Anda di halaman 1dari 31

INFECTION CONTROL RISK ASSEMENT (ICRA)

PADA THERAPI INTRA VENA

SIT DOLOR AMET


WARDANELA YUNUS, CVRN, SKM,MM
HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
ZOOMINAR NASIONAL HIPPII PUSAT “17” TANGGAL 22 NOPEMBER 2020
 Hospital Risk Management
Categories of Risk

Patient Risks
• Clinical Risk Mgt
• Patient Safety

Hospital
Risk
Managemen
t

Property
Risks
Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook
for Health Care Organizations, 4th edition, Jossey
Bass, 2004
PENGGUNAAN IV KATETER PERIFER LINE
JENIS PERALATAN INTRA VENA
 Peripheral cannulas : yang dipasang kedalam
pembuluh darah vena perifer
 Peripheral inserted central catheter (PICC) yaitu
sentral line yang dipasang melaui pembuluh darah
vena vascular perifer yang ujungnya bermuara ke
superior vena cava
 Peripheral midline catheters : versi PICC yang lebih
pendek, ujungnya berakhir di axila
 Skin tunneled cuffed central catheter (hickman
Lines) : sentra vena kateter yang paling sering
digunalam pada pemberaian obat chemotherapy
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN INTRA VENOUS THERAPI
(INFUS)
adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke 1. IV Kateter vena perifer akan
dalam tubuh melalui rute intravena dengan laju beresiko terjadinya Hais
konstan selama periode waktu tertentu. Infus 2. Membutuhkan pertimbangan dalam
dilakukan untuk seorang pasien yang kebutuhan pemasangan IV kateter
membutuhkan obat sangat cepat atau vena perifer lina
membutuhkan pemberian obat secara pelan 3. Bukan suatu procedure rutin yang
tetapi terus menerus. harus diberikan kepada pasien
4. hati-hati saat memegang benda
tajam / jarum untuk menghindari
cedera benda tajam / tertusuk jarum
RESIKO PADA PEMASANGAN IV KATETER PERIFER LINE
AKIBAT PENGGUNAAN IV KATETER

THROMBOPLEBITIS
PROSEDUR PEMBERIAN THERAPI INTRA
VENA
A. Bundle Insersi B. Bundle maintanen
C. Pelepasan kateter
1) Kebersihan tangan 1. Kebersihan tangan : Gunakan APD sesuai indikasi dan
jenis paparan Segera lepaskan jika
2) Gunakan APD sesuai indikasi dan tehnik
aseptik 2. Gunakan APD sesuai indikasi dan jenis paparan. tida ada indikasi lagi,
3) Sebelum melakukan insersi pada area 3. Lakukan perawatan area insersi dengan tindakan asepsis. rusak, kotor atau
pemasangan intra vena kateter maka lakukan tersumbat
4. Kaji kebutuhan IV kateter setiap hari untuk memastikan
antisepsis area insersi dan pasang konektor
apakah IV kateter perifer masih diperlukan atau sudah
(sambungan IV kateter ) tampa jarum
dapat dilakukan pelepasan segera jika tidak ada indikasi
4) Pemilihan area /lokasi insersi dilakukan lagi.
dengan mempertimbangkan resiko
5. Gunakan balutan steril (dressing steril) dengan
5) Lakukan penutupan area insersi intra vena pemasangan yang aman dan nyaman buat pasien.
kateter)
6. Pastikan konektor dengan sistem tertutup.
6) Perhatikan penggunaan slang kateter yang
7. Pastikan perangkat infus (administrasi set) dalam kondisi
elastis
tertutup tertutup dan diberi label tanggal pemasangan.
7) Pastikan perangkat infus (administrasi set )
8. Penggantian administrasi set setiap 96 jam atau sesuai
dalam kondisi tertutup tertutup dan diberi
standar yang ditetapkan.
label tanggal pemasangan
ICRA (INFECTION CONTROLE RISK ASSESMENT)
• ICRA (infection controle risk assesment) adalah suatu metode untuk melakukan
identifikasi dan penilaian risiko infeksi pasien di rumah sakit
• PPI di RS merupakan suatu upaya tindak lanjut kegiatan untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat sekitar RS.

• Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired infection)
atau berasal dari lingkungan RS (hospital acquired infection) yg sebelumnya lebih dikenal dengan
istilah infeksi nosokomial
• istilah Infeksi Nosokomial (hospital acquired infection) diganti dengan
istilah baru yaitu Healthcare Associated Infections (HAIs)
PEMBERIAN THERAPI INTRA VENA

Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan TUJUAN ICRA


cara memasukkan cairan,elektrolit, obat intravena dan • Tersusunnya data
nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui intravena identifikasi dan grading
(Weinstein,2001). risiko infeksi di
Rumah Sakit
Yang bertujuan :
• Tersedianya rencana program
 Mengembalikan dan mempertahankan pencegahan dan pengendalian
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh risiko infeksi pada pemasangan
 Memberikan obat obatan intravena Intra vena kateter

 Transfusi darah dan produk darah


 Memberikan nutridi psrentrsl dsn suplemen nutrisi
PERAN KOMITE PPI

• Membuat kajian dampak risiko infeksi berdasarkan


data temuan HAIs di Rumah Sakit
• Monitoring seluruh pelaksanaan program pencegahan
dan pengendalian risiko infeksi di Rumah Sakit
• Monitoring pencapaian program PPI berdasarkan data
ICRA yang telah disusun satuan kerja
• Melakukan kajian terkait resiko pada penggunaan IV
kateter untuk pemberian therapi
The risk management flowchart as it is applied to HAI

Pastikan risiko teridentifikasi, dianalisa dan dilakukan tindakan


Hindari risiko

Inforrmasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan kepihak terkait


Kebijakan/Standar prosedur
- tugas yg jelas
Communicate and consult

Monitor dan review


Identifikasi risiko
Apa penyebab terjadinya infeksi?
Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?

Perlakuan risiko Analisa risiko


Hindari risiko Mengapa bisa terjadi
Kurangi risiko ( langkah pencegahan, (activitas, prosedur)?
ada sistem dan kontrol Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko
Berapa sering terjadi/konsekuensi apa?
Evaluasi risiko
Hal2 apa saja risiko
rendah/meminimalkan risiko atau
risiko penularan (staff, pasien)? T.
Aseptik, APD dll
LANGKAH PENGKAJIAN ICRA PROGRAM

1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya

2 ANALISA RISIKO

3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING

4 PENGELOLAAN RISIKO

5. PLAN OF ACTION
 Banyaknya kejadian yang
PROBABILY muncul pada periode tertentu
 Dampak akibat kejadian yang
DAMPAK menimbulkan masalah kepada
pasien
 Apakah peraturan, fasilitas dan
CURRENT SYSTEM kepatuhan terhadap standar
PENILAIAN ICRA PROSEDUR INVASIF PADA SNARS 1.1
INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT PADA TERAPI CAIRAN
Sistem Saat Ini
Probabilitas Kejadian Risiko / Dampak Klinis (Kebijakan, SPO, Panduan,
Pelaksanaan oleh Tenaga
Medis)
No Resiko yang diidentifiasi Sangat Sering Mungkin Jarang Sangat Mengancam Kemungkinan Memper Dampak Tidak Skors Prioritas
Sering (4-5 Terjadi (1-2 kali Jarang nyawa / kehilangan panjang klinis / signifikan
( ≥ 1 kali kali / (5-10 / bulan) (<4 anggota fungsi masa finansial (Dampak Sangat Baik Cukup Kurang Tidak
/ hari) minggu kali / kali / tubuh / tubuh/anggota rawat moderate klinis / Baik ada
bulan) tahun) fungsi gerak inap finansial
sedikit)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Kurangnya kepatuhan mencuci 3 2 2 12 I
tangan sebelum pemasangan infus
2 Tindakan aseptik dan antiseptik 3 2 3 18 IV
yang kurang / tidak tepat
3 Abbocath tidak steril (telah 2 3 4 24 III
tersentuh tangan perawat /
lingkungan sekitar pasien)
4 Teknik pemasangan infus yang 1 4 4 16 V
salah
5 Penyuntikan obat tidak melalui 2 2 4 16 VI
threeway
6 Penambahan obat kedalam botol 3 3 3 27 II
cairan infus melalui penusukan
badan botol / dasar botol.
(Tidak melalui mulut botol)
7 Abbocath dan set infus tidak 1 3 4 12
diganti setelah 3 hari
8 Penggantian infus tidak segera 4 3 3 36 I
dilakukan setelah dijumpai tanda
awal phlebitis.
9 Infus yang telah dibuka lebih 1 3 4 12
24 jam masih digunakan
kembali.
10 Infusion set yang telah 1 3 3 9
terhubung dengan botol infus
dibiarkan terbuka saat
pemasangan infus
Sistem Saat Ini
Probilitas Kejadian Risiko / Dampak Klinis (Kebijakan, SPO, Panduan,
Pelaksanaan oleh Tenaga
Medis)
No Resiko yang diidentifiasi Sangat Sering Mungkin Jarang Sangat Mengancam Kemungkinan Memper Dampak Tidak Skors
Sering (4-5 Terjadi (1-2 Jarang nyawa / kehilangan panjang klinis / signifikan
(≥1 kali / (5-10 kali / (<4 anggota fungsi masa finansial (Dampak Tidak kurang Cukup Baik Sangat
kali / minggu kali / bulan) kali / tubuh / tubuh/anggota rawat moderate klinis / ada baik
hari) bulan) tahun) fungsi gerak inap finansial
sedikit)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
11 Plebitis 2 4 3 24

12 Hematoma 1 3 4 12
13 IAD 2 3 3 18
14 Infiltrasi 2 1 4 8
15 Luka tusuk 1 4 4 16
jarum bekas
pakai
INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT PADA TERAPI CAIRAN
PROGRESS /
ANALISIS
EVALUASI
Membuat plan of action (rencana kegiatan)

STRATEGI
 

TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM
PRIORITAS
SKOR
POTENSIAL RISIKO/MASALAH
JNS KELOMPOK RISIKO
NO
WWW. ICRA TERAPI CAIRAN
KESIMPULAN
1. Penggunaan IV Kateter Perifer harus diberikan sesuai indikasi dan kebutuhan
pasien
2. Resiko akibat penggunaan IV kateter untuk pemberian obat dan therapi cairan
beresiko terjadinya infeksi aliran darah, phlebitis, Infiltrasi , hematoma dan lain
lain
3. Perlua dilakukan penilaian resiko infeksi dengan menggunakan ICRA
4. Dan dilaksankanan perbaikan pada resiko akibat penggunaan IV kateter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai