mengutamakan kepedulian terhadap pelanggan.Layanan prima di dalam dunia bisnis disebut juga
sebagai excellent service.Excellent service, customer service, dan customer care pada dasarnya
adalah sama, hanya berbeda pada konsep pendekatannya saja. Namun yang paling penting dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan, minimal harus ada tiga hal pokok, yakni: peduli pada
pelanggan, melayani dengan tindakan terbaik, dan memuaskan pelanggan dengan berorientasi
pada standar layanan tertentu. Jadi, keberhasilan program pelayanan prima tergantung pada
penyelarasan kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggungjawab dalam
pelaksanaannya.
Sederhananya, pelayanan prima (excellent service) adalah pelayanan yang memenuhi standar
kualitas yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan.Sehingga dalam pelayanan prima
terdapat dua elemen penting yang saling berkaitan yaitu pelayanan dan kualitas.Kualitas
pelayanan sendiri memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun dari
beberapa definisi yang dikemukakan, terdapat beberapa kesamaan, yakni:
Menurut Vincent Gespersz, profesor bidang teknik sistem dan manajemen industri, kualitas
pelayanan memiliki dimensi-dimensi seperti:
Sebagai perbandingan, berikut adalah definisi layanan prima (excellent service) yang
diungkapkan oleh para pelaku usaha:
Kemampuan tertentu yang meliputi kemampuan kerja di bidang kerja yang ditekuni yang
dibutuhkan untuk menunjang program layanan prima (excellent service) seperti:
melaksanakan komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi, dan menggunakan
humas sebagai alat untuk membina hubungan ke dalam dan ke luar oraganisasi /
perusahaan.
2. Sikap (Attitude)
3. Penampilan (Apprearance)
4. Perhatian (Attention)
Kepedulian penuh terhadap pelanggan, yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan, maupun memahami saran dan kritiknya
5. Tindakan (Action)
Image: Sam/UCEO
Pelayanan merupakan suatu proses yang menghasilkan produk berupa pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan, yang dibedakan menjadi tiga macam:
Core Service
Core Service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan yang merupakan
produk utamanya, misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar.
Facilitating Service
Supporting Service
Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi barang atau jasa yang
ditawarkan perusahaan. Seperti semboyan para pelaku bisnis yang menyatakan: “Bila pegawai
tidak terpuaskan, Anda tidak akan mempunyai pelanggan yang terpuaskan.” Maka dengan
melaksanakan pelayanan prima di lingkungan internal, akan menunjang kelancaran proses
produksi barang atau pembentukan jasa. Keberhasilan pembudayaan pelayanan prima di
lingkungan internal, akan menjadi tonggak dasar dalam mewujudkan pelayanan prima di
lingkungan eksternal.
Kebutuhan dan keinginan pelanggan merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan melalui penjualan barang / jasa yang ditawarkan.Memberikan
pelayanan prima kepada pelanggan eksternal diharapkan dapat meningkatkan loyalitas kepada
perusahaan.
apa yang dilakukan setelah pelanggan pergipelayanan yang diberikan prima (ramah dan murah senyum),
quick respond terhadap komplain yang kami sampaikan, pada saat AC kamar bermasalah maka dalam
hitungan menit teknisi segera ke kamar u menyelesaikan permasalahan. Termasuk pada saat kami lupa
membawa kunci kamar, dengan memberikan kartu identitas maka segera bisa digantikan kunci kamar.
makanan pagi cukup bervariasi, sehingga kami bisa memilih dari makanan tradisional sampai dengan
makanan modern.
Cara mengatasi handling complain
Pelayanan yang diberikan prima (ramah dan murah senyum), quick respond terhadap komplain
yang kami sampaikan, pada saat AC kamar bermasalah maka dalam hitungan menit teknisi
segera ke kamar u menyelesaikan permasalahan.Termasuk pada saat kami lupa membawa kunci
kamar, dengan memberikan kartu identitas maka segera bisa digantikan kunci kamar.
makanan pagi cukup bervariasi, sehingga kami bisa memilih dari makanan tradisional sampai
dengan makanan modern.
hotelApabila anda memiliki bisnis perhotelan, apakah semua karyawan anda sudah bekerja
dengan baik dan memenuhi kriterian kerja yang baik? Anda sebagai pimpinan tentu ingin semua
karyawan bisa melayani tamu dengan baik.Disinilah anda harus memberikan training hotel untuk
semua karyawan anda.Training ini sangat penting bagi kelangsungan usaha anda. Bila semua
karyawan tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamu, tentu saja tamu akan
kapok datang ke hotel anda. Mereka akan mencari hotel dengan fasilitas lebih baik dan
pelayanan yang memuaskan. Selain itu karyawan yang anda rekrut kerja tidak semuanya
memiliki ketrampilan dan pengalaman di hotel sehingga training hotel ini diperlukan agar semua
karyawan bisa mendapatkan ketrampilan perhotelan.
Pada dasarnya training hotel ditujukan kepada semua karyawan baik bagian depan maupun back
office. Tidak menutup kemungkinan bahwa karyawan bagian dalam atau back office juga harus
melayani tamu mereka di hotel. Training hotel ini merupakan pelatihan singkat tentang segala
hal yang berhubungan dengan operasional hotel. Operasional ini menyangkut tentang bagaimana
karyawan bisa melayani tamu dengan baik, etika perhotelan kepada tamu yang datang, tata cara
penyajian makanan dan penataan kamar di hotel, tata cara menyambut tamu yang datang, tata
cara ketika menerima telepon.
Sebagai salah satu bahan training hotel, penampilan dari semua karyawan merupakan hal
penting.Bila anda berkunjung pada salah satu hotel misalnya tentu saja semua karyawannya
berpenampilan menarik dan sopan.Penampilan yang sopan dan menarik inilah yang harus
dimiliki semua karyawan tidak terkecuali owner hotel tersebut.Karyawan harus memakai
seragam yang sopan, memakai sepatu, dan penampilan wajah yang menarik.Ketika ada tamu
yang datang, mereka langsung menyambut tamu dengan senyuman dan sapaan halus.Sebisa
mungkin tamu tidak menunggu lama ketika mereka memasuki hotel. Tamu akan senang bila
mereka segera disambut dan dilayani oleh karyawan hotel.
Secara operasional lainnya, training hotel juga menyangkut bagaimana penataan kamar hotel.
Jika penaan kamar sangat rapi dan bersih tentu saja semua tamu akan betah berada di hotel
tersebut. Hotel dengan penataan kamar yang rapi dan bersih serta dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukung lainnya lebih disukai orang daripada hotel yang dilengkapi fasilitas mewah
namun tidak rapi.Dalam hal ini tamu adalah raja dan raja berhak memilih hotel mana yang
terbaik untuk mereka tempati.Penataan kamar yang rapi dan bersih serta penyajian makanan
yang cepat dan enak merupakan pelayanan prima bagi tamu.
Dengan adanya training hotel ini semua karyawan bisa memberikan pelayanan yang baik pada
tamu sekalipun mereka hanya menelpon. Etika menerima telpon dari tamu juga harus
diperhatikan, seperti sapaan nama dan informasi yang diberikan kepada tamu tersebut. Jika
semua karyawan bisa memberikan service excellent yang baik pada tamu tentu saja hotel akan
diuntungkan. Dengan training hotel ini karyawan yang tidak memiliki ketrampilan perhotelan
bisa mendapatkan pelatihan dan praktek langsung.
A. Penge
a (Customer Care)
Pelayanan prima berdasarkan konsep Attitude (sikap) meliputi tiga prinsip berikut:
1. Melayani pelanggan berdasarkan penampilan yang sopan dan serasi
2. Melayani pelanggan dengan berpikiran positif, sehat dan logis
3. Melayani pelanggan dengan sikap menghargai
Hal-hal yang perlu diperhatikan, berkaitan dengan konsep pelayanan prima yaitu:
1. Apabila dikaitkan dengan tugas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat maka Pelayanan Prima adalah pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat
2. Pelayanan Prima didasarkan pada standar pelayanan yang terbaik
3. Untuk instansi yang sudah mempunyai standar pelayanan maka pelayanan prima
adalah pelayanan yang memenuhi standar
4. Apabila pelayanan selama ini sudah memenuhi standar maka pelayanan prima
berarti adanya terobosan baru, yaitu pelayanan yang melebihi standarnya
5. Untuk instansi yang belum mempunyai standar pelayanan maka pelayanan prima
adalah pelayanan yang terbaik dari instansi yang bersangkutan. Usaha
selanjutnya adalah menyusun standar pelayanan prima.
E. HarapanPelanggan
Setiap pelanggan sudah pasti mengharapkan untuk memperoleh pelayanan
yang terbaik dari pendagang, penjual atau produsen. Umumnya harapan itu berupa
sikap sopan santun, perhatian, dan pelayanan yang cepat terhadap barang dan jasa
yang dibutuhkan.
Dalam memberikan pelayanan prima yang diharapkan oleh para pelanggan
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelayanan pegawai
Pelayanan bukanlah berarti harus mematuhi orang-orang yang akan dilayani.
Harga diri yang tinggi merupakan unsur penting untuk suksesnya suatu organisasi jasa
pelayanan.
Apabila sesorang pegawai merasa puas tentang yang dikerjakannya, hal ini
kan berpengaruh positif terhadap pelanggan.
Sikap positif dari pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan pegawai atau
penjual suatu perusahaan menunjukkan:
a. Telah diterapkan konsep pelayanan prima secara baik
b. Adanya penghargaan ata rasa simpati dari pelanggan terhadap perusahaan
c. Adanya hubungan yang harmonis antara karyawan perusahaan dengan para
pelanggan
d. Adanya kepercayaan pelanggan terhadap mutu barang atau jasa dari perusahaan
tersebut.
2. PendekatanPositif
Membina karyawan agar memiliki keterampilan dalam menerapkan pelayanan
prima bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun pimpinan harus harus berusaha
memberikan keteladanan penerapan pelayanan prima terhadap bawahan. Kepada para
pegawai atau karyawan perlu sekali ditanakam sikap yang positif dalam menghadapi
para pelanggan. Sikap positif karyawan terhadap pelanggan dapat diwujudkan
melalui langkah-langkah berikut:
a. Membiasakan melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya
b. Memperlakukan pelanggan tidak pilih kasih
c. Bersikap sopan santun san salalu ramah
d. Berpakaian yang rapi dan sopan
e. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
f. Bersikap simpati dan bersahabat
g. Membantu pelanggan sampai kebutuhannya terpenuhi
3. Perhatian
Hal-hal yang diharapkan pelanggan adalah system yang menyenangkan
pelanggan (friendly system). penyedia pelayanan tidak akan menang dalam
berargumentasi dengan pelanggan. Tidak ada gunanya memenangkan argumentasi
dengan pelanggan. Oleh karena itu, bila penyediaan pelayanan menginginkan
banyak pelanggan, perlakukan (threat) mereka dengan sebaik-baiknya. Keinginan
pelanggan adalah pelayanan yang terbaik.
Mereka tidak peduli dengan masalah yang ada di dalam perusahaan, masalah
pengetatan anggaran belanja perusahaan, masalah pengurangan pegawai dan
sebagainya. Mereka hanya peduli kepada barang atau jasa yang diperlukan serta
pelayanan dari penjual. Memberikan perhatian kepada pelanggan secara baik berarti
menjadikan organisasi user- friendly.
Organisasi yang bercorak customer-friendly sangat memberikan perhatian
mengenai kualitas di segala bidang aspek organisasinya. Ada aspek yang perlu
mendapat perhatian dalam melaksanakan pelayanan prima yaitu:
a. Dasar kepatuhan pelanggan
b. Kesan dan penampilan produk perusahaan
c. Kelompok kerja yang bertanggung jawab dan patuh d. Kultur pelayanan dalam
organsiasi
d. Kekuatan dari manajemen yang diterapkan
Standar pengukuran yang diterapkan dalam mengukur keberhasilan dari setiap
strategi pelayanan yang baik sangat penting. Hal ini erat hubungannya dengan
besar dana yang akan dikeluarkan untuk pelayanan. Proses pengukuran harus
diarahkan pada perubahan kualitas pelayanan.
Pengertian
1. Pelayanan
Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk.,) menyatakan
pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada dasarnya
adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani,
yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Normann menyatakan karakteristik
pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan
barang jadi.
b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata.
c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata
Ada tiga fungsi pelayanan umum (publik) yang dilakukan pemerintah yaitu
environmental service, development servicedan protective service. Pelayanan
oleh pemerintah juga dibedakan berdasarkan siapa yang menikmati atau menerima
dampak layanan baik individu maupun kelompok. Konsep barang layanan pada
dasarnya terdiri dari barang layanan privat (private goods) dan barang layanan kolektif
(public goods).
2. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara
harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik
karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi
pelayanan. Agenda perilaku pelayanan sektor publik menyatakan bahwa pelayanan
prima adalah:
a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
c. Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.
Pelayanan umum dapat diartikan memproses pelayanan kepada masyarakat
/customer, baik berupa barang atau jasa melalui tahapan, prosedur, persyaratan-
persyaratan, waktu dan pembiayaan yang dilakukan secara transparan untuk mencapai
kepuasan sebagaimana visi yang telah ditetapkan dalam organisasi.
3. Standar Pelayanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu
pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu
pelayanan. Pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis merupakan kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
Dalam teori pelayanan publik, SPM adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
komitmen atau janji dari penyelenggara negara kepada masyarakat untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Jika suatu instansi belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut
prima jika mampu memuaskan pelanggan atau sesuai harapan pelanggan. Instansi
yang belum memiliki standar pelayanan perlu menyusun standar pelayanan sesuai
tugas dan fungsinya agar tingkat keprimaan pelayanan dapat diukur. \ Bersandarkan
pada SPM ini, seharusnya pelayanan publik yang diberikan (pelayanan prima) oleh
birokrasi pemerintah memiliki ciri sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan strategis
melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor
63/Kep/M.PAN/7/2003 (Menpan, 2003:2) tentang Pedoman Umum Penyelenggaraaan
Pelayanan Publik yang meliputi Kesederhanaan, Kejelasan, Akurasi, Keamanan,
Tanggung Jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kedisiplinan, Kesopanan dan
Keramahan.
4. Proses Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk
yang berupa pelayanan kemudian diberikan kepada pelanggan. Pelayanan dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok
a. Core service
Core service adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sebagai produk
utamanya. Misalnya untuk hotel berupa penyediaan kamar. Perusahaan dapat memiliki
beberapa core service,misalnya perusahaan penerbangan menawarkan penerbangan
dalam negeri dan luar negeri.
b. Facilitating service
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan. Misalnya
pelayanan “check in” dalam penerbangan. Facilitating servicemerupakan pelayanan
tambahan yang wajib.
c. Supporting service
Supporting service adalah pelayanan tambahan untuk meningkatkan nilai pelayanan
atau membedakan dengan pelayanan pesaing. Misalnya restoran di suatu hotel.
Janji pelayanan (service offering) merupakan suatu proses yaitu interaksi antara
pembeli (pelanggan) dan penjual (penyedia layanan). Pelayanan meliputi berbagai
bentuk. Pelayanan perlu ditawarkan agar dikenal dan menarik perhatian pelanggan.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi
dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan
kepada pelanggan. Pelayanan prima dalam sektor publik didasarkan pada aksioma
bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Pelayanan pada sektor bisnis berorientasi
profit, sedangkan pelayanan prima pada sektor publik bertujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Perbaikan pelayanan sektor publik merupakan kebutuhan yang mendesak sebagai
kunci keberhasilan reformasi administrasi negara Penyedia layanan, pelanggan
atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk,
alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya
Hampir semua usaha atau bisnis pernah menerima atau mendapati keluhan pelanggan atas
produk baik berupa penjualan barang atau jasa dari pelanggannya, keluhan bisa datang dari
pelanggan yang sudah eksis ataupun dari pelanggan baru, bahkan sangat memungkinkan keluhan
juga datang dari mereka yang belum menjadi pelanggan.
Pada umumnya keluhan pelanggan datang dikarenakan oleh lemahnya penangan komunikasi,
sehimgga imformasi tidak dapat diterima secara maksimal dan banyak yang mungkin saja
menjadi janggal di benak konsumen. Untuk itu, dibutuhkan team untuk menangani keluhan
konsumen dengan pengetahuan yang cukup agar keluhan pelanggan dapat di kelola secara benar.
Menangani keluhan pelanggan secara lebih dini adalah suatu sikap yang bijaksana dan tepat
karena perusahaan akan lebih mampu mengantisipasi hal-hal yang dapat merugikan. Sekecil
apapun kekecewaan pelanggan adalah merupakan keluhan yang harus segera ditangani.
Disinilah para petugas pelayanan harus mampu mengatasi keluhan tersebut agar tidak semakin
membesar dan berdampak kurang baik bagi perusahaan. Ada beberapa kiat dalam menangani
keluhan pelanggan yaitu :
Tangible (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan kantor, sarana komunikasi,
penampilan gedung, desain interior yang nyaman, dan penampilan karyawan. Penelitian sebelumnya,
yaitu penelitan yang dilakukan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman menyebutkan bahwa variabel
Tangible (bukti langsung) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan
memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan, pelayanan yang terbaik baik dari segi waktu
dan hasilnya. Penelitian sebelumnya, yaitu penelitan yang dilakukan oleh Zeithaml, Berry dan
Parasuraman menyebutkan bahwa variabel Reliability (kehandalan) berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen.
Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk memberikan pelayanan dengan
tanggap, respon yang cepat dalam membantu para pelanggan dan bersedia memberikan saran
maupun solusi yang tepat dari permasalahan yang dihadapi konsumen. Penelitian sebelumnya, yaitu
penelitan yang dilakukan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman menyebutkan bahwa variabel
Responsiveness (daya tanggap) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan memberikan rasa kepercayaan yang tinggi
kepada konsumen, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun
keragu-raguan. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa variabel Assurance (jaminan)
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Empaty, yaitu dapat memberikan perhatian maupun rasa peduli dalam proses pelayanan,
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan. Penelitian sebelumnya, yaitu penelitan yang dilakukan oleh
Zeithaml, Berry dan Parasuraman menyebutkan bahwa variabel Empaty berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen.
Secara lebih luas, keberhasilan pelayanan prima diharapkan berujung pada hasil
berikut:
Pelanggan memutuskan untuk langsung membeli produk / jasa yang kita tawarkan pada
saat itu juga
Menciptakan kepercayaan pelanggan atas produk / jasa yang kita tawarkan
Pelanggan tetap setia menggunakan produk / jasa kita
Pelanggan membeli kembali produk / jasa kita
Menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan atau komplain yang tidak perlu dari pelanggan
standar ini mencakup seluruh departemen perhotelan tanpa terkecuali yang menuntun para staf
departemen untuk bekerja keras dan disiplin dalam mencapai tujuan yang telah tertera dalam standar
operasional tersebut, adapun standar operasional tersebut mencakup berbagai macam departemen
seperti :
Dan juga standar standar yang lain yang masih berada dalam ruang lingkup manajemen perhotelan itu
sendiri tanpa terkecuali.
1. Sebagai patokan atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan bagi semua staf perhotelan
sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
2. Sebagai tolak ukur nilai atau eksistensi suatu pekerjaan atau pun sebagai pembatas sebuah
pekerjaan sehingga tidak melenceng dari standar.
3. Memberikan pemahaman tertulis baik itu bagi karyawan baru atau pun lama yang juga menjadi
bahan pembelajaran untuk menunjang pekerjaan.
4. Untuk karyawan baru, standar tersebut sebagai bagian dari media tertulis yang lebih
memudahkan para senior dalam membimbing karyawan tersebut sehingga memberikan
pemahaman yang langsung dapat dipahami baik itu secara tertulis atau pun lisan.
5. Dalam sebuah kasus standar tersebut sering dijadikan bahan perbandingan dengan hotel lain
sebagai acuan tambahan dalam menerapkan disiplin kerja.
Dan begitu banyak manfaat yang dapat kita pelajari dari standar operasional prosedur perhotelan untuk
membentuk kedisiplinan kerja dan acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan perlu diingat standar
dalam sebuah perhotelan merupakan tolak ukur dari keberhasilan manajemen dari hotel tersebut.