Anda di halaman 1dari 8

Bleed

Bleed adalah daerah pinggir area gambar yang berfungsi mengantisipasi ketidak
akuratan pada saat pemotongan (produksi akhir), baik pemotongan secara manual
maupun menggunakan mesin. Bleed sangatlah penting guna menghindari
ketidakrapian pada hasil desain. Penerapan fungsi ini biasa berlaku pada brosur, kartu
nama, buku, majalah, poster, dsb.

Convert Font

Font untuk final artwork harus dikonversi terlebih dahulu kedalam bentuk kurva. Hal ini
untuk menghindari missing font atau font yang tidak dikenali. Apalagi untuk font-font
yang tidak secara default ter-install di OS yang umum dipakai seperti Windows dan
Mac.
Resolusi
Sesuaikan resolusi dengan kebutuhan cetak. Standar resolusi yang baik adalah 300
dpi. Tapi buat pengecualian untuk cetakan yang berukuran besar seperti billboard.
Untuk jenis Outdoor print seperti ini, resolusi yang baik adalah 72-150 dpi.

Mode Warna
Pastikan mode warna artwork sudah dikonversi ke CMYK dan bukan RGB. Karena,
proses percetakan dan printing hanya mengenal mode CMYK, dan biasanya, mesin
cetak/print akan otomatis mengkonversi mode warna RGB ke CMYK. Hal ini tentu
akan berpengaruh kepada kualitas warna pada desain. Jadi, pastikan warna pada
desain sesuai dengan yang diinginkan dalam mode warna CMYK.

Baca selengkapnya tentang CMYK disini: Perbedaan RGB dan CMYK - Menghindari
kesalahan pada proses cetak
Crop Mark
Crop Mark merupakan garis potong yang berfungsi sebagai panduan pada saat
pemotongan. Crop Mark digunakan untuk memberi tahu bagian mana yang harus
dipotong, dilipat, dsb. Beberapa aplikasi grafis telah menyediakan fungsi untuk
membuat Crop Mark secara otomatis.

Ukuran Artwork
Pastikan ukuran file desain cetak kamu adalah ukuran sebenarnya (Actual Pixel).
Tentu saja kita tidak ingin kualitas pixel gambar ngeblur akibat ukuran file artwork lebih
kecil dari ukuran yang sebenarnya.
Image link

Beberapa aplikasi grafis seperti Adobe Illustrator secara default menampilkan gambar
(image) dengan tautan link ke folder di komputer. Hal ini untuk menghemat kapasitas
file artwork yang kita kerjakan. Apabila file berpindah komputer, maka gambar yang
seharusnya tampil pada desain tidak bisa ditemukan. Prinsipnya sama seperti font,
kita bisa menggunakan fungsi embed untuk memasukkan gambar secara utuh pada
file.
PROSES CETAK OFFSET
PRE-PRESS
Pre-press merupakan tahapan pertama dalam proses cetak di mana semua
elemen desain (tulisan & gambar) diperiksa kelayakannya untuk naik cetak.
Prosesnya dimulai saat sebuah final artwork di-package dan dikirimkan ke
percetakan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kualitas gambar, komposisi
warna, ketepatan pengaturan ukuran lembar kerja, pengaturan kateren (bila lebih
dari 4 halaman), dan detil teknis lainnya.
Setelah komponen-komponen ini diperiksa dan dinyatakan layak cetak, maka
proses akan dilanjutkan ke proses proofing untuk disetujui klien (jika masih ada
perubahan, maka sebaiknya paling lambat dilakukan pada tahap ini). Setelah klien
menyetujui proof tersebut, maka proses pembuatan plat cetak dimulai. Pada saat
plat cetak sudah dibuat, maka proses produksi yang sebenarnya telah dimulai
sehingga pada tahap ini proses revisi sudah tidak dapat lagi dilakukan.
PRESS
Tahap pertama pada proses cetak ini dikenal dengan istilah ?? Make-Ready
Process??, yang meliputi: pembuatan plat cetak, pemasangan plat ke mesin
cetak, pemotongan kertas dan proses pengisian kertas ke mesin cetak,
pengaturan tinta, serta proses penyesuain warna hingga diperoleh kestabilan tinta
cetak sesuai standar yang diinginkan di atas kertas sesuai proof yang telah
disetujui oleh klien.
Saat warna yang diinginkan sudah diperoleh, maka proses cetak sesuai kuantitas
yang tertera pada spesifikasi akan berlangsung.
POST-PRESS
Proses post-press ini juga dikenal dengan istilah proses penyelesaian. Pada tahap
ini, lembaran hasil cetak akan diolah ke dalam bentuk jadi sesuai spesifikasi yang
telah disetujui oleh klien, misalnya: pemotongan hasil cetak ke ukuran jadi, proses
laminasi, pond, foil, emboss, serta proses jilid.
Setelah proses penyelesaian ini selesai, maka produk siap dipak dan dikirimkan
kepada klien.
 
VEKTOR VS. BITMAP
VEKTOR
 Gambar vektor dibentuk dari berbagai komponen-komponen individu yang terdiri
dari berbagai garis, bentuk & warna.

 Tidak bergantung pada resolusi (mengubah ukuran tidak akan memengaruhi


kualitas gambar).

 Ukuran file lebih kecil.

 Tidak dapat digunakan untuk reproduksi foto realistik ( realistic photo


reproduction).

BITMAP
 Gambar bitmap terdiri dari kumpulan titik-titik warna (dots) yang disebut pixel.

 Dikenal juga dengan istilah Raster Image.

 Sangat bergantung pada resolusi (mengubah ukuran /resize akan sangat


berpengaruh pada kualitas gambar).

 Foto dan hasil scan merupakan gambar bitmap.

Tips: Untuk body text gunakanlah format vektor agar saat dicetak hasilnya lebih
bagus. Teks dalam bentuk vektor dapat dibuat melalui program  In-
design, Illustrator, Corel Draw & Freehand.
 
PANDUAN FORMAT FILE
GAMBAR BITMAP
.JPEG: Singkatan dari Joint Photography Expert Group. JPEG merupakan format
kompresi file yang umumnya digunakan dalam gambar fotografi. Memiliki kualitas
yang lebih rendah daripada file TIFF.
.PSD: File bitmap yang dihasilkan dari Adobe Photoshop dan biasanya digunakan
untuk digital imaging karena format ini memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan
dalam digital imaging.
.TIFF: Singkatan dari Tagged Image File Format. Merupakan
format file berkualitas tinggi untuk kategori filebitmap yang dianjurkan dalam
industri cetak.
.PNG: Singkatan dari Portable Network Graphics. Merupakan format file yang
dirancang untuk memindahkan file dalam dunia online/internet (website, dsb.) dan
memiliki dukungan transparansi. File ini tidak dianjurkan dalam industri cetak.
.GIF: Singkatan dari Graphics Interchange Format. Merupakan format file yang
dikhususkan juga untuk dunia online/internet dan dapat digunakan untuk animasi.
File ini juga memiliki dukungan transparansi seperti .png, hanya saja dengan
kualitas yang lebih rendah.
 
GAMBAR VEKTOR
.INDD: File dengan format ini dihasilkan dari program Adobe In-design.
Merupakan aplikasi terbaik untuk membuat berbagai jenis layout mulai dari brosur
hingga buku yang memiliki banyak halaman.
.AI: File yang dihasilkan dari program Adobe Illustrator. File ini dirancang khusus
untuk single page, vector-based drawing  yang dapat mengolah file jenis .eps
dan .pdf. Fasilitas layer yang mirip seperti photoshopmenjadikannya aplikasi
terbaik untuk membuat ilustrasi vektor dan pembuatan logo.
.EPS: Singkatan dari Encapsulated Post Script. Merupakan format standar yang
biasanya digunakan untuk menyimpan file vektor, seperti logo atau ilustrasi vektor.
Memiliki dukungan transparansi dan sangat baik untuk mencetak format besar.
JENIS FILE GABUNGAN ANTARA BITMAP & VEKTOR
.PDF: Singkatan dari Portable Document Format. File PDF bisa juga berupa
gabungan antara bitmap & vektor (misalnya dalam layout buku, brosur, dsb.).
Merupakan jenis file yang digunakan sebagai standar industri cetak untuk
pemindahan file melalui e-mail dan fasilitas berbagi file lainnya, tanpa mengurangi
kualitas desain asli. Seringkali diartikan sebagai versi digital dari
sebuah  hardcopy.
 
Ada hubungan apa antara mata kita dan warna-warna tertentu?
Tahukah Anda bahwa mata kita sangat sensitif terhadap warna-warna tertentu?
Dan, tingkat sensitivitas mata ini juga pada akhirnya akan sangat berpengaruh
pada saat Anda melihat warna pada hasil cetakan. Warna-warna yang sensitif ini
terjadi karena pencitraan warna-warna tersebut jatuh sangat dekat dengan retina
mata manusia, sehingga perbedaan sedikit saja akan sangat terlihat.
Berikut adalah warna-warna yang sangat sensitif terhadap mata manusia:
ABU-ABU
Warna abu-abu ini masuk dalam kategori pertama karena pencitraan dari warna
yang satu ini jatuh tepat di retina mata manusia. Itulah sebabnya perbedaan
sedikit saja dapat terlihat dengan jelas. Anda pasti dengan sangat mudah dapat
menemukan belang pada hasil cetakan warna abu-abu.
Solusi: Jika hendak menggunakan warna abu-abu pada elemen desain Anda,
gunakanlah hanya warna hitam pada swatch CMYK (misal: C=0 M=0, Y=0, K=70,
dsb.). Hal ini akan meminimalisir risiko belang pada cetakan.
UNGU, TOSKA & COKELAT
Warna ungu, toska dan cokelat juga masuk dalam kategori warna sensitif karena
pencitraan dari warna-warna ini jatuh di dekat retina mata manusia. Anda pun
akan cukup mudah menemukan belang pada hasil cetakan jika menggunakan
ketiga warna ini.
Solusi: Gunakan hanya tiga elemen warna pada swatch CMYK, di
mana swatch warna ketiga adalah hitam (untuk menentukan intensitas gelap-
terangnya). Dengan cara ini, risiko belang pada cetakan akan dapat diminimalisir.
Contoh aplikasi swatch CMYK untuk warna-warna ini yaitu:
>> Warna ungu ?? : C=100, M=50, Y=0, K=50
>> Warna toska ? : C=80, M=0, Y=20, K= 30
>> Warna cokelat: C=0, M=50, Y=100, K= 60

Anda mungkin juga menyukai