Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INTERVENSI BIMBINGAN KELOMPOK AUD


Mata Kuliah : Bimbingan Konseling AUD
Dosen Pengampu: Masnurima Heriansyah, S.Pd, M.Pd & Wilda Isna Kartika, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 11
Asma Nadia Rif’ah (2105126015)
Sekarwangi (2105126019)
Ega Lathifah Garaniva (2105126030)

KELAS A ANGKATAN TAHUN 2021


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Intervensi
Bimbingan Kelompok AUD” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 3 kelas A


dari Ibu Masnurima Heriansyah, S.Pd, M.Pd dan Ibu Wilda Isna Kartika, S.Pd,
M.Pd. pada mata kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah pengetahuan tentang intervensi
bimbingan kelompok AUD.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Masnurima


Heriansyah, S.Pd, M.Pd dan Ibu Wilda Isna Kartika, S.Pd, M.Pd. pada mata
kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Samarinda, 20 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3
A. Pengertian Intervensi ..............................................................................................3
B. Pengertian Bimbingan Kelompok ..........................................................................3
C. Tujuan Bimbingan kelompok .................................................................................4
D. Fungsi Bimbingan Kelompok.................................................................................4
E. Asas Bimbingan Kelompok....................................................................................5
F. Jenis Bimbingan Kelompok ...................................................................................6
G. Komponen Bimbingan Kelompok ..........................................................................6
H. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok .............................................................8
I. Teknik Bimbingan Kelompok .............................................................................. 10
J. Evaluasi dan Tindakan Lanjut Bimbingan Kelompok .......................................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan............................................................................................................ 13
B. Saran....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intervensi merupakan salah satu bentuk dari turut campurnya


dalam urusan negara lain yang memiliki sifat diktatorial. Fungsi
intervensi adalah sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan
sengketa internasional. Intervensi adalah aktivitas untuk melaksanakan
rencana pengasuhan dengan memberikan berupa pelayanan terhadap
anak dalam keluarga maupun di lingkungan lembaga kesejahteraan
sosial anak. Berdasarkan pengertian intervensi adalah tindakan spesifik
oleh seorang pekerja sosial susia dengan sistem atau proses manusia
dalam rangka menimbulkan perubahan intervensi dapat diartikan
seagai turut campurnya sebuah negara dalam urusan dalam negeri
negara lain dengan menggunakan kekuatan atau ancaman kekuatan.

Bimbingan kelompok adalah usaha yang dilakukan untuk


membantu individumenyelesaikan masalah kesulitan pada diri konseli
dan pencegahan masalah guna memperoleh informasi dan membantu
konseli dalam menyusun rencana atau mengambil keputusan yang
tepat. Bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari
nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang
berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai
pelajar anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu intervensi bimbingan kelompok ?


2. Apa saja komponen intervensi bimbingan kelompok ?
3. Bagaimana bimbingan kelompok untuk anak usia dini ?
4. Apa saja porsedur bimbingan kelompok ?
5. Apa saja tujuan bimbingan kelompok ?
6. Apa saja asas-asas bimbingan kelompok bagi anak usia dini ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian intervensi bimbingan kelompok
2. Untuk mengetahui komponen intervensi bimbingan kelompok

1
3. Untuk mengetahui bimbingan kelompok
4. Untuk mengetahui prosedur bimbingan kelompok
5. Untuk mengetahui tujuan bimbingan kelompok
6. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan kelompok

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Intervensi
Intervensi merupakan salah satu bentuk dari turut campurnya dalam urusan
negara lain yang memiliki sifat diktatorial. Fungsi intervensi adalah sebagai salah
satu cara untuk menyelesaikan sengketa internasional. Intervensi adalah aktivitas
untuk melaksanakan rencana pengasuhan dengan memberikan berupa pelayanan
terhadap anak dalam keluarga maupun di lingkungan lembaga kesejahteraan sosial
anak. Berdasarkan pengertian intervensi adalah tindakan spesifik oleh seorang
pekerja sosial dengan sistem atau proses manusia dalam rangka menimbulkan
perubahan. Intervensi dapat diartikan sebagai turut campurnya sebuah negara
dalam urusan dalam negeri negara lain dengan menggunakan kekuatan atau
ancaman kekuatan(Kasim, 2021).

B. Pengertian Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha
membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai
dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk
mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi diri siswa
(Romlah, 2001: 3). Winkel & Hastuti (2004: 547), menjelaskan bahwa bimbingan
kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan
pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam
kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka
tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang
dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan
kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan
bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal (Sedanayasa dkk. 2010: 30).
Sedangkan menurut Sukardi (2002: 48), bimbingan kelompok yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari nara sumber tertentu (pembimbing atau konselor) yang
bermanfaat untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun
pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk kelompok untuk membahas masalah atau
topik umum atau mengalami masalah yang sama secara luas dan mendalam yang
bermanfaat bagi anggota kelompok.

3
C. Tujuan Bimbingan kelompok

Tujuan bimbingan kelompok yaitu agar individu mampu memberikan


informasi seluas-luasnya kepada angota kelompok supaya mereka dapat membuat
rencana yang tepat serta membuat keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masa depan serta cenderung bersifat pencegahan (Mungin,
2005:39). Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu penguasaan
informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan
masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi
para anggota kelompok (Prayitno, 2004: 310).
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa
yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu bimbingan
kelompok juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota
kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana
yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Sedangkan secara khusus
bimbingan kelompok bertujuan untuk:
a. melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat,
b. melatih siswa untuk bersikap terbuka,
c. melatih siswa untuk membina keakraban dengan teman-temannya,
d. melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri,
e. melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa,
f. melatih siswa untuk memperoleh keterampilan social, dan
g. melatih siswa untuk mengenali dan memahami dirinya (Amti, 1991: 108-
109).
Dengan demikian, bisa disimpulkan kalau tujuan dari bimbingan kelompok
merupakan guna melatih individu bersikap terbuka, sanggup berdialog dihadapan
orang banyak, melatih siswa supaya bisa mengambil perilaku, bertanggungjawab,
mengambil keputusan, siswa sanggup meningkatkan perasaan, pikiran, dan
menimbulkan tingkah laku baru yang lebih efisien selaku guna penangkalan
supaya siswa tidak mengalami kasus yang jadi topik dalam bahasan bimbingan
kelompok.

D. Fungsi Bimbingan Kelompok

Mugiharso (2011: 66), mengemukakan bahwa “fungsi utama bimbingan yang


didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan
pengembangan.” Jadi, berdasarkan dua pendapat ahli tersebut fungsi layanan
bimbingan kelompok yaitu fungsi pemahaman dan fungsi pengembangan.
Menurut Sukardi fungsi utama layanan bimbingan yang didukung oleh
bimbingan kelompok ada dua, yaitu fungsi pemahaman dan pengembangan dengan
penjabaran sebagai berikut.
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemamhaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif.

4
b. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerja
sama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Menurut Wibowo (2005: 163), fungsi utama bimbingan dan konseling yang
didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan
pengembangan. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
menghasilkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri dan pemahaman
terhadap lingkungan sosial peserta didik.

E. Asas Bimbingan Kelompok


Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dituntut untuk memenuhi
sejumlah asas-asas bimbingan kelompok. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan. Apabila
asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan
kelompok akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Menurut Prayitno asas-asas dalam bimbingan kelompok meliputi:
1. Asas keterbukaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki agar
anggota kelompok untuk bersikap terbuka dalam memberikan
informasi.
2. Asas kesukarelaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki para
peserta anggota kelompok untuk sukarela dalam mengikuti kegiatan.
3. Asas kekinian, yaitu segala sesuati yang terjadi dalam bimbingan
kelompok topik bahasan bersifat sekarang maupun masa terjadinya.
4. Asas kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki tata karma dan cara
berkomunikasi yang baik dan masih dalam batas norma yang berlaku.
Di samping itu, terdapat beberapa asas lainnya dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan kelompok, seperti asas keahlian; yaitu asas yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam
bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus
terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
Asas Alih Tangan Kasus yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-
tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat
menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian
pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus
kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.

5
Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju.

F. Jenis Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok mempunyai dua jenis layanan yaitu bimbingan
kelompok topik bebas dan bimbingan kelompok topik tugas (Amti, 1991: 114-
115). Ada dua jenis layanan bimbingan kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu
kelompok bebas dan kelompok tugas. Yang membedakan hanya pada topic
pembahasannya. Anggota kelompok dalam kelompok bebas melakukan kegiatan
tidak mendapatkan penugasan tertentu, dan dalam pelaksanaanya tidak ada
persiapan topic yang akan dibahas. Pelaksanaanya pemimpin kelompok
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan
arah dan isi kegiatan tersebut.
Dalam kelompok tugas, anggota kelompok diberikan tugas untuk menentukan
topic yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Tugas tersebut
dapat diberikan oleh pihak kelompok maupun pihak luar kelompok (Prayitno,
1995: 25). Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok topik bebas, pemimpin
kelompok memberikan kesempatan pada anggotanya untuk menentukan bersama
topik apa yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.
Sedangkan penyelenggaraan bimbingan kelompok topik tugas, dalam
pelaksanaannya pemimpin kelompok menentukan topik yang akan dibahas dalam
kegiatan bimbingan kelompok.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis
bimbingan kelompok yaitu bimbingan kelompok topik tugas dan topik bebas.
Dalam pelaksanaanya baik pada topik tugas maupun topik bebas setiap anggota
kelompok wajib menyelesaikan tugasnya sebagai anggota kelompok yaitu dengan
memberikan pendapat, tanggapan, dan sanggahan. Dalam hal ini letak perbedaanya
hanya pada materi yang akan dibahas dimana kelompok tugas materi yang akan
dibahas sudah disiapkan terlebih dahulu oleh ketua kelompok.

G. Komponen Bimbingan Kelompok


Komponen dalam layanan bimbingan kelompok merupakan hal yang paling
penting untuk menunjang agar layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan
dengan lancar. Sehingga komponen layanan bimbingan konseling terdiri dari: (1)
pemimpin kelompok, (2) anggota kelompok, dan (3) dinamika kelompok.
a. Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang
menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam layanan
bimbingan kelompok tugas Pemimpin kelompok adalah memimpin
kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa”
Konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus,
pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di
antara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada
pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut di atas.

6
Pemimpin kelompok merupakan komponen yang penting dalam
suatu kelompok (Mungin, 2005: 105). Pemimpin sangat berhubungan
dengan aktivitas kelompok dan pemimpin kelompok juga memiliki
pengaruh yang kuat dalam proses kelompok. Peranan pemimpin
kelompok dalam bimbingan kelompok yaitu:
1. memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan
secara langsung terhadap kegiatan kelompok,
2. pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana
perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik
perasaan-perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok,
3. pemimpin kelompok mengarahkan jalannya bimbingan
kelompok,
4. pemimpin kelompok memberikan tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi dalam kegiatan kelompok,
5. pemimpin kelompok mengatur jalannya kegiatan
kelompok, dan
6. pemimpin kelompok bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang terjadi dalam kegiatan kelompok (Prayitno,
1995: 35).
b. Anggota Kelompok
Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun
kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para
anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan
secara aktif para anggota kelompok. Peranan anggota kelompok agar
dinamika kelompok dapat terwujud yaitu:
1. membantu terbinanya suasana lebih akrab dalam
hubungan antar anggota kelompok,
2. mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri
dalam kegiatan kelompok,
3. berusaha agar apa yang dilakukannya itu membantu
tercapainya tujuan bersama,
4. membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik,
5. benar-benar berusaha secara aktif ikut serta dalam seluruh
kegiatan kelompok,
6. mampu berkomunikasi secara terbuka,
7. berusaha membantu anggota lain,
8. memberi kesempatan kepada anggota lainnya juga untuk
menjalankan peranannya, dan
9. menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu (Prayitno,
1995: 32).
c. Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang teratur dari
dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara
jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar
anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung
dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Kesimpulan
pengertian dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari dua individu atau lebih yang teratur dan memiliki hubungan yang

7
jelas secara psikologis yang berlangsung dalam situasi bersama
(Santosa, 2004: 05).
Dinamika kelompok adalah suatu studi yang menggambarkan
berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku
kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam
kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Kesimpulan dari pengertian dinamika kelompok yang telah dijelaskan
tadi, bahwa dinamika kelompok merupakan gambaran kekuatan yang
menentukan perilaku anggota kelompok yag memunculkan perubahan
dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
(Mungin, 2005: 61)
d. Besarnya Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan
mengurangi efektifitas bimbingan kelompok. Disamping itu dampak
layanan juga terbatas, karena hanya diperoleh oleh 2-3 orang saja.
Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. Karena
jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual
dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif. Kekurang-
efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok
melebihi 10 orang.
e. Homogenitas/heterogenitas Kelompok
Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-
sumber yang bervariasi. Dengan demikian, layanan bimbingan
kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-
sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan
masalah tertentu. Dalam hal ini, anggota yang homogen kurang efektif
dalam bimbingan kelompok. Sebaliknya anggota yang heterogen akan
menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.
f. Waktu dan Tempat
Layanan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan kapan saja,
sesuai dengan kesepakatan antara pemimpin kelompok dan para
anggota kelompok, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. Seiring
dengan waktunya, bimbingan kelompok diselenggarakan di tempat-
tempat yang cukup nyaman bagi para peserta, baik di dalam ruang
maupun di luar ruangan. Mereka duduk dengan membentuk sebuah
lingkaran di kursi atau bersila mengikuti kondis yag ada. Waktu
penyelenggaraan untuk setiap kali penyelenggaraan (satu sesi) layanan
bimbingan kelompok sekitar 1-2 jam. Banyaknya sesi untuk
penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok tergantung pada
keperluan dan kesepakatan yang tersedia.

H. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok


Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno
mengemukakan ada empat tahap kegiatan yang perlu dilalui dalam kegiatan
bimbingan kelompok yaitu:
1. tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membantuk kerumunan
sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap
mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan
bersama,

8
2. tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal
kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian
tujuan kelompok,
3. tahap kegiatan, tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik
tertentu, dan
4. tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat
kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta
merencanakan kegiatan selanjutnya (2004: 18).
Menurut Prayitno proses kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas tahap
pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.
1. Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan ini merupakan tahap pengenalan, tahap
perlibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu
kelompok. Pada tahap ini pemimpin kelompok dan para anggota
kelompok saling memperkenalkan diri. Kemudian pemimpin
kelompok memberikan penjelasan tentang asas kerahasiaan,
kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan dan kenormatifan akan
membantu masing-masing anggota kelompok untuk mengarahkan
peranan diri sendiri terhadap anggota lainnya dan pencapaian tujuan
bersama.
Dalam tahap ini pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya
pada (1) penjelasan tentang tujuan kegiatan, (2) penumbuhan rasa
saling mengenal antar anggota, (3) penumbuhan sikap saling
mempercayai dan saling menerima, dan (4) dimulainya pembahasan
tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.
2. Tahap Peralihan
Tahap yang kedua dalam bimbingan kelompok adalah tahap
peralihan. Tahap ini disebut juga sebagai tahap transisi, yaitu masa
setelah pembentukan dan sebelum masa kerja (kegiatan). Pada tahap
ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok
dalam “kelompok bebas” ataupun “kelompok tugas”, kemudian
pemimpin kelompok menawarkan apakah anggota kelompok sudah
siap untuk memulai kegiatan selanjutnya. Tugas pemimpin kelompok
dalam tahap peralihan ini adalah membantu para anggota untuk
mengenali dan mengatasi berbagai macam hambatan, rasa gelisah,
rasa enggan. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok yang telah siap untuk segera memasuki tahap kegiatan.
3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan pusat dari kegiatan bimbingan kelompok.
Dalam tahap ini suasana interaksi antar anggota kelompok mulai
tumbuh dengan baik. Para anggota bersikap saling menerima satu
sama lain, saling menghormati, saling berusaha untuk mencapai
suasana kebersamaan.
Dalam tahap kegiatan para anggota mencoba untuk
membicarakan suatu permasalahan yang nyata dialami oleh mereka.
Pemimpin kelompok bertugas untuk mengamati dan menentukan
arah dan tujuan apa yag diinginkan dari permasalahan yang mereka
bicarakan.

9
4. Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok dipusatkan pada
pembahasan dan penjelasan mengenai bagaimana mentransfer apa
yang telah dipelajari anggota dalam kelompok ke dalam
kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Peranan pemimpin
kelompok di sini adalah memberikan pengetahuan terhadap hasil-
hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok.
Setelah itu barulah pemimpin kelompok memberitahukan bahwa
kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok bersama dengan
anggota kelompok menyimpulkan hasil dari bimbingan kelompok dan
memberikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok (Prayitno, 1995:40).

I. Teknik Bimbingan Kelompok


Kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan melalui beberapa tahap yang
telah dijelaskan. Tatap-tahap tersebut merupakan hal yang harus diperhatikan
sehingga kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik dan teratur.
Selain memperhatikan tahap-tahap tersebut, perlu pula memperhatikan teknik-
teknik dalam pelaksanaannya. Winkel (2004: 470), menyatakan bahwa salah satu
teknik dalam bimbingan kelompok adalah sosiodrama sebagaimana dikutip dalam
kalimat berikut “sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan
kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran dengan cara
mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.
Romlah (2001: 87), menyatakan bahwa beberapa teknik yang biasa digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu antara lain: pemberian informasi atu
ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan
suasana keluarga (hoomroom), permainan peranan (role playing), karya wisata (
field trip) dan permainan simulasi (simulation games). Teknik-teknik tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut.
1. Teknik pemberian informasi
Teknik pemberian informasi dissebut juga dengan metode
ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seseorang pembicara
kepada sekelompok pendenggar.
2. Diskusi kelompok.
Diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan
masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan
seorang pemimpin. Didalam melaksanakan bimbingan kelompok,
diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi
juga untuk memecahkan persoalan, serta untuk mengembangkan
pribadi.
3. Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah merupakan suatu proses kreatif
dimana individu melalui perubahan yang ada pada dirinya dan
lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-
keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai
hidupnya. Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu
bagaimana pemecahan masalah secara sistematis.

10
4. Permainan Simulasi (simulation games).
Menurut Adams dalam Romlah (2001: 118) menyatakan bahwa
permainan simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk
merefleksikan situasisituasi yang terdapat dalam kehidupan nyata.
Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peran dan
teknik diskusi. Cara melaksanakan permaianan simulasi, langkah
pertama adalah menentukan peserta pemain yang terdiri dari
fasilitator, penulis, pemegang peran dan penonton (Romlah: 121).
5. Permainan Peranan (Role Playing)
Menurut Bennett dalam Romlah (2001: 99), permainan peranan
adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-
keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar
manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel denga
yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Dengan teknik ini,
anggota kelompok dapat mempelajari perilaku-perilaku baru dan pada
akhirnya diharapkan mengalami perubahan perilaku menjadi lebih
positif.
Bennett dalam Romlah (2001: 104), mengemukakan ada dua
macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permaianan
perananan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang
timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan yang kedua,
psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-
kebutuhan dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap
dirinya.

J. Evaluasi dan Tindakan Lanjut Bimbingan Kelompok


Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik
melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana (Prayitno, 1995: 81).
Penilaian dilakukan diakhir kegiatan layanan bimbingan kelompok, dilakukan
secara tertulis maupun lisan. Penilaian secara lisan dilakukan pada setiap akhir
pertemuan layanan, dengan anggota peserta menyampaian kesan dan pesan selama
mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan penilaian secara
tertulis anggota peserta layanan bimbingan kelompok diminta untuk mengisi
laiseg/ penilaian segera. Dimana peserta menilai jalannya suatu layanan bimbingan
kelompok yang sudah dilaksanakan.
Menurut Prayitno (1995: 81-82) penilaian terhadap kegiatan layanan bimbingan
kelompok dan hasil-hasilnya tidak bertitik tolak dari criteria “benar-salah”, namun
berorientasi pada perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta kegiatan.
Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui:
1. selama kegiatan berlangsung dapat diamati partisipasi dan aktivitas
peserta,
2. pengungkapan peserta terhadap materi yang dibahas selama
mengikuti kegiatan layanan,
3. pengungkapan peserta layanan atas fungsi dan manfaat layanan yang
telah mereka ikuti,
4. minat dan sikap peserta untuk mengikuti kegiatan lanjutan,

11
5. kelancaran proses dan suasana selama pelaksanaan kegiatan.

Hasil penilaian kegiatan layanan perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai kemajuan para peserta dan penyelenggaraan layanan. Setelah
menganalisis hasil pelaksanaan layanan perlu dilakukan tindak lanjut. Tindak
lanjut itu dilaksanakan melalui pertemuan bimbingan kelompok atau melalui
bentuk-bentuk layanan lainnya. Tindak lanjut berupa kegiatan layanan atau
kegiatan lainnya memerlukan perencanaan dan persiapan tersendiri dengan
mengikutsertakan secara aktif siswa yang bersangkutan dan sumber-sumber lain
yang diperlukan. Adapun arah, bentuk dan isi kegiatan tindak lanjut adala
memberikan sepenuhnya memberikan pelayanan secara tuntas kepada siswa.
Hasil dan proses layanan bimbingan kelompok perlu di nilai. Pada tahap
pengakhiran untuk setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan
kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi
UCA (Understanding, Comfort, dan Action) menjadi fokus penilaian hasil-hasil
bimbingan kelompok. Penilaian dilakukan delam tiga tahap, yaitu penilaian segera
(laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian jangka panjang (laijapan).
Laiseg dilakukan pada akhir setiap sesi layanan, sedangkan laijapen dan laijapan
dilakukan pasca layanan. Penilaian ini dapat dilakukan secara lisan (melalui
pengungkapan verbal) ataupun tulisan (dengan menggunakan format tertentu).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian intervensi adalah tindakan spesifik oleh
seorang pekerja sosial susia dengan sistem atau proses manusia dalam
rangka menimbulkan perubahan intervensi dapat diartikan seagai turut
campurnya sebuah negara dalam urusan dalam negeri negara lain dengan
menggunakan kekuatan atau ancaman kekuatan.
Menurut Hartinah “bimbingan kelompok adalah kegiatan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang dimana
kelompok sebagai wadah isi bimbingan konseling yang dicurah dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok sebanyak empat tahap yaitu tahap
awal yang diawali dengan membentuk kelompok dan menjelaskan tujuan
dilaksanakannya bimbingan kelompok kepada setiap anggota kelompok. Setelah
semua anggota kelompok memahami tujuan bimbingan kelompok dilanjutkan
dengan perkenalan dan meyakinkan setiap peserta kelompok tentang pentingnya
bimbingan kelompok tersebut bagi mereka dan akan dijagakerahasiaan atas apa
yang mereka ungkapkan atau permasalahan mereka dari siapapun di luar
kelompok. Setelah peserta bimbingan kelompok percaya dan setuju, maka
memasukitahap selanjutnya yaitu tahap peralihan dimana guru menjelaskan pada
peserta bimbingan kelompok tentang kegiatan yang akan mereka lakukan dan
cara-cara melakukannya.

B. Saran
Diharapkan agar guru memberikan layanan bimbingan kelompok yang lebih
teratur dan berkelanjutan untuk membantu siswa mengetahui hal yang berkaitan
dengan sikap kepercayaan diri. Pengetahuan tentang berbagai karakter dalam
kehidupan sehari- hari itu jarang disampaikan oleh guru bidang studi sehingga
tugas guru BK harus memberikan pengetahuan yang baik tentang perkembangan
karakter sampai tahun 2022 sekarang. Sebaiknya guru BK di sekolah memberikan
layanan bimbingan kelompok secara terprogram dikarenakan layanan bimbingan
kelompok memberikan suasana nyaman dan terbuka seperti suasana di rumah
sehingga siswa mampu mengembangkan dirinya secara baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amti, Erman. 1991. Bimbingan dan Konseling. Penerbit: Jakarta

Kasim, J. (2021). Pengertian Intervensi, Macam-Macam & Arti Intervensi Menurut Para
Ahli Bag I. https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/06/03/pengertian-intervensi-
macam-macam-arti-intervensi-menurut-para-ahli-bag-i/

Mungin, Eddy Wibowo. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes


Press.

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UPT UNM
PRESS.

Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, H. (2018). Layanan Bimbingan Kelompok.


https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2018/01/13/layanan-bimbingan-kelompok/

Winkel W.S dan M.M Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta:Media Abadi.

14

Anda mungkin juga menyukai