Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMK Negeri 5 Bengkulu adalah bagian dari sistem pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional tersebut di era global pada abad ke-21
(century 21st) SMK Negeri 5 Bengkulu dihadapkan pada sebuah tantangan
besar, baik tantangan yang bersumber dari dalam (internal) maupun tantangan
yang berasal dari luar (external). Tantangan internal antara lain terkait dengan
kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke
atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada
tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
(Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013)
2

Adapun tantangan yang bersifat eksternal SMK Negeri 5 Bengkulu ke


depan di abad ke 21 yaitu antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia
di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
(Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013).
Selain itu tantangan kompetensi masa depan pendidikan kita dihadapkan
pada upaya memenuhi kompetensi tuntutan di era global yaitu: kemampuan
berkomunikasi; kemampuan berpikir jernih dan kritis; kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan; kemampuan menjadi
warga negara yang bertanggungjawab; kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda; kemampuan hidup dalam
masyarakat yang mengglobal; memiliki minat luas dalam kehidupan;
memiliki kesiapan untuk bekerja; memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya; memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
Tantangan lain yang harus dihadapi SMK Negeri 5 Bengkulu adalah persepsi
masyarakat yang terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif; beban siswa
terlalu berat; kurang bermuatan karakter bangsa. Selain itu perkembangan
pengetahuan dan pedagogi; neurologi; psikologi; observation based
3

(discovery) learning dan collaborative learning yang harus kita pelajari.


Fenomena Negatif yang mengemuka sebagai dampak negative di era
globalisasi seperti: pergaulan bebas, materialisme dan hedonisme, perkelahian
pelajar; narkoba; korupsi; plagiarisme; kecurangan dalam ujian (nyontek);
gejolak masyarakat (social unrest) dan lain sebagainya. (Kemendikbud,
2013).
Tantangan besar tersebut diatas secara sungguh-sungguh harus dihadapi
oleh SMK Negeri 5 Bengkulu dengan melakukan perubahan “mindset dan
penyempurnaan pola pikir” pendidikan, yaitu dengan menerapkan
pendekatan spiritual, atau manajemen qolbu (berbasis IESQ: intellectual,
emotional spiritual questions) dan penguatan tata kelola kurikulum,
mengimplementasikan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah serta
pengimplementasian manajemen strategic secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah.
Kurikulum 2013 SMK Negeri 5 Bengkulu dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi


pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta


didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari


(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);

e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat


multimedia;
4

g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)


dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;

h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi


pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan


berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang
Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang yaitu Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah


kejuruan SMK Negeri 5 Bengkulu merupakan pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan
beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan
diri untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan di era global.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan
Kecil. Keragaman dalam berbagai hal menjadi karakteristik dan keunikan
Indonesia. Keragaman dan keunikan dari segi geografis, potensi sumber
daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial
budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah.
Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan
dan tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka
meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap
daerah. Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah
memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula
halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
5

kebutuhan daerah, SMK Negeri 5 Bengkulu, dan peserta didik. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam pengertian tersebut terdapat dua dimensi
kurikulum, pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap satuan pendidikan yang
berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, daerah, dan satuan pendidikan serta
sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Selain itu
kurikulum SMK Negeri 5 Bengkulu disusun memperhatikan tahap
perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan
sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta seni.

B. Landasan

Kurikulum SMK Negeri 5 Bengkulu disusun berdasarkan landasan-


landasan pendidikan sebagai berikut:

1. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


b. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
6

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru Dan Dosen.
e. Undang – undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410).
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
i. Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK).
j. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Satuan Pendidikan.
k. Permendiknas RI Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan.
l. Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum.
m. Permendikbud RI Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran
dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
n. Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengha Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
7

o. Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian


Pendidikan.
p. Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
q. Permendikbud RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah.
r. Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
s. Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
t. Permendikbud RI Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.
u. Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2013 tentang Standar Sertifikasi
Guru.
v. Permendikbud RI Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
w. Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
x. Permendikbud RI Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
y. Permendikbud RI Nomor 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi
lulusan pendidikan dasar dan menengah.

2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu
menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber
dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,
penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum SMK Negeri 5 kota Bengkulu dikembangkan dengan
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya,
8

yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban


bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum Tingkat SMK Negeri 5 Kota
Bengkulu dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan
ini menjadikan Kurikulum SMK Negeri 5 kota Bengkulu
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Negeri 5
Bengkulu mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam
isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
9

mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir


rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga,diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan
dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin
ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu,
selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum SMK Negeri 5
Kota Bengkulu bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
10

3. Landasan Teoritis
Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dikembangkan atas teori
pendidikan “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education),
dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 SMK Negeri 5 Kota Bengkulu menganut: (1)
pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

4. Landasan Ekonomi

Pengelolaan SMK Negeri 5 Bengkulu mengimplementasikan

kurikulum mempergunakan landasan effisiensi dan efektifitas. Oleh

karenanya seluruh kegiatan sekolah di seluruh bidang yang berpengaruh

dalam mencapai misi dan visi SMK Negeri 5 Kota Bengkulu, baik dalam

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut

mendasarkan pada nilai-nilai efisiensi, efektifitas dan produktivitas proses

dan hasil kinerja.


11

5. Landasan Psikologi

Pendidikan kejuruan melandaskan diri pada kenyataan bahwa manusia


itu memiliki perbedaan dalam dimensi-dimensi fisik, intelektual,
emosional, dan spiritualnya. Kurikulum SMK Negeri 5Kota Bengkulu (1)
mempercayai dan mengakui bahwa dalam setiap diri peserta didik telah
tertanam kemampuan awal dari karunia Tuhan, tugas pendidik adalah
mengkondisikan bagi tumbuhnya berkembangnya kemampuan peseserta
didik melalui pengkondisian proses pembelajaran yang dilakukan guru
dalam bentuk proses pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat
serta dunia usaha industri maka kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu
mempergunakan landasan teori pendidikan constructivism theory. (2)
pengalaman belajar peserta didik (experience learning) di sekolah
disesuaikan dengan latar belakang, karakteristik, dan kebutuhan
peserta didik baik dalam pengembangan diri pribadi, karier dan social
berdasarkan azas kebermaknaan. Pengalaman belajar peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, dengan demikian maka kurikulum SMK
Negeri 5 Kota Bengkulu mempergunakan ladasan teori psikologi
pendidikan behaviorism theory.
Mengacu kepada landasan psikologis pendidikan tersebut diatas maka
di SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dipergunakan berbagai model,
pendekatan dan metode pembelajaran yang variatif, dinamis, inovatif,
kreatif, efektif, produktif dan menyenangkan serta pembelajaran yang
berpusat kepada siswa (student-based learning).
Agar proses pembelajaran berpusat kepada siswa maka diterapkan
scientific approach. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Kreteria pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific appoach)


di SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
12

kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.


b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific


appoach) di SMK Negeri 5 Kota Bengkulu, meliputi:
a. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Lihat gambar 1.2 dibawah ini.
13

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Keterampilan Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang


produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
b. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.”
c. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
d. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
e. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
14

(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Beberapa jenis pembelajaran scientific appoach yang diterapkan
di SMK Negeri 5 Kota Bengkulu, antra lain: pembelajaran berbasis
proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis masalah
(problem-based learning), pembelajaran discovery, pembelajaran
inquery, pembelajaran berbasis produksi (production-based learning),
contecxtual teaching and learning, pembelajaran berbasis portofolio,
pembelajaran tuntas (mastery learning, pembelajaran berbasis
kompetensi (competency-based learning) dan lain sebagainya.
Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu juga menerapkan
penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik (Authentic
Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Penilaian
autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru
bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik,
seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu
bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan
mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta
mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian
autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar
15

sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru


mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta
didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta
didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-
tugas yang harus mereka lakukan. Penilaian autentik sering
digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena
berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar
bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu
menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah
atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu
menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan
dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan
yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Penilaian autentik
akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar
semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu
yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan
peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan
tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam
pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi
dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala
dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan
apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru
dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi.
16

Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki
parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap
pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik
mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis,
menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk
kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.”
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga
pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru
harus memenuhi kriteria tertentu:
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah.

6. Landasan Sosial Seni Dan Budaya

Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dibangun dan


dikembangkan berdasarkan nilai-nilai sosial, seni dan budaya yang
berkeadilan serta beradab, baik dalam hubungan sosial lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat dan dunia usaha industri sebagai
perwujudan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Iklim dan budaya organisasi sekolah yang tercermin dalam nilai-nilai


budaya Pancasila yang ”Bhineka Tunggal Ika” baik dalam input, proses,
output dan out-come menjadi sumber inspirasi, bertindak, dan berperilaku
17

bagi warga sekolah dalam organisasi sekolah dan pembelajaran.

7. Landasan Ekologi

SMK Negeri 5 Kota Bengkulu sebagai sekolah menengah kejuruan


yang mendidik, mengajar, melatih, membimbing para siswanya untuk
dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan dan pengetahuan yang professional yang natinya akan
menghasilkan tenaga kerja menengah yang kompeten sangat perlu dibekali
secara dini pendidikan lingkungan hidup atau ekologi agar mereka dalam
keluarga, sekolah, tempat kerja dan di masyarakat dapat peduli dalam
mengelola, menciptakan, memelihara, menjaga, dan merawat lingkungan
hidup (ekologi) bagi kelangsungan hidup dimuka bumi. Sebagai bentuk
perwujudan landasan ekologi maka di SMK Negeri 5 Kota Bengkulu
meneguhkan sebagai sekolah berwawasan lingkungan hidup.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu disusun dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar sejauh
mungkin semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan
takwa serta akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman,
mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus
mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
18

kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat


manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang


otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

6. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi


peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
SMK Negeri 5 Kota Bengkulu kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
19

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS) sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan
harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

8. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan


taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

9. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun


bangsa, yang sangat penting dalam dinamika perkembangan global dimana
pasar bebas sangat berpengaruh pada semua aspek kehidupan semua bangsa.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Kurikulum harus
dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI. Muatan kekhasan daerah harus dilakukan secara proporsional.
20

11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial


budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan


dan mendukung upaya kesetaraan jender.

13. Karakteristik SMK Negeri 5 Kota Bengkulu

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dengan menguatkan nilai-nilai sikap
dengan rincian 18 nilai karakter dan membudayakan pengelolaan dan
pelaksanaan Lingkungan Hidup.

D. Mekanisme Pengelolaan KTSP SMK Negeri 5 Kota Bengkulu

Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu dikembangkan berdasarkan


mekanisme pengelolaan sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik


memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
21

sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik


peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

4. Tanggap terhadap Lingkungan Hidup

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan lingkungan


merupakan salah satu sarana dalam rangka membentuk warga negara yang
berwawasan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh berbagai fakta menunjukkan
bahwa akar penyebab krisis lingkungan adalah manusia. Mengubah segala
aspek psikologis manusia tiada jalan lain kecuali melalui pendidikan.

Dalam kaitannya dengan berpikir ekologis, Swan (1974) memberikan batasan


bahwa pendidikan adalah suatu proses, bukan suatu produk, sehingga semua
program-program pendidikan lingkungan harus diarahkan kepada pengajaran
masyarakat tentang “what to think” daripada “how to think”

5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


22

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku


kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang


kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

7. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto ”Bhineka Tunggal Ika”,
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Tujuan Pengembangan Kurikulum

Tujuan pengembangan Kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu, yaitu:


23

1. Menyusun Kurikulum 2013 SMK Negeri 5 Kota Bengkulu untuk


mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
2. Menjadikan kurikulum SMK Negeri 5 Kota Bengkulu sebagai acuan
operasional pengelolaan pembelajaran di abad 21 bagi kepala sekolah, guru,
siswa dan tata usaha, orang tua serta masyarakat dunia usaha dan industri.
3. Menjadi acuan operasional bagi Dinas Pendidikan Atau Kantor
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Agama Provinsi Dan Kabupaten
/ Kota dalam melakukan koordinasi dan supervisi penyusunan dan
pengelolaan kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai