. Agar pemeriksaan lebih
hikmat dan berjalan
lancar
Anamnesa Fokus
13. Tanyakan keluhan nyeri dada, dada 13. untuk mengetahui apa
berdebar (palpitasi), pingsan, edema, yang di rasakan klien
fatigue, perubahan ekstremitas , 14. untuk mengetahui adanya
sesak, batuk masalah dan lamanya
14. Tanyakan keluhan ketidaknyamanan sakit yang dialami klien
di area dada, jika ya sejak kapan 15. untuk mengetahui
15. Tanyakan aktivitas yang dilakukan penyebab dan yaang
sebelum nyeri dirasakan? Apa yang mempengaruhi rasa sakit
memperingan dan memperberat 16. untuk mengetahui
keluhan nyeri riwanyat sebelumnya
16. Tanyakan pengalaman nyeri dada serta rasa sakitnya dan
sebelumnya, apa yang dirasakan, menilai klafikasi nyeri.
skala nyeri, 17. untuk mengetahui adanya
17. Tanyakan riwayat gangguan riwayat permasalah pada
kardiovaskuler sebelumnya dan jantung klien
pengobatan yang telah dilakukan 18. utnuk mengetahui
18. Tanyakan ganggguan kesehatan yang penyakit apa saja yang di
lain miliki klien dan adanya
19. Tanyakan keluhan kesulitan komplikasi
bernapas 19. untuk mengetahui
20. Tanyakan riwayat alergi dan reaksi adanya masalah
yang ditimbulkan pernafasan klien
20. Untuk menghidari
pemberian obat yang
menimbulkan alerginya
kambuh.
4. Pemeriksaan Fisik
21. Observasi penampilan umum jika 21 untuk melihat adanya
memungkinkan (posture, kondisi kelainan atau masalah
psikologis) pada klien
22. Ukur berat badan dan tinggi badan 22. untuk mengetahui ideal
jika memungkinkan diri klien
23. Ukur tanda-tanda vital : Tekanan 23 utuk mengetahui adanya
darah, Suhu, Nadi, Respirasi; kaji perubahan TTV pada
hipotensi orthostatik klien
24. Posisikan pasien terlentang 24 agar klien tenang saat
senyaman mungkin dilakukan pemeriksaan
5. Kepala Dan Leher 25. untuk mengetahui
25. Kaji ketebalan distribusi rambut penyebaran, bau,
rontok ,warna. Distribusi,
merata atau tidak, adakah
alopesia, daerah
penyebaran Quality,
Hirsutisme
( pertumbuhan rambut
melebihi normal ) pada
sindrom chasing,
polycistik ovari’i, dan
akromrgali, penurunan
jumlah dan pertumbuhan
rambut seperti pada
penderita hipotiroitisme (
alopesia ). Warna, putih
sebelum waktunya terjadi
pada penderita anemia
perniciosa, merah dan
mudah rontok pada
malnutris (Nur
Azizah,2017)
26. Kaji adanya periorbital edema, arcus 26 pemeriksaan mata yaitu
senilis, sklera ikterik, exopthalmus untuk melihat kondisi
kesehatan mata agar
penyakit mata dan
gangguan fungsi
penglihatan dapat
dideteksi sedini
mungkin.seperti adanya
periorbital edema yang
disebabkan penuaan,
bawaan keturunan,
alergi, retensi cairan dari
asupan garam dalam
jumlah besar, trauma,
atau kurang tidur.arcus
senilis yang disebabkan
oleh kolestrol
tinggi,kelebihan lemak
darah,aterosklerosis,seda
ngkan skelera ikteri
disebabkan oleh
kenaikan konsentrasi
bilirubin dan
exopthalmus disebabkan
oleh gangguan pembulu
darah,tumor di belakang
rongga pendarahan di
belakang mata.(Putu
Budiastra, 2017)
Referensi
1. Purwaningtyas N,Sulastomo H,2019. Buku Manual Keterampilan Klinis Topik
Breast And Advanced Cardiovascular Examination: Pemeriksaan
Kardiovaskuler Lanjut .Surakarta : Kemenkes Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran.
2. Patricia A, Potter, Anne G, Stockert P, Amy Hall .2016. Fundamentals Of Nursing
Edisi 9. Elsevier Health Sciences
3. Ni’am U,Sobirin M, 2020. Pemeriksaan Tekanan vena Jugularis Pada Pasien Gagal
Jantung Konsep Analis. Departemen Keperawatan: Universitas Dipenogoro
vol.5 no.1