Anda di halaman 1dari 14

ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

OLEH:

KELOMPOK 5
ISRIWAL P.A
YOLANDA STEPY
ANGGUN MUSTIKA YANTI
PETA KONSEP

DINAMIKA PENDIDIKAN
FORMAL

PENDIDIKAN
ORIENTASI KURIKULUM
FORMAL DAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
BUDAYA BELAJAR
FORMAL FORMAL
DI SEKOLAH
Orientasi Pendidikan Formal

Orientasi Pendidikan Formal

membangun dan menanamkan prinsip


kecerdasan emosi dan spiritual anak
merupakan misi penting dalam
pendidikan anak disamping kecerdasan
kognitif pada anak.
Namun yang terjadi…

Kecenderungan pendidikan itu lebih terorientasi pada


pengembangan kecerdasan kognitif saja terutama
kecerdasan logika dan bahasa,
mengabaikan kecerdasan emosi sosial dan spiritual anak
dalam makna yang lebih kontekstual dan hakiki.

Taman Kanak-kanak mengajarkan membaca, menulis dan


berhitung. Artinya, pendidikan Taman Kanak-Kanak telah
menekankan pada kecerdasan akdemik/kognitif tanpa
mengimbangi dengan kecerdasan lain. Hal ini berarti pula
bahwa sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh guru-guru
masih tetap mementingkan akan kemampuan logika dan
bahasa.
orientasi pendidikan formal terutama di tingkat
perguruan tinggi saat ini bisa dikatakan hanya untuk
mempersiapkan agar lulusannya dapat menjadi
tenaga kerja yang andal.

Ketika seseorang wanita telah mencapai tingkat


pendidikan yang cukup tinggi, maka yang
dibayangkan setelah lulus nanti adalah bagaimana
caranya mendapatkan pekerjaan.
KURIKULUM PENDIDIKAN FORMAL
Di Indonesia, jika diamati dari beberapa sekolah, kurikulum yang di
pakai masih berorientasi pada kurikulum pola lama yang meliputi :

 Berorientasi hanya menghafal materi ( rote memoration)

 Latihan intensif mengerjakan soal-soal lebih banyak mengandalkan kemampuan kognitif


(akademik) dan sedikit melibatkan aspek (sosial, emosi dan spiritual)

 Materi pelajaran bersifat abstrak dan tidak konkrit

 Materi pelajaran terpisah, tidak berhubungan atau tidak terintegrasi dengan mata pelajaran
lainnya (Fragmented curriculum)

 Materi pelajaran tidak kontekstual atau tidak relevan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa
tidak mengetahui manfaat nyata dari materi yang sedang dipelajari.

 Guru berceramah dan anak menjadi pendengar yang pasif.

 Siswa yang lebih banyak duduk di kelas dalam mengerjakan tugas tanpa berinteraksi dengan
kawannya.

 Ujian atau ulangan yang di berikan lebih mengutamakan pilihan berganda ( Multiple choice ).
KURIKULUM PENDIDIKAN FORMAL

Kurikulum dengan pola lama dianggap sebagai


penyebab utama kegagalan dalam membentuk
generasi yang cinta belajar sepanjang hayat baik
dalam tataran kecerdasan akademik anak tapi juga
cinta belajar dalam kecerdasan sosial emosi dan
spiritual anak

PERUBAHAN
KURIKULUM
Pada dasarnya pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu :
 Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan
yang maha esa
 Manusia berbudi pekerti luhur
 Manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
 Manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani
 Manusia yang memiliki kepribadian mantap dan mandiri
 Manusia yang memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan
“Budaya Belajar”

Ada beberapa pandangan tentang budaya belajar:


1. budaya belajar dipandang sebagai sistem pengetahuan
yang dimiliki oleh sekelompok manusia dalam
masyarakat.
2. budaya belajar memiliki fungsi sebagai pola bagi
kehidupan manusia dan pola itu menjadi pedoman
bagi manusia untuk bertingkah laku.
3. budaya belajar berfungsi untuk memahami dan
menginterpretasikan lingkungannya.
4. budaya belajar sebagai bagian proses adaptasi manusia
dengan lingkungan baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.
BUDAYA BELAJAR DISEKOLAH

“si anak dalam pelajaran matematika bertanya tentang suatu peristiwa


perkembangan bunga di rumah, yang tadi pagi sebelum berangkat
kesekolah, dia mengamati bahwa bunga mawar yang merah merekah pada
sore hari ternyata berguguran di pagi hari, ini menimbulkan pertanyaan
dan rasa ingin tahunya sehingga di saat pelajaran matematika si anak
bertanya pada guru tapi apa yang jawaban yang diberikan guru :
“kita lagi belajar matematika bukan ilmu alam “

Dampak
Pembunuhan
Karakter
Sikap orang tua juga sangat mempengaruhi atas
keberadaan insting belajar seorang anak. salah satu
contohnya, seorang anak punya rasa ingin tahu dan
selalu bertanya,.
Dalam kehidupan sehari-harinya ada
kecenderungan orang tua tidak mau menjawab
pertanyaan dengan alasan orang tua bukan guru, atau
mempunyai kesibukan dengan pekerjaan rumah tangga,
atau beranggapan bahwa pertanyaan anak itu
merepotkan dan tidak perlu di jawab.
Kalaupun ada jawaban sepertinya menjawabnya
serampangan dalam arti kata tidak memberikan jawaban
yang patut.
Dalam cara belajar, selayaknya guru dan orang
tua menyadari dan mengetahui bagaimana cara atau
bersikap yang patut terhadap diri seorang anak.
 Adapun cara atau sikap yang patut itu adalah :
1. Memberikan pendidikan sesuai dengan umur.
2. Mendidik anak sesuai dengan perkembangan
psikologis dan sosial budayanya
3. Mendidik sesuai dengan kebutuhan spesifik anak
Diskusi:

1. Masrizal
Dinamika dapat dijelaskan melalui perubahan
kurikulum sampai kurikulum sekarang sehingga
menimbulkan budaya belajar.

Anda mungkin juga menyukai