Anda di halaman 1dari 28

LOGBOOK

BLOK MATERNITAS II

Dosen Pengampu :

Ns. Mainarisa, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

Tri Hestu Haryani (G1B120058)

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2022
KASUS

Ny. A usia 17 tahun, pendidikan SD, IRT, Suku Jawa datang ke puskesmas
diantar suaminya Tn. B, dengan keluhan badan lemas, pusing, mual dan muntah,
jika dipaksakan untuk makan akan keluar kembali, keluhan bertambah jika
mencium bau bawang juga bau keringat suami, dengan kondisinya tersebut hanya
banyak berbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari
seperti sebelumnya. Berdasarkan anamnesa diketahui menikah 5 bulan yang lalu,
terlambat haid beberapa minggu, HPHT 1 Desember 2021. Riwayat menarche
klien usia 13 tahun, riwayat gastritis semenjak sebelum menikah, BB sebelum ada
keluhan 55 kg, riwayat KB tidak menggunakan alat kontrasepsi, pasien merasa
mammae membesar, telah dilakukan imunisasi TT menjelang menikah, tidak ada
riwayat aborsi. Ny. B mengatakan tidak tahu cara mengatasi masalahnya.

Kesadaran compos mentis, penampilan tampak lemah, konjungtiva anemis, BB 48


kg, TB 156 cm,TD 90/70 mmHg, R 22 x/mnt, Nadi 80 x/mnt, Suhu 36o celcius,
tampak memegang epigastrium, beberapa kali tampak nausea dan vomitus,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan pecah-pecah. Hasil pemeriksaan
dengan test pack hasil positif, Hasil pemeriksaaan Hb 10 gr/dl. Leukosit
19.500/mm3, Trombosit 587.000/mm3. Tn. C suami Ny A usia 17 tahun
mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
pada istrinya. tampak gelisah, ansietas dengan kondisi istrinya.

LO:

1. Jelaskan penyebab dari kondisi Ny. B.


2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk Ny. B?

Moderator : G1B120064_Olga Lolonda

Notulen : G1B120059_Stefi Maizuputri

STEP 1 (Identifikasi Kata Sulit)

1. Gastritis (G1B120052_ Elliza Puspika Sari)

→ (G1B120054_ Syifa Yunida Ihsani) Gastritis adalah gangguan sistem


pencernaan yang juga dikenal sebagai radang lambung. Penyakit ini terjadi
ketika lapisan dalam dinding lambung (mukosa) meradang atau membengkak.

→ (G1B120060_ Ayu Prasetya Pratiwi) Gastritis berasal dari kata gaster


yang artinya lambung dan it is yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis
secara umum dikenal dengan sakit "maag" atau sakit ulu hati adalah
peradangan dinding lambung terutama pada selaput dinding lambung
(gustin,2012)

→ (G1B120066_ Ravia Gustina) Gastritis adalah peradangan pada lapisan


lambung. Kondisi ini biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Helicobacter
pylori, yang menyebabkan sebagian besar ulkus lambung. Gastritis adalah
penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan pada dinding
lambung.Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat
kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang
bernama pepsin.

2. Aborsi (G1B120063_Fanesa Angela)

→ (G1B120056_Pebriyanti Putri) Aborsi ( abortion : Inggris, abortus : latin


) bearti keguguran kandungan.dalan bahasa Indonesia aborsi adalah
pengguguran kandungan.

→ (G1B120051_Ahmad Syahdad) Aborsi adalah terpancarnya embrio yang


tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau
aborsi bisa didefinisikan pengguguran janin atau embrio setelah melebihi
masa dua bulan kehamilan.

→ (G1B120058_Tri Hestu Haryani) Definisi medis mengartikan bahwa


aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum viability, sebelum janin
mampu hidup sendiri di luar kandungan, yang diperkirakan usia kehamilannya
di bawah usia 20 minggu (WHO).

3. Menarche (G1B120058_Tri Hestu Haryani)


→ (G1B120062_ Verawati Febriani L. T) Perdarahan atau haid pertama
dari uterus yang ditandai oleh keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan
dinding endometrium pada wanita (Sari dkk, 2019)
Sumber: Sari, D.P., Nurhapsa, Magga, E., & Nurlinda. 2019. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Early Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Kelurahan
Lapadde Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 2 (1) hal 141-
155
→ (G1B120060_ Ayu Prasetya Pratiwi) Menarche adalah siklus menstruasi
pertama atau pendarahan pertama pada perempuan. menarche merupakan
menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang 10-16 tahun atau pada
masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa
reproduksi.
→ (G1B120066_ Ravia Gustina) Menarche adalah menstruasi pertama kali
yang dialami oleh seorang wanita dan merupakan salah satu ciri fisik
kedewasaan wanita, yang menandai dimulainya masa remaja. Masa remaja
atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke
masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial. Menurut Winkjosastro (2005), rata-rata wanita
mengalami menarche antara usia 11-13 tahun dan saat ini usia menarche telah
bergeser ke usia yang lebih muda yang disebut menarche dini yaitu antara 10-
11 tahun.
4. Konjungtiva Anemis (G1B120061_Rida Septiani)
→ (G1B120064_Olga Lolonda) Konjungtiva anemis memang merupakan
salah satu tanda klinis anemia yang sering dijumpai. Namun, untuk
mendiagnosis anemia tentunya dibutuhkan pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar hemoglobin dalam darah. Pada kasus anda, dimana kadar
hemoglobin masih dalam batas normal, maka dapat dikatakan tidak menderita
anemia.
→ (G1B120059_Stefi Maizuputri) Konjungtiva Anemis adalah Suatu
kondisi dimana selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata
atau luar mata berwarna dan kelihatan pucat.

5. Imunisasi TT (G1B120062_ Verawati Febriani L. T)


→ (G1B120052_ Elliza Puspika Sari) Imunisasi TT atau vaksin tetanus
adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit tentang sebelum
menikah diwajibkan untuk melakukan vaksin tetanus.
→ (G1B120060_ Ayu Prasetya Pratiwi) Imunisasi Tetanus Toksoid (ITT)
adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan infeksi
tetanus pada bayi baru lahir. Hal tersebut sebagai upaya pencegahan dari
infeksi tetanus yang ditimbulkan.
Imunisasi ini akan berfungsing untuk membentuk pertahanan dalam tubuh ibu
kemudian diteruskan pada janin. Hal tersebut akan menjadi upaya
perlindungan alami ketika mengandung hingga beberapa bulan setelah lahir.
Idealnya dilakukan sebelum hamil atau ketika berencana untuk hamil. Namum
sifatnya tetap aman jika melakukan vaksin ketika sedang mengandung. Jika
kehamilan pertama, maka dokter akan merekomendasikan untuk dua kali
suntik tersebut.
6. Nausea (G1B120059_Stefi Maizuputri)
→ (G1B120051_Ahmad Syahdad) Nausea adalah perasaan tidak nyaman
pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan
muntah, nausea termasuk kedalam kategori psiokologis dan subkategori nyeri
dan kenyamanan (PPNI, 2016).
→ (G1B120057_Aulia Sura) Nausea adalah rangsangan yang dapat
menimbulkan rasa mual, diantaranya ialah: rasa nyeri dalam perut, rangsangan
labirin, daya ingat yang tak menyenangkan. Perasaan mual umumnya disertai
dengan timbulnya hipersalivasi.
→ (G1B120066_ Ravia Gustina) Nausea diartikan sebagai mual dan vomitus
sebagai muntah. Mual dan muntah merupakan reaksi yang sangat kompleks
yang melibatkan sistem saraf pusat dan sistem pencernaan dalam tubuh
7. Epigastrium (G1B120054_ Syifa Yunida Ihsani)
→ (G1B120057_Aulia Sura) Epigastrium/ulu hati terletak di bawah tulang
dada dan di atas pusar atau bagian tengah perut atas. apabila terdapat Rasa
sakit atau nyeri di bagian ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
→ (G1B120067_Leni Putri) Epigastrium terletak pada area perut bagian atas
perut tepatnya berada di bawah tulang rusuk Anda. Kondisi ini sering terjadi
bersamaan dengan gejala umum lainnya yang berkaitan dengan saluran
pencernaan seperti kembung, mulas dan gas.
→ (G1B120052_ Elliza Puspika Sari) Daerah Tengah atas perut itu terletak
di antara margin Kosta dan bidang subtotal nyeri dapat dirujuk ke epigastrium
dari kerusakan struktur yang berasal dari usus depan.

8. Mammae (G1B120057_Aulia Sura)


→ (G1B120059_Stefi Maizuputri) Mammae (payudara) merupakan kelenjar
subkutan yang mulai tumbuh sejak minggu ke enam embrio yang berupa
penebalan pada ektodermal sepanjang garis mammae yang terbentang dari
aksila sampai region inguinal.
→ (G1B120065_Khayla Dzahabiya) FAM (Fibroadenoma Mammae) adalah
jenis tumor jinak payudara yang paling sering ditemukan dan sering terjadi
pada usia muda (masa reproduksi). FAM merupakan pertumbuhan berlebih
terhadap jaringan payudara yang disebabkan karena sensitivitas hormon
estrogen jaringan dan bervariasi selama siklus menstruasi dan kehamilan serta
dapat mengecil setelah menopause.
→ (G1B120066_ Ravia Gustina) Mammae berarti payudara di KBBI adalah:
buah dada; susu; tetek.
9. Test Pack (G1B120067_Leni Putri)
→ (G1B120060_ Ayu Prasetya Pratiwi) Test pack merupakan sebuah alat
yang berfungsi untuk mendeteksi kehamilan. alat ini umumnya berbentuk stik
yang dirancang untuk mengetahui apakah urine yang dijadikan sample
mengandung hormon human chorionic gonadotropin ( HCG)
10. Vomitus (G1B120066_ Ravia Gustina)
→ (G1B120057_Aulia Sura) Vomitus adalah keluarnya isi lambung dengan
kekuatan bagaikan menyemprot melalui mulut. Hal ini dapat terjadi sebagai
reflek protektif untuk mengeluarkan bahan toksin dari dalam tubuh
→ (G1B120063_Fanesa Angela) Voumitus adalah istilah medis untuk
muntah, kondisi ini terjadi ketika oto perut mengalami kontraksi sehingga
mendorong isi perut keluar dari mulut, voumitus dapat diawali dengan mual
atau tanpa mual.
11. Leukosit (G1B120056_Pebriyanti Putri)
→ (G1B120061_Rida Septiani) Leukosit merupakan sel darah putih yang
diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula
(polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula
(mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi
(Sutedjo, 2006).
→ (G1B120052_ Elliza Puspika Sari) Leukosit adalah bagian penting dari
sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang
dapat melawan virus jamur bakteri dan parasit penyebab penyakit yang masuk
ke dalam tubuh dan diproduksi oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh
tubuh.
→(G1B120065_Khayla Dzahabiya) Leukosit adalah sel darah putih yang
diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat
beragam.

STEP 2 (Identifikasi Masalah)

1. Mengapa wanita hamil dengan gastritis, lebih rentan mengalami mual muntah
berlebihan atau hipermesis gravidarum ? (G1B120063_Fanesa Angela)

2. Apa saja pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada kasus tersebut?
(G1B120051_Ahmad Syahdad)

3. Mengapa Ny.T melakukan imunisasi TT menjelang / sebelum menikah ?


(G1B120062_ Verawati Febriani L.T)
4. Apa yang menyebabkan Ny. A mengalami badan lemas, mual muntah, dan
keluhan akan bertambah ketika mencium bawang juga bau keringat suaminya?
(G1B120058_Tri Hestu Haryani)

5. Apa penyebab kondisi ansietas pada kasus diatas tersebut? (G1B120060_ Ayu
Prasetya Pratiwi)

6. Sebagai perawat, sebaiknya apa yang kita lakukan jika melihat kondisi klien
yang mual dan muntah saat makan sedangkan kondisinya semakin lemas?
(G1B120059_Stefi Maizuputri)

STEP 3 (Analisa Masalah)

1. → (G1B120060_ Ayu Prasetya Pratiwi) Hiperemesis gravidarum adalah


muntah yang terjadi sampai usia kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit. Mual dan muntah merupakan
gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada
6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.

Wanita saat hamil muda yang sebelumnya mempunyai riwayat penyakit maag,
sangat beresiko kambuh, apalagi saat mengidam. Saat mengidam, terkadang ibu
hamil muda tidak berselera makan, mual dan muntah akibat pengaruh hormone
chorionic gonadotropin. Karena perut sering dalam keadaan kosong, maka sakit
tidak bisa dihindari. Begitupun sebaliknya, penyakit maag yang diderita
sebelumnya bisa memperburuk masa mengidam wanita hamil, yaitu mual muntah
berlebihan hiperemesis gravidarum. Wanita hamil dengan gastritis lebih rentan
terhadap mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Muntah akan
menghalangi ibu dan bayi untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Jika ibu
tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, maka akan berpengaruh pada janin.
Misalnya kemungkinan janin mengalami BBLR. Bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum adalah kondisi psikosomatik.
Kondisi psikosomatik yaitu gangguan psikologis yang berubah menjadi bentuk
gangguan fisik. Gangguan psikologis yang terimplikasi pada gejala fisik ini dapat
berupa mual dan muntah, kelelahan yang berat dan sebagainya. Hiperemesis
gravidarum merupakan salah satu keadaan gangguan psikologis yang diubah
dalam Mitayani14 yang menyebutkan bahwa faktor psikologis yang meliputi
pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon
progesteron, estrogen dan hCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus ikut menjadi
penyebab kejadian hiperemesis gravidarum. Kondisi psikologis ibu yang
menjalani proses kehamilan dapat menyebabkan terjadinya stres. Ibu yang dalam
keadaan stres ini dapat meningkatkan tekanan darah dan peningkatan denyut
jantung sehingga dapat meningkatkan HCG. HCG adalah hormone yang
dihasilkan selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita
hamil kurang lebih 10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi
terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil.

2. → (G1B120067_Leni Putri) Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan


pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur tanda -
tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan
fisik pada ibu hamil yang dilakukan meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011)
pemeriksaan :

a. Kepala dan leher, Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan


mulut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
b. Dada dan jantung, Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan
stetoskop daerah jantung dan paru–paru.
c. Payudara, Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi
area payudara dan axilla di seluruh kuadran.
d. Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
e. Ekstremitas, Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan
reflex hammer
f. Abdomen
Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi
abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang
diauskultasi dengan USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya
antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin normal
berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit.
g. Vagina
vulva Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan
pada mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.
h. Panggul
Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa
untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu
memperkirakan usia kehamilan, baik mengkonfirmasikan taksiran
persalinan (TP) berdasar HPHT atau menyediakan informasi dalam HPHT
tertentu. Hal ini penting untuk menentukan TP akurat

3. → (G1B120057_Aulia Sura) Alasannya, karena setelah menikah, pasangan


suami istri akan melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya, umumnya
alat kelamin wanita akan mengalami luka akibat robeknya selaput dara, walaupun
tidak semua. Dari luka tersebut bisa menjadi jalan masuk bakteri penyebab
tetanus. Maka dari itu, gunanya imunisasi TT yaitu agar wanita memiliki
kekebalan tubuh dari infeksi tetanus.

4. → (G1B120059_Stefi Maizuputri)

Beberapa ibu hamil menjadi sangat peka terhadap bau atau hiperosmia merupakan
salah satu tanda awal kehamilan. Secara medis, alasan pasti ibu hamil lebih
sensitif terhadap bau hingga saat ini belum ditemukan. Akan tetapi, pemicu utama
gejala ini diduga terkait dengan 2 hal

1) Perubahan kadar hormon

Tidak hanya mual dan muntah, perubahan kadar hormon estrogen dan
hormon human chorionic gonadotropin (hCG) di trimester pertama diduga
juga dapat memengaruhi persarafan yang bertugas untuk menghantarkan
sinyal bau ke otak. Kondisi inilah yang membuat penciuman ibu hamil
menjadi lebih sensitif terhadap bau tertentu.

2) Kemampuan alami ibu hamil

Selain karena perubahan kadar hormon, penciuman yang lebih sensitif


juga diduga merupakan sebuah “bawaan alami” seorang ibu untuk
melindungi janinnya yang masih lemah di kehamilan trimester pertama.
Teori ini diperkuat dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa
penciuman ibu hamil bereaksi keras terutama terhadap bahan-bahan yang
dapat membahayakan kehamilan, seperti alkohol, rokok dan kafein.
Kondisi penciuman ibu hamil tidak akan berlansung lama, setelah
melahirkan kadar hormone didalam tubuh akan kembali normal.

→ (G1B120063_Fanesa Angela) Kondisi tersebut terjadi karena adanya


peningkatan kadar hormon progesteron di dalam tubuh setelah proses pembuahan
berhasil. Sensitivitas indera penciuman ini akan meningkat saat ibu mencium bau
yang tidak sedap atau bau yang menyengat. Akibatnya, ibu hamil akan mengalami
mual dan hasrat ingin muntah.
Sumber: Fortinash, K.M & Worret, P.A.H. (2004). Psychiatric Mental Health
Nursing. (3rd ed)

5. → (G1B120062_ Verawati Febriani L.T) Menurut buku SDKI tahun 2017,


salah satu penyebab dari ansietas ialah kurang terpapar informasi. Hal ini
ditunjukkan pada kasus dimana Tn.C mengatakan tidak tahu apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dialami pada istrinya.
Ketidaktahuan ini lah yang menimbulkan perasaan rasa gelisah/khawatir sehingga
berakibat pada ansietas atau gangguan kecemasan.

Sumber: TIM POKJA SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.

→ (G1B120067_Leni Putri) Kehamilan merupakan suatu kondisi yang dapat


mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis calon ibu. Seiring bertambahnya usia
kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang
dianggap klimaks sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil
akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Ansietas merupakan salah satu
dampak yang paling sering dialami ibu selama hamil dan menjelang masa
persalinan. Selama menjalani kehamilan dan menjelang persalinan, kehidupan
psikologi dan emosional ibu hamil dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai
persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus
anaknya. Wanita yang baru pertama kali mengandung, akan merasa gelisah, was-
was, dan takut menghadapi rasa sakit manjelang saat melahirkan.

→ (G1B120063_Fanesa Angela) Videbeck (2008) mendefinisikan ansietas


sebagai perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika
ansietas terjadi, individu merasa tidak nyaman, takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka tanpa mengetahui penyebab terancamnya emosi.
contohnya pada kasus pasien mengalami pusingg, lemas,kemudian mual apalagi
ketika mencium bau bawang dan keringat suami, kondisi itu menyebabkan suami
bingung apa yang sedang terjadi kepada istrinya sehingga menimbulkan
kecemasan atau rasa takut akan kondisi pada istrinya tersebut.

Sumber: St.Louis Missouri : Mosby. Hamilton, P. Mary. (1995). Dasar-Dasar


Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC

6. → (G1B120054_ Syifa Yunida Ihsani) Sebagai seorang perawat, yang dapat


kita lakukan yaitu dengan memberikan suplemen kepada klien seperti suplemen
yang mengandung kalsium, omega-3, serta kita dapat menyarankan ibu hamil agar
tidak makan ditempat yang tercium bau-bauan yang menyengat agar sang ibu
tidak semakin mual dan muntah, makan di ruangan yang sejuk, dan tidak berapa
diruangan yang pengap.
→ (G1B120056_Pebriyanti Putri) Selain itu hal yang dapat dilakukan :
1) Atur pola makan dan minum
2) Hindari berbaring sesaat setelah makan
3) Cukupi waktu istirahat
4) Pakailah pakaian yang nyaman dan longgar
5) Lakukan relaksasi
STEP 4 (Mind Mapping)

Dibuat oleh: (G1B120066_ Ravia Gustina)

Ny. A 17
tahun

Puskesmas

Keluhan : badan lemas, pusing,mual


dan muntah. Dan juga tidak suka bau
bawang dan keringat suaminya, dan
banyak berbaring.

Do ; Ds :

- kesadaran compos mentis -HPHT 1 des 2021

- tampak lemah -menarche 13 th

-Konjungtiva anemis -riwayat gastritis smenjak sebelum


lahir
-bb 48 kg ,tb 156 cm, td 90/70 mmhg, R
22 x/m, N 80x/m, T 36 c. -riwayat kb tidak mengggunakan alat
kontrosepsi
-tampak nausea dan vomitus,
konjungtiva anemis, mukosa bibir - pasien merasa mammae membesar
kering dan pecah-pecah. -tampak memegangi epigastrium
3
-Hb 10 gr/dl. Leukosit 19.500/mm ,
Trombosit 587.000/mm3

Mahasiswa diminta menjelaskan


penyebab dari kondisi ny. A dan
bagaimana asuhan keperawatan yang
akan diberikan.
STEP 5 (Learning Object)

1. Jelaskan penyebab dari kondisi Ny. A.


2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk Ny. A?

Jawaban :

1. Penyebab Ny. A mengalami kondisi tersebut karena peningkatan kadar


progesteron, esterogen dan Human Chorionic Gonadotripin (HCG) yang
meyebabkan mual muntah. Peningkatan hormon progesteron meyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan
lambung melambat.selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang
dapat mengakibatkan mual dan muntah.

2. Asuhan Keperawatan Ny. A

I. Pengkajian
A. Data Umum Klien
1. Nama/Inisial : Ny. A
2. Usia : 17 Tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : IRT
5. Pendidikan Terakhir : SMP
6. Suku : Jawa

B. Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : tidak terkaji
2. Riwayat KB : Tidak menggunakan alat kontrasepsi

C. Riwayat Kehamilan Saat Ini


1. HPHT : 1 desember 2021
2. Taksiran Partus : 8 september 2022
3. BB sebelum Hamil : 55 kg

D. Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Status Obesentri : G1P0A0
2. Kesadaran : Composmentis, TB 156 cm, BB 48 kg,
3. TTV : TD : 90/70 mmHg, Nadi : 80x/menit,
Suhu : 36ºC, RR : 22xmenit
II. Analisa Data

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


DS : Proses kehamilan Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
- Badan lemas kebutuhan tubuh b.d
- Pusing
frekuensi mual muntah
- Mual muntah
- Keluhan bertambah
jika mencium bau
bawang dan keringat
suaminya

DO :
Mual muntah
- Penampilan tampak
lemah
- Konjungtiva anemis
- Tampak nausea dan
vomitus
- Mukosa bibir kering
dan pecah – pecah
- TTV :
BB : 48 kg
TB : 156 cm
TD : 90/70 mmHg
Ketidakseimbangan
R : 22x/menit
nutrisi kurang dari
Suhu : 36ᵒC
kebutuhan tubuh
- Pemeriksaan test pack
: posistif
- Hb : 10 gr/dl
- Leukosit : 19.500/mm₃
- Trombosit :
587.000/mm₃

DS : Proses kehamilan Kekurangan volume


cairan b.d kehilangan
- Pasien mengatakan Mual muntah cairan yang berlebihan
lemas dan seing mual
muntah Intake cairan tidak
seimbang
DO :
Kekurangan volume
- Tampak lemah cairan
- Mukosa bibir kering
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
DS : Proses kehamilan Intoleransi aktifitas b.d
kelemahan
- Tidak dapat Mual muntah
melakukan aktifitas
IRT seperti biasanya Lemas
- Badan lemas dan Intoleransi aktifitas
selalu berbaring

DO :

- Tampak lemah

III. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi
mual muntah
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan

IV. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Ketidakseimbangan NOC - Anjurkan normal hygiene yang
nutrisi kurang dari baik sebelum dan sesuadah
kebutuhan tubuh - Nutritional status makan, gunakan sikat gigi yang
- Nutritional status :
b.d frekuensi mual halus untuk menyikat gigi
food and fluid dengan lembut
muntah berlebihan
intake - Kaji riwayat nutrisi, termasuk
- Weight control makanan yang disukai
Kriteria Hasil - Timbang berat badan pasien
- Anjurkan makan sedikit dengan
- Adanya frekuensi sering / makan
peningkatan BB diantara waktu makan
- BB ideal - Hidangkan dalam bentuk
- Tidak ada tanda menarik dan masih hangat
malnutrisi - Observasi dan catat kejadian
- Tidsk terjadi mual/muntah
penurunan BB - Monitir mual muntah
yang berarti
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
HASIL
Kekurangan voluem NOC - Pertahankan catatan intake dan
cairan b.d output yang akurat
kehilangan cairan - Fluid balance
- Monitor status hidrasi
- Hydration
yang berlebihan - Tentukan frekuensi/beratnya
- Nutritional status :
mual muntah
food and fluid
- Anjrukan peningkatan masukan
intake
minuman bikarbonat dan
Kriteria Hasil makan dengan porsi sedikit
dengan frekunsi yang sering
- Memepertahanka - Monitor masukan
n urine output makanan/cairan danhitung
- TTV dalam batas intake kalori harian
normal - Kolaborasi pemberian IV cairan
- Tidak ada tanda - Dorong keluarga untuk
dehidras, membantu pasien makan
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus
berlebihan

Intoleransi aktifitas NOC - Monitor intaake dan output ciran


b.d kelemahan - Gali hambatan individu terkairt
- Anxiety level latihan fisik (seperti senam
- Sosial Anxity level hamil,dll)
Kriteria Hasil - Dukung uangkapan perasaan
mengenai latihan atau kebutuhan
- Frekuensi nadi untuk melakukan latihan
saat aktivitas tidak - Libatkan keluarga yang
terganggu memberikan perawatan dalam
- TD normal merencanakan san meningkatakn
- Frekuensi progrma latihan
pernapaan tidak - Moniyor respon individu
terganggu terhadap program latihan
STEP VI (HIPEREMESIS GRAVIDARUM)

A. DEFINISI
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini
biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2009 hal 98).
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat
lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil
sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi,
ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu
keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada
usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus
berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010 hal 65).
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-
12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa
kehamilan. Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan
pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada
pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara
setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 - 2%
mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius
(Huliana, 2001 hal 78)
B. ETIOLOGI
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Dulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum
karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari janin atau
kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-
eklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk hiperemesis
gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-eklampsi dan
eklampsi) dalam kehamilan (Runiari, 2010 hal 63).
Runiari (2010) dan Guyton (2007) menjelaskan beberapa teori
penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun
yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut
antara lain adalah (Runiari, 2010 hal 63):
1. Teori Endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar
progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan
motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid
juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.
Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang
dapat mengakibatkan mual dan muntah. Hormon progesteron
ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan
dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama
kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu
hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk
membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga
plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi
untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot
rahim. Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah
sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa
Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat
sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau
sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana
hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan,
mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama
hamil. Seseorang dalam kondisi stress akan meningkatkan
aktifitas saraf simpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa
adrenalin dan kortisol (Guyton, 2004 hal 46).
Sistem imun merupakan komponen penting dan responden
adaptif stress secara fisiologis. Stress menggunakan adrenalin
dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi dan
tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot
empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan
pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah terial
dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak
jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol
dari lemak protein berkepadatan rendah (Guyton, 2004 hal 46).
Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung
akan dapat meningkatkan HCG. HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) adalah hormone yang dihasilkan selama
kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita
hamil sesudah kurang lebih 10 hari sesudah pembuahan. HCG
ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu
hamil (Guyton, 2004 hal 47).
2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6
dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.
3. Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah
mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi
hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga
dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap
sekresi dari korpus luteum.
4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara
infeksi Helicobacter pykori dengan terjadinya hiperemesis
gravidarum, sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori
infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.
5. Teori Psikosomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum
merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam
bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan
tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan
menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta
konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis
penyebab hiperemesis gravidarum. Gejala mual dan muntah
dapat juga disebabkan oleh gangguan traktus digestif seperti
pada penderita diabetes mellitus (gastroparesis diabeticorum).
Hal ini disebabkan oleh gangguan motilitas usus atau keadaan
pasca operasi vagotomi. Selain merupakan reflesi gangguan
intrinsik dari lambung, gejala mual dan muntah dapat
disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral pada pusat
muntah (chemoreceptor trigger zone). Perubahan metabolisme
hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini, oleh karena itu
pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan akibat
gangguan fungsi hati, kantung empedu, pankreatitis, atau ulkus
peptikum (Runiari, 2010 hal 69).

C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi
faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
(Winkjosastro, 2007 hal 185)
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non
protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah,
kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia
(Mitayani, 2009 hal 56).

D. TINGKATAN
Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang
jelas antara mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum,
tetapi bila keadaan umum ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap
sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala
hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai
berikut :
a. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.
Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.
Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung
dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat
pula ditemukan dalam urine.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi
fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle
ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus,
diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada
tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung,
dan retina.
E. AKIBAT
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat
badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi lahir
(Gross dalam Runiari, 2010 hal 61). Penelitian yang dilakukan oleh Paawi
(2005) didapatkan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang
signifikan terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan.
Ada peningkatan angka kematian Intrauterin Growth Retardation (IUGR)
pada klien hiperemesis gravidarum yang mengalami penurunan berat
badan lebih dari 5%.
Selain berdampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya,
hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis,
sosial, spiritual dan pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkan
dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah. Jika mual dan muntah
menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi konflik antara
ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatanakibat
berhenti bekerja mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap
pasangan (Simpson, et. Al., 2001).
Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena klien
mengalami perubahan yang sangat kompleks terhadap kehamilannya.
Media yang berkembang menjelaskan bahwa kehamilan merupakan
keadaan fisiologis dan psikoemosional yang optimal, sehingga jika wanita
mengalami mual dan muntah yang menghebat dianggap sebagai kegagalan
perkembangan wanita (Runiari, 2010 hal 62)

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor
penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang,
maka diperlukan seperti :

a. Obat-obatan
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3. Anti histamine : dramamin, avomin
4. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi
cerah dan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar
masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau
makan. Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24
jam.

c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.

d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari),
dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam
amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman
dan lambat laun makanan yang tidak cair.

e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan
keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya:
1. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis,
somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus,
ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah
terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.

G. Manifestasi Klinis/Tanda Gejala


Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa
pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara
berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala
tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan
4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual
dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka
menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum.
Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala
normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas,
rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara
serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan
mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan
mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia
gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

I. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada hiperemesis gravidarum
antara lain:
a. Depresi, hampir umum.
b. Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada
penderita dengan diabetes tipe 1.
c. Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada setiap pasien
dengan muntah terus-menerus, alkalosis, hipokalemia dan
hiponatremia.
d. gizi buruk dan disertai ketosis, anemia, hypoalbuminemia
(Edward, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur, Hall. (2207). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC.
Huliana M. (2001). Pedoman Menjalani Sehat. Jakarta : Puspa Swara ;
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Meternitas. Jakarta : Salemba Medika
Runiari,Nengah. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta : Salemba Medika
Wiknjosastro, Hanifa. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai