Anda di halaman 1dari 16

INTERAKSI SOSIAL

Pertemuan 9

Riri Maria Fatriani, S.Sos.,


M.Si

Program Studi Ilmu


Pemerintahan
Universitas Jambi
2021
INTERAK
SI SOSIAL
1. Konsep dasar Interaksi Sosial
2. Teori sosiologis tentang Interaksi Sosial
3. Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial
4. Aturan dalam Interaksi Sosial
5. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Konsep Dasar Interaksi
Sosial
• Defenisi: Hubungan timbal balik berupa aksi
saling mempengaruhi antara individu dan
individu, dindividu dan kelompok, dan antara
kelompok dan kelompok (Soerjono S dan K.
young)

• Ciri-ciri Interaksi Sosial: Jumlah pelaku dua


orang atau lebih, Komunikasi melalui simbol atau
lambang tertentu, Dimensi waktu dan adanya
tujuan (C.P. Loomis)

• Jenis Interaksi: Interaksi Fisik, Interaksi Verbal


dan Interaksi Emosional (Shaw, 1976)

• Tujuan Interaksi: Terciptanya hubungan yang


harmonis, Tercapainya tujuan hubungan dan
kepentingan, Sarana dalam mewujudkan
keteraturan hidup bermasyarakat (B.T. Soleman)
4
2. Teori Sosiologis Interaksi Sosial
• Pendekatan Interaksionisme simbolik dalam
analisis Interaksi Sosial:
Suatu kerangka berpikir untuk membangun teori
yang melihat masyarakat sebagai hasil dari
interaksi keseharian individu. Simbolik mengacu
pada penggunaan simbol dalam interaksi. Simbol
adalah sesuatu yang diberi nilai dan makna oleh
penggunanya

• Tokoh:
1. George Herbert Mead;
Interaksi merupakan proses pertukaran simbol
atau tanda.
2. Herbert Blumer;
Dalam interaksi orang belajar memahami
simbol-simbol yang dikomunikasikan oleh
orang lain terhadapnya (Act, Thing and Meaning)
3. dll
3. Syarat Terjadinya Interaksi
Sosial
• Kontak Sosial: Cara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Sifat Kontak sosial yaitu positif
dan negatif, sifat kedua primer dan sekunder.

• Komunikasi: Komunikasi artinya berhubungan


atau bergaul dengan orang lain. Komunikasi
merupakan proses penyampaian informasi,
gagasan, ide dan lainnya melalui simbol-simbol,
seperti kata-kata, gambar, gerak anggota tubuh
dll.
Lima unsur pokok komunikasi;
komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek
4. Aturan dalam Interaksi Sosial
• Ruang:
1. Jarak intim
2. Jarak pribadi
3. Jarak sosial
4. Jarak publik

• Waktu
• Gerak dan Sikap tubuh
• Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi
Sosial:
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Ras atau warna kulit
4. Penampilan fisik
5. Bentuk tubuh
6. Pakaian
7. Wacana
DRAMATURGI GOFFMANN
• Dipengaruhi oleh pemikiran G. H. Mead tentang
konsep “The Self”
• Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang
disajikan manusia. Situasi dramatik yang
seolah-olah terjadi di atas panggung sebagai
ilustrasi untuk menggambarkan individu-
individu dan interaksi yang dilakukan mereka
dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari pertunjukan diri goffmann ini adalah


penerimaan penonton akan dimanipulasi. Bila seorang aktor
berhasil, maka penonton akan melihat aktor sesuai sudut
yang memang ingin diperlihatkan oleh aktor tersebut.

INGAT !
DRAMATURGI mempelajari konteks dari perilaku manusia
dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari
hasil dari perilakunya tersebut.
Front stage Back stage
(Panggung depan) (Panggung belakang)

Penampilan
Setting Front
personal
Gaya

Front Personal: Berbagai macam perlengkapan sebagai


pembahasa perasaan sang aktor
Front stage: Bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan.
mendefinisikan situasi penyaksi Penampilan: Terdiri dari berbagai jenis barang yang
pertunjukan. mengenalkan status sosial aktor
Back stage : Ruang dimana disitulah berjalan skenario Setting: Pemandangan fisik yang harus ada jika sang
pertunjukan oleh “tim” (masyarakat aktor memainkan perannya.
rahasia yang mengatur pementasan Gaya: Mengenalkan peran macam apa yang
masing-masing aktor) akan
dimainkan aktor dala, situasi tertentu. 9
1. Expression given (Ekspresi
yang diberikan)

2. Expression given off


(Ekspresi yang dilepaskan)

3. Impression management
(Memanipulasi/mengatur pernyataan yang
dikeluarkan)

4. Performance (Penampilan)
5. Frontstage (Panggung depan)
6. Backstage (Panggung Belakang)

DRAMATURGI
Erving Goffmann (1922-1982)
10
Contoh kasus:

Pada saat di kelas, seorang guru dan dosen berperan sebagai pengajar dan pendidik.
Mereka memberi berbagai peraturan dan tugas di kelas. Mereka melakukan tugas di
kelas sesuai dengan peran mereka sebagai pengajar (guru dan dosen). Namun, di
luar perannya tersebut, mereka berperilaku seperti orang lain yang tidak memliki
peran sebagai pengajar.

11
5. Bentuk-bentuk *Proses Sosial
Dasar
Interaksi Sosial

• Asosiatif : Kerjasama, akomodasi (bentuknya


antara lain yaitu, koersi, kompromi, konsiliasi,
arbitrasi, mediasi, ajudikasi), asimilasi dan
akulturasi.

• Disosiatif: Persaingan, Kontravensi, dan


Pertentangan (konflik).

*Proses Sosial: Diartikan sebagai hubungan timbal-balik


antara berbagai segi kehidupan bersama
Lanjutan …

*Asosiatif: Bentuk interaksi sosial positif yang mengarah


pada kesatuan. Asosiatif juga disebut proses sosial integratif
atau konjungtif. Proses ini penting untuk kemajuan
masyarakat. Dalam proses sosial ini, anggota-anggota
masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah
pada pola-pola kerjasama.

*Disosiatif: Keadaan sosial dalam keadaan yang kurang


harmonis akibat adanya pertentangan antar anggota
masyarakat. Ketidaktertiban sosial memunculkan
disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota
masyarakat tersebut. Proses sosial disosiatif juga disebut
proses sosial disintegratif atau disjungtif. Meski proses ini
menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat,
ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat.
TAHAP PROSES
ASOSIATIF
• Memulai (Initiating)
• Menjajaki (Experimenting)
• Meningkatkan (Intensifying)
• Menyatupadukan (Integrating), dan
• Mempertalikan (Bonding)

14
TAHAP PROSES
DISOSIATIF
• Membeda-bedakan (Differentiating)
• Membatasi (Circumscribing)
• Memacetkan (Stagnating)
• Menghindari (Avoiding), dan
• Memutuskan (Terminating)

15
Thank You!
16

Anda mungkin juga menyukai