Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa di beberapa industri terutama jasa seringkali kita
menemui karyawannya yang sangat ramah dan beretika, misalnya saja ketika Anda memasuki
pelayanan bank atau hotel. Perlakuan-perlakuan tersebut merupakan contoh dari pelayanan
prima.
1 Apa itu Pelayanan Prima?
2 Konsep Dasar Pelayanan Prima: 7A + S
a. Attitude (sikap)
b. Attention (perhatian)
c. Action (Tindakan)
d. Ability (Kemampuan)
e. Appearance (penampilan)
f. Accountability (tanggungjawab)
g. Affirmation (berfikir positif)
h. Sympathy
3 Manfaat dan Tujuan Pelayanan prima
4 Fungsi Pelayanan Prima
5 Tolak Ukur Pelayanan Prima
6 Tips Menerapkan Pelayanan Prima
a. Ketahui Produk dan Konsumen
b. Mystery Shopper
c. Respon Cepat
d. Lakukan Pelayanan Personal
e. Jaga SIkap Positif
f. Aktif Mendengarkan pada Kanal Apapun
b. Attention (perhatian)
Dalam melakukan pelayanan, para customer service juga harus memperhatikan dan
mencermati apa yang diinginkan oleh konsumen. Taruh perhatian lebih pada apa yang
dipilih dan ingin ditanyakan oleh konsumen. Jika konsumen sudah menunjukkan niat
untuk membeli bahkan hanya untuk bertanya-tanya, maka sikap yang harus ditunjukkan
adalah memberikan perhatian.
Anda dapat mengucapkan salam, dan bertanya, “ada yang bisa kami bantu?”. Di sini
pelayan harus memahami produk yang dijual jangan sampai konsumen bertanya, Anda
tidak mengetahui apa pun dan hal ini menunjukkan sikap yang tidak perhatian terhadap
konsumen.
Attention atau atensi atau perhatian adalah prinsip pelayanan prima berikutnya yang
wajib dimiliki semua karyawan, terutama mereka yang bersentuhan langsung dengan
pelanggan.
Attention merupakan bentuk kepedulian kepada pelanggan / tamu, yang berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta pemahaman atas saran dan kritik yang
diberikan.
Dalam melakukan aktivitasnya, seorang karyawan haruslah senantiasa memperhatikan
dan mendahulukan keinginan pelanggan, termasuk di dalamnya tamu perusahaan
tersebut.
Apalagi jika pelanggan / tamu tersebut sudah menunjukan tanda membutuhkan bantuan
atau pelayanan, maka seharusnya karyawan tersebut bergegas atau menunjukan atensi
untuk segera melayani dengan cepat dan baik.
Dan akan lebih baik lagi jika begitu ada pelanggan atau tamu, karyawan tersebut
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyapa dengan mengucapkan salam pembuka dengan sopan dan ramah, wajah
harus tampak tersenyum, bukan bibir senyum tapi wajah tidak menunjukkan senyum
keramahan.
Menanyakan keperluan dan keinginan pelanggan / tamu dengan bahasa yang sopan.
Mendengarkan dan memahami semua yang disampaikan pelanggan / tamu dengan
penuh pengertian dan emphaty.
Mempersilahkan pelanggan / tamu untuk menunggu ditempat yang disediakan dengan
sopan.
Dengan cepat melayani keperluan dan keinginan pelanggan / tamu tersebut, tetap
dalam sikap yang ramah.
Dahulukan apa yang menjadi keperluan atau keinginan pelanggan / tamu tersebut.
Jika memang ada yang harus dikerjakan terlebih dahulu (bersifat urgent) atau sedang
mengerjakan sesuatu, yang bisa di jeda (misal urusan internal), sampaikan dengan
sopan sembari meminta maaf dan dan sampaikan akan segera melayani.
Jika sedang ada urusan dengan pihak lain yang tidak memungkinkan untuk di jeda,
persilahkan untuk menunggu yang diberikan dalam bentuk isyarat anggukan dan
tangan yang mempersilahkan, sambil membuat kontak mata dan senyum sebagai
tanda atensi kita.
c. Action (tindakan)
Action meliputi berbagai tindakan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan
pelayanan kepada konsumen. Misalnya saja mencatat pesanan konsumen, melakukan
pengiriman dengan rapi dan tepat waktu, menyediakan jasa atau barang terbaik yang
dimiliki, dan juga jangan lupa untuk berterima kasih kepada konsumen.
Attention (perhatian) penekanannya pada bagaimana kita memberikan atensi kita
terhadap kebutuhan atau keinginan pelanggan tamu kita.
Kemudian atensi ini haruslah dilanjutkan dengan action (tindakan) atas apa yang menjadi
kebutuhan dari pelanggan / tamu tersebut.
Hal yang perlu dilakukan di tahap action ini adalah, melakukan tindakan nyata untuk
memastikan apa yang menjadi kebutuhan / keinginan pelanggan / tamu kita, jika kurang
yakin dan lebih baik lakukan konfirmasi dengan sopan.
Jika diperlukan, dapat dilakukan pencatatan, apalagi jika permintaan tersebut cukup
beragam, dan jika hal ini adalah bagian dari transaksi, maka permintaan tersebut bisa
dicatat di form yang harus sudah disiapkan.
Jika karyawan tersebut berada di bagian yang berhubungan dengan transaksi (FO, FDA,
Cashier, Sales Counter, Telemark, dll), maka prosedur transaksi harus menjadi prioritas,
tentu dengan ramah dan kesopanan yang tinggi.
Jangan lupa untuk mengucapkan termakasih, dan tanyakan apa masih ada hal lain yang
bisa dibantu, sembari mengatupkan tangan sebagai tanda menghormati dan menghargai.
Jadi menjalankan prinsip keempat dari pelayanan prima, yaitu action sangat penting,
sebagai bentuk nyata dari sebuah kepedulian (attention).
d. Ability (kemampuan)
Meski pada awalnya bukan konsep dasar, namun di era yang semakin berkembang para
pelayan konsumen harus memiliki kemampuan (ability). Artinya, pelayan konsumen
harus memiliki kemampuan untuk melayani konsumen misalnya komunikasi,
kemampuan menjual (selling), kemampuan memecahkan masalah dengan cepat,
manajemen kecemasan, hingga hal-hal yang lebih praktis misalnya penggunaan
teknologi seperti Excel, software transaksi, dan juga mesin kasir.
Di sini karyawan harus memiliki kemampuan dasar untuk mampu melakukan program
pelayanan prima, seperti :
Bagaimana melakukan komunikasi yang efektif,
Memiliki pengetahuan di bidang kerja saat ini dengan baik.
Memahami SOP dasar untuk menangani keluhan pelanggan.
Memahami hal apa saja yang boleh di infokan keluar dan hal apa saja yang tidak
boleh.
Memiliki kemampuan untuk memotivasi dirinya agar senantiasa memberikan
pelayanan prima, dengan tidak mencampur adukan dengan permasalahan pribadi.
Ability atau kemampuan merupakan prinsip kedua dalam pelayanan prima yang
senantiasa harus selalu ditingkatkan.
e. Appearance (penampilan)
Jika Anda ingin menggunakan jasa konsultasi fashion, namun orang yang melayani Anda
urakan dan tidak berpenampilan selayaknya seorang konsultan fashion. Pasti Anda
mempertanyakan kredibilitas pelayanannya bukan? Begitulah appearance atau
penampilan sangat mempengaruhi pelayanan prima.
Penampilan juga bukan hanya penampilan luar,, namun penampilan non-fisik misalnya
saja kewarasan dan gaya bicara. Contohnya jika usaha Anda bergerak di bidang
pelayanan, maka usahakan menggunakan penampilan yang rapi menggunakan setelan.
Berbeda dengan pelayanan jasa teknis dimana Anda harus meyakinkan konsumen
dengan membawa kelengkapan alat.
Penampilan karyawan baik secara phisik maupun non phisik merefleksikan kredibilitas
perusahaan, maka dari itu penting untuk selalu menjaga penampilan ini.
Standar penampilan harus dibuat oleh perusahaan, dan setiap karyawana harus
menjalankannya, apalagi saat bertemu dengan pelanggan / tamu.
Penampilan phisik seperti :
Gunakan pakaian formal yang sopan, atau menggunakan seragam sesuai standard.
Kenakan sepatu kerja yang formal dengan warna standar (hitam, coklat, atau
menyesuaikan dengan warna pakaian), sepatu untuk wanita harus ber-hak (highheel)
dengan ketinggian standar .
Rambut harus rapi, untuk bagian FO / marketing, pria harus pendek, wanita usahakan
tidak lebih sebahu atau di cepol, dengan daun telingga terlihat.
Bagi wanita mengenakan Make Up sehingga wajah tampak segar.
Kenakan tanda pengenal di tempat yang terlihat.
Perhatikan kebersihan tubuh, kuku, rambut dan wajah.
Pakain bersih dan di setrika, menggunakan ikat pinggang standar (pria)
Penampilan non phisik seperti :
Cara berdiri,
Berdiri harus tegak dengan punggung lurus sebagai kepercayaan diri.
Untuk pria, posisi kedua kaki sejajar sedikit terbuka, selebar sepatu.
Untuk wanita dengan satu kaki di depan kaki lainnya dengan rileks menunjukkan
keterbukaan, persahabatan dan kesiapan untuk melayani.
Cara berjalan, berjalan dengan langkah cepat dan gesit tapi bukan terburu-buru, untuk
menunjukan sikap profesionalisme dan semangat yang tinggi.
Cara duduk, duduklah dengan tegak, lutut sejajar, dan kaki lurus, hindari menopang
atau menyilangkan kaki.
Cara berjabat tangan
Ulurkan tangan, lurus dan dengan ibu jari keatas.
Jabat dan genggam tangan dengan mantap, guncangkan tangan lewat siku.
Tangan kiri bisa berada dibelakang punggung, di samping dengan tegas atau
digunakan untuk menopang siku tanggan kanan.
Cara kontak mata, dengan menatap lawan bicara dan tersenyum dengan menunjukan
minat
atau ketertarikan pada materi pembicaraan.
Ekspresi Wajah, harus cheerful-looking, tunjukkan expresi senyum bukan saja dibibir,
tapi juga di wajah terutama di mata.
f. Accountability (tanggungjawab)
Konsep dasar excellent service lainnya adalah tanggungjawab. Anda sebagai pelayan
konsumen harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan pelayanan. Hal ini
sebenarnya menjadi dasar tiap pekerjaan. Namun seringkali, banyak perusahaan yang
melalaikan tanggung jawab pelayanan prima dan lebih berfokus pada keuntungan
semata.
Konsep pelayanan prima berikutnya adalah accountability atau tanggung jawab, yaitu
sikap keberpihakan kita kepada pelanggan / tamu / mitra kerja sebagai bentuk rasa
emphaty dan kepedulian kita (care).
Sikap tanggung jawab ini jika dilaksanakan dengan benar dan sepenuh hati, maka bisa
meminimalkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan, tamu atau mitra perusahaan.
Mystery Shopper
Bagi sebagian orang masih terasa asing apa itu mystery shopper. Pembeli misterius atau
mystery shopper adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melakukan audit atau
pemeriksaan langsung di lapangan terhadap pelayanan.
Biasanya, perusahaan akan menyewa seseorang untuk mendatangi gerai, membeli produk,
atau hanya sekedar berinteraksi dengan perusahaan yang dimiliki oleh penyewa mystery
shopper ini. Mystery Shopper akan memberikan penilaian kepuasan, prosedur, kualitas
pelayanan dan produk yang disajikan yang nantinya akan dijadikan bahan evaluasi oleh
perusahaan.
Respon Cepat
Menurut Forrester, 66% konsumen memiliki pendapat bahwa waktu adalah hal terpenting
ketika bertransaksi di platform manapun baik online maupun offline. Oleh karena itu, pemilik
usaha harus mempercepat respon konsumen saat bertransaksi.
Hal yang perlu diingat adalah ada perbedaan antara seberapa lama Anda menghabiskan
waktu dalam proses produksi dan seberapa cepat Anda menyelesaikan masalah.
Konsumen akan lebih jeli terhadap seberapa cepat Anda menyelesaikan masalah seperti
pengiriman atau merespon pembelian.
Lakukan Pelayanan Personal
Ingat, tidak semua layanan dapat mengandalkan chatbot. Pelayanan prima terutama tetap
harus mengandalkan orang untuk memahami kebutuhan secara personal. Perlakukanlah
konsumen sesuai dengan masalah mereka pribadi mereka.