Anda di halaman 1dari 9

Problematika Demografi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Manusia

Ada tiga problematika demografi yang merupakan bagian penting dari penduduk, yaitu:
a.   Dinamika kependudukan
b.   Komposisi penduduk
c.   Besar dan persebaran penduduk  
Demografi Formal Demografi formal merupakan analisis pola-pola, jumlah, susunan,
komposisi dan distribusi penduduk yang timbul dari hubungan di antara berbagai variabel
demografi. Sosiologi Demografi
Sosiologi demografi memberikan pengertian yang mendalam terhadap pertanyaan ilmiah
dalam bidang sosial yang ada hubungannya dengan sebab-musahab dari pola-pola penduduk
dan proses kependudukan.
Unsur integral dari sistem kependudukan meliputi:
1)   Struktur penduduk
2)   Komposisi penduduk
3)   Distribusi penduduk

A. Dinamika kependudukan
Pengertian Dinamika Penduduk 
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal.Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan
jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat
diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. 
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang penting dalam masalah social
ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi social
ekonomi suatu daerah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk 
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau
berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga)
faktor yaitu :
 Kelahiran (natalitas) 
 Kematian (mortalitas) 
 Migrasi (perpindahan) 
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia,
oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan
kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Kelahiran (fertilitas) 
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang yang
meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian
dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. 
Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur
umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan
wanita serta pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain : 
 Kawin usia muda 
 Pandangan “banyak anak banyak rezeki” 
 Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah 
 Anak merupakan penentu status social 
 Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain : 
 Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
 Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
 Semakin banyak wanita karir. 
Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) : 
 Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk 
 Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk 
 Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk 
b. Kematian (mortalitas) 
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death rate) dan tingkat
kematian khusus(age specific death rate). 
Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada
suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. 
Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. 
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai
berikut :
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain : 
 Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 
 Fasilitas kesehatan yang belum memadai
 Keadaan gizi penduduk yang rendah 
 Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir 
 Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
 Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
 Fasilitas kesehatan yang memadai
 Meningkatnya keadaan gizi penduduk
 Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan 
Penggolongan angka kelahiran kasar :
 angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk 
 angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk 
 angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk 
c. Migrasi Penduduk 
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan.
Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya
sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. 
Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke
daerah lain yaitu factor persediaan sumber daya alam, factor lingkungan social budaya, factor
potensi ekonomi. Dengan mengetahui factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat
negative. 
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk
piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui
mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah
yang bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk pyramida yang
berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida
stasioner, dan piramida penduduk tua.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati
batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi: 
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran 
2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigrant 
3. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya 
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara.
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. 
2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau
yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama
kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal
dengan nama kolonisasi. 
3. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu,
seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan
proyek 
4. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh
seseorang atas kemauan dan biaya sendiri 
5. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam
propinsi atau pulau yang sama 
6.  Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah 
7.  Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan
di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan
penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana
alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
B. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk adalah suatu pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu dan
untuk tujuan tertentu pula. Misalnya yaitu  pengelompokan penduduk berdasarkan pada umur
dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta pekerjaan. Mengetahui komposisi penduduk
dibutuhkan untuk merencanakan kegiatan pada masa mendatang.
Adapun komposisi penduduk suatu negara dapat di klasifikasikan menurut:
 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bisa dibentuk piramida penduduk,
yaitu grafik balok yang dibuat secara horizontal untuk membandingkan penduduk laki-laki
dan perempuan.
Macam-macam Bentuk Piramida Penduduk
 Piramida penduduk muda (Expansive)
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, semakin ke puncak semakin sempit,
sehingga berbentuk limas. Hal tersebut menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan
tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.
 Piramida Penduduk Tetap ( Stationer )
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti
granat. Hal tersebut menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka
kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan jumlah  usia dewasa.
 Piramida Penduduk Tua (Constrictive)
Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar. sehingga berbentuk
seperti batu nisan. Hal tersebut menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dan
juga angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan
dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
Data mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bisa dipergunakan
untuk:
 Angka Beban Ketergantungan ( Dependency Ratio)
Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan mengenai  perbandingan antara
banyaknya orang yang termasuk usia tidak produktif dengan banyaknya orang yang termasuk
usia produktif.
Orang yang termasuk golongan usia tidak produktif adalah sebagai berikut :
 Antara usia 0 hingga 14 tahun.
 Usia 65 tahun ke atas.
Adapun yang termasuk usia produktif adalah usia yang berkisar antara 15 hingga 64 tahun.
Besar kecilnya angka beban ketergantungan mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk.
Semakin tinggi angka beban ketergantungannya, maka akan semakin rendah tingkat
kesejahteraan penduduk, dan sebaliknya.
 Angka Usia Harapan Hidup ( Life Expectancy)
Angka usia harapan hidup merupakan  rata-rata usia penduduk yang diperhitungkan sejak
kelahiran.Usia harapan hidup berkaitan erat  dengan angka kematian bayi. semakin tinggi
angka kematian bayi maka semakin rendah usia harapan hidup, dan juga sebaliknya. Angka
usia harapan hidup sangat terkait dengan tingkat kesehatan masyarakat.
 Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio)
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan  perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan
banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
 Komposisi (Susunan) Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Komposisi (susunan) penduduk berdasarkan pendidikan adalah suatu susunan penduduk
(pengelompokkan penduduk) didasarkan pada jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Jenjang
pendidikan menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 sistem pendidikan nasional
terdiri dari pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs), pendidikan menengah (SMA/MA),
pendidikan tinggi (sekolah tinggi, universitas)
 Jenjang Pendidikan Dasar
Jenjang pendidikan dasar meliputi SD atau MI dan SMP atau MTs atau bentuk-bentuk
jenjang sekolah yang sederajat yang lainnya.
Pendidikan SD dan MI bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP atau MTs. Adapun pendidikan SMP atau MTs
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, siswa supaya bisa melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi dan mempunyai hubungan interaksi dengan lingkungan sosial,
budaya, dan juga  alam sekitar.
 Jenjang Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah meliputi SMA, MA, SMK, atau sekolah yang sederajat yang
lainnya. Pendidikan menengah bertujuan untuk  memberikan pengajaran yang bersifat teoritis
dan praktis dan juga mengutamakan perluasan wawasan ilmu pengetahuan serta  peningkatan
keterampilan siswa supaya mampu mengembangkan potensi diri ataupun melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi atau langsung bekerja.
 Pendidikan Tinggi
Jenjang pendidikan tinggi meliputi program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.
Adapun bentuk dari  pendidikan atau perguruan tinggi antara lain yaitu akademi, sekolah
tinggi, universitas, dan institut.
Pendidikan di perguruan tinggi terbagi menjadi:
 Pendidikan akademik, yang diarahkan pada penguasaan, pengembangan, peningkatan
mutu, dan juga perluasan wawasan ilmu pengetahuan.
 Pendidikan profesional, yang diarahkan pada penerapan keahlian tertentu serta
mengutamakan peningkatan kemampuan penerapan ilmu pengetahuan.
 
 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan didasarkan pada kegiatan ekonomi ataujenis
usaha yang digeluti oleh masyarakat. persentase penduduk di negara- negara berkembang,
termasuk di Indonesia yang bekerja pada bidang pertanian yang lebih besar dibandingkan
dengan yang bekerja di bidang–bidang yang  lain. Hal tersebut bertolak belakang dengan
kondisi di negara-negara maju, di mana penduduknya sebagian besar bekerja di bidang
industri dan juga jasa.
C. Besar dan persebaran penduduk  
Persebaran penduduk adalah bentuk dari penyebaran penduduk disuatu wilayah atau negara,
yang mana apakah penduduk dinegara atau wilayah tersebut tersebar dengan merata atau
tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arti persebaran penduduk adalah penyebaran
suatu penduduk pada suatu wilayah ke wilayah yang lainnya dalam suatu negara dan dapat
menjadi indikator apakah sudah merata atau tidak persebaran penduduk didalam suatu
negara tersebut.
Jumlah penduduk di Indonesia tergolong sangat besar, namun persebaran penduduknya
ternyata tidak merata. Konsentrasi persebaran penduduk sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor yang diantaranya seperti faktor sejarah, kondisi fisik misal seperti relief,
ketinggian tempat, kesuburan tanah dan kondisi air.
Dan salah satu permasalahan mengenai persebaran penduduk di Indonesia adalah telah
terjadinya ketimpangan antara penduduk yang tinggal dipulau Jawa dengan penduduk yang
berada diluar pulau Jawa. Adapun luas pulau Jawa hanya berkisar kira-kira diantara 7% dari
luas nasional, akan tetapi penduduk yang tinggal dipulau Jawa mencapai hingga 60% dari
penduduk Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi yang disebabkan oleh faktor sejarah, yaitu
sejak pada zaman penjajahan bahkan sejak zaman kerajaan pulau Jawa telah menjadi pusat
pemerintahan.
Pengertian kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk setiap km2
pada suatu wilayah.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk
Adapun dibawah ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan
penduduk tiap-tiap daerah adalah antara lain sebagai berikut :
1. Faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, subur, relief yang baik, cukup
air dan daerahnya awam.
2. Faktor biologi
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah berbeda. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan tingkat kematian, kelahiran dan angka perkawinan.
3. Faktor kebudayaan dan teknologi
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berpikirnya bagus dan keadaan pembangunan
fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang terbelakang.
ukuran kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dengan dua ukuran, yaitu kepadatan penduduk
aritmatika dan kepadatan penduduk agraris. Berikut penjelasan lebih detailnya :
1. Kepadatan penduduk aritmatika
Biasanya disebut juga dengan istilah kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk rata-rata
setiap km2.
Kepadatan penduduk (aritmatika) = Jumlah Penduduk : Luas Wilayah (km2)
2. Kepadatan penduduk agraris
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah rata-rata penduduk petani per 1 kilometer persegi
luas lahan pertanian.
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah petani : Luas lahan pertanian (km2)
Kesimpulan materi persebaran dan kepadatan penduduk
Makna persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk disuatu wilayah atau
negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Persebaran penduduk yang
tidak merata dapat menyebabkan permasalahan seputar ketersediaan sumber daya manusia,
terutama bagi daerah yang luas dan potensi sumber daya alam yang relative besar sedangkan
makna kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk
setiap km2 pada suatu wilayah.

D. Struktur Penduduk
Jenis Struktur Penduduk
1. Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi,
Transmigrasi.
2. Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
3. Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan
yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis
kelamin.
E. Distribusi penduduk
distribusi atau persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebar merata atau tidak. Persebaran penduduk dapat
diketahui dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran yang
menunjukkan berapa banyak jiwa atau penduduk yang tinggal dalam satu kilometer persegi
wilayah.
Kepadatan penduduk menjadi indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu
wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik
maupun sumber daya manusia, akan cenderung dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga
memberikan informasi kepada pemerintah tentang pemerataan pembangunan.
Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai
wilayah.
Persebaran penduduk Indonesia Beberapa wilayah di Indonesia penduduknya masih sangat
sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population). Berdasaran Hasil
Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Pertumbuhan dan Persebaran
Penduduk Indonesia (2011), 57,5 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Kondisi ini sudah terjadi sejak lama. Meski pemerintah selalu melakukan upaya penyebaran
penduduk ke luar Jawa dan Bali, melalui program transmigrasi sejak zaman pemerintahan
Belanda hingga Indonesia merdeka.
Pemerataan penduduk
Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata menjadi permasalahan bagi pelaksanaan
pembangunan di Indonesia. Diperlukan cara memeratakan penduduk yang seimbang,
sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu
cara pemerataan penduduk di Indonesia adalah melalui perpindahan penduduk dari daerah
padat ke daerah jarang penduduk. Perpindahan penduduk dapat dilakukan dengan keinginan
warga sendiri maupun melalui program pemerintah.
Persebaran penduduk terpusat di Pulau Jawa Mengapa persebaran penduduk terpusat di pulau
Jawa? Mengapa pulau Jawa menjadi daerah terpadat di Indonesia? Pulau Jawa adalah daerah
sangat subur dan telah lama berkembang dengan pertanian tradisional. Pada masa lalu,
masyarakat mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Faktor yang
menyebabkan Pulau Jawa padat penduduknya adalah: Karena sebagian besar lokasi di
wilayah Pulau Jawa mudah terjangkau; Pulau Jawa menjadi pusat perkembangan politik pada
masa Hindu, Buddha, Islam dan masa penjajahan; Pusat pemerintahan Indonesia yaitu Jakarta
berada di Pulau Jawa; Kota-kota besar sebagian besar berada di Pulau Jawa; Sarana dan
prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lain di Indonesia.
DEMOGRAFI DAN PROBLEMATIKA DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN HIDUP MANUSI.
Problematia !alam Ke"e#a$teraa% Hi!&' Ma%&"ia
Ketika era globalisasi dan informasi belum sepenuhnya diantisipasi, Indonesia
harusmenghadapi krisis ekonomi dan reformasi yang berlanjut dengan berbagai tuntutan
sepertiekonomi, demokratisasi, dan perlindungan hak-hak asasi manusia.apakah kaitan
antara perubahan-perubahan itu dengan kebijakan kependudukan ?. Menurut Faturochman
dan Agus!iyanto "#$$%&, permasalahan itu berputar pada masalah pokok demografis,
yaitu fertilitas"kelahiran&, morbiditas "kesakitan&, mortalitas "kematian&, dan mobilitas
"migrasi&. 'ada sisilain, permasalahan kependudukan bisa melebar ke berbagai permasalahan
social ekonomilain. 'erubahan lingkungan kebijakan seperti meluasnya tuntutan
pemberdayaan perempuan, perlindungan (AM, dan otonomi luas membuat kebijakan dan
program-programkependudukan yang ada perlu ditinjau kembali rele)ansinya. *egitu kuatnya
peran +egaradalam berbagai aspek kehidupan menyebabkan masalah kependudukan seolah-
olah menjaditanggung ja!ab dan monopoli lembaga-lembaga +egara semata-mata. 'eran dari
masyarakatdan ' dalam proses kebijakan kependudukan yang selama ini cenderung
mengabaikankepentingan dan aspirasi masyarakat dan kelomopok sasaran tidak lagi dapat
dipertahankan.alah satu contohnya apabila pada hasil sensus penduduk %/0% angka
kematian bayiadalah %12, hasil sur)ey demografi dan kesehatan Indonesia %//0 angkanya
menunjukkan 2%.'enduduk miskin yang masih banyak dan meningkatynya pengangguran
akibat krisis adalahdua masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. 3untutan terhadap
perubahan kebijakankependudukan adalah ke arah perubahan yang lebih mendasar, tidak
sekedar tambal sulam.Masalah-masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia di masa
depan dan perubahanlingkungan kebijakan kependudukan cenderung menuntut perubahan
yang bersifat )isioner.Melihat rendahnya kemampuan pemerintah dalam menyelesaikan
konflik-konflik social yangada dan besarnya potensial konflik yang ada saat ini maka jumlah
pengungsi di masamendatang akan cenderung semakin besar. +amun, melihat perkembangan
yang selama initerjadi, rasa pesimis bah!a pemerintah kurang mampu memberi respon yang
tepat terhadap berbagai tuntutan perubahan itu sangat beralasan. Meskipun demikian,
tuntutan terhadap perubahan kebijakan kependudukan tidak bisa dita!ar-ta!ar lagi. 4ntuk
memahamitantangan dan perubahan kebijakan kependudukan yang perlu direspon oleh
pemerintah makaidentifikasi terhadap isu-isu dan masalah kependudukan menjadi amat
penting. 4raian
 
 berikut menjelaskan beberapa isu yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam
meninjaukembali kebijakan kependudukan yang ada dan merumuskan kebijakan baru yang
mampumengendalikan pertumbuhan dan persebaran penduduk tetapi yang lebih penting lagi
bisamemperbaiki martabat dan kualitas dari penduduk Indonesia.'ertama, )isi dan arah dari
pembangunan kependudukan perlu diperjelas. ebelumini, arah kebijakan dan program-
program kependudukan lebih banyak ditujukan pada target-target kuantitatif dari parameter-
parameter demografis seperti penurunan angka fertilitas danmortalitas, serta jumlah peserta
program transmigrasi. 5rientasi seperti ini merupakan halyang !ajar dan dipraktekkan di
berbagai +egara. ayangnya, target-tager tersebut menjadisesuatu yang seolah-olah tidak
bisa dita!ar dan harus tercapai, apapun jalan yang harusditempuh. Akibatnya, di kalangan
pelaksana program biasanya diikuti dengan pendekatanyang kurang simpatik terhadap
kelompok sasaran. (asil-hasil dari kebijakan dan programdengan orientasi seperti itu jelas
tidak cukup memadai. Kalaupun hasilnya dianggapmemadai, seperti cakupan dan pre)alensi
penggunaan kontrasepsi, keberlangsungannyadipertanyakan. 5leh karenanya, orientasi pada
kualitas, baik dalam proses implementasi program maupun hasil yang diharapkan, yaitu
kualitas penduduk, sudah saatnya menjadi arahkebijakan dan program yang baru. Kedua,
penduduk yang selama ini menjadi sasaran program seringkali tidak tahu kemana arah
mereka akan diba!a. (al ini terkait dengan hak untuk mengetahui informasikebijakan dan
program kependudukan serta hasilnya. Informasi kependudukan dalam berbagai bentuk data
sejauh ini terbatas penggunaannya pada kalangan pemerintah,akademisi, dan lembaga s!
adaya masyarakat. 'enduduk atau anggota masyarakat seolah-olah tidak perlu mengetahuinya.
'ada era informasi seperti sekarang ini sudah seharusnyasetiap orang berhak mendapatkan
berbagai informasi kependudukan. Apalagi sebenarnyatersedianya informasi yang memadai
mengenai data kependudukan sebenarnya amat penting bukan hanya untuk pemerintah dan
para peneliti semata-mata, tetapi juga bagi kalangan bisnis. Akses mereka yang amat terbatas
terhadap data demografi dan kependudukan seringmempersulit pengambilan keputusan
mereka untuk melakukan in)estasi. Informasi mengenai jenis, kualitas dan jumlah barang dan
jasa yang akan mereka produksi amat ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap informasi
demografis dan kependudukan yang mereka peroleh.'embangunan ber!a!asan kependudukan
hanya mungkin dikembangkan kalau systeminformasi kependudukan yang berorientasi pada
pengguna bisa dikembangkan. Ketiga, masalah kelembagaan dalam penyusunan kebijakan
dan pelaksanaan program-program kependudukan hingga sekarang belum jelas
pengaturannya. Kantor 
 
Menteri +egara Kependudukan yang sebelumnya berdiri sendiri, pada a!al
'emerintahan'residen Abdurahman 6ahid lembaga ini digabung menjadi satu dengan
Kementrian3ransmigrasi, dan sekarang tidak jelas keberadaannya. 'erubahan ini tentu
memilikiimplikasi yang tidak sederhana terhadap orientasi dan arah kebijakan
kependudukan.'erubahan struktur seperti ini mencerminkan kurang pekanya pemerintah pusat
terhadapmasalah kependudukan. ementara masalah transmigrasi dianggap masih penting,
sepertiyang tampak dalam struktur kementrian yang digabung dengan epartemen 3enaga
Kerja,masalah kependudukan yang lebih luas tidak cukup diperhatikan. (al seperti ini tentu
akanmenimbulkan masalah baru terutama dalam penyusunan prioritas dan arah
kebijakankependudukan di masa mendatang. Keempat, keserasian kebijakan dan program
tidak hanya dituntut pada tingkat pusat.Keserasian kebijkaan dan program pada tingkat pusat
atau nasional dengan daerahseharusnya menjadi salah satu sasaran kinerja program. udah
lama isu ketidakserasian program pada tingkat pusat denga daerah terjadi, tetapi selama ini
tidak ada upaya yangserius untuk memecahkannya. esentralisasi kekuasaan dan otonomi
daerah sudah ditetapkanmelalui 4ndang-undang +o. ## tahun %///. +amun, bagaimana
desentralisasi dalam bidang pembangunan kependudukan akan dilaksanakan sejauh ini belum
tergambar dengan jelas.okumen-dokumen yang ada dan pertanyaan para pejabat belum
menampakkan rencanayang jelas dan melaksanakannya sesuai dengan semangat 44 itu.
esentralisasi yang berarti pemberian peran dan ke!enangan daerah yang lebih besar sejauh
ini masih merupakanretorika daripada upaya pembagian ruang yang lebih besar kepada
daerah untuk merumuskankebijakan dan programnya sendiri. (al ini adalah salah satu rencana
besar dalam perubahan pemerintahan yang mensyaratkan perencanaan yang matang. 4ntuk
sampai pada tahap itu juga tidak mudah. Masih banyak kendala yang nantinya akan jadi
penghambat.Kelima, ada beberapa isu lama yang masih terus menjadi perhatian seperti
masalah perempuan, penduduk usia lanjut, penduduk miskin, dan penduduk di pedesaan "!
iyanto,%//0&. *eberapa isu ini sering menjadi sorotan pada tingkat kebijakan dan program
secaraangina-anginan. i samping itu, seperti disebutkan pada pembahasan isu kedua,
kelompok  penduduk ini lebih banyak dijadikan sebagai obyek kebijakan dan program
pembangunan

Anda mungkin juga menyukai