Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya maka penyusunan buku “Pelatihan Gizi
Bencana” dapat diselesaikan. Buku pelatihan ini disusun untuk
melengkapi Pedoman Penanganan Gizi dalam Penanggulangan Bencana
yang telah terbit pada tahun 2018, serta Pedoman Pelaksanaan
Respon Gizi Pada Masa Tanggap Darurat yang diterbitkan pada
tahun 2020.
2
Daftar Isi
3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
bencana. Struktur yang mumpuni tentunya membutuhkan sumber daya
yang memiliki kapasitas, baik manajemen maupun teknis gizi
bencana, yang dengan cepat dapat segera melakukan respon
bencana.
Saat ini gizi bencana masih merupakan hal baru di dalam layanan
kesehatan. Kajian kapasitas yang dilakukan setelah bencana
tsunami dan gempa di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa respon
gizi masih belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah
kapasitas dari tenaga gizi dan tenaga kesehatan yang belum
terpapar mengenai penanganan gizi bencana yang harus dilakukan
secara komprehensif. Agar tersedia tenaga yang mampu melakukan
pengelolaan gizi bencana maka perlu dilakukan peningkatan
kapasitas melalui pelatihan. Untuk penyelenggaraan pelatihan
diperlukan kurikulum pelatihan, agar penyelenggaraan pelatihan
sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang diharapkan.
1. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat berperan
sebagai pengelola penanganan gizi pada masa tanggap darurat
bencana yang tergabung dalam mekanisme sub klaster gizi.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi penanganan gizi pada masa tanggap
darurat bencana,
b. Melakukan kajian dampak bencana,
c. Menyusun rencana respon gizi, dan
d. Menyusun rencana kesiapsiagaan gizi.
5
BAB II. KOMPONEN KURIKULUM
A. Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan
pengelolaan kegiatan gizi pada situasi bencana sesuai
prosedur.
B. Kompetensi
Setelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki kompetensi
dalam:
1. Menjelaskan manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat
bencana
2. Melakukan koordinasi penanganan gizi pada masa tanggap
darurat bencana
3. Melakukan kajian dampak bencana
4. Menyusun rencana respon gizi
5. Menyusun rencana kesiapsiagaan gizi
C. Struktur Kurikulum
Pada kurikulum pelatihan di bidang kesehatan, struktur kurikulum
dibagi menjadi 3 kelompok mata pelatihan, yaitu: Mata pelatihan
Dasar, Mata pelatihan Inti, dan Mata pelatihan Penunjang.
Alokasi Waktu
NO MATA PELATIHAN
Total
T P PL
JP
A. MATA PELATIHAN DASAR (MPD)
Kebijakan penanganan gizi
1 2 0 0 2
dalam penanggulangan bencana
Sub total 2 0 0 2
B MATA PELATIHAN INTI (MPI)
Manajemen respon gizi pada
1 1 1 0 2
masa tanggap darurat bencana
Koordinasi penanganan gizi
2 pada masa tanggap darurat 1 2 0 3
bencana
3 Kajian dampak bencana 2 4 0 6
Sub total 7 15 0 22
6
C MATA PELATIAN PENUNJANG (MPP)
Building Learning Commitment
1 0 2 0 2
(BLC)
2 ANTIKORUPSI 2 0 0 2
3 Rencana Tindak Lanjut 1 1 0 2
Sub Total 3 3 0 6
JUMLAH 12 18 0 30
Keterangan : 1 jam pelajaran = 45 menit: T = Teori, P =
Penugasan, PL = Praktik Lapangan
7
Mata pelatihan ini membahas tentang risiko bencana
terkait gizi pada masa tanggap darurat bencana; dan
manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat bencana
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini peserta mampu
memahami manajemen respon gizi pada masa tanggap
darurat bencana
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
a) Menjelaskan risiko bencana terkait gizi pada masa
tanggap darurat bencana
b) Menjelaskan manajemen respon gizi pada masa
tanggap darurat bencana
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini yaitu:
a) Risiko bencana terkait gizi pada masa tanggap
darurat bencana
b) Manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat
bencana
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 JP (T:1,P:1;PL:0 JP)
8
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini peserta mampu
melakukan kajian dampak bencana
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
a) Menjelaskan jenis dan tahapan pelaksanaan
kajian dampak bencana
b) Menjelaskan tahapan manajemen informasi
subklaster gizi
c) Melakukan kajian dampak bencana
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini yaitu:
a) Jenis dan tahapan pelaksanaan kajian dampak
bencana
b) Tahapan manajemen informasi subklaster gizi
c) Kajian dampak bencana
5) Waktu
Alokasi waktu: 6 JP (T:2,P:4;PL:0 JP)
9
Materi pokok pada mata pelatihan ini yaitu:
a) Pendekatan kesiapsiagaan bencana bidang gizi
b) Rencana kesiapsiagaan gizi
5) Waktu
Alokasi waktu: 3 JP (T:1,P:2;PL:0 JP)
b . MPP 2. Antikorupsi
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang semangat perlawanan
terhadap korupsi, dampak korupsi, cara berpikir kritis
terhadap masalah korupsi dan sikap antikorupsi.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
membangun sikap antikorupsi.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
a) Membangun semangat perlawanan terhadap korupsi,
b) Menyadarkan dampak korupsi,
c) Membangun cara berpikir kritis terhadap masalah
korupsi
d) Membangun sikap antikorupsi
10
4) Materi Pokok
Materi pokok pada pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Semangat perlawanan terhadap korupsi,
b) Dampak korupsi,
c) Cara berpikir kritis terhadap masalah korupsi
d) Sikap antikorupsi
5) Waktu
Alokasi Waktu:2 JP, (T=2:P=0,PL=0 JP).
11
BAB III.DIAGRAM ALUR PROSES PEMBELAJARAN
Pre-test
Pembukaan
Simulasi (Gabungan)
12
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. Pre Test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre-test terhadap peserta.
Pre-test bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang
pengetahuan dan kemampuan peserta dalam mengkoordinasikan dan
menangani gizi bencana.
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara
resmi. Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan
berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Pembukaan dan pengarahan program
3. Pembacaan doa
D. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan Mata
Pelatihan sebagai dasar pengetahuan/ wawasan yang sebaiknya
diketahui peserta dalam pelatihan ini. Mata Pelatihan tersebut
adalah Kebijakan Penanganan Gizi dalam Penanggulangan Bencana
dan Antikorupsi.
13
pendapat, diskusi kelompok, latihan dan simulasi. Pengetahuan
dan keterampilan meliputi Mata Pelatihan:
1. Manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat bencana
2. Koordinasi penanganan gizi pada masa tanggap darurat
bencana
3. Kajian dampak bencana
4. Rencana respon gizi
5. Rencana kesiapsiagaan gizi
F. Simulasi Gabungan
I. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan,
dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara
sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta
3. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang
4. Pembacaan doa
14
LAMPIRAN
15
Lampiran 1. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Belajar Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
16
3. Menjelaskan 3)Penanganan gizi bencana
penanganan dalam penanggulangan • Pedoman penanganan
gizi dalam bencana gizi dalam
penanggulangan a) Prabencana penanggulangan bencana
bencana b) Tanggap Darurat
c) Pascabencana
17
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPI.01 (Mata Pelatihan Inti 01)
Mata pelatihan : Manajemen Respon Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Bencana
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang risiko bencana terkait gizi pada
masa tanggap darurat bencana, dan manajemen respon gizi pada masa
tanggap darurat bencana
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu memahami manajemen
respon gizi pada masa tanggap darurat bencana
Waktu : 2 JP (T = 1 JP, P= 1 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Belajar Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
• Committed to Nutrition.
1. Menjelaskan 1) Risiko bencana • Ceramah • LCD A Toolkit for Action.
risiko bencana terkait gizi pada interaktif • Laptop Fulfilling UNICEF’s
terkait gizi masa tanggap • Curah Core Commitments for
• Layar
pada masa darurat bencana pendapat Children in
tanggap • Flip Chart
• Diskusi Humanitarian Action,
darurat • ATK UNICEF: June 2017
kelompok(IH
bencana • Metaplan • Pedoman Pelaksanaan
B 1&2)
• Bahan Respon Gizi Pada Masa
2. Menjelaskan 2) Manajemen respon tayang/video Tanggap Darurat,
manajemen gizi pada masa • Modul Direktorat Gizi,
respon gizi tanggap darurat pelatihan Kementrian Kesehatan
pada masa bencana • Panduan RI: 2020
tanggap a) Kajian Dampak diskusi • Pedoman Penanganan Gizi
darurat Bencana kelompok (IHB dalam Penanggulangan
bencana b) Perencanaan 1&2) Bencana, Direktorat
respon gizi Gizi, Kementrian
c) Intervensi&
18
mobilisasi Kesehatan RI: 2018
sumberdaya
d) Monitoring &
evaluasi
e) Koordinasi
f) Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
g) Manajemen
logistik
h) Kesiapsiagaan
19
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPI.02 (Mata Pelatihan Inti 02)
Mata pelatihan : Koordinasi Penanganan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Bencana
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang peran pihak-pihak yang terlibat
dalam kegiatan tanggap darurat bencana dan koordinasi Subklaster gizi
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan koordinasi
penanganan gizi pada masa tanggap darurat bencana
Waktu : 3 JP (T = 1 JP, P= 2 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Belajar Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
1. Mengidentifikas 1) Peran pihak-pihak • Ceramah • LCD
i peran pihak- yang terlibat dalam interaktif • Laptop • Pedoman Pelaksanaan
pihak yang tanggap darurat • Curah Respon Gizi Pada Masa
• Layar
terlibat dalam bencana pendapat Tanggap Darurat,
kegiatan • Flip Chart
a) Pemerintah • Simulasi(IHB Direktorat Gizi,
tanggap darurat b) Mitra non • ATK Kementrian Kesehatan RI:
1-2)
bencana pemerintah • Metaplan 2020
• Bahan • Peraturan BNPB nomor 03
tayang/video tahun 2016, tentang
2.Melakukan 2) Koordinasi • Modul Sistem Komando
koordinasi subklaster gizi pelatihan Penanganan Darurat
subklaster gizi a) Koordinasi • Panduan Bencana (SKPDB)
lintas sektor simulasi • Pedoman Penanganan Gizi
terkait (IHB 1-2) dalam Penanggulangan
b) Fasilitasi Bencana, Direktorat
pertemuan Gizi, Kementrian
subklaster gizi Kesehatan RI: 2018
20
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPI.03 (Mata Pelatihan Inti 03)
Mata pelatihan : Kajian Dampak Bencana
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang jenis dan tahapan pelaksanaan
kajian dampak bencana, tahapan manajemen informasi subklaster gizi,
dan kajian dampak bencana
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan kajian
dampak bencana
Waktu : 6 JP (T = 2 JP, P= 4 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Belajar Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
1.Menjelaskan jenis 1) Jenis dan tahapan
dan tahapan pelaksanaan kajian • Ceramah • LCD • Pedoman Pelaksanaan
pelaksanaan kajian dampak bencana interaktif • Laptop Respon Gizi Pada Masa
dampak bencana a) Analisis data • Curah Tanggap Darurat,
• Layar
prabencana dan pendapat Direktorat Gizi,
penilaian • Flip Chart
• Diskusi Kementrian Kesehatan
kebutuhan awal • ATK RI: 2020
Kelompok (IHB
b) RHA Gizi • Metaplan • Pusat Penanggulangan
2&3)
c) Penapisan Ibu • Bahan tayang Krisis Kesehatan
hamil dan balita • Simulasi (IHB
2&3) • Modul pelatihan Kementerian Kesehatan
d) Kajian multi • Panduan Diskusi Republik Indonesia.
sektor Kelompok (IHB Buku Saku Petugas
e) Survei cepat 2&3) lapangan
gizi penanggulangan krisis
• Panduan
2. Menjelaskan 2) Tahapan manajemen kesehatan. Jakarta,
Simulasi(IHB
tahapan manajemen informasi 2020.
2&3)
informasi subklaster gizi
subklaster gizi a)Perencanaan
b)Pengumpulan data
21
c) Pengolahan dan
penyajian data
d) Analisis dan
pemanfaatan
data
e) Penyebaran &
Dokumentasi
produk
informasi
22
Nama : Pelatihan Gizi Bencana
pelatihan
Nomor : MPI.04 (Mata Pelatihan Inti 04)
Mata : Rencana Respon Gizi
pelatihan
Deskripsi : Mata pelatihan ini membahas tentang rencana intervensi gizi dan rencana monitoring
mata respon gizi
pelatihan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu menyusun rencana respon gizi
Waktu : 8 JP (T = 2 JP, P= 6 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Belajar Materi Pokok
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
• Pedoman Pelaksanaan
1. Menyusun 1.Rencana intervensi • Ceramah • LCD Respon Gizi Pada Masa
rencana gizi interaktif • Laptop Tanggap Darurat,
intervensi a) Pemberian makan bayi • Curah Direktorat Gizi,
• Layar
gizi dan anak pendapat Kementrian Kesehatan
b) Pencegahan dan • Flip Chart
• Diskusi RI: 2020
Penanganan Gizi • ATK
Kelompok • Pedoman Penanganan
Kurang dan Gizi • Metaplan Gizi dalam
(IHB 1)
Buruk • Bahan Penanggulangan
c) Suplementasi gizi • Simulasi
tayang/video Bencana, Direktorat
d) Dukungan gizi pada (IHB 1&2)
• Modul pelatihan Gizi, Kementrian
kelompok rentan • Panduan diskusi Kesehatan RI: 2018
lainnya kelompok (IHB 1) • SNI 7937:2013.
e) Komunikasi Risiko
• Panduan simulasi Layanan Kemanusiaan
dan Pelibatan
(IHB 1&2) dalam bencana
masyarakat
23
2. Menyusun 2. Rencana monitoring
rencana respon gizi
Monitoring a) Indikator monitoring
Respon Pemberian makan bayi
Gizi dan anak
b) Indikator monitoring
Pencegahan dan
Penanganan Gizi
Kurang dan Gizi
Buruk
c) Indikator monitoring
Suplementasi gizi
d) Indikator monitoring
Dukungan gizi pada
kelompok rentan
lainnya
e) Indikator monitoring
Komunikasi Risiko
dan Pelibatan
masyarakat
24
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPI.05 (Mata Pelatihan Inti 05)
Mata pelatihan : Rencana Kesiapsiagaan Gizi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pendekatan kesiapsiagaan bencana
bidang gizi, dan rencana kesiapsiagaan gizi.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu menyusun rencana
kesiapsiagaan gizi
Waktu : 3 JP (T = 1 JP, P= 2 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Belajar Sub Materi Pokok
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelask 1. Pendekatan • Ceramah • LCD • PMK 75 tahun
an kesiapsiagaan interaktif • Laptop 2019 tentang
tentang Bencana bidang • Curah pendapat Penanggulangan
• Layar
pendekata gizi Krisis
• Latihan (IHB 2) • Flip Chart
n Kesehatan
kesiapsia • ATK
gaan • Bahan tayang • Pedoman
bencana • Form rencana Pelaksanaan
bidang kesiapsiagaan gizi Respon Gizi
gizi • Modul pelatihan Pada Masa
2. Menyusun 2. Rencana • Panduan latihan Tanggap
rencana kesiapsiagaan Darurat,
kesiapsiagaan gizi Direktorat
gizi Gizi,
Kementrian
Kesehatan RI:
2020
25
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPP 1
Judul Mata pelatihan : Building Learning Comitment (BLC)
Deskripsi mata : Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana kelas, harapan
pelatihan peserta, pemilihan pengurus kelas, komitmen kelas.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar
Waktu : 2 JP (T = 0 JP, P=2 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
26
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPP 2
Mata pelatihan : AntiKorupsi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang semangat perlawanan terhadap
korupsi, dampak korupsi, cara berpikir kritis terhadap masalah korupsi,
dan sikap antikorupsi
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap
AntiKorupsi
Waktu : 2 JP (T = 2 JP, P= 0 JP, PL =0 JP)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta
dapat:
1. Membangun semangat 1) Semangat • Ceramah • Bahan Tayang • Materi E-learning
perlawanan terhadap Perlawanan interaktif • Modul Penyuluh Anti Korupsi
korupsi terhadap Korupsi ACLC
• Laptop
2. Menyadarkan dampak 2) Dampak Korupsi KPKhttps://aclc.kpk.go
• LCD
korupsi .id/
• ATK
3. Membangun cara berpikir 3) Cara Berpikir • UU No 31 tahun 1999
kritis terhadap masalah Kritis terhadap • Flipchart tentang pemberantasan
korupsi Masalah Korupsi • Spidol Tindak Pidana Korupsi
4. Membangun sikap 4) Sikap AntiKorupsi • Video • UU No. 20 Tahun 2001
antikorupsi tentang Perubahan Atas
UU No. 31 Tahun 1999
27
Nama pelatihan : Pelatihan Gizi Bencana
Nomor : MPP 3
Mata pelatihan : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Kondisi saat ini sesuai tujuan
pelatihan, Kondisi yang diinginkan sesuai tujuan pelatihan, gagasan
(desain) berupa kegiatan untuk mewujudkan keinginan sesuai tujuan
pelatihan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menyusun RTL
Waktu : 2 JP (T=1, P=1, PL=0) JP
28
mewujudkan mewujudkan
keinginan keinginan
sesuai tujuan sesuai
pelatihan tujuan
pelatihan
29
Lampiran 2: Master Jadwal
JADWAL
PELATIHAN GIZI BENCANA
30
HARI & J A M MATA DIKLAT / JPL FASILITATOR
TGL KEGIATAN
HARI 08.00 – 08.15 Refleksi Pengendali
Ke 3 Pembelajaran Pelatihan
Total 30 12 18
31
Lampiran 3: Panduan Penugasan
1. Tujuan penugasan
Pada akhir diskusi kelompok, peserta mampu menjelaskan
manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat bencana
2. Metode penugasan
Diskusi kelompok
3. Bahan Penugasan
a. Flip Chart
b. ATK
c. Lembar siklus respon gizi pada masa tanggap darurat
d. Lembar Kasus
e. Panduan diskusi kelompok (IHB 1 &2)
32
Lembar Siklus Respon Gizi Pada masa Tanggap Darurat
33
Lembar Kasus
1) Penduduk
b. Kec. Punai
Jumlah penduduk 8.452 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 30%. Perkiraan penduduk yang mengungsi ada 65%.
c. Kec. Senarai
Jumlah penduduk 12.662 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 40%. Perkiraan penduduk yang mengungsi ada 85% dari
penduduk terancam.
2) Status Gizi
34
Kecamatan % Gizi Kurang % Gizi Buruk
Bukit Raya 16 4
Punai 18 5
Senarai 12 3
3) Fasilitas Umum
- Sarana jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui oleh
kendaraan karena tergenang dan tertimbun longsor.
- Aliran listrik ke daerah bencana terputus sama sekali.
Beberapa tempat seperti kantor pemerintahan dan rumah
penduduk menggunakan genset.
- Fasilitas PDAM di daerah bencana terputus, demikian pula
sarana air bersih penduduk yang umumnya sumur gali banyak
yang terkubur.
- Sarana komunikasi yang berfungsi adalah radio komunikasi
dengan menggunakan Rig dan HT.
35
- Puskesmas yang berada di lokasi bencana bukan merupakan
Puskesmas Rawat Inap dan masing-masing Puskesmas juga telah
memiliki 1 unit kendaraan operasional Pusling yang masih
layak operasional. Puskemas Kecamatan Bukit Raya masih
beroperasi namun di Kecamatan Punai tidak beroperasi karena
tergenang. Tidak tersedia fasilitasi Therapeutic Feeding
Centre (TFC) di wilayah terdampak
5) Ekonomi
- Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana banjir bandang
mempunyai dampak lumpuhnya pasar penduduk selama 2 minggu
akibat tergenangnya pasar kecamatan Bukit Raya dan beberapa
toko/warung.
- Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap
rusaknya lingkungan berupa persawahan 100 ha dan perkebunan
3.800 ha.
6) Pemerintahan
- Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap
pemerintahan dengan tergenangnnya kantor Kecamatan Bukit
Raya dan Kecamatan Punai.
36
B. Penugasan Mata Pelatihan Inti 3. Kajian Dampak Bencana
1. Tujuan penugasan
Pada akhir penugasan, peserta mampu melakukan kajian dampak
bencana
2. Metode penugasan
Diskusi kelompok
3. Bahan penugasan
a. Flip Chart
b. Lembar Kasus
c. Panduan diskusi
5. Langkah-langkah penugasan
a. Fasilitator membagi peserta kedalam kelompok
b. Fasilitator meminta kelompok untuk membuat:
1) Estimasi jumlah sasaran gizi di lokasi terdampak
2) Minta kelompok membuat peta estimasi jumlah sasaran
gizi yang mungkin terdampak bencana
c. Berikan waktu 40 menit bagi kelompok untuk melakukan
analisis tersebut
d. Fasilitator meminta kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dengan waktu 5 menit per kelompok.
e. Fasilitator memberikan klarifikasi terhadap jawaban
apabila di perlukan dan memberikan rangkuman terhadap
langkah-langkah analisis situasi.
37
Lembar Kasus Mata Pelatihan Inti 3
1) Penduduk
b. Kec. Punai
Jumlah penduduk 8.452 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 30%.
38
c. Kec. Senarai
Jumlah penduduk 12.662 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 40%.
2) Status Gizi
39
Peta Kabupaten Z
Kec.
Bukit Raya
Kec.
Punai Kec.
Senarai
40
C. Penugasan Mata Pelatihan Inti 4. Rencana respon gizi
1. Tujuan
Setelah menyelesaikan penugasan ini, peserta mampu menyusun
rencana respon gizi.
2. Metode penugasan
Diskusi kelompok
3. Bahan penugasan
a. ATK
b. Flipchart
c. Lembar Kasus
d. Panduan diskusi kelompok
e. Form Rencana Respon Gizi
f. Form Analisis Kebutuhan Respon Gizi
g. Tabel Obat dan Perbekalan Kesehatan yang diperlukan untuk
Intervensi Penanganan Gizi
41
Form Rencana Respon Gizi
A. Analisis Situasi
• Bagaimana status gizi sebelum bencana?
• Bagaimana dampak bencana terhadap pelayanan gizi?
• Berapa estimasi jumlah kelompok sasaran gizi dan
kelompok rentan (berdasarakan gender)yang membutuhkan
dukungan? Diwilayah mana lokasinya (per wilayah
administratif dan per pengungsiaan apabila informas
sudah tersedia)
42
D. Koordinasi Sub Klaster Gizi
Jelaskan:
E. Rencana monitoring
• Apa saja indikator yang akan dilaporkan untuk setiap
komponen intervensi?
• Seberapa sering monitoring akan dilakukan?
• Siapa saja yang akan terlibat didalam monitoring?
43
Form Analisis Kebutuhan Respon Gizi
A B C D E F G H I
Item
Kegiatan/SDM/Obat Harga
dan Pebekalan Kebutuhan Kesenjangan Satuan Satuan Total
Kesehatan (Estimasi) Satuan (1) Ketersediaan (B -D) (RP) Frekwensi (2) (E x F x G)
44
Tabel Obat dan Perbekalan Kesehatan yang diperlukan untuk
Intervensi Penanganan Gizi
Intervensi PMBA
Obat dan Komponen Estimasi Sumber
Perbekalan Perhitungan
Kegiatan
Kesehatan yang kebutuhan
Diperlukan
• Berdasarkan • Dinkes,
Sosialisasi, • Media KIE estimasi jumlah Kemenkes,
pemantauan dan bahaya susu pengungsian/des Mitra
pelaporan formula dalam a terdampak (BUMN/CSR),
donasi produk situasi Organisasi
pengganti ASI, bencana Profesi
botol dan dot (Persagi,
bayi yang AIMI)
tidak
• Instansi
terkontrol
terkait
Penyelenggaraa (misalnya
• Bahan Makanan • Jumlah dan Dinsos untuk
n Dapur PMBA
• Alat Saji sebaran ibu PMBA), dana
MPASI hamil dan cadangan
• Alat masak baduta pemerintah
• Bahan bakar • Kapasitas Dapur pusat,
PMBA/MP-ASI provinsi,
(Jumlah orang kabupaten,
yang akan kota
dilayani dan • Permintaan
frekuensi berjenjang
pemberian melalui
makanan Dinkes
perhari)
45
pisau,
saringan dan
ulegan kayu
Intervensi Penegahan dan Tata Laksana Gizi Kurang dan Gizi Buruk
46
dan penutupnya
dan lain-lain.
• Obat-obatan:
antibiotika,
mineral mix,
resomal, obat
cacing, vitamin
A dan obat-
obatan lain
sesuai
protokol.
• Formulir
pasien,
formulir
rujukan,
formulir
pencatatan dan
pelaporan.
• Media KiE, food
model
• SOP tata
laksana gizi
buruk pada
balita di
layanan rawat
inap (mengacu
pada Pedoman
Pencegahan Dan
Tata Laksana
Gizi Buruk Pada
Balita)
47
mangkok, gelas
dan penutupnya
dan lain-lain)
• Obat-obatan:
antibiotika,
mineral mix,
resomal, obat
cacing, vitamin
A dan obat-
obatan lain
sesuai
protokol.
• Media KIE &
food model
• Formulir
pasien,
formulir
rujukan,
formulir
pencatatan dan
pelaporan.
• SOP tata
laksana gizi
buruk pada
balita usia 6-
59 bulan di
layanan rawat
jalan (mengacu
pada pedoman
pencegahan dan
tata laksana
gizi buruk pada
balita dan buku
saku pencegahan
dan tata
laksana gizi
buruk pada
balita bagi
tenaga
kesehatan)
Suplementasi Gizi
48
• Makanan balita 6-59 Organisasi
Tambahan bulan Profesi
Balita • Estimasi jumlah (Persagi,
ibu menyusui AIMI)
• Instansi
Catatan: pada terkait, dana
kondisi darurat cadangan
dapat diberikan pemerintah
kepada setiap pusat,
populasi terdampak provinsi,
tanpa terkecuali kabupaten,kot
apabila stok a
tersedia. Permintaan
berjenjang
Distribusi MT • Estimasi jumlah melalui
Ibu Hamil dan • Makanan ibu hamil KEK Dinkes
Balita pada Tambahan Ibu • Estimasi jumlah
sasaran Hamil balita gizi
prioritas • Makanan kurang
Tambahan
Balita
49
Lembar Kasus Mata Pelatihan Inti 4
a. Bukit Raya
b. Punai
50
c. Senarai
2) Hasil Penapisan
3) Situasi
51
2. Dapur PMBA baru mencukupi 30% kebutuhan.
3. Ditemukan donasi susu formula yang tidak terkontrol di
80% pengungsian.
4. Konselor menyusui terlatih yang tersedia di kabupaten Z
hanya dapat memenuhi 20% dari kebutuhan.
5. Suplementasi vitamin A telah dilakukan dua bulan yang
lalu.
6. Stok PMT ibu hamil dan balita telah disalurkan kepada
pengungsi dan tidak ada stok tersisa di kabupaten Z.
7. Stok TTD untuk ibu hamil, remaja putri cukup untuk 50%
sasaran.
8. Banyak dari ibu berhenti memberikan ASI kepada baduta
akibat susu formula yang diberikan secara gratis.
9. Stok PMT yang tersedia hanya 30% dari yang dibutuhkan
10. Stok obat dan perbekalan kesehatan untuk penanganan
gizi buruk hanya tersedia 50% dari kebutuhan.
11. Tim Asuhan Gizi (TAG) terlatih di kabupaten Z hanya
dapat memenuhi 30% dari kebutuhan.
12. Masyarakat mengkhawatirkan terjadinya banjir susulan.
13. Penapisan baru dilakukan pada 50% wilayah terdampak dan
kekurangan pita LiLa.
14. Gudang penyimpanan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas
tidak dapat digunakan karena tergenang.
15. Beberapa mitra subklaster gizi baru saja tiba di posko
sub klaster gizi dan menunggu instruksi wilayah kerja.
Sumberdaya yang dimiliki oleh para mitra merupakan
sumberdaya baru yang belum dimobilisasi ke wilayah
terdampak.Sumberdaya yang mereka miliki sebagai
berikut:
a. Yayasan Sayonara
i. Dapur PMBA: 1 unit dengan kapasitas 100 orang
perhari
ii. Konselor Menyusui: 10 orang
c. Yayasan silumba-lumba
i. Suplementasi TTD untuk 100 remaja putri dan
100 ibu hamil
d. Universitas ABCD
i. Suplementasi vitamin A untuk 200 balita
ii. Ahli gizi : 10 orang
52
D.Mata Pelatihan Inti 5. Rencana kesiapsiagaan gizi
1. Tujuan
Setelah menyelesaikan penugasan, peserta mampu menyusun
rencana kesiapsiagaan gizi
2. Metode : Latihan
3. Bahan penugasan
a. ATK
b. Flip Chart
c. Laptop
d. Hasil penugasan Modul Pelatihan Inti 3 & 4
e. Form rencana kesiasiagaan gizi
5. Langkah-langkah
53
Form Rencana Kesiapsiagaan Gizi
54
F. Panduan Simulasi Gabungan
Tujuan
Petunjuk:
Waktu:
55
Simulasi Mata Pelatihan Inti 2. Melakukan Pertemuan Koordinasi
Subklaster Gizi
1. Tujuan
Pada akhir kegiatan simulasi, peserta diharapkan mampu untuk
melakukan pertemuan koordinasi subklaster gizi.
2. Bahan Latihan
a. Flip Chart
b. Area/ruang pertemuan
c. Lembar kasus
d. Lembar peran
56
Lembar Kasus
57
Demografi
% #Bayi
Kabupaten/ #Ibu
Populasi popula #Lansia #Balita #Baduta (0-5
Kota Hamil
si bulan)
Ambara 7,784,400 49.90%
155,688 272,454 334,729 171,257 62,275
Saliwa 4,914,000 31.50%
98,280 171,990 211,302 108,108 39,312
Rawang 2,901,600 18.60%
58,032 101,556 124,769 63,835 23,213
Total 15,600,000 100%
312,000 546,000 670,800 343,200 124,800
Pendidikan
• Hanya seperempat perempuan (24%) berusia 15-24 tahun yang
melek huruf.
Kesehatan
• Rasio dokter per 1000 penduduk adalah 0,03.
• Diantara anak-anak berusia 6-59 bulan, 21% menerima kapsul
vitamin A sebanyak satu kali dan hanya 9% anak menerima
kapsul vitamin A sebanyak dua kali dalam setahun.
• 46% anak di bawah usia satu tahun telah menerima vaksinasi
campak.
Gizi
• Cakupan pemberian ASI Eksklusif 20%
• Survei gizi yang dilakukan menemukan hal-hal berikut :
58
• 57% anak di bawah usia 5 tahun mengalami anemia
• 46,8% wanita hamil mengalami anemia
• 44,4% wanita usia reproduksi menderita anemia.
Ketahanan Pangan
• Propinsi Sanubari merupakan wilayah dengan kerawanan pangan
tinggi akibat banjir yang sering terjadi. Hal in menyebabkan
20% dari populasi mengalami kerawanan pangan tingkat
sedang. Berdasarkan kajian, keluarga hanya dapat
mengkonsumsi protein hewani satu kali seminggu. Sementara
gagal panen telah terjadi dan menyebabkan keluarga lebih
sering mengkonsumsi karbohidrat saja sebagai makanan utama.
59
Lembar Peran
" ----------------------------------------------------
---------------------------
2. Aksi Cepat Tepat (LSM):
• Anda memiliki kapasitas dan sumberdaya untuk melakukan
Distribusi mother baby kit, dignity kit & hygiene kit
• Mobilisasi konselor ASI
• Organisasi anda juga memiliki staf yang siap untuk
melakukan kaji cepat multi sektor joint needs
analysis.
• Tanyakan kepada subklaster gizi apa rencana terkait
pelaksanaan pengkajian cepat gizi dan bagaimana mitra
subklaster dapat terlibat.
" ----------------------------------------------------
---------------------------
" ----------------------------------------------------
---------------------------
4. PERSAGI:
• Memiliki konselor yang siap dimobilisasi ke
pengungsian-pengungsian akan tetapi tidak mencukupi
karena sebagian besar konselor juga terdampak
• Memiliki tenaga pendamping sebanyak 5 orang yang siap
untuk melakukan Pendampingan Puskesmas untuk tata
laksana gizi buruk.
• Perlu arahan terkait lokasi prioritas untuk
pendampingan tata laksana gizi buruk
" ----------------------------------------------------
---------------------------
60
5. Universitas Sanubari Jaya:
• Siap untuk membantu kaji cepat
• Mempunyai stok bahan makanan anak dan bayi yang dapat
dimobilisasi besok. akan tetapi memerlukan informasi
lokasi target distribusi
• 5 orang Ahli Gizi akan tiba besok dan dapat melakukan
pendampingan dapur MPASI dan juga penanganan gizi buruk
di PUSKESMAS apabila diperlukan
" ----------------------------------------------------
---------------------------
7. Media:
• Siap membantu diseminasi pesan kunci komunikasi risiko
terkait pelayanan gizi kepada masyarakat
• Siap membantu pelaksanaan kaji cepat komunikasi risiko
" --------------------------------------------------------
-----------------------
61
Simulasi Mata Pelatihan Inti 3. Melakukan Kajian Dampak
Bencana
1. Tujuan
Pada akhir kegiatan simulasi, peserta mampu untuk melakukan
kajian dampak bencana
2. Bahan penugasan
a. ATK
b. Flipchart
c. Lembar Kasus
d. Lembar Hasil RHA Gizi
e. Lembar Hasil Penapisan
f. Lembar Hasil
4. Langkah-langkah
a. Fasilitator menjelaskan dan membagikan lembar kasus dan
lembar hasil RHA Gizi
b. Fasilitator menjelaskan instruksi latihan yang terdiri
dari:
1) Minta peserta membuat peta sasaran gizi provinsi
sanubari berdasarkan data laporan hasil RHA.
2) Minta peserta melakukan analisis situasi paskabencana
berdasarkan hasil RHA
3) Minta peserta membuat pertanyaan terkait gizi untuk
dimasukan kedalam kajian multi sektor (pendataan dan
kajian pengungsian terpadu)
4) Minta peserta membuat rencana survei cepat gizi
berdasarkan kesenjangan informasi
c. Berikan waktu 45 menit bagi kelompok untuk melakukan tugas
tersebut. Minta anggota kelompok untuk berbagi tugas.
d. Fasilitator meminta kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dengan waktu 7 menit per kelompok.
e. Fasilitator memberikan klarifikasi jawaban apabila di
perlukan dan memberikan rangkuman.
62
Lembar Kasus
63
Lembar Hasil RHA Gizi
Jumlah
Bayi (0-6
Kab/Kota Titik Lansia Ibu Hamil Balita Baduta Total
bulan)
Pengungsian
Ambara 47 1441 7684 3602 3100 720 24013
Saliwang 28 864 4610 2161 1800 432 14408
Rawang 19 576 3074 1441 1200 288 9605
Total 94 2882 15368 7204 6100 1441 48025
64
Simulasi Mata Pelatihan Inti 4. Membuat Rencana Respon Gizi
1. Tujuan
Setelah mengikuti simulasi ini peserta diharapkan dapat
membuat rencana respon gizi.
2. Metode : simulasi
3. Bahan
a. ATK
b. Flipchart
c. Hasil analisis situasi paska bencana yang telah dibuat
pada diskusi kelompok mata pelatihan Inti
d. Skenario dan Instruksi Latihan
e. Format rencana respon gizi
f. Format analisis kebutuhan
65
Lembar Kasus
66
o Terdapat 23,5% pengungsian yang melaporkan adanya
Penyandang disabilitas yang membutuhkan bantuan
untuk merawat diri mereka.
67
E. Lampiran Penugasan Mata Pelatihan Penunjang 3. Form Rencana Tindak Lanjut
Organisasi/Instansi :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Dst.
68
Lampiran 4: Instrumen Evaluasi Belajar Peserta
69
Lampiran 5: ketentuan Peserta dan Pelatih/Fasilitator
Pelatihan
A. Peserta
1. Kriteria peserta:
a. S1 bidang kesehatan, manajemen, penanggulangan bencana,
pemberdayaan masyarakat dan atau bidang lainnya yang
terkait;
b. Peserta adalah penanggung jawab program gizi di Pusat dan
Daerah (Provinsi dan Kabupaten);
c. Peserta berasal dari organisasi profesi pemberi pelayanan
kesehatan fasilitas kesehatan rujukan dan atau Rumah
Sakit;
d. Peserta berasal dari lembaga non-pemerintah yang memiliki
program penanganan bencana, atau bagian dari tim respon
bencana; dan
e. Peserta berasal dari akademisi
2. Jumlah peserta:
Peserta pelatihan maksimal 25 orang per kelas.
B. Pelatih/ Fasilitator
Kriteria Fasilitator sebagai berikut:
1. Telah mengikuti TOT Gizi Bencana dengan melampirkan surat
keterangan sebagai pelatih/fasilitator pelatihan Gizi
Bencana.
2. Memahami Modul Pelatihan Gizi pada Situasi Bencana secara
utuh
3. Memiliki komitmen yang tinggi dalam memfasilitasi
pelatihan Gizi pada Situasi Bencana
70
C MATA PELATIHAN PENUNJANG
C. Sertifikat
71
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Dr. Rr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA
Kontributor:
Sri Sukotjo
Yos Maryo Malole
Deviana, SKM, M.Kes
Roostiati.SW, SKM.MKM
Esti Rachmawati, SKM, MKM
Iwan Halwani, SKM, M.Si
Lina Marlina, SP, M.Gz
Dakhlan Choeron, SKM, MKM
dr. Julina, MM
Evi fatimah, SKM, MPH
Asep Adam Mutaqin, SKM, M.Si
Andri Mursita, SKM, M. Epid
Haji Samkani, SKM, MKM
dr. Fembriana Syarifah
Catur Mei Astuti, S. Tr.Gz
Abidah Syauqiyatullah, S. Tr.Gz
Eny Susanti, SE
Nina Adlina Afrah, S. Tr.Gz
72