HOMOGEN YANG
TERDAPAT DI
ALAM, TERBENTUK
SECARA ANORGA-
NIK, MEMPUNYAI
KOMPOSISI KIMIA
PADA BATAS-
BATAS TERTENTU,
DAN MEMPUNYAI
ATOM-ATOM
YANG TERSUSUN
SECARA TERATUR.
• “Yang terdapat dialam ”, ini berarti bahwa mineral
hasil kerja laboratorium yang mengkristal pada
bentuk tertentu bukan mineral,
• “Benda padat homogen ”, mineral itu terdiri dari
satu fase padat, hanya satu macam material, yang
tidak dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana oleh suatu proses fisika,
• “Terbentuk secara anorganik ”, benda-benda padat
yang homogen hasil aktivitas binatang dan tumbuh-
tumbuhan bukan mineral,
Lanjutan
“Yang mempunyai komposisi kimia pada batas
tertentu tertentu ” , mineral adalah suatu
senyawa kimia, dan senyawa kimia yang
mempunyai komposisi pada batas-batas tertentu
yang dinyatakan dengan suatu rumus,
“Atom-atom yang tersusun secara teratur “,
merupakan ukuran dari keadaan kristalisasinya,
cara lain untuk suatu pembentukan, susunan
atom yang teratur ini dapat tergambar pada
bentuk luar kristalnya.
MINERALOGI
ILMU YANG
MEMPELAJARI
MINERAL YANG
BERUPA UNSUR-
UNSUR DAN
SENYAWA-SENYAWA
YANG TERDAPAT DI
ALAM DAN
MERUPAKAN
PEMBENTUK
BAGIAN-BAGIAN
PADAT DARI ALAM
SEMESTA.
KRISTAL: Zat padat yang homogen dengan
ciri-ciri permukaan terdiri dari bidang-bidang
datar (polieder) dan bidang-bidang ini
merupakan pencerminan dari susunan atom-
atomnya
I
Sumbu simetri bernilai 4, ,
J dengan memutar suatu kristal 90o
aka memberikan bentuk seperti
A B kedudukan semula,
H G Sumbu simetri bernilai 3, ,
c dengan memutar suatu kristal 120o
aka memberikan bentuk seperti
kedudukan semula,
D C b Sumbu simetri bernilai 2, ,
E F
dengan memutar suatu kristal 180o
a aka memberikan bentuk seperti
kedudukan semula,
A B
UNSUR-UNSUR NON SIMETRI LAIN
DALAM KRISTAL
1. BIDANG KRISTAL, bidang yang
H G membatasi bentuk suatu kristal
(ABCD, EFGH,ADHE, BCGF)
c+
2. SISI KRISTAL, pertemuan antara
dua bidang kristal dan merupakan
garis lurus (AB, AD, CD, BC, BF, FG
D C b+
dst).
E O F 3. SUMBU KRISTALOGRAFI:
susunan sumbu ( a, b, c) yang akan
menentukan bentuk suatu kristal
a+ 4. PUSAT KRISTAL, pertemuan antara
sumbu-sumbu kristalografi dengan
A sumbu simetri merupakan titik nol
B
(O) = Centrum
SISTEM KRISTAL
Syarat2 Tiap Sistem KRISTAL
3 sumbu a, b, c 3 sumbu a, b, c
4 sumbu a, b, d, c
a=b= c a=b= c
a=b= d=c
a b c a b c 120 120 120
(a b d a) c
b+
b+ b+
a+ a+ a+
(1) KUBUS (2) PRISMA (3) PINAKOID a
Lanjutan
c+ c+ c+ c+
b+ b+
b+ b+
a+ a+
a+ a+
(3) PINAKOID C (4) PIRAMID (5) DOMA C DOMA B
bentuk layang2
jumlah bid. 24 Deltoid ikosi tetra eder
D C D E C D C b
E F F E F
M I I J
N a
A B A B A B
Bidang Simetri
Bidang Simetri Axial (bid. IJKL)
Bidang Simetri Intermediate (bid. BDHF)
Bidang Simetri Horisontal (bid. IJKL)
Bidang Simetri Vertikal (bid. MNOP)
SUMBU-SUMBU SIMETRI
1. Sumbu biasa atau GYRE
2. Sumbu cermin atau GYROID
3. Sumbu inversi putar
GYRE
Digyre sumbu bernilai 2
Trigyre sumbu bernilai 3
Tetragyre sumbu bernilai 4
Hexagyre sumbu bernilai 6
GYROID
Digyroid sumbu cermin putar diagonal = C (pusat)
Trigyroid + BS
Tetragyroid
Hexagyroid = +C
a. Sumbu inversi putar = pusat inversi.
b. Kombinasi daripada pemutaran melalui sebuah sumbu dan
inversi melalui sebuah titik pada sumbu tersebut.
c. Penyingkatan dinyatakan dengan sebuah garis ( n ) di atas
nilai sumbu
Ada 5 kemungkinan: