Anda di halaman 1dari 7

Program Studi

Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2023-2024

Mata kuliah : Teori Pengembangan Kurikulum


Semester : 1 (satu)
Prodi : Pascasarjana/Pendidikan Dasar
Nama : NURCHOLIS
NIM : 2320110039
Kelas : A (Banjarnegara)

Soal
1. Functioning, live or operative curriculum artinya.

a. Pernyataan "Functioning, live, or operative curriculum" dapat dimaknai betapa

pentingnya melihat kurikulum tidak hanya sebagai dokumen atau rencana yang

dituangkan dalam lembaran-lembaran kertas, tetapi juga sebagai suatu realitas yang

hidup dan berubah seiring waktu selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

menekankan implementasi praktis dan pengalaman belajar sehari-hari siswa dalam

konteks kurikulum.

b. Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum yang bertujuan untuk memberikan

keleluasaan lebih kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum sesuai dengan

kebutuhan dan konteks lokal. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang

lebih besar kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik siswa,

lingkungan, dan potensi lokal. Kurikulum Merdeka mengusung prinsip bahwa setiap

sekolah memiliki ciri khas dan kebutuhan yang berbeda, sehingga pemberian kebebasan

dalam merancang kurikulum diharapkan dapat meningkatkan relevansi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari siswa.


Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Namun, pada tataran implementasi di lapangan tidak selancar perubahan kurikulum

sebelumnya. Hal ini dikarenakan guru wajib secara mandiri mempelajarai Kurikulum

Merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) dimana pada kenyataannya tidak

terlaksana sesuai harapan. Hal ini memicu terjadinya miskonsepsi pada tataran konsep

dan praktik Kurikulum Merdeka.

c. Perubahan kurikulum adalah sebuah keniscayaan. Perubahan yang terjadi baik

perubahan alam maupun zaman menuntut adanya perbahan paradigma, pola, serta

konten pembelajaran yang wajib menyesuaikan diri guna menjawab tantangan-tantangan

yang dihadapi. Ini semua dapat dituangkan dalam kurikulum pendidikan. Akan tetapi

perlu kiranya tindakan-tindakan yang komprehensip dan futuristic agar perubahan

kurikulum itu tidak terjadi pada kurun waktu yang relative singkat agar guru dapat

mengimplementasikan secara matang.

2. Kurikulum sebagai substansi dipandang sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa/ peserta

didik di sekolah. Kurikulum juga dapat merujuk kepada dokumen yang berisi rumusan

tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. (Bobot nilai: 15)

a. Jelaskan kurikulum yang digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah Sdr. saat ini.

Sekolah kami, SD Negeri 3 Salamerta kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara

mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan katagori Mandiri Berubah. Artinya

kami menggunakan perangkat-perangkat yang disediakan oleh pemerintah. Adapun untuk

kurikulum merdeka diimplementasikan di kelas I, II, IV, dan Kelas V. Pada tataran

pelaksanaan masih belum sempurna karena sebagian besar masih guru masih belum utuh
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

dalam mempelajari kurikulum merdeka. Sebenarnya kurikulum ini lebih reliate dengan

sekolah, karena selolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan pembelajaran berdasar

materi-materi esensiap yang terdapat dalam capaian pembelajaran yang dapat dicapai

dalam satu fase.

Sementera untuk kelas III dan VI masih menggunakan kurikulum 2013 yang dalam

pelaksanaannya sudah mapan. Adapun untuk pelaksanaannya harus mulai beradaptasi

untuk tetap berupaya mengembangkan karakter-karakter yang terdapat dalam profil

pelajar pancasila.

b. Kurikulum diperlukan sebagai panduan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena

pada prinsipnya dalam pengembangan kurikulum focus utamanya adalah bagaimana

sebuah kurikulum dikonsep untuk mencapai tujuan pendidikan lebih cepat dan tepat. Hal

ini dikerenakan kurikulumlah yang memberikan gambaran bagaimana pembelajaran

dilaksanakn, pengorganisasian konten, memastikan konsistensi pencapaian tujuan,

mengakomodasi kebutuhan siswa, memfasiliasi evaluasi, dan yang terpenting adaptif

terhadap perubahan alam maupun zaman.

3. Kendala Implementasi kurikulum, antara lain faktor geografis dan demografis.

a. Kesulitan atau kendala implementasi kurikulum dari faktor geografis.

Faktor geografis memang tidak bisa dipungkiri menyumbang hambatan dalam

implementasi kurikulum. Adapun factor geografis memicu kendala sebagai berikut:

1) Tingkat keterpencilan suatu wilayah berpotensi menghambat akses sumber daya

pendidikan yang berkualitas. Seperti guru, buku teks, dan sumber daya yang lain.
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2) Invrastruktur relative terbatas, seperti akses jalan, gedung, listrik, internet, perangkat

elektronik juga sangat dipengaruhi factor geografis.

3) Kondisi geografis juga berpengaruh pada konteks kurikulum. Dimana dimungkinkan

ada perbedaan konteks antara satu wilayah dengan wilayah lain.

4) Iklim dan lingkungan juga akan berbeda sehingga menuntut penyesuaian atau

pengadaptasian kurikulum.

b. Jelaskan keseulitan atau kendalam implementasi kurikulum dari faktor demografis.

Dari sisi demografis, wilayah yang padat penduduk berkewajiban menyediakan sarana

pendidikan agar dapat diakses semua sasaran pendidikan secara merata. Adapun bagi

wilayah yang pupulasinya kecil maka akan kesulitan memberikan layanan pendidikan

yang memadai. Sumberdaya manusia yang terbatas, jumlah peserta didik yang sedikit

berakibat pada layanan pendidikan karena terbatasnya bantuan operasional satuan

pendidikan yang minim.

c. Menurut pendapat Sdr. Bagaimana mengatasi kendala kedua faktor tersebut?

Untuk mengatasi kendala tersebut ada beberapa alternative:

1) Berikan standar fasilitas yang sama di setiap satuan pendidikan dimanapun berada.

2) Fleksibilitas impelemtasi kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi local daerah

tertentu.

3) Pendekatan kolaboratif dengan semua pemangku kepentingan baik pemerintah

maupun non pemerintah.

4) Pelatihan guru yang merata dengan memegang prinsip diferensiasi. Tidak

menyeragamkan bentuk pelatihan guru, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan belajar

masing-masing guru.
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

4. Kurikulum perguruan tinggi kewenangan merumuskan dan mengembangkan kurikulum

diserahkan kepada pimpinan perguruan tinggi, sedangkan penyusunan kurikulum

Pendidikan Dasar disusun secara nasional dibawah koordinasi kementrian pendidikan.

(Bobot nilai: 15)

a. Setujukah penyusunan kurikulum Pendidikan Dasar Menengah diberikan kepada

Kepala Sekolah.

Untuk saat ini, melihat konsisi pendidikan di akar rumput, saya tidak setuju

kewenangan penyusunan kurikulum diserahkan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah.

Alasannya karena Kepala sekolah belum memiliki kompetensi yang cukup untuk

menyusun kurikulum secara mandiri. Selain itu sumber daya pendukung seperti guru

dan tenaga kependidikan yang tersedia juga sangat terbatas. Secara realita saja,

penyusunan dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan belum maksimal

dilakukan oleh semua elemen warga sekolah. Apalagi jika menyusun secara mandiri

dari awal. Jika memang kebijakan itu hadir, maka pemerintah wajib memberikan

bekal kompetensi penyusunan kurikulum baik pemahaman konsep, teknis

penyusunan, pengimplementasian kurikulum itu sendiri.

b. Sebutkan resiko dan kemungkinan yang terjadi apabila kewenangan perubahan

kurikulum diserahkan kepada daerah/wilayah masing-masing.

Jika kewenangan perubahan kurikulum diberikan kepada daerah/ wilayah masing-

masing maka ada beberapa kemungkinan:

1) Pertama kurikulum akan lebih relevan dengan kondisi local dan dapat

diimplementasikan dengan lebih mudah karena sesuai sesuai dengan kondisi

yang ada baik sosiologis, geografis, maupun demografis.


Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2) Kondisi sosiologis, geografism dan demografis akan berpengaruh pada tingkat

ketersusunan serta keterlaksanaan karena banyaknya kendala dari factor-fakor

5. Jelaskan pentingnya kurikulum memiliki landasan (azas) sebagai berikut: (Bobot nilai: 15)

a. Jelaskan Pentingnya memiliki landasan filosofis

Landasan filosofis pada kurikulum memiliki peran penting dalam menentukan arah, nilai-

nilai, dan tujuan pendidikan. Filosofi pendidikan memberikan dasar konseptual untuk

merumuskan dan memahami substansi kurikulum.

b. Jelaskan pentingnya memiliki landasan psikologis

Pentingnya landasan psikologis pada kurikulum terletak pada pengakuan dan pemahaman

akan aspek-aspek psikologis yang memengaruhi pembelajaran dan perkembangan siswa.

Pemahaman psikologis ini dapat membantu merancang kurikulum yang lebih efektif,

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik psikologis siswa.

c. Jelaskan pentingnya memiliki landasan sosial dan teknologi.

Landasan sosial dan teknologi menduduki peran yang penting dalam perancangan

kurikulum modern. Integrasi kedua aspek ini dapat memberikan pendidikan yang lebih

relevan, responsif terhadap perubahan, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi

tuntutan masyarakat dan pasar kerja

6. Perubahan Kurikulum.

a. Perubahan kurikulum akan terus terjadi , jelaskan pentingnya perubahan kurikulum!

Kurikulum harus senantiasa berubah menyesuaikan perkembangan dan perubahan yang

terjadi agar dapat menjawab tantangan-tantangan yang muncul. Kurikulum harus


Program Studi
Magister Pendidikan Dasar (S-2)

Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

disesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat

kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat.

b. Jelaskan dampak perubahan kurikulum merdeka terhadap kegiatan pembelajaran!

Dampak positifnya yaitu pelajar dapat belajar dengan mengikuti perkembangan zaman

yang semakin maju serta perubahan kondisi lingkungan yang penuh tentangan.

Sementara dampak negatif jika perubahan kurikulum yang begitu cepat akan

menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunnya kualitas pendidikan itu sendiri,

karena semua insan pendidikan harus beradaptasi dengan perubahan dan dipastikan

dalam masa transisi kualitas pendidikan akan sangat menurun.

Anda mungkin juga menyukai